Anda di halaman 1dari 23

PERANAN MALAM BINA IMAN DAN TAKWA

(MABIT) DALAM MENINGKATKAN AKHLAK


PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPIT TUNAS
HARAPAN ILAHI CIPONDOH KOTA
TANGERANG
Proposal Skripsi
Diajukankepada Fakultas Agama Islam untuk
Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:
ZULFA NOVIONITA
NIM : 1603020019
NIMKO :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF
TANGERANG

iii
(1441 H/2020 M)
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam yang

menguasai seluruh semesta dengan segala kekuasaan-Nya yang senantiasa

melimpahkan rahmat, hidayah serta karuniya-Nya, sehingga atas izin dan nikmat-

Nya, penulis dapat menyusun proposal skripsi yang berjudul “PERANAN

MABIT DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SPIRITUAL ISLAM

PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPIT TUNAS HARAPAN ILAHI

CIPONDOH KOTA TANGERANG” ini dengan baik. Shalawat serta salam

selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad saw, berkat syafaat dan berkah

beliau kita dapat menjalankan kehidupan ini dengan penuh kedamaian hati.

Penyusunan proposal skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi tugas dan

persyaratan ujian Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Agama Islam. Penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Mustafa Kamil, Dipl., RSI.,M.Pd. selaku Rektor

Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.

2. Bapak Karmawan, M.A, selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas

Islam Syekh Yusuf Tangerang.

3. Bapak Ahmad Haromaini, M.Ag, selaku Wakil Dekan Fakultas Agama

Islam Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.

iii
4. Bapak Irawan, M.Pd.I, selaku Kepala Program Studi Fakultas Agama Islam

Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang.

5. Segenap dosen dan seluruh staf Fakultas Agama Islam Universitas Islam

Syekh-Yusuf Tangerang yang telah membekali penulis dengan berbagai

ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai penulisan proposal skripsi.

6. Ayahanda tercinta,Supardi dan Ibunda tercinta, Musiti yang senantiasa

memberikan bimbingan serta motivasi baik secara moril maupun materi.

7. Segenap rekan-rekan mahasiswa angkatan 49 (2016) Fakultas Agama Islam

Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang, yang telah memberikan

motivasi, kebersamaan, dan arahan serta bersedia bertukar pikiran dan

bantuan sehingga skripsi ini terselesaikan.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam menjalankan tugas dan amanat

masih banyak terdapat kesalahan dan kelalaian dari penulis. Untuk itu dengan

penuh kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

demi kesempurnaan skripsi ini serta demi meningkatkan kualitas pendidikan dan

profesionalitas dalam integritas pendidikan. Akhirnya penulis berharap bahwa apa

yang telah penulis curahkan dalam proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan khususnya pembaca pada umumnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘alamin.

Tangerang, 20 Februari 2020

Zulfa Novionita

iii
iii
Lembar Pengesahan Proposal Skripsi

PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Proposal Skripsi yang berjudul “PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL


GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Di ALMAKA KALIDERES JAKARTA
BARAT” telah diujikan dalam sidang proposal skripsi Fakultas Agama Islam
Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang pada hari ...........,
tanggal ........bulan………tahun………

Tangerang, …………….20....

Menyetujui,

Penguji I, Penguji II,

…………………….. ……………………..
NIDN/K: 410520143 NIDN/K: 410530275

iii
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................. 4

1.3 Pembatasan Masalah ................................................................ 5

1.4 Perumusan Masalah .................................................................. 5

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

1.6 Kegunaan Penelitian ................................................................. 6

1.7 Kerangka Penelitian.................................................................... 7

1.7.1. Konsep Pendidikan Islam...................................................

1.7.2. Teori Variabel X ............................................................ 7

1.7.3. Teori Variabel Y ......................................................... 10

1.8 Hipotesis .................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
1.1 Latar Belakang Masalah

Akhlak merupakan ukuran kemanusiaan yang hakiki dan bagian yang

tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Problematika akhlak pun menjadi

pembahasan penting terhadap kualitas manusia yang tidak hanya diukur dari

keunggulan keilmuan dan keahlian. Setiap individu manusia telah dibekali

Allah, dengan potensi akal, hati dan tubuh jasmani, karena itu manusia

memiliki kemampuan untuk berfikir, merasa dan bertingkah laku, tidak sedikit

di zaman modern ini orang-orang yang berpendidikan dan mempunyai

pengetahuan luas.

Namun tidak banyak yang mempunyai etika akhlak yang baik,

contohnya banyak kita jumpai persoalan tentang korupsi yang dilakukan oleh

para pejabat tinggi negara, tawuran antar pelajar, tindak kriminal yang

dilakukan oleh remaja, pengedaran narkoba yang dilakukan oleh pelajar,

bulliying, serta perilaku tidak jujur yang dilakukan pelajar karena

perkembangan ilmu teknologi, yang begitu pesat.

Persoalan akhlak yang terjadi di masyarakat saat ini,Terutama di kalangan

remaja bahkan pelajar sekolah telah memberikan perhatian khusus bagi

lembaga pendidikan mengingat dunia pendidikan merupakan tujuan untuk

membentuk akhlak yang baik dalam mempersiapkan masa depan manusia.

Pembentukan akhlak adalah suatu usaha membentuk kepribadian manusia

dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinanaan.

iii
Penjelasan ini diperkuat pada salah satu hadits yang mengatakan innama

buitstu li utammima makarim al-akhlaq (HR. Ahmad) yang artinya “Hanya

saja aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Dalam

pencapaian akhlak yang mulia kita mengenal iman sebagai aspek dari Ajaran

Islam. 1

Iman sangat berkaitan dengan amal shalih dan perbuatan terpuji, iman

yang tidak disertai dengan amal shalih dinilai sebagai iman yang palsu, bahkan

dianggap kemunafikkan. Iman adalah percaya. Percaya dengan sepenuh hati

bahwa Allah adalah satu-satunya Allah, umat manusia dengan percaya kepada

Allah, maka kita percaya juga dengan aspek-aspek lain yang berhubungan

dengan-Nya, seperti Iman kepada malaikat, Rasul, kitab, hari akhir dan takdir.

Iman erat kaitannya dengan taqwa.

Takwa artinya meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah dan

menjauhi segala larangan-Nya. Maka dianggap memiliki kulitas takwa yang

tinggi adalah saat seseorang mampu menjauhi apa yang dilarang Allah karena

khawatir akan terjerumus kepada apa yang dilarang-Nya. Iman yang berarti

percaya menunjuk pada batin yang terletak di dalam hati.

Orang tersebut dapat dikatakan beriman bukan hanya percaya terhadap

sesuatu, namun kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucap serta

melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinannya. Karenanya, iman bukan hanya

dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu dalam diri seseorang dengan

dibuktikan dalam perbuatannya.

1
Ali Mas‟ud, Akhlak Tasawuf, (Sidoarjo: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2012), h. 7
1

iii
Iman yang telah dibawa sejak dalam kandungan memerlukan dengan cara

berkesinambungan. Iman yang unggul apabila tidak diserta dengan

pemeliharaan yang baik, maka besar kemungkinan akan menghilang. Demikian

pula dengan iman. Pengaruh terhadap seseorang akan mengarahkan iman atau

kepribadian maupun perilaku seseorang, baik yang datang dari lingkungan

keluarga, teman, maupun pendidikan

Pada zaman modern sekarang ini, keimanan dan ketaqwaan seseorang

menjadi sebuah permasalahan yang signifikan, dimana pada zaman modern

sekarang ini banyak sekali kita jumpai berbagai tindakan kriminal maupun

seksual yang terjadi dikalangan pelajar, baik pada jenjang Sekolah

Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas bahkan Sekolah Dasar.

Hal seperti ini tentu menjadi keresahan tersendiri baik dari pihak orang

tua, guru dan juga masyarakat. Sangat disayangkan ketika anak usia sekolah

yang seharusnya memiliki moral, kualitas pendidikan dan akhlak yang baik

yang mereka dapat di lembaga pendidikan sekolah harus dirusak oleh

rendahnya nilai keimanan dan ketaqwaan yang ada di dalam diri masing-

masing.

Pada suatu lembaga sekolah di SMPIT TUNAS HARAPAN ILAHI yang

beralamat dijalan Tugu Karya 2 Kelurahan Cipondoh makmur, Kecamatan.

Cipondoh kota Tangerang adalah sekolah islam terpadu yang mempunyai

jargon “ The Islamic Character Education School”. SMPIT Tunas Harapan

Ilahi lebih akrab dikalangan masyarakat sekitar dengan nama SMPIT THI.

Sejak awal berdiri tahin 2001 sampai saat ini, sekolah SMPIT THI di tahun

iii
ajaran 20019 atau 2020 sudah memiliki 229 siswa teridir dari 3 level dan

masing-masing level terdiri dari 3 kelas A,B,C.

Sekolah SMPIT THI selain fokus dengan akademik al-quran dengan metode

Umminya, juga fokus pada pembentukan karakter para peserta didik. Dengan

melakukan pembiasaan-pembisaan yang sesuai tuntunan Al-Quran dan al

hadis. Salah satu pembentukan karakternya, THI menglihkannya dalam sebuah

kegiatan yang terbagi pada 2 program, yaitu program dari bidang Kesiswaan

dan Program dari bidang kesiswaan.

Pembentukan karakter didisni lebih mendominasi pada program kerja

kesiswaan salah satunya adalah kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan

Taqwa) Kegiatan tersebut menghasilakn nilai-nilai yang positif sehingga

peserta didik terhindar dari pergaulan yang tidak baik

(Tawuran,NarkobaMeroko).

1.2 Identifikasi Masalah

Di dalam skripsi yang berjudul “Peranan Mabit Dalam Meningkatkan

Akhlak Spritual Islam Peserta Didik kelas VIII Di SMPIT Tunas Harapan

Ilahi Cipondoh Tangerang” di bagi menjadi dua variabel yaitu Peranan Mabit

Dalam Meningkatkan Akhlak Spritual Islam Peseerta Didik . Maka dari itu

penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh Mabit terhadap akhlak spiritual islam?

2. Apakah setelah dilaksanakannya Mabit, dapat Meningkatkan

akhlak spiritual peserta?

iii
3. Apakah ada pengaruh mabit dalam menentukan akhlak spiritual

islam?

1.3 Pembatasan Masalah

Perumusan Masalah Mengingat begitu permasalahan yang diteliti dalam

menyusun skiripsi ini, maka peneliti membatasi masalah dengan penelitian di

SMPIT Tunas Harapan Ilahi Cipondoh Tangerang tentang Peranan Mabit Dalam

Meningkatkan Akhlak Spritual Islam Peserta Didik Kelas VIII di SMPIT Tunas

Harapan Ilahi Cipondoh Tangerang.

1.4 Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Malam Binaan Iman dan Taqwa di SMPIT

TUNAS HARAPAN ILAHI?

2. Bagaimana akhlak peserta didik di SMPIT TUNAS HARAPAN

ILAHI?

3. Bagaimana pengaruh kegiatan Malam Binaan Iman dan Taqwa)

terhadap pembentukan akhlak peserta didik di SMPIT TUNAS

HARAPAN ILAHI?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ialah:

iii
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Malam Binaan Iman dan Taqwa di

SMPIT TUNAS HARAPAN ILAHI

2. Untuk mengetahui akhlak peserta didik di SMPIT TUNAS HARAPAN

ILAHI

3. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan Malam Binaan Iman dan Taqwa

terhadap pembentukan akhlak peserta didik di SMPIT TUNAS

HARAPAN ILLAHI

1.6 Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu

pengetahuan dalam bidang pendidikan akhlak khususnya dalam

pembentukan akhlak dari kegiatan Malam Binaan Iman dan Taqwa.

2. Secara sosial dan praktis

a. Siswa

Pelaksanaan kegiatan Malam Binaan Iman dan Taqwa

diharapkan dapat membantu meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan peserta didik.

b. Guru

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kegiatan Malam

Binan Iman dan Taqwa yang baik dapat menangani kerusakan

akhlak peserta didik dan pembentukannya.

iii
c. Lembaga Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif solusi langkah

pembinaan dan peningkatan mutu akhlak di SMPIT TUNAS

d. Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang banyak terkait

kegiatan Malam Binaan Iman dan Taqwa dalam membentuk akhlak

manusia.

e. Umum

Dapat dijadikan bahan penelitian yang lebih lanjut.

1.7 Kerangka penelitian

1.7.1. Teori Pendidikan

Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogy,yang

mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh

seorang pelayan.Pelayan yang emngantar dan menjemput dinamakan

Paedagogos. Dalam bahasa Romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate yang

berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual.2

Menurut Crow and crow, seperti yang dikutip oleh Fuad Ihsan dalam

bukunya “Dasar-dasar Kependidikan”, mengatakan bahwa pendidikan adalah

proses yang berisikan berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk

2
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), h, 39

iii
kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta

kelembagaan social dari generasi ke generasi.3

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat.4

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena manusia di saat

dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun, sebagaimana firman Allah di dalam

Al Qur’an. Firman Allah Swt:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu, tidak mengetahui

sesuatu” (Q.S 58:2). Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dari hidup dan kehidupan manusia. Bagaimanapun sederhana komunitas manusia

memerlukan pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan

komunitas tersebut akan ditentukan oleh aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab

pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia.

Dalam perkembangannya pengertian pendidikan selalu mengalami

perubahan menuju kesempurnaan. Pada awalnya, istilah pendidikan berarti

bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik

oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya,

pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang

3
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), h, 40
4
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahum 2003

iii
agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih

tinggi.

1.7.2. Konsep pendidikan islam

Dalam ilmu pengetahuan, konsep itu sangat penting. Dalam konsep

terdapat defenisi yang menggambarkan ciri-ciri khusus. Pendidikan islami

merupakan “sistem” pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Teori-

teori yang digunakan dalam pendidikan Islami yaitu teori yang disusun

berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadis.

Pendidikan Islami sebagai sistem pendidikan membahas komponen-

komponen utama pendidikan, yaitu:

1. Tujuan pendidikan

2. Kurikulum pendidikan

3. Proses belajar mengajar

4. Tenaga pendidik-kependidikan

5. Peserta didik

6. Metode

7. Saran-prasarana

8. Evaluasi pembelajaran

Pendidikan Islami harus berhasil mengembangkan mutu dengan

melakukan penjaminan mutu internal di samping penjaminan mutu eksternal.

Namun, pada umumnya para pengelola pendidikan Islami mendapat kesulitan

dalam meraih mutu tertinggi karena tidak mengenali teori-teori manajemen

iii
mutu yang cocok untuk mengembangkan mutu pendidikan Islami. Oleh karena

itu, pendidikan Islami menjadi ukuran fundamental kemajuan umat Islam

sehingga perlu dikembangkan sistem pendidikan yang benar-benar Islami

1.7.3. Mabit

a. Pengertian Bahasa Mabit berarti bermalam. Dalam Termonologi

Dakwah dan tarbiyah, mabit adalah salah satu sarana tarbiyah untuk

membina ruhiyah, melembutkan hati, membersihkan jiwa dan

membiasakan fisik untuk beribadah sehingga memiliki kecerdasan

spiritual yang kuat pada Allah Swt. Istilah mabit sering digunakan

pada salah satu rangkaian ibadah haji, yaitu mabit di Muzdalifah dan

Mina. Dalam buku Ensikologi Fiqih Haji dan Umroh karya Gus Arifin,

disebutkan bahwa mabit berasal dari kata baata seperti dalam kalimat

fii makaani bata, yang artinya bermalam. Sedangkan kata al-mabit

berarti tempat menetap atau menginap di malam hari, bermalam.

Berdasarkan pengertian di atas mabit merupakan kegiatan bermalam

beberapa hari untuk mempersiapkan diri beribadah kepada allah

meliputi kegiatan Shalat Berjamaah, Shalat Tahajud, Tilawah,

Tausyiah dan bermuhasabah diri sehingga tidak hanya dibekali

kecerdasan intelektual, jasmani tetapi juga dengan kecerdasaan

spiritual yang kuat.

1.7.4 Pengertian Akhlaq

iii
Secara etimologis (lughatan) aklak (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak

dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar

dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. seakar dengan kata khaliq (pencipta).

makhluk (yang diciptakan) dan khalaq (penciptaan).5

Kesamaan akar kata di atas mengiisyaratakan bahwa dalam

akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak

khaliq (Tuhan) denahn perilaku makhluk (manusia). Atau denagan

kata lain, tata perilaku seorang terhadap orang lain dan lingkungananya

baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau

perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (tuhan).

Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlak bukan saja merupakan tata aturan

atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga

norma yang mengatur hubungan antara mansuia dengan tuhan dan bahkan dengan

alam semesta sekalipun.

1.7.4. AKHLAK TERPUJI (AKHLAK MAHMUDAH)

Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa

Arab, akhlak mahmudah. Mahmudah merupakan bentuk

maf’ul dari kata hamida yang berarti terpuji. Akhlak terpuji

disebut pula dengan akhlak karimah (akhlak mulia), atau

makarim al-akhlak (akhlak mulia), atatu al-akhlak al al-

5
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan
Islam (LPPI), 2006), h. 1-14

iii
munjiyat (akhlak yang menyelamatkan pelakunya). Istilah

yang kedual berasal dari hadis Nabi yang terkenal (bu itsu li

utammima makarim makarim al-akhlaq).

Menurut Al-Ghazali, akhlak terpuji merupakan sumber

ketaatan dan kedekatan kepada Allah SWT. Sehingga

mempelajari dan mengamalkannya merupakan kewajiaban

individual setiap Muslim.

Al-Quzwaini menyatakan bahwa akhlak terpuji adalah

ketetapan jiwa dengan perilaku yang baik dan terpuji.

Adapun menurut Al-Mawardi, akhlak terpuji adalah

perangai yang baik dan ucapan yang baik.

Ibnu Qayyim mengemukakan bahea akhlak terpuji adalah

ketundukan dan keinginan yang tinggi. Sifat-sifat terpuji

berpangkal dari kedua hal itu. Ia memberikan gambaran

tentang bumi yang tunduk pada ketentuan allah. Ketika air

turun menimpanya, bumi meresponya dengan kesuburan

dan menumbuhkan tetumbuhan yang indah. Demikian pula,

manusia, ketika diliputi rasa ketundukan kepada allah, lalu

turun taufik dari allah kepadanya, ia akan meresponya

dengan sifat-sifat terpuji.

Menurut Ibnu Hazm, pangkal akhlak terpuji ada empat:

awaan adil, paham, keberanian, dan kedermawaan

iii
Menurut Abu Dawud Al-Sijistani (w. 275/889), akhlak

terpuji adalah perbuatan yang disenangi, sedangkan akhlak

tercela adalah perbuatan yang harus dihindari.

B. Macam-macam Akhlak Terpuji

Dalam menentukan macam-macam akhlak terpuji, para pakar Muslim

umumnya merujuk pada ketentuan Al-Quran dan hadis.

Muhammad bin Abdillah Al-Sahim menyebutkan bahwa di antara akhlak terpuji

adalah bergaul secara baik dan berbuat baik kepada sesama, adil, rendah hati,

jujur, dermawan, tawakal, ikhlas, bersyukur, sabar, dan takut kepada allah.

1. Akhlak kepada Allah SWT.

Akhlak kepada Allah SWT. Adalah sebagai berikut

a. Menauhidkan Allah

Tauhid adalah pengakuan bahwa Allah satu-satunya yang

memiliki sifat rububiyyah dan ukuhiyah, serta kesempurnaan

nama dan sifat. Tauhid dapat dibagi ke dalam tiga bagian.

iii
Y
X

rxy

Sebagai Variabel Bebas Sebagai Variabel terkait


Gambar 1.1 Epsilon

iii
Kerangka Penelitian

1.8 Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam

penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir.

Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setepian penelitian harus merumuskan

hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak

perlumerumuskan hipotesis. Mabit memiliki peran dalam meningkatkan akhlak

iii
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mas‟ud, Akhlak Tasawuf, Sidoarjo: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2012.

An-Nawawi, Shahih Muslim Syarh an-Nawawi, tahqiq: Khalil Ma’mun Syiha,

Dar al-Ma’rifah, cet. III, 1417 H/1996 M, XVII/43.

Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an dan terjemahannya (Solo;Al-

Qomari:2010).

Qadir Abdulallah, Al Islam baina Jahli Abna’ihi wa ‘Ajzi ‘Ulama’ihi (tt: al Itihad

al Islami al ‘Alami lil Munadhomat ath thulabiyah, 1985)

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahum 2003.

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Islam.

iii
iii

Anda mungkin juga menyukai