Anda di halaman 1dari 25

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIKIH PADA SISWA

KELAS VII MTS PSM JELI KARANGREJO

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :
CHOIRUL ANWAR
NIM. 12201193157

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

TAHUN 2023
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIKIH PADA SISWA

KELAS VII MTS PSM JELI KARANGREJO

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Guna Menyusun Skripsi

OLEH :

CHOIRUL ANWAR

NIM. 12201193157

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKUKTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
TAHUN 2023

i
DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Konteks Penelitian ................................................................................................ 1
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 5
A. Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih ................................................................. 5
B. Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih ..................... 10
C. Faktor yang Menghambat Upaya Guru dalam Meningkatkan Belajar Siswa
12
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................. 9
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian......................................................................... 9
B. Lokasi Penelitian ................................................................................................... 9
C. Subyek dan Obyek Penelitian ............................................................................ 10
D. Sumber Data ........................................................................................................ 10
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 11
F. Teknik Analisis Data.......................................................................................... 12
G. Teknik Keabsahan Data ........................................................................................ 13
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 15
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 15
B. Saran .................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Pendidikan adalah sarana utama untuk mensukseskanpembangunan
nasional, karena dengan pendidikan diharapkan dapat mencetak sumber daya
manusia berkualitas yang dibutuhkan dalam pembangunan. Titik berat
pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan
jenis pendidikan serta perluasan kesempatan belajar pada jenjang dan jenis
penidikan dasar. Pendidikan juga merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi dalam
upaya meningkatkan taraf hidup suatu bangsa agar tidak sampai menjadi bangsa
yang terbelakang dan tertingal dengan bangsa lain. Pendidikan saat ini telah
direduksikan sebagai pembentukan intelektual semata, sehingga menyebabkan
terjadinya kedangkalan budaya dan hilangnya identitas lokal dan nasional.
Perubahan yang global dengan liberalisasi pendidikan sehingga menuntut lembaga
pedididikan untuk mampu menghasilkan kualitas peserta didik yang dapat bersaing
secara kompetitif agar dapat diterima pasar.1 Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan
pasar ini akhirnya aan mendorong lembaga pemdididkan menjadi lebih bercirikan
knowledge based economy institution. Pendidikan yang hanya berorientasi untuk
mencetak generasi yang bisa ditrima pasar secara ekonomis hanya akan mampu
mencetak peserta didik yang berfikir dan betindak gblobal sehingga mereka
memiliki kecerdasan emosional yang akhirnya bermuara pada terjadinya krisis
moral dari peserta didik.2
Pendidikan agama merupakan bagian pendidikan yang amat penting yang
berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai, antara lain akhlak dan keagamaan.
Oleh karena itu pendidikan agama juga menjadi tanggung jawab keluarga,

1
Abdul Majid dkk, Pendidikan agama Islam Berbasis Kompetensi, ( Bandung : PT
Remaja Posdakarya), hlm. 130-131
2
Zakiah Daradjat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), hlm.
187-88

1
masyarakat dan pemerintah.3 Untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan
nasional, dalam pendidikan agama diperlukan (a). paket-paket minimal bahan
pendidikan agama dari masing agama yang di anut dengan mempertimbangkan
perkembangan jiwa anak didik, (b). guru agama yang cukup dan memnuhi syarat,
(c). prasarana dan sarana pendidikan agama yang cukup dan memnuhi syarat, (d).
lingkungan yang mendorong tercapainya tujusn pendidikan agama diantaranya
situasi sekolah, masyarakat dan peraturan perundang-undangan. Pendidikan agama
dan pendidikan penghayatan dan penglaman pancasila harus saling menunjang
karena sama-sama menyentuh bidang, sikap dan nilai dalam rangka pengambangan
bangsa.4
Pendidikan agama islam adalah pendidikan yang terencana untuk
menyiapkan peserta didik dalam meyakini, menghayati, dan mengamalkan ajaran
islam. Beberapa mata pelajaran yang dipelajari di sekolah antara lain adalah Aqidah
Akhlak, Qur’an Hadist, Fiqih, dan SKI. Aqidah Akhlak adalah bagian dari mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memberikan penekanan pada pembinaan
keyakinan bahwa Tuhan adalah asal-usul dan tujuan hidup manusia, mata pelajaran
Qur’an Hadist adalah menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar
serta mengamalkan kandungan dalam kehidupan sehari-hari, Fiqih adalah bagian
mata pelajaran pendidikan agama islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik agar dapat mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum
islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup. Sejarah Kebudayaan Islam
adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama islam yang diarahakan untuk
menyiapkan peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap ap yang diperbuat
oleh islam dan kaum Muslimin sebagai proses perubahan sesuai dengan tahapan
kehidupan mereka pada masing-masing waktu, tempat dan masa untuk dijadikan
sebagai pedoman hidup kedepan bagi umat islam.5

3
Muhaimin dkk, Paradikma Pendidikan Islam, ( Bandung : PT Remaja Posdakarya, 2004
), hlm. 85
4
Ibid, hlm. 91-92
5
Abuddinata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia, ( Jakarta : Prenada Media, 2003), hlm.146-147

2
Pada lingkungan sekolah hendaknya setiap individu dapat berkembang
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Ketika seorang anak hendak
sudah memasuki gerbang sekolah, maka tanggung jawab tersebut dipikul oleh guru
dan sekolah selama anak berada dilingkungan sekolah. Yang mempunyai tanggung
jawab penuh dalam pembentukan kepribadian anak adalah guru. Oleh karena itu,
seorang guru harus menanamkan sikap keagaam dalam diri siswa, sehingga tidak
terjaadi penyimpangan yang perilaku di lakukan siswa. Pada saat ini banyak sekali
siswa yang belum dalam melaksanakan praktek tentang fiqih dengan baik dan
benar, maka perlunya suatu bimbingan yang harus dilakukan oleh guru PAI dalam
mengatasi hal tersebut disekolah. Salah satu sekolah tersebut adalah MTS PSM Jeli
Karangrejo.

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan gambaran latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di
atas, permasalahan pokok yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana upaya guru agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar fikih
siswa kelas VII MTs PSM Jeli?
2. Faktor apa saja yang mendukung upaya guru agama dalam meningkatkan belajar
fikih siswa kelas VII MTs PSM Jeli?
3. Faktor apa saja yang menghambat upaya guru agama dalam meningkatkan prestasi
belajar fikih siswa kelas VII MTs PSM Jeli?

C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka dapat melakukan penelitian,
peneliti mempunyai tujuan :
1. Untuk mengetahui upaya guru agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar
fikih siswa kelas VII MTs PSM Jeli.
2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung upaya guru agama Islam dalam
meningkatkan prestasi belajar fikih siswa kelas VII MTs PSM Jeli .
3. Untuk mengetahui faktor yang menghambat guru agama Islam dalam
meningkatkan prestasi belajat fikih siswa kelas VII MTs PSM Jeli.

3
D. Kegunaan Penelitian
Dengan tercapainya tujuan tersebut , kegunaan penelitian yang diharapkan adalah :
1. Kegunaan Ilmiah
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan wawasan dan
pengembangan khasanah keilmuan bagi sekolah, guru agama, orang tua,
masyarakat, dan dapat dijadikan motivasi bagi peserta didik dalam meningkatkan
fikih dalam kehidupan sehari- hari.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi sekolahan
Memberikan gambaran sebagai bahan masukan, perbandingan , serta peningkatan
kualitas bagi sekolah sesuai de ngan objek penelitian.
b. Bagi Guru dan Siswa
Penelitian ini dijadikan sebagai masukan guru supaya dapat menjalankan dan
memaksimalkan dengan baik serta dapat dijadikan sebagai evaluasi sehingga bisa
lebih kreatif lagi dalam pengelolaan kelas , agar perilku fikih dapat tertanam
dengan sempurna pada selorang siswa.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan usaha untuk menambah pengetahuan atau wawasan dan
usaha pengembangan pengetahuan keterampilan dan kemamouan penulis yang
diperoleh selama dalam bangku kuliah terutama dalam perilaku fikih.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih


1. Pengertian Fiqih
Kata “ fiqih” secara etimologi berati “paham” atau “ paham yang mendalam
“. Selain itu “ fiqih” juga dapat dimaknai dengan “ mengetahui sesuatu dan
memahaminya dengan baik”.6 Sedangkan dalam tinjauan morfologi, kata fiqih
bearasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang bearti “ mengerti atau paham “. Jadi
perkataan fiqih memberi pengertian kepahaman dalam hukum syari”at yang sangat
dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya.7 Sedangkan definisi fiqih secara terminologi,
para fuqoha’ ( ahli fiqih) memberikan artian sesuai dengan perkembangan dari fiqih
itu sendiri.
Kata fiqih adalah bentuk dari kata fiqhun, secara bahasa berarti
(pemahaman yang mendalam) untuk menghendaki dan mengerahkan potensi akal.
Pelajaran fiqih perlu mendapatkan perhatian, untuk tujuan pembelajaran tersebut
adalah kemampuan dalam menguasai,a bermanfaat, terutama dalam mengimbangi
ilmu pengetahuan umum. Disamping itu ilmu fiqih wajib dipelajari sebagai satu
ilmu untuk melakukan peribadatan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu fiqh
memiliki cabang ilmu yang dapat mempengaruhi nilai ibadah seseorang,
pendidikan atau pemahaman memiliki hubungan dalam islam tentang fiqih. Dalam
Al-Qur’an ibadah dikaitkan dengan takwa, takwa berarti mendekatkan diri kepada
Allah dan menjauhi larangannya. Perintah Allah berkaitan dengan perbuatan yang
baik, sedangkan larangan-larangannya adalah perbuatan yang tidak baik.

2. Tujuan Fiqih
Mempelajari ilmu Fiqih banyak sekali faedahnya bagi manusia . dengan
mengetahui ilmu Fiqih yang dita’rifkan ahli ushul, akan mengetahui mana yang

6
Abu Hasan Ahmad Faris bin Zakariya, Mu’jam Maqayis al- Luqhah Jilid II( Mesir:
Mustafa al- Babi al-Halabi, 1970), hlm. 442
7
Syafi’I Karim, Fiqih Ushul fiqih, ( Bandung : Pustaka Setia,2013), hlm. 11

5
halal dan mana yang haram, mana yang disuruh mengerjakan dan yang dilarang.
Ilmu Fiqih juga memberi petunjuk bagi manusia tentang segala hukum yang
berhubungan dengan perbuiatan manusia. Yang menjadi dasar dan pendorong bagi
umat islam untuk mempelajari ilmu fiqih adalah:
1. Untuk mencari kebiasaan paham dan pengertian dari agama Islam.
2. Untuk mempelajari hukum- hukum Islam yang berhubungan dengan
kehidupan manusia .
3. Kaum muslimin harus bertafaqquh artinya memperdalam pengetahuan
dalam hukum- hukum agama baik dalam bidang aqaid dan muamalat. Bertafaqquh
artinya memperdalam pengetahuan dalam hukum agama. Oleh karena demikian
sebagian kaum muslimin harus pergi menungut ilmu agama islam guna
disampaikan kepada saudara-saudaranya. Dari pengertian diatas jelasnya tujuan
mempelajari fiqih adalah menerapkan hukum syara' pada setiap perkataan dan
perbuatan mukallaf. Mempelajari ilmu fiqih sangat besar sekali manfaatnya bagi
kehidupan, karena didalam ilmu fiqih terdapat banyak hukum-hukum dalam
bertindak keseharian, memberi petunjuk dalam bertindak, untuk memutuskan
segala perkara dan menjadi dasar pada setiap perbuatan atau perkataan yang mereka
lakukan.8

3. Ruang Lingkup Fiqih

Ilmu fiqih memberi banyak petunjuk bagi manusia tentang permasalahan


keseharian, juga memberi hukum yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan
orang mulallaf. Hukum mempelajari ilmu fiqih itu untuk keselamatan di dunia dan
akhirat. Dapat dipahami kalau ilmu fiqih adalah perbuatan orang yang mukallaf
menurut apa yang ditetapkan Syara' tentang ketentuan hukumnya. Ruang lingkup mata
pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) meliputi kajian tentang prinsip-
prinsip ibadah dan syariat dalam Islam ,hukum Islam dan perundang-undangan tentang
zakat dan haji, hikmah dan cara pengelolaannya, hikmah qurban dan aqiqah, ketentuan
hukum Islam tentang sholat jenazah, hukum Islam tentang kepemilikan, konsep

8
Ibid , hlm. 53

6
perekonomian dalam Islam, dan hikmahnya hukum Islam tentang pelepasan dan
perubahan harta serta hikmahnya hukum Islam tentang wakalah dan sulhu, beserta
hikmahnya hukum islam tentang daman dan kafalah beserta hikmahnya, riba, bank
,dan asuransi ketentuan islam tentang jinayah hudud dan hikmahnya, ketentuan hukum
Islam tentang peradilan dan hikmahnya, hukum Islam tentang keluarga waris,
ketentuan hukum Islam tentang siyasah syari'ah sumber hukum islam dan taklifi,
dasar-dasar istinbath dalam fiqih islam, kaidah-kaidah ushul fiqih dan penerapannya.9

4. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan
belajar. Antara prestasi dan belajar, mempunyai arti yang berbeda. Kata prestasi
dari kata Belanda yaitu Prestatie, kemudian di adopsi ke dalam bahasa Indonesia
yaitu " Prestasi " yang berarti hasil usaha. Secara harfiah prestasi diartikan sebagai
hasil yang dapat dicapai ( dilakukan, dikerjakan ). 10

Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan dengan


serangkaian kegiatan. 11
Menurut Cranbach belajar yang sebaik-baiknya adalah
dengan mengalami dan mempergunakan pannca inderanya. Belajar membawa
perubahan yang aktual maupun potensial pada kecakapan yang melalui usaha (
dengan sengaja ). 12

Belajar adalah perubahan pengetahuan, definisi ini banyak di anut disekolah


dimana guru-guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin dan murid bergiat
untuk mengumpulkannya. Hilgard mengatakan, belajar adalah proses yang
melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang membedakan
dari perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan. 13

9
Ibid
10
Mu’awanah,” Hubungan Keaktifan Guru Dalam Mengajar Motivasi Berprestasi
Dengan Prestasi Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Ma’arif Bakung Udan Awu Blitar”, Realita, 1
( Januari 2004), hlm.243
11
Sadirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ( Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2010), hlm.20
12
Sumadi suryabrata, Psikologi Pendidikan ,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2010),
hlm. 231-232
13
S .Nasutiojn, Didaktik Asas- Asas Mengajar, ( Bandung: Jemmars,1986), hlm. 38-39

7
Dari beberapa pengertian diatas tentang prestasi dan belajar maka prestasi
belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa yang setelah melakukan kegiatan
belajar. Menurut Nana Sudjana prestasi belajar harus mencakup aspek-aspek
kognitif, efektif dan psikomotor.14 Suatu prestasi belajar merupakan hasil akhir
yang dicapai dan dipakai sebagai ukuran keberhasilan seseorang.15

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi


antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Baik dalam diri maupun dari luar
individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belahar
penting sekali, artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi
belajar yang sebaik-baiknya. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar.

a. Faktor Internal

1). Faktor Jasmaniah (fisik)

Faktor Fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi


fisik individu seperti faktor kesehatan atau cacat tubuh. Disamping kondisi umum
tersebut, yang sangat spesifik adalah kondisi panca indera, terutama indera
penglihatan dan indera pendengaran.16

2). Faktor Psikologis

Dalam dasar-dasar psikologi belajar dijelaskan bahwasannya, manusia atau


peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologi yang berbeda terutama

14
Tohirin , Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2010), hlm. 20
15
Mansyur Ramli, Jurnal Penelitian dan Kebudayaan ( Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 1995), hlm . 2008
16
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar ,( Bandung : CV Pustaka Setia, 1997), hlm.
107

8
dalam hal kadar bukan hal jenis, maka sudah tentu perbedaan-perbedaan itu sangat
mempengaruhi proses dan prestasi belajar .17

Berikut faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar siswa:

a. Perhatian
Untuk dapat menjamin prestasi belajar peserta didik yang baik, peserta didik harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
b. Minat
Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, dia tidak dapat
diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Minat ialah
suatu dorongan yang menyebabkan terkaitnya individu terhadap objek tertentu
seperti pekerjaan, pelajaran, benda dan orang.
c. Bakat
Bakat adalh suatu kapasitas yang berbeda-beda pada individu dalam menguasai
bidang-bidang ( spesifik ). Bakat ada yang bersifat akademik dan non akademik.
d. Motivasi
Motivasi merupakan keadaan dari individu atau organismeyang mendorong berlaku
ke arah tujuan.
e. Sikap
Sikap merupakan kesiapan atayu keadaan siap untuk timbulnya suatu perbuatan
atau tingkah laku. Sikap merupakan menentu dalam tingkah laku manusia.
f. Kecerdasan
Orang yang lebih cerdas umumnya akan mampu belajar daripada orsng ysng kursng
cerdas. Hasil dari pengukuran kecerdasan biasanya dinyatakan dalam angka yang
menunjukan perbandingan kecerdasan yang terkenal dengan sebutan Inteligence
Quotient ( IQ ).

b. Faktor Eksternal

faktor eksternal dibedaan menjadi dua yaitu:

17
Ibid

9
1. Faktor non sosial meliputi: sarana dan prasarana, suasana sekolah,
kurikulum, pengelompokan siswa dan metode mengajar.
2. Faktor sosial meliputi: faktor keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor
lingkungan masyarakat, faktor budaya, faktor keagamaan.

Semua faktor-faktor diatas saling berinteraksi secara langsung dan tidak langsung
dalam mencapai prestasi belajar.

B. Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih

Kehadiran guru sangat penting dalam proses pembelajaran, teknologi seperti


televisi, internet, radio, hingga teknologi yang paling moderen belum bisa
menggantikan peran guru. Banyak unsur manusiawi seperti motivasi, sistem nilai,
perasaan, sikap, keteladanan, dari hasil pembelajaran tidak dapat dicapai kecuali
melalui pendidik.18

Peran guru yang cukuo berat membutuhkan sosok seorang uru yang tahu akan
kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik. Sebagai seorang Guru
PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu melalui pembelajaran-
pembelajaran atau pembiasaan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar ( KBM), berikut adalah beberapa cara untuk seorang guru dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu:

1. Upaya Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata “upaya” adalah usaha,
akal, ikhtiar (untuk mencapai suatumaksud, memecahkan masalah).19
Tugas pendidik dalam pandangan islam secara umum adalah mendidik, yaitu
mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta anak didik, baik potensi

18
Ramayulis, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam , ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya,2014), hlm. 74
19
Haryanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia,( Jakarta : PT Gramedia,2000), hlm.60

10
psikomotor, kognitif, maupun potensi efektif. Potensi itu harus dikembangkan
setinggi mungkin menurut ajaran islam.20
Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud upaya guru PAI dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa merupakan ikhtiar yang dilakukan guru PAI
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs PSM Jeli, dengan memberikan
pembinaan maupun pengetahuan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Tugas Guru

Tugas pendidik yang utama adalah membersihkan, menyempurnakan,


menyucikan serta membawakan hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT.21 Hal tersebut karena tujuan pendidikan islam yang utama adalah upaya
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Maka dari itu pendidik harus bisa
membiasakan diri berperilaku dan bersikap baik sebagaimana yang diajarkannya
kepada siswa.

Adapun tugas pendidik dalam pendidikan dpat disimpulkan menjadi tiga bagian
yaitu:

a. Sebagi pengajar (intruksional), yang bertugas merencanakan dan


melaksanakan program pembelajaran yang telah disusun serta mengakhiri dengan
pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
b. Sebagai pendidik (edukator), yang mengarahkan siswa pada tingkat
kedewasaan dan kepribadian kami seiring dengan tujuan Allah SWT
menciptakannya.
c. Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpim, mengendalikan kepada
diri sendiri, siswa dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah yang
menyangkut upaya pengarahan, pengorganisasian, pengontrolan pengawasan, serta
partisipasi dalam program pendidikan yang dilakukan.

20
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam ,( Bandung: PT Remaja
Posdakarya,2014), hlm. 74
21
Suyono, Ilmu Pendidikan Islam ,( Jakarta : Kencana,2008), hlm. 90

11
C. Faktor yang Menghambat Upaya Guru dalam Meningkatkan Belajar Siswa

Berdasarkan penelitian yang menghambat guru sebagai fasilitator adalah


sebagai berikut:22

1. Media belajar
Faktor penghambat yang bersumber dari guru ialah, a) guru hanya menyediakan
media belajar visual dan tidak bervariasi, b) guru tidak siap dalam perubahan
IPTEK, c) pengetahuan guru kurang dalam membedakan antara media dan model.
2. Sumber belajar
Faktor utama yang menghambat adalah faktor dari sekolah. Sekolah kurang
maksimal dalam menyediakan fasilitas yang mendukung pengalaman siswa
khususnya dalam soiologi. Sumber belajar yang dimaksud adalah berupa buku teks
yang ada di perpustakaan.
3. Bahan ajar

Hambatan guru sebagai fasilitator dalam menyediakan bahan ajar adalah guru itu
sendiri masih belum menyediakan bahan ajar dengan baik. Salah satu guru
menggunakan bahan ajar modul dan ada lagi sebagian guru hanya berpatokan
dengan RPP.

22
Miftahul Jannah, Junaidi ., Jurnal Sikola : Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran ,
1(3), Maret 2020

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian


Dalam pwnwlitian ini secara substansi digunkan untuk medeskripsikan, “
Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih
di MTs PSM Jeli”
Jenis peneliti menurut tempat pengumpulan data adalah penelitian
kepustakaan, penelitian labolaturium, dan penelitian lapangan. Maka dalam
penelitian ini peneliti memilih jenis penelitian lapangan. Dalam penelitian ini
dilakukan dengan pengamatan langsung dilokasi penelitian dan objek yang diteliti.
Penelitian lapangan adalah dengan pengamatan dan mencari data langsung ke
lokasi dan objek yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menempatkan penelti sebagai
instrumen utama dan peneliti ditujukan untuk mendriksikan dan menganalisa
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang
secara individual maupun kelompok.23
Peneliti menfokuskan perhatian pada proses dari pada hasil yang diperoleh
dari lapangan penelitian. Penelitian kuantitatif cenderung di dalamnya lebih banyak
menggunakan angka. Mulai dari pemngumpulan data hingga penafsirannya.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs PSM Jeli Karangrejo Tulungagung.


Adapun alamat sekolah terletak di DS. JELI KARANGREJO, JELI, Kec.
Karangrejo, Kab. Tuluangagung. Peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih Kelas VII MTs PSM Jeli karena

23
Nana Syaodih Sukmanidata, Metode Penelitian Pendidikan ,( Bandung: Remaja
Rosdakarya,2006), hlm,. 60

9
peneliti ingin mengetahui upaya apa saja yang di lakukan guru untuk meningkatkan
prestasi belajar pada siswanya.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah informan atau seseorang yang dijadikan teman


bahkan konsultan untuk menggali informasi yyang dibutuhkan peneliti. Sementara
obyek penelitian adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian.

Obyek dalam penelitian kuantitatif analisis data teramat jelas, data yang
disajikan bersifat sebenarnya, tidak ditambahkan ataupun dikurangi dengan opini
pribadi peneliti.24

Adapun subyek dalam penelitian ini adalah beberapa guru-guru MTs PSM Jeli.

D. Sumber Data
Adapun dalam penelitian ini terdapat sumber data, yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder.
1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya langsung,
diamati dan dicatat secara langsung seperti, wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru-guru lainnya.

2. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder adalah sumber penelitian kedua meliputi data yang
sudah ada dan mempunyai hubungan dengan subjek dan obyek yang diteliti yang
membantu tercapainya tujuan penelitian. Adapun sumber data sekunder adalah
profil MTs PSM Jeli, kegiatan siswa/siswi, sarana dan prasarana, data guru,
kegiatan keagamaan siswa dan sebagainyaberkaitan dengan hal-hal yang

24
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta: Rajawali Pers 2004)

10
dibutuhkan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian, baik berbentuk catatan, arsip
serta dokumen-dokumen.
No Subjek Inisial Usia Keterangan
Penelitian
Fitria FR 47 Guru PAI kelas 7 & 8 MTs Jeli, sebagai
1.
Susanti , thn guru Fikih beliau berharap ingin lebih
S.Ag memperbaiki lagi cara mengajarnya, agar
tidak monoton dan membuat peserta
didiknya lebih semangat.

Faridatus FS 25 Guru PAI kelas 7 Mts Psm Jeli , sebagai


2.
Silvia, S.Pd thn guru beliau mengeluhkan kurang mampu
mengelola kelas dengan baik karena siswa
sulit diatur.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu alat yang digunakan untuk


mengumpilkan data, diperoleh melalui prosedur yang telah ditetapkan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, interview/wawancara,
dokumentasi:

1. Observasi/Pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah upaya peneliti dalam mengoptimalkan
kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar,
kebiasaan, dan sebagainya yang memungkinkan pembentukan pengetahuan.25
Observasi dilakukan saat peneliti memasuki lapangan penelitian, melihat apa yang
terjadi sebenarnya, mencari bukti-bukti yang berhubungan dengan yang diteliti

25
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Offset) hlm. 175

11
mengenai Peran atau Upaya Tenaga Pneidikan ( Guru ) dalam pembinaan dan
pembentukan karakter Siswa di MTs PSM Jeli.
2. Interview/wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu


dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.26 Dalam hal ini
peneliti mewawancara beberapa narasumber yaitu :

- Guru Pendidikan Agama Islam kelas 7 & 8 MTs Jeli Tulungagung


- Guru Pendidikan Agama Islam Kelas 7 MTs Jeli Tulungagung
3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatn tertulis tentanf apa yang didengar, dilihat,
dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data
dalam penelitian kuantitatif.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bahan atau pernyataan tertulis ataupun film yang


disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa
atau akunting dilakukan setiap ada momen dan berbentuk foto maupun catatan.27

F. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian kuantitatif data yang disajikan bersifat sebenarnya,


tidak ditambahkan ataupun dikurangi dengan opini pribadi peneliti. Analisis
kuantitatif yang bisa digunakan adalah analisis statistik. Biasanya analisis ini
terbagi dalam dua kelompok, yaitu :

26
Ibid ,hlm. 186
27
Ibid , hlm.216

12
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan dan menggambarkan data yang
telah terkumpul.
2. Statistik Inferensial
Dalam statistik inferensial sudah ada upaya untuk mengadakan penarikan
kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang telah diakukan.
Biasanya analsis ini mrngambil sampel tertentu dari sebuah populasi yang
jumlahnya banyak, dan dari hasil analisis tersebut digeneralisasikan terhadap
populasi.28

G. Teknik Keabsahan Data


Menurut Sugiono (2017) uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya
ditekankan pada uji validalitas dan rehabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria
utama gterhadap data hasil penelitian-penelitian adalah valid, reliabel dan obyektif.
Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demiakian data
yang valid adalah data “yang tidak berbeda” angtar data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Terdapat
dua macam vavaliditas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil
yang dicapsi. Sedanfkan validitas eksternal berkenan dengan derajat akurasi apakah
hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana
sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representative, instrumen penelitian
valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian
akan memiliki validitas yang sangat tinggi.

28
Ali Muhson,” Analisis Data Kuantitatif”, dalam https://staffnew.uny.ac,id , diakses 19
Septemb er 2023

13
Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel
apanila dua atau lebih penelitian dalam obyek yang sama menghasilkan data yang
sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau
sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda.
Sedangkan obyekvitas berkenaan dengan “derajat kesepakatan” atau “interpersonal
agreement” antar banyak orang terhadap suatu data.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa masih belum timbul
dan terlaksannya pembelajaran yang berlandaskan perilaku fikih dari tenaga
pendidikan sehingga menyebabkan pembelajaran menjadi monoton dan
menyebabkan efektifitas pembelajaran di kelas kurang maksimal.
Pengelolaan kelas berdasarkan hasil wawancara juga masih belum
maksimal, dikarenakan pengajar belum mampu mengatasi kondisi kelas, sehingga
fenomena tersebut dapat menurunkan efektifitas kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dari implementasi kreatifitas pengajaran di MTS Jeki Tulungagung
yakni salah satu nya adalah untuk meningkatkan efektifitas kegiatan belajar
mengatai di kelas , khususnya pada siswa kelas VII. Hal tersebut diharapkan
mampu menimbulkan kualitas belajar yang lebih baik.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang dijabarkan dalam uraian diatas penulis
merekomendasikan perlu adanya kegiatan penelitian atau wrkshop untuk
meningkatkan kreativitas tenaga pengajar supaya proses belajar mengajar lebih
efektif dan bisa melatih guru untuk lebih kreatifitas dalam memberikan contoh dan
kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abuddinata. 2003. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan


Islam di Indonesia. Jakarta : Prenada Media.

Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Ahmad, Faris, Abu Hasan.1970. Muj’jam Maqayis al-Lughah Jilid II. Mesir :
Mustafa al- Babi al-Halabi.

Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2004

Ali Muhson,” Analisis Data Kuantitatif”, dalam https://staffnew.uny.ac,id ,


diakses 19 Septemb er 2023

Daradjat , Zakiyah, dkk. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :PT Bumi Aksara.
Haryanto.2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Karim, Syafi’i. 2013. Fiqih Ushul Fikih. Bandung: Pustaka Setia.

Lexy J, Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.


RemajaRosdakarya.

Majid, Abdul , dkk. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung : PT


Remaja Posdakarya .

Martono, Nanang. 2014. Metode Penelitian Pendidikan . Jakarta : Rajawali Pers.

Muhaimin , dkk.2004. Paradikma Pendidikan Islam. Bandung : PT Remaja


Posdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2011
S. Nasutiojn. 1986. Didatik Asas-Asas Mengajar, Bandung: Jemmars.
Sadirman. 2010. Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Suyono. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
Tohirin. 2006. Psikologi Agama Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Wahid, Abdul Hamid, dkk. 2021. Problematika Pembelajaran Fiqih Terhadap
Minsat Belajar Siswa dalam Pelajaran Jarak Jauh. ejournal.unuja.ac.id.
diakses 20 September 2023.

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai