Anda di halaman 1dari 142

EFEKTIVITAS PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK

TERPUJI MELALUI KEGIATAN KEISLAMAN SISWA SMP


AL-FATH CIREUNDE

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

HUNAFA ULFITRIYAH

NIM.11160110000046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020
EFEKTIVITAS PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK
TERPUJI MELALUI KEGIATAN KEISLAMAN SISWA SMP
AL-FATH CIREUNDE

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Hunafa Ulfitriyah
NIM.11160110000046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
ABSTRAK

Hunafa Ulfitriyah, NIM 11160110000046. Efektivitas Penanaman Nilai-Nilai


Akhlak Terpuji Melalui Kegiatan Keislaman Siswa Kelas VIII SMP Al-Fath
Cireunde. Skripsi Program Strata 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri Syarif Hidyatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana cara dalam
melaksanakan penanaman nilai-nilai akhlak di sekolah. Dalam hal ini maka
peneliti harus mengetahui kegiatan keislaman apa saja yang dilaksanakan di
sekolah dan mempelajari cara penanaman nilai-nilai akhlak oleh guru Pendidikan
Agama Islam serta faktor pendukung dan penghambat proses penanaman nilai-
nilai akhlak terpuji.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
bersifat menggambarkan, menuturkan dan menafsirkan data yang ada dan
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/ lisan dari orang-orang serta
perilaku yang diamati dan data tersebut bersifat pernyataan. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan melalui observasi, wawancara, dan angket.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa penanaman nilai-nilai akhlak terpuji
yaitu melalui kegiatan keislaman dengan proses meletakkan dasar-dasar
keimanan, nilai-nilai akhlak terpuji dan kebiasaan ibadah sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki anak. Cara yang dilakukan sekolah dalam
menanamankan nilai-nilai akhlak ialah melalui kegiatan keislaman setiap harinya
sebagai bentuk membiasakan siswa-siswi.
Kata Kunci: Nilai, Akhlak, Kegiatan Keislaman

ii
ABSTRACT

Hunafa Ulfitriyah, NIM 11160110000046. The Effectiveness Of The


Cultivation Of Moral Values is Commendable through the Islamic Activities
of Junior High School Al-Fath Cireunde Students. Thesis of the Strata 1
Program of the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training at the State
Islamic University Syarif Hidyatullah Jakarta.
This study aims to learn how to implement the inculcation of moral values
in schools. In this case the researcher must know what Islamic activities are
carried out at school and learn how to instill moral values by Islamic Religious
Education teachers as well as supporting and inhibiting factors in the process of
inculcating moral values.
The method used in this research is a qualitative approach using descriptive
qualitative research methods, namely research that is describing, telling and
interpreting data and producing descriptive data in the form of written/ oral words
from people as well as the observed behavior and the data are statement. Data
collection techniques are done through observation, interviews, and
questionnaires.
The results of the study explained that the inculcation of commendable
moral values is through Islamic activities by the process of laying the foundations
of faith, praiseworthy moral values and worship habits in accordance with the
abilities of children. The way schools do in instilling moral values is through
Islamic activities every day as a form of familiarizing students.
Keywords: Values, Morals, Islamic Activities

iii
KATA PENGANTAR

Pertama dan yang paling utama, saya panjatkan puji dan syukur kepada
Allah Subhanahu wa Ta‟ala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, serta
kekuatan dari-Nya saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Juga tidak lupa shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammmad Shallallah Alayhi wa Sallam beserta keluarga dan para
pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini begitu banyak
hambatan dan kesulitan sehingga tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan yang maha Esa, Allah SWT untuk setiap pertolongan dan nikmat yang
telah diberikan.
2. Bapak Dr. Abdul Haris, M.Ag., dan Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku
Ketua dan sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Zaenal Arifin, M.Pd.I., selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan perhatian bimbingan, nasehat, kritik dan saran serta motivasi
yang besar tiada henti-hentinya sehingga skripsi ini dapat tersusun dan
terselesaikan.
4. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Syafi‟ie Noor., selaku Dosen Bimbingan
Akademik, yang telah meluangkan waktu, memberikan saran dan masukan
selama masa perkuliahan.
5. Kedua orang tua penulis Ahmad Yunus, S.Ag., M.Pd., dan Toibah yang telah
memberi dukungan secara moril maupun material, terimakasih atas do‟a, cinta
serta kasih sayang, didikan semangat, kepercayan dan pengorbanan yang tulus
tiada henti-hentinya.
6. Kakak dan Adik saya yang selalu mendukung, memberi motivasi dan
mendoakan, serta selalu memberi bantuan baik moril maupun materil. Karena
do‟a mereka saya dapat menyelesaikan Skripsi ini.

iv
7. Seluruh dosen beserta staff Program Studi Pendidikan Agama Islam, yang
telah memberikan pengetahuan dan pengalamannya serta membantu
kelancaran penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam kelas B 2016 yang telah
menemani dan yang selalu memberikan dukungan kepada saya dari awal
perkuliahan hingga saat ini.
9. Teman-teman Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2016.
10. Kepala Sekolah dan segenap Guru SMP Al-Fath Cireunde yang selalu
memberikan nasehat dan motivasi penulis untuk menyelesaikan studi ini.
11. Teman-teman UKM Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa (HIQMA) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menemani dan yang selalu memberikan
dukungan kepada saya untuk selalu aktif di Organisasi dan tanpa
meninggalkan kewajiban di Perkuliahan.
12. Teman-teman HILAPONADIN yang selalu menemani dan memberikan
nasehat.
Demikianlah skripsi ini telah disusun. Terlepas dari itu, penulis menyadari
bahwa masih ada kekurangan baik itu dari sistematika penulisan maupan
penggunaan bahasa. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya kritik dan
saran dari semua pihak yang membaca, untuk kebaikan di masa mendatang.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. Akhir kata, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama, terutama bagi penulis sendiri serta
menjadi sumbangan bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya pendidikan
agama Islam.

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 10
A. Pendidikan Agama Islam .......................................................................... 10
1. Pengertian............................................................................................ 10
2. Dasar Pendidikan Agama Islam .......................................................... 11
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................................ 12
B. Akhlak ....................................................................................................... 13
1. Pengertian Akhlak ............................................................................... 13
2. Dasar, Tujuan, Ruang Lingkup dan Keutamaan Akhlak .................... 15
3. Pengertian Nilai-Nilai Akhlak............................................................. 27
4. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai Akhlak ......................................... 28
C. Macam-Macam Akhlak............................................................................. 29
1. Akhal Terpuji ...................................................................................... 29
2. Akhlak Tercela .................................................................................... 33
D. Faktor Yang Memengarui Akhlak ............................................................ 35
1. Keluarga .............................................................................................. 35
2. Kepribadian ......................................................................................... 36
3. Lingkungan ......................................................................................... 37
4. Kegiatan Keislaman ............................................................................ 37
E. Hasil Penelitian Yang Relevan.................................................................. 40

vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 42
A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 42
B. Metode Penelitian...................................................................................... 42
C. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 44
1. Observasi ............................................................................................. 44
2. Wawancara .......................................................................................... 44
3. Angket ................................................................................................. 44
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................... 45
F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 47
G. Analisis Data ............................................................................................. 47
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN ............. 50
A. Latar Penelitian ......................................................................................... 50
B. Deskripsi Data ........................................................................................... 60
C. Analisis Hasil Penelitian ........................................................................... 74
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 78
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 85
A. Kesimpulan ............................................................................................... 85
B. Saran.......................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87

vii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak Islami adalah akhlak yang di samping mengakui adanya nilai-nilai
universal sebagai dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai-nilai yang bersifat
lokal dan temporal sebagai penjabaran atas nilai-nilai yang universal itu.
Menghormati kedua orang tua misalnya adalah akhlak dan cara menghormati
kedua orang tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil pemikiran manusia yang
dipengarui oleh kondisi dan situasi di mana orang yang menjabarkan nilai
universal itu berada.1
Al-Jahizh mengatakan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
selalu mewarnai setiap tindakan dan perbuatannya tanpa pertimbangan lama
ataupun keinginan. Dalam beberapa kasus, akhlak ini sangat meresap hingga
menjadi bagian dari watak dan karakter seseorang. Namun, dalam kasus yang
lain, akhlak ini merupakan perpaduan dari hasil proses latihan dan kemauan
seseorang.2 Sehingga dapat dikatakan bahwasannya perbuatan dan tindakan
yang dilakukan oleh seorang individu mampu mempengarui kebiasaan dan
keberadaan dari seseorang. Maka menanamkan kegiatan keislaman sejak dini
kepada anak dapat memberikan kebiasan yang mengarahkan anak pada akhlak
yang terpuji.
Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk
manusia dengan makhluk lainnya, sebab seandainya manusia tanpa akhlak,
maka akan hilanglah derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang
paling mulia dan turunlah kederajat binatang, bahkan tanpa akhlak manusia
akan lebih hina, lebih jahat dan lebih buas dari pada binatang buas dan
manusia yang demikian ini adalah sangat berbahaya. 3

1
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta, Rajawali Press, 2015),
h.125.
2
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, (Jakarta: Pena Pundi Aksara,
2011), h.6.
3
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h.30.

1
2

Akhlak menentukan kriteria perbuatan baik dan yang buruk, serta


perbuatan apa saja yang termasuk baik, dan perbuatan yang buruk itu, dan
selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan baik dan perbuatan buruk.
Selain itu ilmu akhlak berguna secara efektif dalam upaya membersihkan diri
manusia dalam perbuatan dosa dan maksiat. Jika tujuan ilmu akhlak tercapai,
maka manusia akan memiliki kebersihan batin yang pada gilirannya
melahirkan perbuatan terpuji.4
Sebagaimana firman Allah SWT.

ٓ ۡ ًَ ٘ۡ ٍَ‫ّٱَّللَّ َٗ ۡٱى‬
ّ‫ّٱۡل ِخ َش ّ َٗ َر َم َش‬ ‫ُ٘ا ه‬ْ ‫بُ ٌَّ ۡشج‬ َ ٌ‫ّٱَّلل ّأُ ۡس َ٘ح‬
َ ‫َخ ّىِّ ََِّ َّم‬ٞ ْ‫ّح َس‬ ِ ‫ُ٘ه ه‬ َ ‫ّىّقَ ۡذ ّ َم‬
َ ِ‫بُّىَ ُنٌۡ ّف‬
ِ ‫ًّسس‬
ّ )ٕٔ(ّّ‫ٍشا‬ ‫ه‬
ٗ ِ‫ٱَّللَّ َمث‬
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab;
33: 21)5
Guru harus memiliki sifat seperti Rasulullah, seperti dapat dipercaya,
cerdas, jujur, rendah hati. Karena seorang guru sangat diperhatikan dalam
proses pembinaan dan pendidikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik
melakukan segala hal pasti yang dicontohkan adalah seorang guru terlebih
dahulu, ketika dari seorang guru telah menanamkan kebiasaan baik pada
dirinya maka akan lebih mudah lagi peserta didik hendak mengikuti dan
mengerjakan akhlak mulia yang dicontohkan oleh seorang guru yaitu melalui
kebiasaan akhlak mulia.
Ilmu akhlak membahas tentang diri manusia dari segi kecendrungan-
kecendrungannya, hasrat-hasratnya, dan beragam potensi yang membuat
manusia condong pada kebaikan atau keburukan. Ia juga membahas perilaku

4
Achmad Gholib, Akidah dan Akhlak dalam Perspektif Islam, (Ciputat: CV. Diaz
Pratama Mulia, 2016), h.109.
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,
2006), h. 420.
3

manusia dari segi apa yang seharusnya dilakukan manusia dalam menghiasi
diri dengan keutamaan dan menjauhkan diri dari perilaku buruk dan rendah.6
Akhlak mulia, dikemukakan Ath-Thabari di dalam buku Achmad Gholib
bermakna tatakrama yang tinggi yaitu tatakrama Al-Qur‟an yang telah Allah
tanamkan di dalam jiwa rasul-nya. Tatakrama ini tercermin melalui Islam dan
ajarannya. Makna ini diriwayatkan Ibnu Abbas ketika menjabarkan makna
ayat tersebut “yaitu dengan memeluk kepercayaan yang agung, dalam firman
Allah SWT. ia berkata, “yaitu beragama yang agung”.7
Al-Qur‟an banyak berbicara tentang ibadah seperti shalat, puasa, zakat,
haji, sedekah dan lain sebagainnya. Di dalam ibadah tersebut sasarannya
antara lain agar yang melakukannya memiliki akhlak yang mulia. Dengan
ibadah shalat diharapkan dapat terhindar dari perbuatan keji dan mungkar,
hidup berjamaah dengan masyarakat lainnya, cinta kepada ketertiban, tunduk
pada imam dan taat cara shalat, disiplin waktu, menyukai kebersihan dan lain
sebagainnya.
Demikian pula dengan mengerjakan puasa diharapkan muncul sikap takwa
yaitu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya, iba dan
kasihan terhadap orang yang selalu berada dalam kekurangan dan kelaparan,
berjiwa sabar, bertawakkal, merasa diperhatikan Tuhan dan agar berjiwa
pantang menyerah.8 Untuk dapat mendidik dan mengajarkan anak berbagai
macam tata cara, kebiasaan dan tunduk kepada Tuhannya maka diperlukan
perhatian serta bimbingan khusus baik itu dari orangtua dan dari pihak guru
yang terdapat di sekolah.
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 3 yang menyatakan bahwa:
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang.”9

6
Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam & Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2013), h.223.
7
Achmad Gholib, Akidah dan Akhlak dalam Perspektif Islam, Op.Cit., h.108.
8
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia,Op.Cit.,h.64.
9
Undang Undang Dasar 1945.
4

Sesuai dengan UUD tersebut, pemerintah mengusahakan dalam


menyelenggarakan system pendidikan yang terdapat di semua lembaga
sekolah milik pribadi atau lembaga sekolah milik Negara harus
memperhatikan dan meningkatkan ketaqwaan serta akhlak mulia, sebab
lembaga pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga
memberikan pembinaan pada sikap dan mendidik peserta didik kepada akhlak
yang terpuji.
Hal ini diatur juga dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) pasal 1 ayat 1 yang bahwa: “pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuata spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.10
Menurut Moh. Athiyah pendidikan lebih tepat diartikan sebagai proses
pembinaan, bimbingan, yang dilakukan seseorang secara terus-menurus
kepada anak didik hingga tercapainya tujuan pendidikan. Proses pendidikan
merupakan perjalanan yang tak pernah terhenti sepanjang hidup manusia dan
merupakan hal yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia.11
Islam membawa misi dakwa yang menjunjung akhlak mulia dan berbaris
akhlak yang luhur.12 Jadi, perilaku manusia benar-benar menjadi yang
terdepan dalam agama. Bahkan akhlak mulia adalah Islam itu sendiri.
Pendidikan dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan manusia
yang memiliki kecerdasan, tetapi juga harus berakhlak mulia. Kecerdasan
tanpa diimbangi oleh akhlak yang mulia hanya akan menjadikan manusia yang
akan membuat kerusakan di muka bumi. Dengan kecerdasan dan akhlak yang
mulia akan terwujud kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan di muka bumi.13

10
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
11
Insania, “Penanaman nilai karakter melalui pendidikan anak”, Jurnal Pusaka: Pemikiran
Alternatif Kependidikan, Vo.20, No.1, p-ISSN: 1410-0053, e-ISSN: 2598-3091, januari, 2015.
12
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, Op.Cit., h.3.
13
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2018), h.323.
5

Ilmu akhlak memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai


dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa
perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik atau buruk. Maka seseorang
yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria
perbuatan yang baik dan buruk itu, dan selanjutnya akan banyak mengetahui
perbuatan yang baik dan yang buruk. Dengan mengetahui yang baik seseorang
akan terdorong untuk melakukannya dan mendapatkan manfaat dan
keuntungan darinya sedangkan dengan mengetahui yang buruk ia akan
terdorong untuk meninggalkannya dan ia akan terhindar dari bahaya yang
menyesatkan.14
Dengan diterapkannya akhlak tersebut, maka akan tercipta kehidupan yang
tertib, teratur, aman, damai, dan harmonis, sehingga setiap orang akan
merasakan kenyamanan yang menyebabkan ia dapat megaktualisasikan
segenap potensi dirinya, yakni berupa cipta (pikiran), rasa (jiwa), dan karsa
(pancaindra) nya yang selanjutnya ia menjadi bangsa yang beradab dan
berbudaya serta mencapai kemajuan dan kesejahteraan hidupnya secara utuh.15
Selanjutnya, tujuan akhlak dapat mencapai kebahagiaan hidup umat
manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Jika seseorang mampu menjaga
hubungannya dengan Pencipta dan dengan sesama manusia maka akan
memperoleh rida dari Allah.
Sebuah kebahagiaan yang mungkin tidak bisa diungkapkan dengan kata-
kata, manakala di hari esoknya, seorang guru bahkan orangtua mendapatkan
perlakuan istimewa dari peserta didik dan anak-anaknya. Ketika kelak seorang
anak mampu memberikan perhatian dan perawatan kepada seorang guru atau
kepada orangtua. “Itu semua tentu tidak didapat begitu saja, namun melalui
pendidikan dan perjuangan yang panjang dari seorang guru dan orang tua
dalam memberikan bimbingan dan selalu menanamkan kegiatan keislaman

14
Henny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta:
Lembaga Peningkatan dan Jaminan Mutu, 2009), h.16.
15
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, & Barat, (Jakarta: Rajawali Press, 2012),
h.208.
6

yang mengarah pada akhlak terpuji agar anak kelak tumbuh menjadi anak
yang saleh dan berbakti kepada orang tuannya.
Kemudian, Bimo Walgito menjelaskan bahwasannya “Bimbingan adalah
bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok
atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan
kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu
dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.” 16 Dengan bantuan yang diberikan
oleh seorang guru yang berada di sekolah dapat membantu pertumbuhan
seorang anak untuk mengerjakan kebiasaan yang baik-baik serta dengan
adanya penanaman akhlak terpuji melalui kegiatan keislaman di sekolah
diharapkan dapat membantu guru dalam membimbing dan memantau
penanaman akhlak terpuji pada siswa.
Menuntut ilmu dalam Islam juga harus memperhatikan adab atau tata
tertib, baik ketika berlangsung proses pembelajarn (ta’lim wa ta’lum).
Rasulullah saw. bersabda, yang dikutip oleh Veithzal Rivai Zainalyang
artinya:“Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya
menuntut ilmu itu diwajibkan atas orang Islam, dan bahwasannya malaikat itu
merendahkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena rela
(Senang) pada orang-orang yang menuntut ilmu” (H.R. Ibnu Barri)17
Kebiasaan yang baik akan lahir akhlak yang baik, dari penanaman akhlak
terpuji inilah yang akan lahir amalan-amalan yang baik dan mengundang
keridhaan Allah SWT.
Untuk itu saya mengadakan penelitian di SMP Al-Fath Cireunde yang
menjadi objek penelitian karena merupakan lembaga pendidikan berciri khas
Islam yang berusaha menanamkan akhlak terpuji melalui kegiatan keislaman
yang dilaksanakan di sekolah, baik itu kegiatan keislaman harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan. Serta menanamkan pola pikir dan cara bersikap siswa
kearah yang lebih positif sesuai dengan ajaran agama Islam walaupun
diterapkan dizaman yang penuh dengan pembaharuan kini.
16
Siti Aisyah, Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar, (Yogyakarta: Budi
Utama: 2015), h.67.
17
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, Op.Cit., h.318.
7

Manusia pada umumnya dan remaja-remaja pada khususnya, apabila tidak


mendapatkan perhatian dari orang tua, guru maupun orang dewasa lainnya,
maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ataupun penyimpangan dalam
berperilaku. Untuk itu penanaman nilai-nilai akhlak terpuji pada usia dini
sangatlah penting. Mengingat peranan nilai agama Islam ini mengarah pada
bentuk kepribadian yang membuat kita beriman dan bertaqwa serta memiliki
akhlak yang terpuji. Dari latar belakang masalah ini penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut dengan judul penelitian “Efektivitas Penanaman Nilai-
Nilai Akhlak Terpuji Melalui Kegiatan Keislaman Siswa SMP Al-Fath
Cireunde”.

B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasi
sebagai berikut:
1. Lingkungan sekolah belum efektif dalam menanamkan nilai-nilai akhlak
siswa
2. Diperlukan system sekolah yang mendukung penanaman nilai-nilai akhlak
siswa
3. Dibutuhkan dukungan dari pihak sekolah untuk mencapai tujuan kegiatan
keislaman
4. Kegiatan keislaman dalam rangka pembentukan akhlak terpuji terprogram
dalam kurikuler.

C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dan agar
pembahasan dalam penelitian ini lebih mudah dipahami. Maka penulis
membatasi beberapa hal yang berkaitan dengan identifikasi tersebut, yaitu:
Penanaman nilai-nilai akhlak terpuji bagi siswa kelas VIII SMP Al-Fath
 Kegiatan keislaman meliput:
(1) Menghafal surah yasin
(2) Shalat duha berjamaah
8

(3) Shalat zhuhur dan asyar berjamaah


(4) Belajar membaca Al-Qur‟an
(5) Cerama Islami setiap satu bulan sekali
(6) Membaca doa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar
(7) Pesantren kilat
(8) Manasik haji

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatas masalah. Penulis
merumuskan sebagai berikut:
- Bagaimana efektivitas penanaman nilai-nilai akhlak terpuji melalui
kegiatan keislaman dalam membentuk kepribadian siswa-siswi kelas VIII
SMP Al-Fath.

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan penelitian ini adalah:
- Untuk mempelajari bagaimana cara dalam melaksanakan penanaman
nilai-nilai akhlak di sekolah.
2. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan khazanah bagi
pendidikan khususnya bagi pendidik dalam penanaman akhlak bagi
siswa-siswi di sekolah.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi peneliti
Dengan penelitian ini diharapkan memberikan ilmu pengetahuan
yang baru kepada peneliti, serta pengalaman mengenai penelitian
baik dalm teoritis maupun praktis
9

2) Bagi Lembaga Pendidikan


Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan rujukan sebagai
informasi serta bahan masukan dalam menerapkan penanaman
nilai-nilai akhlak
3) Bagi penelitian lain
Dengan penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan dalam
penelitian yang akan dilakukan.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam


1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.1
Adapun menurut Ahmad Fuad Al-Ahwaniy dalam Abunin
Natapendidikan adalah pranata yang bersifat sosial yang tumbuh dari
pandangan hidup tiap masyarakat. Pendidikan senantiasa sejalan dengan
pandangan falsafah hidup masyarakat tersebut, atau pendidikan itu pada
hakikatnya mengaktualisasikan falsafah dalam kehidupan nyata.2
Berdasarkan yang ditulis Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu
pendidikan dalam prespektif Islam, menyatakan bahwa ilmu pendidikan
Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama
agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Islam berisi seperangkat
ajaran tentang kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan
bersumber pada Al-Qur‟an dan hadist serta akal.3
Sejalan dengan pendapat Ahmad Tafsir bahwasannya “Mata pelajaran
pendidikan agama Islam secara keseluruhan dalam lingkup Al-Qur‟an dan
Hadist, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah kebudayaan Islam
sekaligus menggambar dan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam
mencangkup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesame manusia,

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2012), h. 326.
2
Ibid., h. 29.
3
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), h.12.

10
11

makhluk lainnya maupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun


minannas)”. 4
Berdasarkan uraian di atas menurut peneliti jelaslah bahwasannya
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw berisi
tentang kehidupan manusia dan pendidikan agama Islam adalah
perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara manusia
kepada Allah dan juga kepada ciptaannya. Serta dalam pendidikan Islam
dapat memberikan ketentraman di dalam hati karena selalu mengingat
Allah. Sebagaimana firman Allah SWT:
ۡ ُِّ ِ‫ّٱَّللّر َۡط ََئ‬
ّ ّ)ٕ٢(ُّّ‫ّٱىقُيُ٘ة‬ ِ ‫ّٱَّللّأَ ََلّثِ ِز ۡم ِش ه‬ ِ ُٖ‫ّٗر َۡط ََئِ ُِّّقُيُ٘ث‬
ِ ِۗ ‫ٌُّث ِز ۡم ِش ه‬ ْ ٍَُْ ‫ٌِّ َءا‬
َ ‫٘ا‬ َ ‫ٱىه ِز‬
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS. Ar-Ra‟d; 13: 28)5
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
agama Islam adalah usaha sadar dalam menciptakan pola tingkah laku,
pandangan hidup kepada masyarakat dan mengembangkan potensi yang
dimiliki anak didik. Dalam hal ini pendidik berperan mengarahkan,
membimbing, mengajak dan memotivasi peserta didik untuk
mengamalkan ajaran agama Islam dan menjadikan agama Islam sebagai
petunjuk hidup yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw dalam lingkup
Al-Qur‟an dan Hadist agar mampu diterapkan dikehidupan sehari-hari
dengan berharap hati menjadi tentram dengan mengingat Allah Swt.
2. Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar Pendidikan Islam sesuai dengan pendapat beberapa sarjana
Islam diantaranya Imam Al-Ghazali, Ibnu Sina, Sarnouji, Al-Abdari dan
Ibnu Khaldun. Dasar-dasar pokok dalam pendidikan Islam yaitu:
1) Tidak ada pembatas umur untuk mulai belajar
2) Tidak ditentukan lamanya seorang anak di sekolah

4
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbaris Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 131.
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,
2006), h. 252.
12

3) Berbedanya cara yang digunakan dalam memberikan pembelajaran


4) Dua ilmu jangan dicampur adukkan
5) Memperhatikan pembawaan anak-anak dalam beberapa bidang mata
pelajaran sehingga mereka dengan mudah dapat mengerti
6) Memulai dengan pelajaran bahasa arab setelah itu pelajaran Al-Qur‟an
Al-Karim
7) Perhatian terhadap pembawaan dan instink anak-anak dalam pemilihan
bidang pekerjan
8) Permainan dan hiburan6
Menurut hemat peneliti dasar pendidikan agama Islam ialah seorang
peserta didik yang ingin belajar di sekolah tanpa ada batas waktu. Seorang
pendidik harus mampu mengerti pembawaan anak-anak dalam proses
pembelajaran dan memahami pilihan peserta didik dibidang yang disukai
para peserta didik. Kemudian disetiap pembelajaran peserta didik mampu
menyeimbangkan antara belajar dan hiburan agar peserta didik tidak
merasa bosan atau jenuh dalam mencari ilmu.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam


Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya
haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan
melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga
dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak
didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah)
diakhirat kelak.7
Abdul Majid dan Dian Andayani menjelaskan bahwasannya “Tujuan
pendidikan Islam pada tingkat pokok bahasan yaitu tujuan pendidikan
yang didasarkan pada tercapainya kecakapan (kompetensi) utama dan
kompetensi dasar yang terdapat pada pokok bahasan tersebut. Misalnya

6
Mohd. Athhiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1987), h. 187-196.
7
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbaris Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 136.
13

pokok bahasan tentang tarjamah, maka kompetensi dasarnya ialah agar


para siswa memiliki kemampuan menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur‟an
secara benar, sesuai kaidah-kaidah penerjemahan.8
Dalam hal ini tujuan pendidikan Islam, Muhammad Fadhil al-Jamali
memberikan pendapat dengan empat macam, yaitu: (1) mengenalkan
manusia akan perannya di antara sesame makhluk dan tanggung jawabnya
dalam hidup ini, (2) mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan
tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat, (3) mengenalkan
manusia akan alam dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah
diciptakannya serta memberi kemungkinan kepada mereka untuk
mengambil manfaat darinya, dan (4) mengenalkan manusia akan
penciptaan alam (Allah) dan menyuruhnya beribadah kepada-Nya.9
Jadi, dapat disimpulkan bahwasannya tujuan pendidikan Islam adalah
mengenalkan kepada peserta didik perannya sebagai makhluk, interaksi
sosial, mengetahui hikmah diciptakannya alam dan mengenalkan peserta
didik akan pencipta alam yaitu Allah Swt, dan peserta didik diharapkan
mampu mengamalkan ajaran agama Islam yang mengacu kepada
penanaman nilai-nilai Islam, menuaikan keberhasilan dan mampu
membuahkan kebaikan.

B. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Secara etimologi Akhlak berasal dari bahas Arab, yaitu isim masdar
dari kata khalaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan wazan tsulasi mazid
af’ala, yuf’ilu, if’alan, yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah
(kelakuan, tabi‟at watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-
maru’ah (Peradaban yang baik) dan al-din (agama).10

8
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Op.Cit., h. 65.
9
Ibid., h. 62.
10
Achmad Gholib, Akidah dan Akhlak dalam Perspektif Islam, (Ciputat: CV. Diaz
Pratama Mulia, 2016), h.107.
14

Sedangkan menurut terminologi, akhlak dapat didefinisikan


berdasarkan berbagai pendapat dari tokoh pemikiran akhlak. Seperti
diungkapkan oleh Al-Jahizh mengatakan bahwa akhlak adalah jiwa
seseorang yang mewarnai setiap tindakan dan perbuatannya, tanpa
pertimbangan lama ataupun keinginan.11
Adapun beberapa definisi akhlak yang telah dikemukakan oleh para
ahli diantaranya: 1) Imam Al-Ghazali; akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan, 2) Ibnu Miskawaih; akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan
perbuatan tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan. Atau akhlak
adalah suatu sikap yang digerakkan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan
dan perbuatan manusia baik terhadap Allah, sesama manusia, atau diri
sendiri.12
Menurut Ahmad Amin dalam bukunya “Etika Ilmu Akhlak”
menjelaskan bahwasannya akhlak ialah menangnya keinginan dari
beberapa keinginan manusia dengan berturut-turut. Maka seorang
dermawan ialah orang yang menguasai keinginan memberi, dan keinginan
ini selalu ada padanya bila terdapat keadaan yang luar biasa dan orang
menariknya kecuali di dalam keadaan yang luar biasa dan orang kikir ialah
orang yang dikuasai oleh suka harta, dan mengutamakannya lebih dari
membelanjakannya.13
Kemudian, sebagian ulama berpendapat bahwa akhlak dalam
perspektif Islam adalah sekumpulan asas dan dasar yang diajarkan oleh
wahyu ilahi untuk menata perilaku manusia. Hal ini dalam rangka
mengatur kehidupan seseorang serta mengatur interaksinya dengan orang

11
Ibid., h.108.
12
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2018), h.13.
13
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 62.
15

lain. Tujuan akhir dari semua itu adalah untuk mereliasisaikan tujuan
diutusnya manusia di atas muka bumi ini.14
Selain itu, menurut Abuddin Nata akhlak dapat pula diartikan sebagai
sifat yang telah dibiasakan, ditabiatkan, didarah dagingkan, sehingga
menjadi kebiasaan dan mudah dilaksanakan, dapat dilihat indikatornya,
dan dapat dirasakan manfaatnya.15 Akhlak adalah suatu istilah agama yang
dipakai menilai perbuatan manusia; apakah itu baik, atau buruk.16
Selanjutnya menurut Akhmad Sodiq “akhlak bukanlah sekedar
fenomena luaran yang bersifat isedental, sehingga tidak semua yang
tampak seperti kebaikan adalah baik dalam makna hakiki. Ketika kebaikan
itu tidak didasarkan kepada ketulusan hati, maka kebaikan itu adalah
keburukan yang berselimut kebaikan. Akhlak adalah kebaikan hakiki, luar
dalam, lahiriah batiniah”.17
Jadi, secara garis besar berdasarkan pendapat di atas penulis
menyimpulkan bahwa, akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa
yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa pemikiran dan
pertimbangan kembali. Adapun baik buruk perbuatan yang dilakukan ialah
sifat yang melekat pada diri seseorang dan itu telah menjadi identitasnya.
Dan kemudian, kebiasaan tersebut bisa dikatakan sifat yang telah tertanam
dalam dirinya yang baik atau yang buruk.
2. Dasar, Ruang Lingkup dan Keutamaan Akhlak
a. Dasar Akhlak
Uraian di bawah ini meliputi dasar, tujuan, dan ruang lingkup
Akhlak, sebagaimana dalam firman Allah SWT:

ٍ ُ‫لّىَ َعيَ ٰىّ ُخي‬


ّ )ٗ(ٌٍّٖ ‫قّ َع ِظ‬ َ ‫َٗإِّه‬

14
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, (Jakarta: Pena Pundi Aksara,
2011), h.6.
15
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, & Barat, (Jakarta: Rajawali Press, 2012),
h.208.
16
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h.7.
17
Akhmad Sodiq, Prophetic Character Building, (Jakarta: Kencana, 2018), h.2.
16

Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti


yang agung.(Q.S Al-Qalam; 68: 4)18
Ayat di atas memperkuat alasan yang menyatakan bahwa
pahala yang tidak putus akan diperoleh Rasulullah Saw sebagai
akhlak yang agung. Pernyataan bahwa Rasulullah Saw mempunyai
akhlak yang agung merupakan pujian Allah Swt. Kepada beliau
yang jarang diberikan kepada hambanya yang lain. Secara tidak
langsung ayat ini juga menyatakan bahwa tuduhan-tuduhan orang
musyrik mengenai Rasulullah Saw orang gila adalah tuduhan yang
tidak mempunyai alasan sedikitpun, karena semakin baik budi
pekerti seseorang semakin jauh ia dari penyakit gila. Sebaliknya,
Semakin buruk budi pekerti seseorang, semakin dekat ia pada
penyakit gila. Rasulullah Saw adalah pribadi yang berakhlak luhur,
maka beliau terjauh dari perbuatan gila.19
Jadi, menurut hemat peneliti dasar tujuan akhlak ialah akhlak
terpuji yang ada di dalam diri Rasulullah Saw yang patut dijadikan
contoh dan suri tauladan bagi pendidik dan peserta didik.

b. Ruang Lingkup
Ruang lingkup akhlak adalah pembahasanya tentang perbuatan-
perbuatan manusia, kemudian menentukan perbuatan itu tergolong
perbuatan baik atau perbuatan buruk. Ilmu akhlak dapat pula dikatakan
sebagai ilmu yang pembahasanya dalam upaya mengenal tingkah laku
manusia. Obyek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau
penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Jika
kita katakan baik atau buruk maka ukuran yang digunakan adalah
ukuran normative.20
Kemudian Ahmad Azhar Basyir di dalam buku Veithzal Rivai
Zainal menjelaskan bahwasannya akhlak meliputi semua aspek
kehidupan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, makhluk penghuni yang memperoleh bahan

18
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 564.
19
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, Op.Cit.,h.220.
20
Ibid., h.110.
17

kehidupannya dari alam, dan makhluk ciptaan Allah Swt. Dengan kata
lain, akhlak meliputi akhlak pribadi, akhlak keluarga, akhlak sosial,
akhlak politik, akhlak jabatan, akhlak terhadap Allah Swt dan akhlak
terhadap alam.21
Menurut hemat penulis, ruang lingkup akhlak adalah pembahasan
mengenai perbuatan manusia yang tergolong akhlak terpuji dan akhlak
yang tercela.

Dengan demikian Veithzal Rivai Zainal menjelaskan bahwa ruang


lingkup akhlak meliputi, sebagai berikut:
1) Akhlak terhadap Allah Swt.
2) Akhlak terhadap keluarga, meliputi akhlak terhadap orang tua,
akhlak terhadap istri, akhlak terhadap suami, akhlak terhadap anak,
dan akhlak terhadap sanak keluarga.
3) Akhlak terhadap masyarakat, meliputi akhlak terhadap tetangga,
akhlak terhadap tamu, akhlak terhadap suami, akhlak terhadap
anak, dan akhlak terhadap sanak keluarga.
4) Akhlak terhadap makhluk lain seperti akhlak terhadap binatang,
akhlak terhadap tumbuh-tumbuhan, dan akhlak terhadap alam
sekitar.22

Berbagai bentuk dan ruang lingkup akhlak Islam dapat diuraikan


sebagai berikut:

1) Akhlak terhadap Allah


Akhlak mulia terhadap sang pencipt Allah Swt dapat
terealisasi dengan penghambaan hanya kepada-Nya. Tidak
menyekutukan-Nya dengan apapun dan siapapun. Hal itu dapat
dilakukan dengan menjalankan perintah yang telah digariskan

21
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, Op.Cit.,h.221.
22
Veithzal Rivai Zainal, Ibid.
18

sebagai kewajiban, dan berusaha semaksimal mungkin


menghindari segala larangan. Bentuk sederhana atas aplikasi
ketaatan kepada-Nya adalah dengan mengucapkan, “sami’na wa
atha’na’ (kami mendengar dan kami taati) dalam risalah
perintahnya-Nya dan mengucapkan, “sami’na -wa-ntahaina (kami
mendengar dan kami jauhi)”.23
Akhlak terhadap Allah antara lain dengan mengenal,
mendekati, dan mencintai-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya, menghiasi diri dengan sifat-sifat-Nya
atas dasar kemampuan dan kesanggupan manusia, membumikan
ajaran-Nya dalam kehidupan individu, masyarakat dan bangsa. 24
Sebagaimana manusia yang beragama sudah menjadi
keharusan dalam perbuatannya akan berhubungan dengan Allah,
hal ini tidak dapat dipisahkan karena manusia makhluk ciptaan
Allah dengan tujuan penciptaanya sebagaimana dalam firman
Allah Swt:
ۡ ‫ذ‬ُ ‫َٗ ٍَبّخَ يَ ۡق‬
ِّ ‫ّسّإِ هَلّىٍَِ ۡعجُ ُذ‬
ّ )٘ٙ(ُّٗ ِ ۡ َٗ ِّ‫ّٱى ِج ه‬
َ ‫ٱۡل‬
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.(Q.S Adz-Dzariyat;
51: 56)25

Ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah:


a) Allah yang telah menciptakan manusia. Dia menciptakan
manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari antara tulang
punggung dan tulang rusuk sebagaimana dalam Al-Qur‟an
surah Ath-Thariq ayat 5-7. Dalam ayat lain Allah berfirman
manusia diciptakan dari tanah yang kemudian diproses menjadi
benih yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) setelah

23
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, Op.Cit., h.4.
24
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, & Barat, Op.Cit.,h.209.
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 524.
19

ia menjadi sebuah darah, segumpal daging dijadikan tulang dan


dibalut dengan daging dan selanjutnya diberi roh, sebagaimana
dalam Al-Qur‟an surah Al-Mu'min ayat 12- 13.
b) Allah yang telah memberikan perlengkapan panca indra,
berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati
sanubari, di samping anggota badan yang kokoh dan sempurna
kepada manusia sebagaimana dalam Al-Qur‟an surah An-Nahl
ayat 78.
c) Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara
binatang ternak dan sebagainya. sebagaimana dalam Al-Qur‟an
surah Al-Jatsiyah ayat 12-13.
d) Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan menguasai daratan dan lautan, sebagaimana dalam
Al-Qur‟an surah Al-Isra ayat 70.26
Sementara itu Quraish Shihab mengatakan bahwa titik tolak
akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa
tiada Tuhan kecuali Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji;
demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak
akan mampu menjangkaunya.27
Dari beberapa penjelasan di atas, menurut hemat peneliti
bahwasannya akhlak terhadap Allah ialah melaksanakan
perintahnya dan menjauhi laranganya dan menyakini bahwasannya
tiada Tuhan kecuali Allah.

26
Henny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, Op.Cit., h.12-
13.
27
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
cet.ke-2, h. 154.
20

2) Akhlak terhadap keluarga


Akhlak terhadap keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan
keturunannya. Kita harus berbuat baik kepada anggota keluarga
terutama orang tua. Ibu yang telah mengandung kita dalam
keadaan lemah, menyusui dan mengasuh kita memberikan kasih
sayang yang tiada tara. Begitu juga ayah dialah sosok seorang pria
yang hebat dalam hidup yang telah menafkahi kita tanpa
memperdulikan panasnya terik matahari.28

Sebagaimana Allah Swt berfirman:

ّ‫ض َع ۡزُٔ ّ ُم ۡش ٕٗ ۖب‬ َ ‫ّٱۡلّ ٰ َس َِ ّ ِث ٰ َ٘ ِى َذ ٌۡ ِٔ ّ ِإ ۡح ٰ َسًْ ۖب‬


َ َٗ َٗ ّ ‫ّح ََيَ ۡزُٔ ّأ ُ ٍُّ ۥُٔ ّ ُم ۡش ٕٗب‬ ِ ۡ ‫َٗ َٗص ۡهٍَْب‬
ّ‫ٍِّ َسْ َٗخّقَب َه‬ َ ‫ۥّٗثَيَغَّأَ ۡسثَ ِع‬ َ ‫ُّ٘ َش ٖۡشً ۚا‬
َ ُٓ‫ّحزه ٰ ٓىّ ِإ َراّثَيَغَّأَ ُش هذ‬ َ ُ‫صئُُۥّثَ ٰيَث‬ َ ٰ ِ‫ۥّٗف‬ َ ُ ُٔ‫َٗ َحَۡ ي‬
ُّۡ َ‫ي ّ َٗأ‬ ‫ّٗ َعيَ ٰى ّ ٰ َٗىِ َذ ه‬
َ ً َّ ‫َسةِّ ّأَ ۡٗ ِص ۡعِْ ًٓ ّأَ ُۡ ّأَ ۡش ُن َش ِّّ ۡع ََز‬
‫َل ّٱىهزِ ًٓ ّأَ ّۡ َعَۡ ذَ ّ َعيَ ه‬
َِّ ٍِ ًِّّّ‫لّ َٗ ِإ‬ ُ ‫ص ِي ۡحّ ِىًّ ِفًّ ُرسِّ ٌه ِز ۖ ًّٓ ِإًِّّّرُ ۡج‬
َ ٍۡ َ‫ذّإِى‬ ۡ َ‫ض ٰىُّٔ َٗأ‬ َ ‫ص ِي ٗحبّر َۡش‬ َ ٰ ّ‫أَ ۡع ََ َو‬
)ٔ٘(ٍِّ َ َِ ِ‫ۡٱى َُ ۡسي‬

Artinya: Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik


kepada kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan
susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat
puluh tahun ia berdoa: "Ya Allahku, berilah aku petunjuk agar aku
dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan
kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan supaya aku dapat berbuat
kebajikan yang Engkau ridhai; dan berilah kebaikan kepadaku
dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sungguh aku
bertaubat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang
muslim".(Q.S Al-Ahqaf; 46: 15)29

28
Syarifah Habibah,Akhlak dan Etika dalam Islam, Jurnal pendidikan Dasar dan
Humaniora, Vol. I, No.4, ISSN: 2337-9227, Oktober 2015, h.73-87.
29
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 504.
21

Orang tua, secara jasmani adalah asal keturunan anak. Jadi


anak adalah keturunan dari orang tuanya dan darah yang mengalir
dalam tubuhnya adalah darah orang tuanya. Seorang anak kandung
merupakan bagian dari darah daging orang tuanya, sehingga apa
yang dirasakan oleh anaknya juga dirasakan oleh orang tuanya dan
demikian sebaliknya.
Itu pula sebabnya secara kodrati, setiap orang tua menyayangi
dan mencintai anaknya sebagaimana ia menyayangi dan mencintai
dirinya sendiri, kasih dan sayang ini mulai dicurahkan sepenuhnya
terutama oleh ibu, semenjak anak masih dalam kandungan sampai
ia lahir dan menyusui bahkan sampai tua.
Di dalam ajaran Agama Islam, anak merupakan amanah Allah
Swt. Terhadap pasangan manusia yang telah terjalin oleh tali
perkawinan yang disebut dengan keluarga, yang merupakan
komponen terkecil dalam masyarakat, yang nantinya akan
berpengaruh dilingkungan masyarakat dimana keluarga itu
bertempat tinggal. Keluarga yang baik akan menjadi cerminan
dalam suatu masyarakat khususnya dan bangsa serta Negara
umumnya. Dengan demikian setiap keluarga diharapkan agar dapat
mendidik anak-anaknya untuk melaksanakan agama dengan baik
dan bersikap dengan akhlak yang baik, hormat kepada ibu dan
bapak.30
Dari beberapa pengertian di atas hemat peneliti, akhlak
terhadap keluarga ialah mencintai dan menyayangi satu sama
lainnya dan saling mengormati kepada yang lebih tua.

3) Akhlak terhadap masyarakat


Al-Qur‟an menegaskan bahwa seluruh umat manusia berasal
dari satu pohon, walaupun akhirnya mereka berbeda dan

30
Aliasa, Akhlak Sebagai Azas Kebahagiaan Keluarga dan Masyarakat, Jurnal
pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No.1, E-ISSN 2503-3050, February2016, h.42.
22

membentuk bangsa-bangsa dengan jenis dan warna yang berbeda-


beda pula. Mereka semua adalah anak dan keturunan dari satu
bapak dan satu ibu, Adam dan Hawa. Dalam proses penciptaannya,
semua manusia sama karena masing-masing dari mereka melalui
fase-fase penciptaan yang juga sama.31
Jika mereka sama dari awal sejak dilahirkan, maka berarti
mereka juga sama saat berakhir pada satu nasib, kematian. Allah
Swt berfirman:

ّ‫ق ّ ٍِ َْٖۡب‬ َٰ ‫س‬


َ َ‫ّٗ ِح َذ ٖح ّ َٗ َخي‬ ۡ ْ ُ‫ٌَٰٓأٌََُّٖب ّٱىْهبسُ ّٱرهق‬
ٖ ‫٘ا ّ َسثه ُن ٌُ ّٱىه ِزي ّخَ يَقَ ُنٌ ّ ٍِِّ ّّهف‬
َ ُ‫ّٱَّللَّٱىه ِزيّرَ َسبٓ َءى‬
ّ‫ُّ٘ثِ ِٔۦ‬ َ ۚٗ‫ٍشاّ َِّٗ َسبٓء‬
‫ّٗٱرهقُ٘اْ ه‬ ِ ََ ُ ْٖۡ ٍِ ّ ‫ث‬
ٗ ِ‫بّس َج ٗبَل ّ َمث‬ ‫بّٗثَ ه‬
َ َٖ‫صَ ۡٗ َج‬
ّ )ٔ(ّ‫ّسِّقٍجٗ ب‬َ ٌۡ‫بُّ َعيَ ٍۡ ُن‬ ‫َٗ ۡٱۡلَ ۡس َحب ۚ ًَّ ِإ هُ ه‬
َ ‫ّٱَّللَّ َم‬
Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah-mu
yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.(QS. An-Nisa; 4: 1)32
Sesama orang yang beriman mereka bersaudara. Di antara
mereka tidak boleh saling mengolok karena boleh jadi yang diolok-
olok sebenarnya lebih baik. Di antara mereka juga tidak boleh
saling mengunjing karena perbuatan tersebut merupakan dosa. Dan
antar sesama muslim harus saling menolong untuk melaksanakan
kebaikan dan ketakwaan, saling mengingatkan dalam kebenaran
dan kesabaran.33

31
Muhammad as-Sayyid Yusuf, dkk. Ensiklopedi Metodologi Al-Qur’an, (Mesir: Dar as-
salam, Maktabah al-Usrah), h.28-29.
32
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 77.
33
Edy Sukardi, Buku Pintar Akhlak Terpuji, (Jakarta: AMP Press, 2016), h.136.
23

Islam tidak hanya menyuruh kita membina hubungan baik


dengan non muslim. Namun demikian dalam hal-hal tertentu ada
pembatasan hubungan dengan non muslim, terutama yang
menyangkut aspek ritual keagamaan.34 Dalam berhubungan dengan
masyarakat non muslim Islam mengajarkan kepada kita untuk
toleransi, yaitu menghormati keyakinan umat lain tanpa berusaha
memaksakan keyakinan kita kepada mereka.
Jadi, menurut hemat peneliti akhlak terhadap masyarakat ialah
saling tolong menolong, melaksanakan kebaikan dan ketakwaan,
saling mengingatkan dalam kebenaran serta menjauhi sikap saling
mungolok sesama tetangga.

4) Akhak terhadap Lingkungan


Lingkungan adalah segala sesuatu yang di sekitar manusia,
baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda.
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur‟an terhadap
lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah.
Kekhalifaan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan
sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifaan mengandung
arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan agar setiap
makhluk mencapai tujuan penciptanya. 35
Manusia ialah makhluk Allah yang paling sempurna jika
dibandingkan dengan makhluk lain. Malaikat makhluk Allah yang
mempunyai unsur akal, sementara hewan yang hanya mempunyai
unsur nafsu, sedangkan manusia dikaruniakan Allah kedua unsur
itu. Dengan akal pikiran, manusia membuat pertimbangan sebelum
melakukan sesuatu tindakan. Setelah dibuat barulah nafsu
digerakkan kearah mencapai keinginan itu. Namun, ada kalanya
wujud ketidakharmonisan antara unsur akal dan nafsu dalam jiwa
34
Edy Sukardi, Ibid., h.141.
35
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta, Rajawali Press, 2015),
h.129.
24

manusia. Akibatnya, tindak-tanduk itu memberi kesan pisitif


kepada kesejahteraan manusia sejagat. Maka, timbul krisi seperti
masalah alam sekitar.36
Sebagaimana Allah Swt berfirman:

ّ‫ل ّ ٍِ َِ ّٱى ُّذ ٍَّۡ ۖب‬ َ َ‫َصٍج‬ َ ‫ّٱۡل ِخ َش ۖحَ ّ َٗ ََل ّر‬
ِ ّّ ‫َْس‬ ٓ ۡ ‫اس‬ َ ‫ّٱَّللُ ّٱى هذ‬ ‫ل ه‬ َ ‫َٗ ۡٱثز َِغ ّ ِفٍ ََبٓ ّ َءار َٰى‬
‫ض ّإِ هُ ه‬ ۡ ۡ َ ۖ ٍۡ َ‫ّٱَّللُ ّإِى‬
ّ‫ّٱَّللَ ََّل‬ ِ ۖ ‫ّٗ ََل ّر َۡج ِغ ّٱىفَ َسب َد ّفًِ ّٱۡلَ ۡس‬
َ ‫ل‬ ‫َٗأَ ۡح ِسِ ّ َم ََبٓ ّأَ ۡح َس َِ ه‬
ّ ّ)٧٧(ٌِ ۡ ُّ‫ٌ ُِحت‬
َّ ‫ّٱى َُ ۡف ِس ِذ‬
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.(QS. AL-Qasas; 28: 77)37

Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur‟an terhadap


lingkungan bersumber dari fungsi manusia dengan sesamanya dan
terhadap alam. Kekhalifaan mengandung arti pengayoman,
pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai
tujuan penciptannya.38
Dari beberapa pengertian di atas menurut hemat penulis akhlak
terhadap lingkungan ialah menjaga, memelihara dan tidak
membuat kerusakan dimuka bumi ini karena semua yang
diciptakan Allah ada manfaatnya dan harus dijaga serta dilestarikan
oleh manusia.

c. Keutamaan Akhlak
Rasulullah Saw. bersabda: “Muslim yang paling sempurna
imannya ialah yang terbaik akhlaknya” (H.R. Tirmidzi dan Ahmad).

36
Edy Sukardi, Op.Cit, h.174-175.
37
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 394.
38
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, Op.Cit., cet.ke-2, h.158.
25

Hadist ini mengungkapkan hal yang sangat penting dalam Islam, yaitu
akhlak. Selain masalah tauhid dan syariat, akhlak memiliki porsi
pembahasan yang sangat luas.
Keutamaan Akhlak yang terpuji, menurut Veithzal Rivai Zainal di
antaranya:
1) Akhlakul karimah merupakan suatu amalan yang memiliki bobot
timbangan kebajikan yang sangat berat di hari kiamat. Hadist yang
dikutip oleh Veithzal Rivai Zainal. Dari Abu Darda‟ dari
Rasulullah Saw. bersabda: “Tidaklah ada sesuatu yang lebih berat
dalam timbangan (kebajikan pada hari kiamat) dari amalan husnul
khuluq (akhlak yang baik)”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi)39
Sebagaimana kita ketahui hidup di dunia hanya sebentar saja,
karena itu untuk menyiasati umur yang pendek ini agar senantiasa
kita memiliki bobot timbangan kebajikan yang sangat berat di hari
kiamat, maka kita harus terus berusaha optimal mungkin
mewujudkan akhlakul karimah ini.
2) Akhlakul karimah yang terhitung paling banyak memasukkan
manusia ke surga. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw.
pernah ditanya tentang (amalan apa) yang banyak memasukkan
manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab; yang
artinya:“Takwa kepada Allah dan husnul khuluq (berakhlak baik).”
Beliau juga ditanya mengenai (hal apa) yang banyak memasukkan
manusia ke dalam neraka. Maka beliau menjawab: “Mulut dan
kemaluan”. (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)40
Sebagaimana firman Allah Swt:

ُّ‫د ّ َٗ ۡٱۡلَ ۡسض‬ ُ َ٘ ٰ ََ ٰ ‫ضَٖب ّٱى هس‬ُ ‫ّٗ َجْه ٍخ ّ َع ۡش‬ َ ٌۡ‫بس ُع ٓ٘ ْا ّ ِإىَ ٰى ّ ٍَ ۡغفِ َش ٖح ّ ٍِِّ ّ هسثِّ ُن‬
ِ ‫َٗ َس‬
ٰ ۡ
َ َِ ‫ض هش ٓا ِء ّ َٗٱى َن ِظ‬
ٍِّ ‫ّٗٱى ه‬ َ ‫ُ٘ ّفًِّٱى هس هش ٓا ِء‬ َ ُ‫ٌِ ٌّ ُْفِق‬َ ‫ٍِ ّّٖٖٔ ّٱىه ِز‬ ۡ
َ ِ‫أُ ِع هذ ۡد ّىِي َُزهق‬
ۡ ُّ‫ٱَّللٌُّ ُِحت‬
‫بسّ َٗ ه‬ َ ‫ّٗ ۡٱى َعب ِف‬ َ َ‫ۡٱىغ ٍَۡع‬
ّ )ٖٔٗ(ٍِّ َ ِْ ‫ح ِس‬ ّۡ َُ ‫ّٱى‬ ِ ِۗ ‫ٍِّ َع ِِّٱىْه‬

39
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.255.
40
Ibid.
26

Artinya: (133) Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari


Allahmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi
yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (134) Yaitu
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan.(Qs. Ali Imran; 3: 133-134)41

Menurut Imam Hasan al-Bashri, ulama dan cendikiawan Muslim


yang hidup pada masa awal khalifahan Umayyah, berkata: “Akhlak
yang baik adalah berwajah cerah, melakukan yang ma’ruf dan menahan
kejelekan (gangguan).” Imam Ahmad bin Hambal berkata: “Akhlak
yang baik adalah jangan marah dan dengki”.
Adapun, Al-Imam Muhammad bin Nash mengatakan: “Sebagian
ulama berkata: „Akhlak yang baik adalah menahan amarah Karena
Allah, menampakkan wajah yang cerah berseri kecuali kepada ahlul
bid’ah dan orang-orang yang banyak berdosa, memaafkan orang yang
salah kecuali dengan maksud untuk memberi pelajaran, melaksanakan
hukuman (sesuai syariat Islam) dan melindungi setiap muslim dan
orang kafir yang terikat janji dengan orang Islam kecuali untuk
mengingkari kemungkinan, serta mencegah kezaliman terhadap orang
yang lemah tanpa melampaui batas”.42
Dari beberapa pengertian di atas menurut hemat peneliti, keutamaan
akhlak ialah wujud ketaataan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
dengan terbiasa melakukan akhlak terpuji dan menahan kejelekan akan
dicintai oleh Allah Swt.

41
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 67.
42
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit, h.256.
27

3. Pengertian Nilai-Nilai Akhlak


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Nilai adalah sifat-
sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.43
Nilai sebagai sesuatu yang terpenting, diyakini dan menjadi standar
tingkah laku. Oleh karena itu nilai (value) adalah suatu kenyakinan yang
bersifat abadi yang mana mode khusus dari tingkah laku atau puncak
keberadaan secara pribadi maupun sosial lebih baik dari mode tingkah
laku.44
Milton Rokeach dan James Bank mengemukakan bahwa nilai adalah:
“Suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem keper-
cayaan dalam mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindak-an,
atau mengenai yang pantas atau tidak pantas.”
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa nilai merupakan sifat
yang melekat pada sesuatu sistem kepercayaan yang berhubungan dengan
subjek yang memberi arti. Dalam hal ini, subjeknya adalah manusia yang
mengartikan dan yang meyakini.
Sidi Gazalba mengartikan nilai sebagai berikut: “Nilai adalah sesuatu
yang bersifat abstrak. Ia ideal, bukan benda konkret, bukan fakta, tidak
hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik,
melainkan soal perhatian yang dikehendaki dan tidak dikehendaki,
disenangi dan tidak disenangi.”
Pengertian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara subjek
penilaian dengan objek sehingga menghasilkan perbedaan nilai antara
garam dengan emas. Allah Swt itu tidak bernilai apabila tidak ada subjek
yang memberi nilai. Allah Swt menjadi berarti setelah ada makhluk yang
membutuhkan. Ketika Allah Swt sendirian, Ia hanya berarti bagi diri-Nya
sendiri. Akan tetapi nilai semata-mata bukan terletak pada subjek

43
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,Op.Cit., h. 963.
44
Kamrani Buseri, Nilai-Nilai Ilahiah Remaja Pelajar, (Yogyakarta: UII Press, 2004), h.
8.
28

pemberian nilai. Di dalam sesuatu tersebut mengandung hal yang bersifat


esensial yang menjadikan sesuatu bernilai.45
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwasannya nilai-nilai
akhlak ialah sifat-sifat yang dipercayai oleh seseorang dan kemudian
mereka bertindak sesuai dengan yang pantas atau tidak pantas.

4. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai Akhlak


Proses membangun sebuah karakter adalah proses penanaman nilai
pada diri seseorang sehingga ia benar-benar menjadi sifat yang menetap
dalam jiwa. Tentu saja dibutuhkan waktu yang lama dan intensitas
internalisasi yang mendalam untuk sampai pada keadaan itu.46
Menurut Akhmad Sodiq nilai-nilai yang diharapkan melembaga pada
pribadi Muslim bukanlah sembarang nilai, tetapi nilai-nilai yang ada
dalam Al-Qur‟an Hadist, nilai-nilai yang tertanam dalam pribadi
Rasulullah Saw.47
Adapun menurut Mustofa nilai-nilai spiritual yang dimaksud dalam
Islam adalah ajaran agama yang berwujud perintah, larangan dan anjuran
yang kesemuanya berfungsi untuk membina kepribadian manusia dalam
kaitannya sebagai hamba Allah serta anggota masyarakat.48
Kemudian dijelaskan dengan oleh Kamrani Buseri nilai ialah sesuatu
yang terpenting, ia diyakini dan menjadi standar tingkah laku. Oleh
Karena itu Rokeach menegaskan bahwa nilai (value) adalah suatu
keyakinan yang bersifat abadi yang mana mode khusus dari tingkah laku
atau puncak keberadaan secara pribadi maupun sosial lebih baik dari mode
tingkah laku atau puncak keberadaan sebaliknya. 49

45
Raden Ahmad Muhajir Ansori,“Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama
Islam Pada Peserta Didik”, Jurnal Pusaka: Media Kajian dan Pemikiran Islam, Vo.IV, No.2, ISSN:
2339-2215, Mei 2017, h.16-17.
46
Akhmad Sodiq, Prophetic Character Building, Op.Cit., h.1.
47
Ibid.
48
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h.17.
49
Kamrani Buseri, Nilai-Nilai Ilahiah Remaja Pelajar, Op.Cit., h. 8.
29

Sistem nilai individual terbentuk melalui pengaruh sosial dan


psikologi keluarga. Dimulai masa kecil seseorang di didik melalui system
nilai orang tua. Selama adolesen nilai itu diuji oleh pengalaman di luar
keluarga. Meskipun banyak dikecewakan oleh keyakinan masyarakat dan
orang tuanya tetapi dia tetap menerima nilai dari orang tua, sebagian
ditolak dan sebagian lainnya dimodifikasi. Secara bertahap dia
mengembangkan system nilai pribadi dan filsafat hidupnya. Dan dengan
menggunakan sistem nilai tersebut mereka belajar mengatasi sikap
mendua dan menerima dirinya sebagai pribadi.50
Jadi, menurut hemat peneliti penanaman nilai-nilai akhlak
membutuhkan waktu yang lama, sehingga proses penanaman niali-nilai
akhlak ini dilakukan secara bertahap atau jika dijelaskan di sekolah ialah,
melakukan kebiasaan yang mampu membuat pembiasaan terhadap peserta
didik, dengan harapan hal tersebut mampu mengantarkan kebiasaan baik
atau akhlak terpuji yang tertanam pada diri peserta didik.

C. Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak terpuji
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Terpuji ialah sangat
baik51
Akhlak baik atau terpuji (Al-Akhlaqu al-Mahmud‟ah) yaitu perbuatan
baik terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.52
Menurut Abuddin Nata salah satu akhlak terpuji ialah jujur, pemaaf
dan bersikap Adil.53 Adapun akhlak terpuji menurut Veithzal Rivai Zainal
akhlak terpuji ialah menjaga lisan, menyebarkan salam, malu, pemurah
dan lemah lembut.54

50
Kamrani Buseri, Nilai-Nilai Ilahiah Remaja Pelajar, Ibid., h. 11.
51
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,Op.Cit., h..1112.
52
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h.10.
53
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia,Op.Cit., h.37.
54
Veithzal Rivai Zainal, Manajemen Akhlak, Op.Cit., h.270.
30

a. Menjaga Lisan atau Jujur


Allah Swt memerintahkan kepada kita untuk bertutur kata yang
baik. Sebagaimana firman Allah Swt:
ْ ُ‫ّٗقُ٘ى‬
ّ )٧ٓ(ّ‫٘اّقَ ۡ٘ َٗلّ َس ِذ ٌٗذا‬ ‫٘ا ه‬
َ َ‫ّٱَّلل‬ ْ ُ ‫٘اّٱرهق‬ َ ‫ٌَٰٓأٌََُّٖبّٱىه ِز‬
ْ ُ ٍَْ ‫ٌِّ َءا‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar.(Qs. Al-Azhab; 33: 70)55
Pada ayat di atas Allah Swt memerintahkan kepada orang-orang
yang beriman agar tetap bertakwa dan selalu mengucapkan kata-kata
yang benar.
Apabila kita belum bisa berkata yang baik, maka diamlah.
Demikianlah petunjuk Rasulullah Saw. Kepada kita dalam sabdanya;
yang artinya: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka katakanlah yang baik atau diamlah” (H.R. Bukhari dan Muslim,
dari Abu Hurairah)56
Jadi, menurut hemat penulis sifat menjaga lisan atau jujur ialah
mengucapkan kata-kata yang benar yaitu sesuatu yang didengarkan
oleh orang lain ketika disampaikan kembali tidak dikurangi atau
ditambah-tambah kata lainnya.
b. Menyebarkan Salam
Seorang muslim dengan muslim lainya adalah bersaudara. Sudah
sepantasnya untuk saling mencintai, karena Allah Swt menjadikan di
antara syarat sempurnanya iman seseorang adalah mencintai
saudaranya sesama muslim.
Mengucapkan salam ketika bertemu merupakan faktor saling
mencintai. Sebagaimana dalam hadist Nabi yang dikutip oleh Veithzal
Rivai Zainal yang artinya: Dari Abu Hurairah berkata: “Rasulullah
Saw bersabda (artinya): Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian
beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling
mencintai. Maukah aku beritahukan sesuatu yang jika kalian

55
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 427.
56
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit, h.273.
31

melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di


antara kalian” (H.R. Muslim)57
Islam adalah agama keselamatan dan perdamaian, dan bukan
agama peperangan. Peperangan di dalam Islam bukanlah sebagai
tujuan, melainkan semata-mata sebagai upaya mempertahankan diri
dan membela ajaran-ajarannya. Slogan Islam adalah “salam” yang
artinya selamat. Sungguh betapa indah dan mudahnya ucapan ini.58
Seorang laki-laki berkata kepada Imam Husain as “Bagaimana
keadaanmu, semoga Allah melindungimu” Imam Husain as pun
menjawab, “Ucapkanlah salam sebelum bicara, semoga Allah
melindungimu.” Kemudian Imam as melanjutkan perkatannya,
“Jangan kamu memberi izin kepada seseorang sampai dia
59
mengucapkan salam.”
Jadi, menurut hemat penulis sikap menyebarkan salam ialah cara
mencintai sesama muslim. Dengan saling mengucapkan salam maka
akan dirasa kekeluargaan satu diantara lainnya.
c. Sifat Malu
Seorang muslim yang mempunyai sifat malu akan berusaha
menjaga dirinya dari hal-hal yang bisa menjatuhkan harga dirinya
(muru’ah) seperti menjauhi kemaksiatan atau perbuatan yang bisa
mendatangkan celaan dari orang lain. Rasulullah Saw. Telah
mengabarkan bahwa malu merupakan bagian dari keimanan,
sebagaimana disebutkan dalam hadist yang dikutip oleh Veithzal Rivai
Zainal yang artinya: Dari Abdullah bin Umar berkata: “Bersabda
Rasulullah Saw “Malu itu termaksud bagian dari iman”. (H.R.
Muttafaqun „Alaih)60
Jadi, menurut hemat penulis sifat malu ialah menjaga dirinya dari
segala hal yang dapat menyebabkan dirinya terkena dampak buruk.

57
Veithzal Rivai Zainal, Ibid., h.275.
58
Khalil Al-Musawi, Terapi Akhlak, (Jakarta: PT Ufuk Publishing House, 2011), h.77.
59
Ibid.
60
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.275.
32

d. Pemurah, Pemaaf dan Tawaduk


Di dalam kehidupan sehari-hari, kita diperintahkan untuk tolong
menolong (ta’awun) agar terjalin rasa kasih sayang terhadap sesama
muslim, sehingga ketika melihat saudara kita kekurangan, kita akan
segera membantunya, misalnya dengan memberikan sedekah dan
sebagainya.
Janganlah kamu khawatir hartamu akan berkurang dengan
bersedekah, bahkan sebaliknya Allah Swt akan menambahkan barakah
pada hartamu. Jadilah kamu seorang muslim yang pemaaf, hilangkan
sifat dendam dan jangan segan untuk memulai meminta maaf ketika
kamu berselisih dengan orang lain.61
Suka memaafkan (Al-„Afwu) yaitu sikap dan perilaku seseorang
yang suka memaafkan kesalahan orang lain yang pernah diperbuat
terhadapnya.62
Jadi, menurut hemat penulis sifat pemurah, pemaaf dan tawaduk
ialah seseorang yang mampu memberikan ketentraman kepada orang
lain. Memberikan maaf sebelum seseorang meminta maaf, selalu
memberikan bantuan kepada orang lain tanpa segan dan tidak
mengungkit-ungkit sesuatu yang telah dikerjakan.
e. Lemah Lembut
Allah Swt adalah dzat yang mahaindah dan mencintai keindahan,
sabda Rasulullah Saw. “Sesungguhnya Allah itu mahaindah dan
menyukai keindahan” (H.R. Muslim, dari Abdullah bin Mas‟ud). Allah
Swt telah menjadikan sifat lemah lembut sebagai perhiasan bagi kaum
muslimin, di mana dengan sifat tersebut menjadi sebab munculnya rasa
kasih sayang dan saling mencintai. Tetapi,ketika sifat ini hilang, maka
akan muncul kejelekan-kejelekan berupa timbulnya permusuhan.
Rasulullah Saw mengabarkan sifat lemah lembut sebagaimana
disebutkan dalam hadis: Dari Aisyah r.ha, dari Rasulullah Saw beliau

61
Ibid., h.276.
62
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, Op.Cit., h.28.
33

bersabda: “Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidaklah berada pada


sesuatu kecuali dia akan membuatnya indah dan tidaklah sifat lemah
lembut itu hilang dari sesuatu kecuali akan tampak buruknya sesuatu
tersebut. (H.R. Muslim)63
Jadi, menurut hemat penulis sifat lemah lembut ialah tidak berlaku
kasar kepada orang lain dan selalu memberikan ketenangan dan
ketentraman dimanapun ia berada.

2. Akhlak Tercela
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tercela adalah tidak
pantas.64
Akhlak buruk atau tercela (Al-Akhlaqu al-Madhmumah); yaitu
perbuatan buruk terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk-makhluk
yang lain.65
Menurut Veithzal Rivai Zainal akhlak tercela ialah sifat sombong,
dengki dan permusuhan.66 Adapun diuraikan sebagai berikut:
a. Sifat Sombong
Sifat sombong walaupun sedikit dapat menjadikan penghalang
seseorang untuk masuk surga. Allah Swt telah menyediakan tempat
bagi orang-orang yang sombong di neraka. Memang, neraka banyak
dihuni oleh orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.67
Ketahuilah bahwa manusia membenci orang yang bersikap
sombong kepadanya, dan mencintai orang yang bersikap tawadhu
kepadanya, sebagaimana aliran air menyukai tempat yang merunduk
kepadanya (rendah). Jadilah Anda seperti tangkai gandum yang penuh
berisi, yang merunduk karena banyak mengandung isi.

63
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.276.
64
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Op.Cit., h. 253.
65
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, Op.Cit.,(Jakarta: Kalam Mulia, 2009),h.10.
66
Veithzal Rivai Zainal, Manajemen Akhlak, Op.Cit., h.282.
67
Ibid., h.280.
34

Imam Ali as berkata, “Hilangkan keangkuhanmu, singkirkan


kesombonganmu, dan ingat kuburanmu.”68
Jadi, menurut hemat penulis sifat sombong ialah seseorang yang
selalu membanggakan diri atas apa yang dimilikinya.
b. Dengki (Hasad) dan Permusuhan
Hasad adalah sifat iri hati hingga menginginkan kenikmatan
dimiliki oleh orang lain itu hilang dan berganti menjadi miliknya. Sifat
hasad ini telah menyulut keangkuhan iblis, hingga ia tidak mau
bersujud kepada adam. Sifat hasad ini telah menjadikan iblis dan setan
terkutuk.69
Berbaik sangka kepada orang lain adalah sumber untuk
menumbuhkan hubungan baik dengan manusia, sedangkan berburuk
sangka menciptakan ketegangan di dalam hubungan sosial, bahkan
bisa mendorong kepada kedengkian, pemutusan hubungan, dan
permusuhan.70
Iri hati atau dengki yaitu sikap kejiwaan seseorang yang selalu
menginginkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang lain bisa
hilang sama sekali71
Allah Swt dengan keadilannya memberikan karunia kepada siapa
pun yang dikehendaki. Tidak seorang pun yang bisa menghalangi
pemberian Allah Swt kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, tidaklah
pantas bagi seorang muslim timbul sifat dengki dalam dirinya. 72
Adapun terhadap musuh (musuh agama), maka tidak ada tempat
untuk berprasangka baik kepada mereka. Berprasangka baik kepada
mereka justru akan membuat kita tertipu, jatuh ke dalam konpirasi
mereka, dan mungkin juga akan mendatangkan kekalahan.73

68
Khalil Al-Musawi, Terapi Akhlak, Op.Cit., h.72.
69
Ibid., h. 78.
70
Ibid., h. 54.
71
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, Op.Cit., h.30.
72
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, Op.Cit., h.280.
73
Khalil Al-Musawi, Terapi Akhlak, Op.Cit., h.55.
35

Jadi, menurut hemat penulis sifat dengki (hasad) dan permusuhan


ialah tidak menyukai sesuatu yang membuat orang lain bahagia dari
pada dirinya sendiri.

D. Faktor yang memengaruhi akhlak


1. Keluarga
Keluarga merupakan unit keluarga terkecil dan alamiah. Hal ini berarti
secara alamiah dialami setiap kehidupan manusia karena keluarga
merupakan jembatan meniti bagi generasi. Oleh karena itu, orang tua
berperan penting sebagai pendidik, yaitu memikul tanggung jawab
terhadap pendidikan anak. Pendidikanlah yang akan membentuk manusia
di masa depan.74
Lingkungan keluarga dalam hal ini orang tua memiliki peran yang
sangat besar serta merupakan komunitas yang paling efektif untuk
membina seorang anak agar berperilaku baik. Di sinilah seharusnya orang
tua mencurahkan rasa kasih sayang dan perhatian kepada anaknya untuk
mendapatkan bimbingan rohani yang jauh lebih penting dari sekedar
materi. Seandainya dalam lingkungan keluarga sudah tercipta suasana
yang harmonis maka pembentukan akhlak mulia seorang anak akan lebih
mudah dan seperti itu pula sebaliknya.75
Dalam Al-Qur‟an membahas mengenai Membina dan Mendidik
Keluarga, sebagaimana Allah Swt berfirman:

ّ‫اّٗقُ٘ ُدَٕبّٱىْهبسُ ّ َٗ ۡٱى ِح َجب َسحُ ّ َعيَ ٍَٖۡب‬ َ ٌۡ‫٘ا ّقُ ٓ٘ ْا ّأَّفُ َس ُن‬
َ ‫ّٗأَ ٕۡ ِيٍ ُنٌۡ ّّ َٗبس‬ َ ‫ٌَٰٓأٌََُّٖبّٱىه ِز‬
ْ ُ ٍَْ ‫ٌِ ّ َءا‬
ٓ
ّ ّ)ٙ(ُُّٗ َّ ‫ُّ٘ ٍَبٌّ ُۡؤ ٍَش‬َ ُ‫ٌَّٗ ۡف َعي‬ ‫ُُ٘ ه‬
َ ٌُٕۡ‫ّٱَّللَّ ٍَبّٓأَ ٍَ َش‬ َ ‫َّلٌَّ ۡعص‬ ِ ٌ‫ٍَ ٰيَئِ َنخ‬
‫اد ه‬ٞ ‫ظّ ِش َذ‬ٞ ‫ّغ ََل‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai

74
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.15.
75
M. Thoyyib, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an (Surat Al-Hujurat Ayat
11-13), Jurnal Studi KeIslaman, Vol. II, No.2, E-ISSN 2088-2556, September 2012, h.200.
36

Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu


mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. At-Tahrim; 66: 6)76

2. Kepribadian
Opini yang paling mendekati kebenaran adalah bahwa tabiat dan
kebiasaan saling mendukung. Sebagian akhlak mulia merupakan tabiat
alami yang telah dikaruniakan Allah kepada seseorang. Dalam hal ini,
seseorang tidak perlu berlatih atau membiasakan diri. Karena itu, orang
yang tidak dikarunia kelebihan ini dituntut untuk melawan hawa nafsunya
dan melatih dirinya untuk berakhlak mulia. Sesungguhnya jiwa manusia
menyerap dan menerima akhlak.77
Kaidah fikih mengemukakan bahwa diri sendiri termasuk orang yang
dibebani tanggung jawab pendidikan menurut Islam. Apabila manusia
telah mencapai tingkat mukalaf maka bertanggung jawab terhadap
mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam. Jika ditarik dalam
istilah pendidikan Islam, orang mukalaf adalah orang yang sudah dewasa
sehingga sudah semestinya bertanggung jawab terhadap apa yang harus
dikerjakan dan ditinggalkan.78
Sebagaimana firman Allah Swt:

‫ض ّ ٍَ َشح ًۖب ّ ِإ هُ ه‬
ّ‫ّٱَّللَ ََّل ٌّ ُِحتُّ ّ ُموه‬ ۡ
ِ ‫ش ّفًِ ّٱۡلَ ۡس‬ ِ ‫ك ّىِيْه‬
ِ ََۡ‫بس ّ َٗ ََل ّر‬ َ ‫صع ِّۡش ّخَ هذ‬
َ ُ ‫َٗ ََل ّر‬
ّ ّ)ٔ٢(ّ‫٘س‬ ّٖ ‫ٍُ ۡخز َٖبهّفَ ُخ‬
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
lagi membanggakan diri.(Q.S Lukman; 31:18)79

76
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 560.
77
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, Op.Cit., h.13.
78
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, Op.Cit., h.16.
79
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 412.
37

3. Lingkungan
Menurut Banet, Lingkungan adalah sejumlah rangsangan dari luar
yang diterima sejak dari kandungan hingga meninggal.80Di samping itu
lingkungan dapat diartikan dengan segala sesuatu yang ada di sekitar anak
didik, baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi
maupunkondisi masyarakat, terutama yang dapat memberikan pengaruh
kuat kepada anak dalam pergaulan mereka sehari-hari.
Persaudaraan sebagaimana firman Allah Swt:

َ َُ ‫ّٱَّللَّىَ َعيه ُنٌۡ ّرُ ۡش َح‬


ّ ّ)ٔٓ(ُّ٘ ‫٘ا ه‬ْ ُ ‫ّٗٱرهق‬
َ ٌۚۡ‫ُ٘اّثَ ٍۡ َِّأَخَ َ٘ ٌۡ ُن‬
ْ ‫صيِح‬
ۡ َ ‫حّفَأ‬ٞ َ٘ ‫ُّ٘ ِإ ۡخ‬ ۡ ََ ‫ِإّه‬
َ ٍُِْ ‫بّٱى َُ ۡؤ‬
Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S Al-Hujurat;
49: 10)81

4. Kegiatan KeIslaman
a. Shalat Jamaah
Shalat dalam bahasa arab adalah doa. Menurut istilah syara‟ Shalat
ialah ibadah kepada Allah dalam bentuk beberapa perkataan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam yang
dilakukan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara‟.82
Shalat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam syari‟at
agama Islam, hingga kesempurnaan amal seseorang, baik buruk
perbuatan manusia dilihat dari sempurna atau tidaknya pelaksanaan
shalatnya. Bahkan shalat adalah pembeda antara orang yang beriman
dan orang kafir.

80
Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Bandung: Marja, 2010), h.128.
81
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h.516.
82
Labib Mz, Tuntunan Shalat Lengkap, (Jakarta: Sandro Jaya, 2005), h. 25.
38

Allah Swt berfirman mengenai Shalat dalam Islam:

‫صيَٰ٘ ۖحَ ّ ِإ هُ ّٱى ه‬


ِِّ ‫صيَ ٰ٘حَ ّر ََْٖۡ ٰى ّ َع‬ ‫ت ّ َٗأَقِ ٌِ ّٱى ه‬ِ َ‫ّٱى ِن ٰز‬ۡ َِ ٍِ ّ ‫ل‬َ ٍۡ َ‫ٗح ًَ ّ ِإى‬ِ ُ‫ۡٱر ُو ّ ٍَبٓ ّأ‬
ّ ّ)ٗ٘(ُُّ٘ َّ ‫َصَْع‬ ‫ُّٱَّللّأَ ۡمجَ ِۗ ُشّ َٗ ه‬
ۡ ‫ٱَّللٌَُّ ۡعيَ ٌُّ ٍَبّر‬ َ ‫ّٗ ۡٱى َُْ َن ِۗ ِش‬
ِ ‫ّٗىَ ِز ۡمش ه‬ َ ‫ۡٱىفَ ۡح َشبٓ ِء‬
Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al
Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Ankabut; 29: 45)83

b. Shalat Duha
Shalat Duha adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu pagi
atau waktu duha yakni ketika matahari sedang naik setinggi tombak
atau naik sepenggalan, yang kira-kira antara jam tujuh, delapan,
Sembilan, sampai masuk waktu shalat dzuhur.84
Keutamaan shalat shunah dalam sebuah hadist; Artinya:
“Sesungguhnya amal manusia yang paling pertama dihisab (diperiksa)
pada kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka beruntunglah
ia. Dan jika shalatnya rusak, maka rugilah ia. Jika ia dalam shalat
wajib nya ada kekurangan, berfirman Allah: Periksalah, apakah hamba
Ku mempunyai shalat sunat? Maka kekurangan shalat wajibnya itu
pun disempurnakan dengan shalat sunnatnya. Kemudian amalnya yang
lain pun berlaku seperti itu” (Hadist Sahih diriwayatkan oleh At-
Turmudzi)85

83
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 401.
84
Labib Mz, Ibid., h. 150.
85
Ibid., h. 30.
39

c. Menghafal dan Belajar Al-Qur‟an


Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad dalam mengajarkan Al-
Qur‟an bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada anak didik yang
mengarah kepada:
1) Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat atau surah-
surah yang mudah bagi mereka.
2) Kemampuan memahami kitab Allah SWT. secara sempurna,
memuaskan akal dan mampu menenangkan jiwanya.
3) Kesanggupan menerapkan ajaran Islam dalam menyelaraskan
problema hidup sehari-hari.
4) Kemampuan memerbaiki tingkah laku murid melalui metode
pengajaran yang tepat.
5) Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan uslub Al-
Qur‟an.
6) Penumbuhan rasa cinta dan keagungan Al-Qur‟an dalam jiwanya.
7) Pembinaan pendidikan Islam berdasarkan sumber-sumber yang
utama dari Al-Qur‟an.86
Dalam hal tujuan pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an, Ahmad
Syarifuddin memberikan pendapat yaitu diuraikan sebagai berikut:
Dahulu Nabi Saw., memberikan perhatian yang besar terhadap
pendidikan Al-Qur‟an, khususnya kalangan anak-anak. Hal ini
bertujuan bahwa sesungguhnya Allah SWT., itu Tuhannya dan Al-
Qur‟an ini adalah kalam-Nya. Juga bertujuan agar ruh Al-Qur‟an
senantiasa tertanam pada jiwa mereka. Cahaya Al-Qur‟an
memancar pada pemikiran, pandangan, dan indera mereka.
Bertujuan pula agar mereka menerima akidah-akidah Al-Qur‟an
sejak dini, tumbuh dan beranjak dewasa senantiasa mencintai Al-
Qur‟an, kontak dengannya, menjalankan perintah-perintahnya, dan
menjauhi larangan-larangannya, berakhlak seperti akhlak Al-
Qur‟an, serta berjalan di atas prinsip-prinsip kitab suci Al-
Qur‟an.87

Selanjutnya Sa‟ad Riyadh mengatakan bahwa: “Mengajarkan Al-


Qur‟an mampu menumbuhkan sifat-sifat kebaikan pada seseorang.

86
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2008), h. 78.
87
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2005), cet. II. H. 68.
40

Terutama jika pengajaran tersebut diberikan dan diarahkan khusus


kepada orang yang menjadi tanggung jawabnya. Apalagi jika cara
pengajarannya disampaikan dengan metode yang baik dan menarik
sehingga mampu menumbuhkan rasa cinta diri anak-anak terhadap Al-
Qur‟an.”88
Dengan demikian, menghafal dan membaca Al-Qur‟an perlu
diajarkan di sekolah, karena menghafal dan membaca Al-Qur‟an
merupakan pondasi yang harus dimiliki setiap peserta didik. Dengan
mempelajarinya peserta didik diharapkan terbiasa akan kegiatan-
kegiatan yang dasar dari pedoman orang Islam dan diharapkan dengan
hal ini mampu menanamkan nilai-nilai akhlak terpuji di dalam diri
pesera didik.

E. Hasil Penelitian Yang Relevan


1. Skripsi “Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Mmbina Akhlak Siswa di MI.
Al-Amin Cicurug Sukabumi) (Penelitian Deskriptif di Madrasah
Ibtidaiyah Pembangunan)” oleh Asep Nasrullah mahasiswa Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2015. Penelitian ini menjelaskan
tentang upaya yang ditempuh guru akidah akhlak dalam membina perilaku
sabar siswa di Mi. Al-Amin Cicurug Sukambumi dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif.
2. Skripsi “Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Pada Siswa Kelas V SDIT Nurul
Amal” oleh Hamidah mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tahun 2014. Penelitian ini menjelaskan cara penanaman nilai-nilai
akhlak yang dilakukan oleh guru terhadap murid kelas V, dalam kegiatan
di Sekolah Dasar IT Nurul Amal.

88
Sa‟ad Riyadh, Langkah Mudah Menggairahkan Anak Menghafal Al-Qur’an, (Solo:
Samssudera, 2009), h.14.
41

3. Jurnal Pendidikan Islam, Vol.VII, No.2, DOI: 10.24042/atjpiv712.1508,


November 2016 yang ditulis oleh Agus Susanti (UIN Raden Intan
Lampung) dengan judul “Penanaman Nilai-Nilai Tasawuf Dalam
Pembinaan Akhlak”. Penelitian ini membahas tentang penanaman nilai-
nilai tasawuf dalam pembinaan akhlak masa kini harus diatasi pula dengan
cara (teknik) masa kini. Menghadapi akhlak tercela yang menggunakan
sarana modern, untuk mengatasinya harus juga memakai alat dan cara
yang modern.
4. Jurnal of Pesantren Education, Vo.X, No.1,
DOI: http://dx.doi.org/10.21111/at-tadib.v10i1.330,Juni 2015, yang ditulis
oleh Agus Budiman dan Fahma Ismatullah (Fakultas Tarbiyah Universitas
Darussalam Gontor Indonesia) dengan judul “Penerapan Pendidikan
Akhlak di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Darut Taqwa
Jenangan Ponorogo Tahun Ajaran 2014-2015”. Penelitian ini membahas
tentang salah satu permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan
dewasa ini adalah keringnya nilai kejujuran. Sehingga penelitian ini
membahas penerapan pendidikan akhlak di Sekolah.
5. Jurnal Pusaka: Media Kajian dan Pemikiran Islam, Vo.IV, No.2, ISSN:
2339-2215, Mei 2017, yang ditulis oleh Raden Ahmad Muhajir Ansori
(STIT Ibnu Sina Malang) dengan judul “Strategi Penanaman Nilai-Nilai
Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik”. Penelitian ini membahas
tentang Strategi yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai pendidikan
agama Islam pada peserta didik.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Fath Cireunde yang beralamat di
Jl. Cireunde Raya No.24Pisangan, Cireunde, Kec. Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten. Adapun waktu yang digunakan oleh
peneliti untuk memperoleh data yang berhubungan dengan objek penelitian
yaitu pada bulan September 2019 s.d. April 2020.

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif dengan metode penelitian field research (penelitian lapangan).
Penelitian kulaitiatif menurut Denzin and Lincoln (2000) mengemukakan
bahwa dalam penelitian kualitatif menggunakan dua pendekatan, yaitu
interpretative dan naturalistic. Ini berarti mempelajari sesuatu dalam setting
alami mereka, dan mencoba membuat pengertian atau interpretasi fenomena
dalam konteks makna mereka.1
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.2
Menurut Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung dari pengamatan manusia baik dalm kawasannya

1
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015), h.329.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), h.9.

42
43

maupun dalam peristilahannya.3 Terakhir, menurut Jane Richie, penelitian


kualitiatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di
dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi dan persoalan tentang
manusia yang diteliti. Kembali pada definisi di sini dikemukakan tentang
peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep, perilaku
persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti.4
Dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, maka peneliti akan
terjun langsung ke lapangan untuk meneliti kejadian dan bertemu langsung
dengan responden untuk menggali data dan mengetahui lokasi penelitian.
Dengan begitu peneliti akan mendapat informasi terkait penelitian ini.

C. Prosedur Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini akan menggali data dari beberapa sumber data yang
ada. Berikut sumber data yang akan dimanfaatkan peneliti :
1) Sumber data primer: Sumber data primer adalah sumber data utama dalam
penelitian ini, yang peneliti dapatkan langsung dilapangan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
2) Sumber Sekunder: sumber sekunder adalah sumber data tambahan yang
dapat diperoleh melalui buku-buku terkait penelitian, artikel, jurnal, dan lain
sebagainya.
Upaya mempermudah penyelesaian yang akan dilakukan, peneliti perlu
menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian:
1. Memindahkan hasil wawancara dari informan penelitian
2. Menyortir hasil wawancara untuk mendapatkan hasil yang relevan dengan
penelitian
3. Membuat kesimpulan tentang hasil wawancara

3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), h.4.
4
Ibid., h.6.
44

D. Teknik Pengumpulan Data


1) Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat
ataupun mungkin diulang.5observasi ini akan dilaksanakan langsung oleh
observer kepada obyek yang diobservasi yaitu observer di SMP Al-Fath
Cireunde, meliputi keadaan sekolah, keadaan siswa-siswi, keadaan
lingkungan sekolah, dan pelaksanaan penanaman nilai-nilai akhlak melalui
kegiatan keberagamaan siswa. Dengan cara melakukan pengamatan baik
di kegiatan keberagamaan harian, mingguan dan tahunan.
2) Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewe) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu6
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab.7 Wawancara harus mengungkapkan
perspektif emic bagaimana informan memandang persoalan atau keadaan
dari segi perspektifnya-menurut pikiran dan perasaan.8
Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur.
Wawancara ini dilakukan untuk mendapat informasi mengenai cara
penanaman nilai-nilai akhlak di SMP Al-Fath Cireunde. Dalam penelitian
ini yang akan diwawancarai adalah :
a) Kepala Sekolah SMP Al-Fath Cireunde
b) Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan
c) Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

5
Sukandarrumidi, Metedologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,
(Yogyakarta: Gadjah Mada Universiti, 2012), h.69.
6
Lexy J. Moleong, Op.Cit., h.186.
7
Djaman Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2013), h.30.
8
Ibid., h.131.
45

3) Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.9
Pada metode ini, pertanyaan diajukan secara tertulis dan disebarkan
kepada responden untuk dijawab, setelah pertanyaan dijawab,
dikembalikan lagi kepihak peneliti.10
Dalam penelitian ini, yang akan menjadi responden adalah siswa kelas
VIII. Hal ini dilakukan penulis untuk mendapatkan data ataupun informasi
dari siswa dengan menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
akhlak siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Adapun daftar
pertanyaan akan terlampir.

E. Pemeriksaan Keabsahan Data


Untuk melakukan pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini, maka
peneliti menggunakan uji kredibilatas. Uji kredibilitas ini digunakan untuk
membuktikan apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang terjadi di
lapangan. Teknik yang digunakan diantaranya adalah :
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibiitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Sebagai contoh, untuk mwnguji kredibilitas data tentang gaya
kepemimpinan seseorang, maka pengumplan data yang telah diperoleh
dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan ke
teman kerja yang merupakan kelompok kerjasama. Dari data ke tiga
sumber tersebut, tidak bisa dirata-ratakan, tetapi dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana
spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh

9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010) h. 194.
10
Syamsir Salam dan Jaenal Aripi, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006) h.79-80.
46

peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan


kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.11
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik pengungkapan
data yang dilakukan kepada sumber data. Menguji kredibilitas data dengan
triangulasi teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda.12 Misalnya diperoleh data melalui wawancara, lalu
dicek melalui observasi atau dokumentasi. Bila menghasilkan data yang
berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan atau yang lainnya. Hal itu dilakukan untuk memastikan
data mana yang benar. Atau mungkin semuanya benar karena sudut
pandangannya berbeda-beda.13
3) Triangulasi Waktu
Waktu sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan wawancara pada pagi hari pada saat narasumber
masih segar, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih
kredibel. Untuk itu dalam rangka menguji kredibelitas data dapat
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara atau
obervasi kembali di waktu dan situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka lakukan secara berulang-ulang
sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. 14
4) Menggunakan Bahan Referansi
Dengan bahan referansi di sini adalah pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Data hasil wawancara perlu
didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi
manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.
Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti camera,

11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Op.Cit., h.274.
12
Djam‟an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, Op.Cit., h.171.
13
Sugiyono, Op.Cit.
14
Ibid.
47

handycam, alat rekam suara sangat diperlukan untuk mendukung


kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.15

F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah. Variasi jenis instrument peneliti adalah: angket, ceklist
(chek list) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan.
Ceklist sendiri memiliki wujud bermacam-macam.16
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah dalam bentuk non-tes
yaitu menggunakan angket. Yang ini diperuntukkan bagi siswa kelas VIII
SMP Al-Fath Cireunde untuk mendapatkan informasi tentang akhlak siswa
dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian pada masalah
tersebut berupa angket yang disebarkan kepada 30 siswa-siswi kelas VIII SMP
Al-Fath Cireunde.
Kemudian, instrument yang kedua adalah pedoman wawancara sebagai
sumber informasi dari narasumber yang bersangkutan dan instrument yang
terakhir adalahpengamatan atau observasi langsung ke SMP Al-Fath Cireunde.

G. Analisis Data
Menurut Sugiyono, analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban
yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa
belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai
tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.17
Berikut proses analisis data yang digunakan oleh peniti dalam penelitian ini :
15
Sugiyono, Ibid., h.275.
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Op.Cit., h. 203.
17
Suharsimi Arikunto, Ibid., h.246.
48

1. Reduksi Data
Reduksi data adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari analisis data.
Peneliti memilih data mana akan diberi kode, mana yang ditarik keluar,
dan pola rangkuman sejumlah potongan atau apa pengembangan
ceritannya merupakan pilihan analitis. Reduksi data adalah suatu bentuk
analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan
mengorganisasikan data dalam satu cara, di mana kesimpulan akhir dapat
digambarkan dan diverifikasi.18Reduksi data merupakan proses berfikir
sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman
wawasan yang tinggi.19

2. Data Display
Display dalam konteks ini adalah kumpulan informasi yang telah
tersusun yang membolehkan penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Data display dalam kehidupan sehari-hari atau dalam interaksi
sosial masyarakat terasing, maupun lingkungan belajar di sekolah atau
data display surat kabar sangat berbeda antara satu dengan yang lain. 20
Dalam penelitian kualitatif yang paling sering yaitu naratif dan kejadian di
masa lampau.

3. Kesimpulan
Sejak awal pengumpulan data, peneliti telah mencacat dan memberi
makna sesuatu dari yang dilihat atau diwawancarai. Memo demi memo
telah ditulis dan menuju kesimpulan akhir meski masih jauh. Peneliti harus
memberikan hasil dari kejujuran yang didapat saat meneliti.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

18
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
Op.Cit., h.408.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Op.Cit., h. 249.
20
Muri Yusuf, Op.Cit.
49

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 21

Dalam hal ini penyajian data dilakukan dalam bentul table dengan
menggunakan persentase. Adapun rumusan yang penulis akan gunakan
dalam analisi data adalah rumus persentase, yaitu:

P= x 100 %

Keterangan:
P = Persentase yang dicari
F = Frekuensi yang dicari
N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu
100% = Bilangan tetap (konstan)

Bobot jawaban positif dan negatif:


90 – 100 = Baik sekali
70 – 89 = Baik
60 – 69 = Cukup Baik
50 – 59 = Kurang
40 – 49 = Sangat Kurang

21
Sugiyono, Op.Cit, h.252.
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN

A. Latar Penelitian
1. Profil SMP Al-Fath Cireunde
Pendidikan sangat berperan bagi pembangunan manusia karena
dapat menginvestasikan perwujudan manusia yang berakhlak mulia,
berkarakter, dan berdaya saing tinggi sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan dirinya. Dalam proses pendidikan, hubungan timbal
balik antara guru dengan peserta didiknya mengarah pada tujuan yang
hendak diwujudkan bersama yaitu tujuan proses pembelajaran dengan
hasil berkualitas.
Setiap sekolah hendaknya selalu melakukan inovasi pembelajaran
untuk mencetak SDM yang berkualitas. Pengelolaan kelas harus
bersifat dinamis, artinya guru harus mampu menyerap perkembangan
model-model pembelajaran yang mutakhir untuk diaplikasikan di kelas
guna memberi pelayanan yang optimal kepada peserta didik. Untuk
dapat menciptakan kondisi seperti itu, maka SMP Al-Fath menerapkan
sistem pembelajaran moving class yakni tersedia ruang-ruang khusus
untuk setiap mata pelajaran. Setiap ruang bidang study telah dilengkapi
oleh media dan alat peraga sesuai kebutuhan bidang study tertentu.
Sehingga siswa dan guru dapat mengeksplorasi setiap proses
pembelajaran dengan maksimal.
Mewujudkan pembelajaran yang berkualitas tentunya harus
didukung dengan fasilitas dan sistem yang berkualitas pula. Sayangnya
fasilitas dan system pendidikan yang berkualitas ini biasanya hanya
dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah unggulan dengan biaya
pendidikan yang tidak murah. Sangat ironi jika pendidikan berkualitas
tidak dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Maka dari itu, Yayasan Al-Fath Bina Insani lahir untuk
memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh lapisan

50
51

masyarakat dengan mengedepankan wawasan keislaman bagi peserta


didiknya.Yayasan Al-Fath Bina Insani ini pertama hanya membangun
TK Al-Fath saja, lalu berkembang lagi hingga berdirilah SD Al-Fath
sampai SMP Al-Fath, sehingga mempunyai dua cabang yaitu di
Cirendeu dan BSD. Adapun untuk SMP Al-Fath Cirendeu, berdiri
pada tahun 2008.
2. Visi, Misi Dan Tujuan SMP Al-Fath Cireunde
Visi
Bersama Al-Fath kita bangun anak Indonesia yang mandiri, kreatif,
inovatif, berakhlakul karimah, dan cinta akan lingkungan.
Misi
o Membentuk kader pemimpin bangsa dan intelektual muslim
berwawasan luas dan berjiwa akhlakul karimah
o Mendukung siswa mengembangkan diri sesuai dengan
kemampuannya masing-masing
o Mengembangkan kreatifitas menulis dan berkomunikasi baik
dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris
o Mendidik siswa mandiri dan bertanggung jawab serta berwawasan
teknologi
o Mendidik siswa berwawasan lingkungan dan cinta lingkungan.
Tujuan
o Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik
o Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai minat dan
bakat peserta didik
o Mengembangkan kepribadian manusia yang utuh bagi peserta
didik
o Mengembangkan kepribadian peserta didik sebagai bagian dari
anggota masyarakat yang mandiri dan berguna
o Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih
lanjut.
52

o Meningkatkatkan pemahaman sekolah berwawasan lingkungan


sehat bagi seluruh komponen sekolah

3. Akreditasi Sekolah
NPSN 20613963
Sekolah SMP Al-Fath
Tahun Akreditasi 2018
Peringkat A
Jl. Cirendeu Raya No 24 Pisangan, Cireundeu, Kec.
Alamat Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Prov.
Banten
Sumber: Data Sekolah

4. Sarana Dan Prasarana


a. Kepemilikan Ruang Belajar, Ruang Kantor, Ruang Penunjang, dan
Sarana Penunjang.

Ukuran Kondisi Ruangan


No. Jenis Ruangan/ Bangunan Jml Ket.
PxL B CB TB

A. RUANG BELAJAR :
1 Ruang Teori / Kelas 8 8x5m 
2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 10 m 
3 Ruang Lab. Bahasa 1 8x5m 
4 Ruang Lab. IPA 1 8x5m 
5 Ruang Lab. Komputer 2 8x5m 
6 Ruang Kesenian 1 8x5m 
7 Ruang Keterampilan - -
8 Ruang Serbaguna/Aula 1 12 x 7 m 
9 Ruang Multi Media 1 8x5m 
53

B. RUANG KANTOR :
1 Ruang Kepala Sekolah 1 4x4m 
Ruang Wkl Kepsek + Ruang
2 1 8x5m 
Guru
3 Ruang Tata Usaha 1 6x7m 
4 Ruang Komite Sekolah/ PTA 1 3x7m 

C. RUANG PENUNJANG :
1 Ruang Gudang 1 3x2m 
2 Ruang BP/ BK 1 4x4m 
3 Ruang UKS 1 3x2m 
4 Ruang OSIS/ Paskibra 1 3x2m 
5 Ruang Ibadah/ Musholla 1 10 x 11 m 
6 Ruang WC Kepsek 1 2x2m 
7 Ruang WC Guru + Siswa 6 3x2m 
8 Ruang Kantin 1 8x7m 
9 Pos Jaga/ Satpam 1 1x1m 

D. SARANA PENUNJANG :
1 Lapangan Olahraga :
a. Lapangan Futsal 1 12 x 10 m 
b. Lapangan Basket 1 12 x 7 m 
c. Meja Pingpong 1 4x2m 
2 Lapangan Upacara 1 12 x 10 m 
3 Tempat Parkir 1 16 x 8 m 
4 Kendaraan Operasional 1 Mini bus 
Sumber: Data Sekolah
54

b. Kelengkapan Ruangan

E. KELENGKAPAN Jenis Merk/ Kondisi


Jml Ket.
ALAT RUANG : Barang Type B CB TB
1 Ruang Lab. Bahasa 1. TV 21 ” - - - - -
2. PC Ada
2 Ruang Lab. IPA 1. Alat/ 471 Aneka   
Bahan 1 Centrino
2. PC unt Ben-Q
3. Proyektor 1
unt
3 Ruang Lab. 1. PC 26 Aneka   
Komputer
4 Ruang Kepala 1. AC 1 Daikin 
Sekolah 2. Kulkas 1 Polytron 
3. Dispenser 1 Sanken 
5 Ruang Tata Usaha 1. TV 21 ” 1 Sanken 
2. DVD 1 DMC 
3. Komputer 3 IBM 
4. Printer 4 hp 
5. Stencil 1 Resso 

6. Kabinet 7 Lion 

7. Dispenser 1 Dazz 

8. AC 1 Panasonik 

9. Laptop 2 Acer
6 Ruang Multi 1. Laptop 2 Toshiba 
Media 2. Infocus 1 Toshiba 
3. AC 2 Pk 2 Mitshubis 
hi
7 Ruang Kesenian 1. Alat band 1 Aneka 
2. Gamelan set Aneka 
55

3. Sound 1 Aneka 
Sistem set
1
set
8 Ruang U K S 1. T. Tidur 1 - 
2. Kasur 1 - 
3. Lemari 1 - 
4. Ktk obat 3 - 
5. Tensi mtr - - 

9 Ruang Guru 1. TV 21 ” 1 LG 
2. Meja guru 3 - 
3. Kursi 54 - 
4. Dispenser 6 Futura 
5. AC 1 Miyako 

1 Hitachi 
10 Ruang Kelas 1. Meja 120 - 
siswa 120 - 
2. Kursi
11 Ruang BP/ BK 1. Meja 4 - 
2. Kursi 8 - 
5. Lemari 1 - 
12 Ruang Serba Guna Proyektor 1 Panasonic - - - -
Sumber: Data Sekolah
56

c. Buku Perpustakaan:

J u m l a h
No. Jenis Buku Judul Buku Exemplar Buku Keterangan

1 Buku Paket 42 1.260


2 Buku Bacaan 150 250
3 Buku Referensi 120 84
T o t a l 206 1.596
Sumber: Data Sekolah

d. Data Jumlah Kelas, Rombel:

Grade Gender Jumlah Keterangan Total


L 10
VII F
P 4 L = 20
30
L 10 P = 10
VII T
P 6
L 9
VIII G
P 8 L = 18
34
L 9 P = 16
VIII N
P 8
L 6
IX H
P 8 L = 13
28
L 7 P = 15
IX E
P 7
Jumlah Siswa SMP Al-Fath Cirendeu 92
Sumber: Data Sekolah
57

5. Pendiri SMP Al-Fath


Yayasan yang menaungi Sekolah Al-Fath bernama Yayasan Bina
Insan Sakinah yang didirikan di Jakarta di hadapan Notaris Tuti K.
Setiahati Sutoro dengan Akte Pendirian No. 4/5 Februari 2001.

No Nama Pendiri

1. Hj. Siti Rochana Harsoyo

2. Drg. Reni Anggraeni, Spc. Orth.

3. H. Herman Praktikno

4. Ir. Evita Mayanti

5. Dra. Wilujeng Agustiningsih

6. Dewi Sirikit, SE

7. H Arief Subroto, SKom. MM.


Sumber: Data Sekolah

6. Guru dan Tenaga Kependidikan


a. Struktur Organisasi Sekolah

Kepala Sekolah
Aos Uswadi, S.Pd

Wakil Bid. Kurikulum Wakil Bid. Kesiswaan


Mochamad Hilpan, M.Pd. Anggi Juwita Rahayu, S.Pd.

Guru SMP Al-Fath

Sumber: Data Sekolah


58

b. Daftar Nama Guru

No Nama Jabatan

1 Aos Uswadi, S.Pd. Kepala Sekolah

2 Mochamad Hilpan, M.Pd. Wakil Kurikulum & IPA

3 Anggi Juwita Rahayu, S.Pd. Wakil Kesiswaan & Bahasa Inggris

4 Fatkhul Muin, S.Pd. Koordinator Sarpras dan Matematika

5 Aris Setyawan, S.Pd. Kordinarot Eskul & Penjaskes

6 Hannisa Pratiwi, S.Pd. Kordinator Penilaian & Bahasa Inggris

7 Muhammad Gunawan, S.Kom Kordinator Dapodik dan Prakarya

8 Astri Dinartiwi, S.Pd. PPkn

9 Elis Fatonah, S.Pd. Matematika

10 Febriani Swasisti Bahasa Indonesia

11 Inah, M.Pd. Bahasa Indonesia

12 Millah Ulfa, S.Th. I. Pendidikan Agama dan BTQ

13 Zaki Mubarak, S.Pd Pendidikan Agama dan BTQ

14 Yusuf Muarif Hidayat, M.Pd. IPS

15 Tuti Khoiriah, S.Pd. IPA

16 Jana Salsabila, S.Pd. Bahasa Inggris dan Prakarya

17 M. Nurman Novian, S.Sos IPS dan BK

18 Yovita Marlinda Herdawati Bahasa Jepang

19 Diah Sugiharti, S. S. Bahasa Jepang

20 Siwi Catur Handayani, S.P. Komputer

21 Dewanto Satriadi, S.Pd. Komputer


Sumber: Data Sekolah
59

c. Jenjang Pendidikan dan Status Guru :

Tingkat Status Guru Jenis Kelamin


No. Pendidikan GTY GTT Laki-laki Perempuan Jumlah Ket.
1 S3/ S2 2 1 2 1 3
2 S1 15 2 6 11 17
3 D-4 - - - - -
4 D3/ Sarmud - - - - -
5 D2 - - - - -
6 D1 - - - - -
7 SMA - - - - -
Total 17 3 8 12 20
Sumber: Data Sekolah

d. Data Jumlah Guru dan Statusnya :

Jumlah Status Guru


No Mata Pelajaran Guru PNS GTY GTT Bantu
1 Pendidikan Agama 2 - 2 - -
2 Pendidikan Kewarganegaraan 1 - 1 - -
3 Matematika 2 - 2 - -
4 Bahasa Indonesia 2 - 1 1 -
5 Bahasa Inggris 2 - 2 - -
6 Ilmu Pengetahuan Alam 3 - 3 - -
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 - 2 - -
8 Penjaskes 1 - 1 - -
9 Pendidikan Seni Budaya 4 - 3 - -
10 Tikom 1 - 1 - -
11 Muatan Lokal 1 - 1 - -
12 BP/ BK 1 - 1 - -
T o t a l 21 - 20 1 -
Sumber: Data Sekolah
60

e. Jenjang Pendidikan Tenaga Administrasi (TU) dan Statusnya :

Tingkat Status Jenis Kelamin


No. Pendidikan Kepegawaian Jumlah Ket.
2
TY TT Laki Perempuan
1 S1/ S2 5 - 2 3 5
2 D3/ Sarmud - - - - -
3 D2 - - - - -
4 D1 - - - - -
5 SMA - - - - -
Total 5 - 2 3 5
Sumber: Data Sekolah

f. Tenaga Perpustakaan (Pustakawan) dan Laboratorium (Laboran) :

Status Jenis Kelamin Tingkat


No. Jenis Tenaga TY TT Laki2 Perempuan Pendid. Jumlah
1 Tenaga 3 - 2 1 S1 3
Perpustakaan
2 Tenaga Lab. IPA - - - - - -
3 Tenaga Lab. Komp. - - 2 - S1 2
4 Tenaga Lab. Bahasa - - - - - -
Total 3 - 4 1 - 5
Sumber: Data Sekolah

B. Deskripsi Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik diantaranya
teknik observasi dan angket yang dikumpulkan datanya dengan
menggunakan rumus distributor frekuensi atau persentase. Hal ini
dilakukan agar data yang diperoleh dapat dengan mudah dimengerti,
dipahami serta dapat memberikan penjelasan.
61

Penulis menyebarkan angket, dan angket yang penulis gunakan


adalah angket tertutup, artinya pertanyaan dan jawaban sudah disediakan.
Angket yang penulis buat sebanyak 20 soal dan disebarkan kepada 30
responden tujuannya untuk memperoleh data tentang akhlak siswa kelas
VIII SMP Al-Fath Cireunde.
Deskripsi data ini berdasarkan hasil penelitian penulis setelah
menyebarkan angket kepada siswa-siswi dilapangan, maka diperoleh data-
data sebagai berikut:

Tabel 4.1
Saya mengikuti kegiatan shalat duha dan zuhur berjamaah di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 14 46.7%
b. Sering 12 40%
c. Kadang-kadang 4 1.3%
1 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah yang


menjawab selalu dalam mengikuti kegiatan shalat duha dan zuhur
berjamaah di sekolah adalah 46.7%, sedangkan yang menjawab sering
adalah 40% dan yang menjawab kadang-kadang adalah 1.3%.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran religius dalam hal beribadah
shalat berjamaah duha dan zuhur yang dilakukan di sekolah pada jumlah
keseluruhan siswa kelas VIII dapat dikatakan sudah sangat baik.
62

Tabel 4.2
Saya menghormati guru di sekolah dan diluar sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 17 56.6%
b. Sering 8 26.7%
c. Kadang-kadang 5 16.7%
2
d. Tidak Pernah 0 -

Jumlah 30 100%

Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu
menghormati guru di sekolah maupun diluar sekolah adalah 53.3%, siswa
yang menjawab sering 26.7%, dan siswa yang menjawab kadang-kadang
berjumlah 16.7%.
Hal ini menunjukkan bahwa perilaku siswa di SMP Al-Fath dalam
halnya menghormati guru sudah dapat dikatakan sangat baik. Karena
hampir keseluruhan siswa menghormati guru, baik di sekolah maupun
diluar lingkungan sekolah.

Tabel 4.3
Saya membaca Al-Qur‟an setiap hari

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 1 3.3%
b. Sering 8 26.7%
c. Kadang-kadang 21 70%
3 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah yang menjawab


selalu membaca Al-Qur‟an setiap hari adalah 3.3% dan yang menjawab
sering adalah 26.7% sedangkan yang menjawab kadang-kadang adalah
70%.
63

Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran religius dalam hal membaca


Al-Qur‟an setiap hari siswa kelas VIII dapat dikatakan baik.

Tabel 4.4
Saya datang terlambat ke sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 0 -
b. Sering 2 6.7%
c. Kadang-kadang 17 56.6%
4 36.7%
d. Tidak Pernah 11

Jumlah 30 100%

Kedisiplinan merupakan suatu hal yang penting untuk diterapkan


dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah siswa diharuskan mengikuti
peraturan sekolah yang harus dipatuhi. Dari tabel di atas diketahui bahwa
siswa yang menjawab tidak pernah terlambat ke sekolah sebanyak 36.7%
dan siswa yang menjawab kadang-kadang adalah 56.6% serta siswa yang
menjawab sering datang terlambat kesekolah sebanyak 6.7%.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih patuh
terhadap peraturan yang berlaku di sekolah. Meskipun sebagian lainnya
harus diberikan nasihat dan sanksi yang tegas supaya tingkat kedisiplinan
juga rasa tanggung jawab sebagai pelajar lebih baik lagi. Jadi, dapat
dikatakan bahwa siswa kelas VIII cukup baik.
64

Tabel 4.5
Saya mencontek dan memberi contekan kepada teman

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu - -
b. Sering 7 23.3%
c. Kadang-kadang 17 56.7%
5 20%
d. Tidak Pernah 6

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah yang


menjawab sering dalam hal mencontek dan memberi contekan kepada
teman adalah 23.3%, sedangkan yang menjawab kadang-kadang adalah
56.7% dan yang menjawab kadang-kadang adalah 20%.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dalam hal perilaku tidak jujur
pada jumlah keseluruhan siswa kelas VIII dapat dikatakan sudah baik.

Tabel 4.6
Saya mengikuti kegiatan keislaman di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 17 56.7%
b. Sering 6 20%
c. Kadang-kadang 7 23.3%
6 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%

Data hasil persentase di atas menunjukkan 56.7% siswa menjawab


selalu mengikuti kegiatan keislaman, 20% siswa menjawab sering
mengikuti kegiatan keislaman di sekolah, 23.3% kadang-kadang. Kegiatan
keislaman yang dilaksanakan di sekolah SMP Al-Fath adalah kegiatan
mingguan membaca yasiin setiap hari jum‟at, setoran hafalan setiap
65

setelah shalat suhur, shalat duha perkelas setiap harinya dan shalat zuhur
berjamaah.
Kegiatan keislaman di SMP Al-Fath menjadi kegiatan wajib yang
mesti diikuti oleh setiap siswa-siswi yang diharapkan bahwa siswa akan
terbiasa mengikuti dan menjalankan kegiatan kesehariaanya sesuai dengan
aturan Islam dan juga kegiatan-kegiatan siswa dijalankan dengan akhlak
terpuji dari masing-masing siswa dan tujuan kegiatan keislaman di SMP
Al-Fath untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan religus yang diharapkan
mampu memberikan kebiasaan akhlak terpuji untuk siswa-siswai.
Hal ini menunjukkan bahwa akhlak siswa dalam membiasakan
kegiatan keislaman yang dilaksanakan di sekolah SMP Al-Fath sangat
baik.

Tabel 4.7
Saya membantu teman saya yang kesusahan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 7 23.3%
b. Sering 12 40%
c. Kadang-kadang 11 36.7%
7 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%

Data hasil persentase di atas memperlihatkan bahwa siswa yang


menjawab selalu membantu teman yang sedang kesusahan adalah 23.3%
dan 40% siswa menjawab sering membantu teman yang sedang kesusahan
dan 36.7% siswa yang menjawab kadang-kadang.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa akhlak siswa kepada sesama teman
berada dalam tingkat yang cukup baik, rasa peduli dan toleransi masih
dianggap penting demi menjalani silaturrahmi yang baik kepada sesama
teman. Islam pun mengajarkn untuk selalu berbuat baik kepada sesama,
seperti saling tolong menolong dalam hal kebaikan memang sangat
66

dianjurkan. Demikian pula teladan dan nasihat senantiasa harus diterapkan


agar nilai-nilai kebaikan selalu tertanam dalam diri siswa-siswi SMP Al-
Fath.
Tabel 4.8
Saya berkata jujur

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 4 13.3%
b. Sering 18 60%
c. Kadang-kadang 8 26.7%
8 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas, diketahui bahwa 13.3% siswa menjawab selalu


berkata jujur, 60% siswa menjawab sering berkata jujur, dan 26.7% siswa
menjawab kadang-kadang berkata jujur. Maka dapat disimpulkan
bawasannya akhlak siswa dalam berkata jujur adalah cukup baik. Pesan
dari guru untuk selalu berkata jujur dan berperilaku baik demi kebaikan
diri sendiri dan orang sekitarnya.

Tabel 4.9

Saya menyapa dengan mengucapkan salam pada teman-teman dan orang yang
lebih tua

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 11 36.7%
b. Sering 9 30%
c. Kadang-kadang 10 33.3%
9 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%
67

Menyapa dan mengucapkan salam pada teman-teman adalah cara


terbaik dalam berperilaku sesama teman sebaya dan orang tua. Sikap
menyapa adalah cara siswa-dan siswi untuk selalu berbuat baik dan bertata
ramah terhadap sesama teman sebaya dan orang tua. Siswa diajarkan untuk
selalu melaksanakan 5S di SMP Al-Fath. Dari kebiasaan ini diharapkan
siswa-siswi lebih terbiasa melakukan kebiasaan-kebiasaan baik untuk
kepribadiaan dirinya dan merupakan salah satu cara untuk menanamkan
akhlak pada dirinya sendiri.
Dari data di atas maka dapat diketahui siswa yg selalu menyapa
dengan mengucapkan salam pada teman-teman dan orang yang lebih tua
adalah sebanyak 33.3%, kemudian siswa yang menjawab sering selalu
menyapa dengan mengucapkan salam pada teman-teman dan orang yang
lebih tua adalah sebanyak 30%, dan sebagian siswa menjawab kadang-
kadang sebanyak 36.7%. Data tersebut masih bisa dikatakan bahwa akhlak
siswa dalam menyapa dengan mengucapkan salam pada teman-teman dan
orang yang lebih tua adalah sangat baik.

Tabel 4.10
Saya meminta maaf jika telah melakukan kesalahan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 20 66.6%
b. Sering 5 16.7%
c. Kadang-kadang 5 16.7%
10 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 66.% siswa selalu


meminta maaf jika telah melakukan kesalahan, selanjutnya 16.7% siswa
menjawab sering dan 16.7% siswa menjawab kadang-kadang.
68

Hal ini menunjukkan bahwa akhlak siswa saat meminta maaf jika
telah melakukan kesalahan adalah sangat baik. Pesan dari guru untuk
selalu meminta maaf jika telah melakukan kesalahan pada diri sendiri dan
orang sekitarnya.

Tabel 4.11
Saya marah jika ada teman yang mengolok dan mengejek saya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 1 3.3%
b. Sering 7 23.3%
c. Kadang-kadang 17 56.7%
11 16.7%
d. Tidak Pernah 5

Jumlah 30 100%

Marah merupakan satu akhlak yang tidak baik, digolongkan kedalam


akhlak mazmumah atau akhlak tercela. Dari hasil persentase di atas
menunjukkan bahwa siswa yang menjawab selalu marah jika ada teman
yang mengolok dan mengejek 3.3% dan siswa yang menjawab sering
sebanyak 23.3%, demikian dengan siswa yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 56.7% dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 16.7%. Hal ini
menunjukkan bahwa pengendalian secara emosional siswa cukup baik.

Tabel 4.12
Saya mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah membantu saya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 21 70%
b. Sering 4 13.3%
c. Kadang-kadang 5 16.7%
12 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%
69

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 70% siswa selalu


mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah membantu saya,
selanjutnya 13.3% siswa menjawab sering dan 16.7% siswa menjawab
kadang-kadang.
Hal ini menunjukkan bawasannya akhlak siswa saat mengucapkan
terimakasih kepada orang yang telah membantu ialah sangat baik.

Tabel 4.13
Saya membuang sampah pada tempatnya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 12 40%
b. Sering 13 43.3%
c. Kadang-kadang 5 16.7%
13 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 40% siswa


membuang sampah pada tempatnya, selanjutnya 43.3% siswa menjawab
sering dan 16.7% siswa menjawab kadang-kadang. Hal ini menunjukkan
bawasannya akhlak siswa dalam membuang sampah cukup baik.

Tabel 4.14
Saya menjaga lingkungan dan tumbuh-tumbuhan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 7 23.3%
b. Sering 15 50%
c. Kadang-kadang 8 26.7%
14 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%
70

Data hasil persentase di atas menunjukkan bahwa siswa yang


menjaga lingkungan dan tumbuh-tumbuhan adalah 23.3% dan 50% siswa
menjawab sering dan 26.7% siswa yang menjawab kadang-kadang.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa akhlak siswa dalam menjaga
lingkungan dan tumbuh-tumbuhan adalah baik.

Tabel 4.15
Saya bolos ketika ada ceramah hari jum‟at di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 2 6.7%
b. Sering 1 3.3%
c. Kadang-kadang 6 20%
15 70%
d. Tidak Pernah 21

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 6.7% siswa selalu


bolos ketika ada ceramah hari jum‟at di sekolah, 3.3% siswa menjawab
sering, 20% siswa menjawab kadang-kadang dan 70% menjawab tidak
pernah bolos ketika ada ceramah hari jum‟at di sekolah.
Maka dapat disimpulkan bawasannya akhlak siswa saat ada ceramah
hari jum‟at di sekolah mereka tidak bolos dari kegiatan adalah sangat baik.

Tabel 4.16
Saya pulang sekolah langsung ke rumah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 7 23.3%
b. Sering 13 43.4%
c. Kadang-kadang 9 30%
16 3.3%
d. Tidak Pernah 1

Jumlah 30 100%
71

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 23.3% siswa


menjawab selalu pulang sekolah langsung ke rumah, 43.4% siswa
menjawab sering. 30% siswa menjawab kadang-kadang dan 3.3%
menjawab tidak pernah pulang sekolah langsung ke rumah.
Maka dapat disimpulkan bawasannya akhlak siswa saat pulang sekolah
langsung ke rumah adalah cukup baik.

Tabel 4.17
Saya membaca doa setelah melaksanakan shalat

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 14 46.6%
b. Sering 8 26.7%
c. Kadang-kadang 8 26.7%
17 -
d. Tidak Pernah 0

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 46.6% siswa selalu


membaca doa setelah melaksanakan shalat, selanjutnya 26.7% siswa
menjawab sering dan 26.7% siswa menjawab kadang-kadang.
Hal ini menunjukkan bahwa akhlak siswa saat membaca doa setelah
melaksanakan shalat adalah sangat baik. Pesan dari guru untuk selalu
berdoa kepada Allah jika telah selesai melaksanakan shalat.
72

Tabel 4.18
Saya meminta izin kepada orangtua, dalam segala hal

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 16 53.4%
b. Sering 7 23.3%
c. Kadang-kadang 6 20%
18 3.3%
d. Tidak Pernah 1

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
menjawab selalu dalam meminta izin kepada orangtua, dalam segala hal
adalah 53.4%, siswa yang menjawab sering adalah 23.3% siswa yang
menjawab kadang-kadang adalah 20% dan siswa yang menjawab tidak
pernah adalah 3.3%.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran siswa dalam menghormati
kedua orang tua yaitu dalam hal meminta izin kepada orangtua, dalam
segala hal pada jumlah keseluruhan siswa kelas VIII dapat dikatakan
sudah sangat baik.

Tabel 4.19
Saya memberlakukan teman saya dengan baik tanpa membeda-
bedakannya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 15 50%
b. Sering 10 33.3%
c. Kadang-kadang 2 6.7%
19 10%
d. Tidak Pernah 3

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
menjawab selalu dalam memberlakukan temannya dengan baik tanpa
73

membeda-bedakannya adalah 50%, siswa yang menjawab sering adalah


33.3% siswa yang menjawab kadang-kadang adalah 6.7% dan siswa yang
menjawab tidak pernah adalah 10%.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran empati siswa kepada teman
sebaya dalam hal memberlakukan temannya dengan baik tanpa membeda-
bedakannya pada jumlah keseluruhan siswa kelas VIII dapat dikatakan
sudah sangat baik.

Tabel 4.20
Saya bersyukur dengan nilai yang didapat setelah ujian, karena itu hasil
kerja saya sendiri

No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

a. Selalu 13 43.4%
b. Sering 10 33.3%
c. Kadang-kadang 4 13.3%
20 10%
d. Tidak Pernah 3

Jumlah 30 100%

Data hasil persentase di atas memperlihatkan bahwa siswa yang


menjawab selalu bersyukur dengan nilai yang didapat setelah ujian, karena
itu hasil kerjanya sendiri adalah 43.4% siswa menjawab sering adalah
33.3% siswa menjawab kadang-kadang adalah 13.3% dan siswa yang
menjawab tidak pernah adalah berjumlah 10%.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran religius dalam hal bersyukur
dengan nilai yang didapat setelah ujian karena itu hasil kerjanya sendiri
pada jumlah keseluruhan siswa kelas VIII dapat dikatakan sudah sangat
baik.
74

C. Analisis Hasil Penelitian


Untuk mengetahui data tentang akhlak siswa di SMP Al-Fath
Cireunde, peneliti melakukan penyebaran angket kepada 30 responden.
Angket tersebut berisi 20 butir pertanyaan dengan pilihan ganda 4option,
dengan pilihan sebagai berikut:
a) Untuk jawaban a diberi nilai 4
b) Untuk jawaban b diberi nilai 3
c) Untuk jawaban c diberi nilai 2
d) Untuk jawaban d diberi nilai 1

Tabel 4.21
Rekapitulasi Hasil Angket
Jawaban Jumlah
No. Responden
A B C D
1. 14 12 4 0 30
2. 17 8 5 0 30
3. 1 8 21 0 30
4. 0 2 17 11 30
5. 0 7 17 6 30
6. 17 6 7 0 30
7. 7 12 11 0 30
8. 4 18 8 0 30
9. 11 9 10 0 30
10. 20 5 5 0 30
11. 1 7 17 5 30
12. 21 4 5 0 30
13. 12 13 5 0 30
14. 7 15 8 0 30
15. 2 1 6 21 30
16. 7 13 9 1 30
17. 14 8 8 0 30
75

18. 16 7 6 1 30
19. 15 10 2 3 30
20. 13 10 4 3 30
201 171 174 54 600

Kemudian, sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan,


peneliti memperoleh data mengenai penanaman nilai-nilai akhlak di SMP
Al-Fath Cireunde. Peneliti mengunakan metode observasi, wawancara dan
angket. Penyajian data ini disajikan sesuai dengan tujuan penelitian.
Penyajian data dimaksudkan untuk menyajikan atau memaparkan data
yang diperoleh dari tempat penelitian.
Penanaman nilai-nilai akhlak melalui kegiatan keislaman dalam
membentuk kepribadian siswa-siswi kelas VIII SMP Al-Fath Cireunde.
Dalam melaksanakan kegiatan keislaman di SMP Al-Fath
Cireunde, guru pendidikan agama Islam tidak hanya cukup memberikan
materi didalam kelas tetapi juga harus menjadi contoh dan ikut
memperhatikan kegiatan keislaman yang ada di sekolah.
Mengenai hal ini peneliti melakukan wawancara kepada kepala
sekolah. Adapun hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut:

”Penanaman nilai-nilai akhlak di sekolah ini adalah tanggungjawab


bersama, dan cara menanamkan nilai-nilai akhlak kepada siswa
kami memberikan wadah yaitu melalui kegiatan-kegiatan
keislaman yang telah disediakan oleh sekolah. Salah satunya kajian
akhlak, untuk kajian akhlak tidak hanya pendidikan Agama Islam
tetapi kadang juga diisi dengan materi motivator atau psikologis.
Seorang guru adalah contoh bagi murid-muridnya begitupun
orangtua. Maka dari itu, sekolahpun selalu bekerjasama dengan
orangtua dalam memantau perkembangan akhlak yang dimiliki
oleh siswa-siswi SMP Al-Fath, serta saya selalu mengingatkan
kepada semua guru untuk selalu mengingatkan anak-anak dalam
hal yang baik dan mencegah dari yang buruk. Sebab akhlak
76

dilakukan dan akan tertanam dalam jiwa murid dengan


diadakannya pembiasaaan.1

Hasil wawancara di atas, kepala sekolah menjelaskan bahwasannya


penanaman nilai-nilai akhak kepada murid adalah tanggung jawab semua
guru dan juga orang tua ikut serta dalam hal ini. Kemudian, diimbaukan
kepada setiap elemen yang ada di sekolah untuk selalu memperhatikan dan
mengingatkan peserta didik dalam hal kebaikan.
Kemudian, peneliti melakukan wawancara terhadap wakil kepala
sekolah bidang kurikulum.

”Penanaman nilai-nilai akhlak dilakukan setiap waktu, dimulai dari


pagi setibanya di sekolah peserta didik disambut oleh guru piket.
Kemudian guru piket memberi salam, dan peserta didik salim
kepada guru sambil mengucapkan salam. Hal ini dilakukan setiap
harinya dengan harapan mampu memberikan pembiasaan terhadap
keseharian peserta didik agar memiliki akhlak yang baik ketika
bertemu dengan guru atau kepada yang lebih tua. Karena,
penanaman akhlak dapat kami harapkan dengan selalu melakukan
hal-hal positif disetiap harinya, walaupun tidak semaksimal itu
hasilnya, tetapi kami tetap berusaha menanamkan nilai-niali akhlak
yang baik kepada peserta didik untuk membentuk kepribadiannya.
Begitupun kedispinan, menjaga kebersihan dan juga santun kepada
semua orang.” 2

Menurut hasil wawancara di atas, wakil kepala sekolah kurikulum


memperhatikan kedisplinan, menjaga kebersihan, dan juga siswa-siswi
bersikap santun kepada guru berserta orang yang lebih tua. Hal ini
dilakukan agar peserta didik terbiasa melakukan hal-hal yang positif,
karena dengan terbiasa melakukan hal baik maka itu dapat tertanam di

1
Wawancara dengan Bapak Aos Uswadi, S.Pd.selaku Kepala Sekolah SMP Al-Fath
Cireunde, tanggal 19 Februari 2020, jam 11.08 WIB, di kantor kepala sekolah.
2
Wawancara dengan Bapak Mochamad Hilpan, M.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah
Kurikulum SMP Al-Fath Cireunde, tanggal 19 Februari 2020, jam 10.27 WIB, di ruang guru.
77

dalam kehidupan peserta didik dan dapat membentuk kepribadian yang


baik dikehidupannya sehari-hari.

Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara terhadap wakil


kepala sekolah bidang kesiswaan SMP Al-Fath.

”Penanaman akhlak terpuji di SMP Al-Fath menitikberatkan pada


menjadi role model kepada siswa. Pada usia remaja seperti siswa
SMP, sulit bagi mereka mengaitkan sebuah konsep akhlak terpuji
jika mereka tidak mempunyai gambaran tentang hal tersebut. Oleh
karena itu, dengan guru mencontohkan nilai-nilai akhlak terpuji,
maka penerapannya akan sangat efektif. Sehingga akan sangat
tertanam di siswa dalam membentuk kepribadiannya dan hal
selanjutnya adalah dengan menjelaskan kepada mereka tujuan dari
”nilai-nilai akhlak terpuji” yang akan mereka terapkan. Sehingga
hal tersebut tidak hanya menggugurkan kewajiban saja. Melainkan
menjadi pelajaran untuk mereka kelak di masa depan”.3

Menurut wawancara di atas, menunjukkan bahwasannya


penanaman nilai-nilai akhlak dapat dimulai oleh seorang guru yang
mencontohkan muridnya dan juga dengan menanamkan hal-hal baik
dimulai sejak dini hingga dapat membentuk kepribadiannya dan dapat
dirasakan atau bermanfaat dimasa yang akan datang.
Dalam proses penanaman nilai-nlai akhlak kepada siswa tidak
hanya mangandalkan saat pelajaran agama Islam dikelas saja. Dengan
kegiatan keislaman ini diharapkan mampu memberikan pembiasaaan
terhadap peserta didik dan mampu membentuk kepribadiannya. Maka dari
itu peneliti melakukan wawancara terhadap guru pendidikan Agama Islam.

”Cara penanaman nilai-nilai akhlak terpuji melalui kegiatan


keislaman bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa-siswi.
Kami berjuang memperbaiki anak itu dari akhlaknya dulu. Karena,
kalau anak cerdas pinter udah banyak yaa, tapi belum tentu mereka
dibikin sholeh. Tapi, kita berusaha membuat anak-anak itu sholeh/
sholehah dulu dan insyaallah kemudian bisa dibuat pinter nantinya.
3
Wawancara dengan Ibu Anggi Juwita Rahayu, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah
Kesiswaan SMP Al-Fath Cireunde, tanggal 18 Februari 2020, jam 11.02 WIB, di ruang guru.
78

Kami berharap peserta didik mengerjakan dari hal mendasar sesuai


dengan visi sekolah yaitu 5S. Kemudian juga, salah satu cara untuk
membiasakan hal akhlak dan itu banyaknya ke ibadah yaitu dengan
harapan untuk perubahan pola pikir dan juga dengan doa”.4

Menurut wawancara di atas, guru pendidikan agama Islam


mengajarkan peserta didik tentang akhlak dari hal yang paling dasar, yakni
dari senyum, salam, salam, sopan dan santun sesuai dengan visi dari
sekolah dan tidak lupa juga untuk selalu shalat serta berdoa karena dengan
hal ini diharapkan dapat membentuk kepribadian siswa-siswi SMP Al-Fath
melalui rida Allah.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan data angket dan wawancara yang telah diuraikan di
atas, dapat diketahui bahwasannya akhlak siswa kelas VIII SMP Al-Fath
Cireunde cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan masing-masing
persentase setiap item pertanyaan yang diajukan kepada siswa kelas VIII
SMP Al-Fath.
Namun hal yang terpenting dalam skripsi ini adalah penanaman
nilai-nilai akhlak terpuji melalui kegiatan keislaman dalam membentuk
kepribadiaan siswa-siswi di sekolah. Berdasarkan uraian sebelumnya
bahwasannya menanamkan akhlak terpuji melalui kegiatan keislaman
dapat dilakukan dengan cara secara terus menerus dan menjadi
pembiasaan bagi kehidupan sehari-hari siswa-siswi SMP Al-Fath.
Kegiatan keislaman yang dilaksanakan di SMP Al-Fath adalah salah
satu pembiasaan yang menjadi program dalam membentuk kepribadian
siswa. Kegiatan ini bukan merupakan mata pelajaran, tetapi merupakan
program kegiatan yang bertujuan mampu menanamkan nilai-nilai akhlak
terpuji dan diharapkan mampu membentuk kepribadiaan baik siswa-siswi.
Sekaligus, guna menciptakan kondisi atau suasana kondusif bagi

4
Wawancara dengan Ibu Millah Ulfa, S.Th. I. selaku Guru Pendidikan Agama Islam
SMP Al-Fath Cireunde, tanggal 18 Februari 2020, jam 11.29 WIB, di ruang belajar BTQ.
79

terwujudnya harapan sekolah yaitu memperhatiakan nilai-nilai keislaman.


Kegiatan keislaman merupakan proses membentuk kepribadiaan baik pada
siswa-siswi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam sehari-hari dilingkungan
sekolah dengan melibatkan seluruh guru dan tenaga kependidikan lainnya,
seluruh masyarakat sekolah. Guru agama islam menjadi pengendali bagi
terwujudnya harapan sekolah dalam membentuk kepribadiaan siswa-siswa
dengan pembiasaan dalam menanamkan nilai-nilai akhlak terpuji yang
harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, sehingga
kegiatan ini dalam hal praktik dan melalui pembiasaan.
Pelaksanaan kegiatan keislaman di SMP Al-Fath Cireunde bersifat
paktik dan dengan proses yang dilakukan setiap waktu dengan berbagai
cara. Guru pendidikan agama Islam di SMP Al-Fath sebagai penggerak
pelaksanaan kegiatan keislaman yang bertujuan untuk menanamkan nilai-
nilai akhlak terpuji siswa-siswi yang baik. Nilai-nilai yang ditanamkan
melalui kegiatan keislaman ialah sebagai berikut:
(1) Menghafal surah yasin
Kegiatan membaca surah yasiin setiap jum‟at pagi oleh semua peserta
didik beserta guru SMP Al-Fath. Dengan harapan siswa terbiasa
membaca dan mendengarkan surah yasiin. Kemudian, surah yasiin ini
dihafalkan oleh setiap peserta didik dan disetorkan pada guru yang
bertanggung jawab setiap siang setelah shalat zuhur. Masing-masing
murid tidak diwajibkan menyetorkan berapa ayat, tetapi setiap hari
murid mesti menyetorkan hafalaan yasiin atau mengulang kembali
hafalan yang telah disetorkan. Hal ini dilakukan agar dapat
menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik untuk gemar
membaca Al-Qur‟an dan mendengarkannya agar mampu tertanam
dalam hati peserta didik.
(2) Shalat duha berjamaah
Shalat Sunnah duha ini ialah kegiatan pembiasaan yang dilaksanakan
agar tertanam dalam diri dan diharapkan menjadi siswa yang relijius.
Jadwal pelaksanaan masing-masing kls 2 kali dalam seminggu dan
80

setiap hari Jum'at pagi siswa wajib mengikuti yasinan bersama yg


dimulai pukul 07.15 - 07.45 kemudian, lanjut shalat duha berjamaah
sampai pukul 08.00.Hal ini dilakukan agar dapat menanamkan nilai-
nilai baik kepada peserta didik untuk selalu mengerjakan ibadah-
ibadah sunnah yang mengingatkan dengan Rasulullah.
(3) Shalat zhuhur dan asyar berjamaah
Shalat Zhuhur berjamaah ialah pembiasaan shalat wajib berjamaah
untuk semua siswa. Diharapkan siswa-siswi terbiasa melakukan shalat
wajib karena ketentuan dari umat Islam dan diharapkan dari
pembiasaan ini tertanam nilai-nilai positif yang tertanam agar siswa
menjauhi yang mungkar.
(4) Belajar membaca Al-Qur‟an
Kegiatan membaca Al-Qur‟an bertujuan untuk memberikan
pembiasaaan kepada peserta didik taat kepada agama dan berakhlak
terpuji.
(5) Cerama Islami setiap satu bulan sekali
Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengalaman siswa-siswi mengenai ajaran Islam dan akhlak. Kegiatan
cerama Islami dilaksanakan setiap bulan pada Jumat pagi ;dimulai
dengan pengajian rutin. Dengan mengundang narasumber yg berbeda-
beda setiap bulannya. Kemudian siangnya dilanjutkan dengan
melaksanakan salat Jumat bagi para siswa putradan kegiatan keputrian
bagi siswi putri, yg membahas berbagai hal hukum Islam tentang
kewanitaan.
(6) Membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar
Para siswa-siswi dibiasakan untuk membaca doa sebelum dan sesudah
kegiatan belajar saat di dalam kelas, di awal pelajaran para siswapun
selain berdoa mereka muraja'ah bersama. Hal ini diharapkan agar
terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik dan sesuai
keinginan. Kemudian juga sebelum masuk kelas para siswa-siswi
diwajibkan membaca ikrar bersama, yg mana isi ikrar tersebut berisi
81

dua kalimat syahadat dan do'a. Hal ini diharapkan agar para siswa
senantiasa mengingat Allah dan rasul-Nya serta membiasakan berdoa
untuk keberkahan dalam menimba ilmu.
(7) Pesantren Kilat
Di akhir tahun SMP Al-Fath senantiasa mengadakan pesantren kilat
bagi para siswa-siswi, yg biasa dilakukan di bulan Ramadan, untuk
tahun ini pelaksanaan secara online. Acara bazar amalpun setiap tahun
dilakukan oleh para siswa-siswi. Hal ini agar para siswa memiliki rasa
empati yg tinggi terhadap sesama. Begitupun khataman Al-Qur'an saat
akhir tahun bagi siswa yg akan lulus pun selalu diadakan, dalam hal ini
yg dibaca adalah surat Yasin. Serta, siswa juga mengumpulkan karya
Islami ialah berupa karya pada acara-acara hari besar seperti
Muharram, isra mi'raj, maulid dan lain-lain, para siswa-siswi selalu
berperan aktif di dalamnya, seperti menampilkan shalawat bersama,
lagu-lagu islami, puisi islami dan lainnya yg sesuai dengan acara
tersebut. Kegiatan ini diharapkan agar siswa-siswi menampilkan karya
seni islami yang dipahami selama ini.”
(8) Manasik Haji
Setiap tahun juga para siswa siswi melaksanakan kegiatan manasik
haji, hal ini dilaksanakan selain merupakan program pemerintah juga
diharapkan para siswa-siswi mengetahui lebih mendalam salah satu
rukun Islam yg ke 5.
(9) 5 SIKAP
Kegiatan 5S (salam, sapa, sopan, santun, senyum) ini menjadi hal yang
selalu dibiasakan bagi siswa-siswi. Kegiatan ini sesuai dengan visi
SMP Al-Fath dandiharapkan agar para siswa memiliki sifat ramah
terhadap siapapun sesuai teladan kita nabi Muhammad Saw.

Dari hasil observasi dan wawancara peneliti menemukan berbagai


faktor penghambat dan pendukung dalam menanamkan nilai-nilai akhlak
terpuji siswa-siswi SMP Al-Fath, sebagai berikut:
82

a. Faktor Pendukung
Menurut hasil wawancara dan observasi dengan guru bahwa
pelaksanaan internalisasi bahwa kegiatan keislaman mampu
menanamkan nilai-nilai akhlak terpuji siswa-siswi SMP Al-Fath
terdapat faktor-faktor pendukung sebagai berikut:
1) Faktor dari dalam
Secara psikologis faktor dalam diri anak ialah dapat mendukung
dalam proses pelaksanaan kegiatan keislaman. Karena, ketika
dalam diri anak merasa senang untuk mengikuti kegiatan
keislaman maka dapat dilakukan lebih mudah, sebab anak merasa
senang dalam melaksanakan kegiatan tanpa terbebani. Maka,
diharapkan selalu melakukan pembiasaan terus menerus disertai
dengan keteladanan agar kegiatan keislaman yang dilakukan oleh
peserta didik tidak sia-sia begitu saja.
2) Faktor dari luar
Banyak faktor pendukung yang mempengarui internalisasi
penanaman nilai-nilai akhlak terpuji dari luar bagi siswa-siswi
SMP Al-Fath, yaitu:
a) Keluarga: Berdasarkan dari hasil wawancara latar belakang
keluarga sangat berpengaruh dalam menanaman nilai-nilai
akhlak terpuji. Untuk membentuk kepribadian siswa-siswi,
bahwa orang tua ialah guru pertama yang memberikan nilai-
nilai akhak dari kecil. Jika hal ini dilakukan sangat membantu
siswa dalam menerima pembiasaan kegiatan nilai-nilai baik
untuk menanamkan nilai-nilai akhlak terpuji di sekolah.
b) Guru: Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara guru
ialah sebagai fasilitator bagi setiap peserta didik, tidak hanya
sebagai fasilitator materi tetapi juga mendidik kepribadiaan
anak didiknya. Guru memberikan teladan yang baik kepada
siswa secara langsung saat proses belajar mengajar di
83

dalamkelas begitupun diluar kelas dimanapun dan dalam


kegiatan apasaja.
c) Lingkungan: Berdasarkan dari hasil observasi bahwa
lingkungan sangat membantu dalam membiasakan peserta
didik dalam melakukan nilai-nilai akhlak terpuji. Dikarenakan,
siswa selalu melakukan tegur sapa, kepada siapapun yang lebih
tua, tidak hanya kepada guru dan siswa-siswi juga selalu
menjaga kebersihan.
b. Faktor Penghambat
Dari hasil wawancara dan observasi dengan guru bahwa
pelaksanaan internalisasi bahwa kegiatan keislaman mampu
menanamkan nilai-nilai akhlak terpuji siswa-siswi SMP Al-Fath
terdapat faktor-faktor penghambat sebagai berikut:
1) Faktor dari dalam
Dari hasil observasi dan wawancara peneliti kepada guru
bahwasannya faktor penghambat dari dalam diri sendiri karena
karakter siswa yang berbeda-beda sehingga dalam proses
pembinaan dalam penanaman nilai-nilai akhlak terpuji yang
dilakukan oleh guru, kadang tidak berjalan dengan baik dalam
pelaksanaan pembinaan tersebut dan adanya siswa-siswi yang
kurang perhatian dalam hal ini.
2) Faktor dari luar
Banyak faktor penghambat yang mempengarui internalisasi
penanaman nilai-nilai akhlak terpuji dari luar bagi siswa-siswi
SMP Al-Fath, yaitu:
a) Keluarga: Keluarga adalah faktor utama dalam mempengarui
semua psikologis dan tingkah laku anak. Karena, keluarga
adalah langkah awal dalam proses pendidikan. Jika keluarga
tidak mendukung terhadap perkembangan nilai-nilai baik bagi
anak di sekolah maka proses penanaman nilai-nilai akhlak
terpuji melalui kegiatan keislaman di sekolah akan sia-sia.
84

b) Lingkungan Masyarakat: masyarakat merupakan faktor


penghambat dari internlisasi niali-nilai akhlak terpuji. Karena,
masyarakat merupakan tempat bersosalisasi dalam
kehidupannya jadi bila masyarakat ditempat mereka
bersosialisasi tidak dengan nilai-nilai baik. Maka, secara tidak
sadar mereka akan memberikan kesan yang kurang baik dalam
diri siswa-siswi tersebut.
Dari perumusan masalah ”Bagaimana penanaman nilai-nilai akhlak terpuji
melalui kegiatan keislaman dalam membentuk kepribadian siswa-siswi
kelas VIII SMP Al-Fath”, maka setelah dilakukan penelitian dapat
diketahui bahwa proses yang dilakukan dalam penanaman nilai-nilai
akhlak terpuji adalah dengan pembiasaan dan keteladanan melalui
kegiatan keislaman yang dilaksanakan di sekolah. Tidak dipungkiri adanya
faktor penghambat dan pendukung dalam proses penanaman nilai-nilai
akhlak terpuji dalam membentuk kepribadian siswa-siswi SMP Al-Fath.
Dengan adanya hal tersebut, maka sekolah selalu melakukan evalusi dari
kegiatan keislaman yang dilaksanakan di sekolah. Kemudian, penanamn
nilai-nilai akhlak ini ialah melalui proses pembiasaan dan jika dikaitkan
dengan akhlak terpuji siswa cukup berpengaruh. Karena dalam tinjauan
peneliti berdasarkan angket dan observasi juga kesesuaian hasil
wawancara dengan guru pendidikan agama islam bahwa proses yang
dilakukan melalui kegiatan keislaman di sekolah dapat dikatakan cukup
berhasil dan menunjukkan nilai yang positif, atau dalam segi ukuran baik
atau tidaknya, maka hal tersebut sudah mencapai nilai yang cukup baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang diperoleh peneliti dari angket, observasi
dan dilengkapi dari hasil wawancara di SMP Al-Fath Cireunde dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan penanaman nilai-nilai akhlak terpuji melalui kegiatan keislaman
di smp Al-Fath adalah meletakkan dasar-dasar keimanan, nilai-nilai akhlak
terpuji dan kebiasaan ibadah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
anak. Efektivitas penanaman nilai-nilai akhlak melalui kegiatan keislaman
sudah berjalan dengan cukup baik. Hal ini terlihat melalui proses
penanaman nilai-nilai akhlak yang dilakukan setiap harinya kepada siswa-
siswi. Cara yang dilakukan sekolah dalam menanamankan nilai-nilai
akhlak ialah melalui kegiatan keseharian sebagai bentuk membiasakan
siswa-siswi.
2. Sekolah menjadi wadah dalam penanaman dan pembinaan membentuk
kepribadian siswa-siswi di sekolah. Sebagai suatu lembaga tempat
berjalannya kegiatan pendidikan, sekolah juga berkewajiban dalam
membentuk kepribadian yang dimiliki siswa-siswi SMP Al-Fath.
3. Hasil pengamatan yang peneliti lakukan sangat baik situasi, tempat,
perilaku siswa dan guru juga cukup kondusif walaupun masih ditemukan
faktor penghambat tapi hal ini dapat selalu menjadi bahan evaluasi kepada
arah yang lebih baik lagi. Serta hasil wawancara sangat lancar yang
diupayakan sekolah dalam proses penanaman nilai-nilai akhlak terpuji. Hal
ini juga ditunjukkan dengan kepbribadia siswa yang sudah cukup baik
mencerminkan akhlak terpuji.

85
86

B. Saran
1. Bagi keluarga, tanamkan nilai-nilai akhlak terpuji dari sejak dini pada
anak. Karena dengan akhlak akan akan mencerminkan kepribadian yang
baik.
2. Pemahaman guru terhadap nilai-nilai akhlak terpuji perlu terus
ditingkatkan. Harapan dari saran ini adalah agar apa yang dipahami dan
diyakini anak sejak dini yang telah terinternalisasi dengan baik adalah
sesuatu yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam.
87

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhammad Abdul Qadir.Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta:


PT Rineka Cipta, 2008.
Ahmad, Nurwadjah. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Bandung: Marja, 2010.
Aisyah. Siti. Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar. Yogyakarta:
Budi Utama: 2015.
Al-Abrasyi, Mohd. Athhiyah. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta:
Bulan Bintang, 1987.
Aliasa.Akhlak Sebagai Azas Kebahagiaan Keluarga dan Masyarakat. Jurnal
pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No.1, E-ISSN 2503-3050, February
2016.
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011.
Al-Misri, Mahmud. Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW. Jakarta: Pena Pundi
Aksara, 2011.
Al-Musawi,Khalil.Terapi Akhlak. Jakarta: PT Ufuk Publishing House, 2011.
Amin, Ahmad. Etika Ilmu Akhlak. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Buseri, Kamrani. Nilai-Nilai Ilahiah Remaja Pelajar. Yogyakarta: UII Press,
2004.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Maghfirah Pustaka,
2006.
Edy, Sukardi. Buku Pintar Akhlak Terpuji. Jakarta: AMP Press, 2016.
Gholib, Achmad. Akidah dan Akhlak dalam Perspektif Islam. Ciputat: CV. Diaz
Pratama Mulia, 2016.
Hajjaj. MuhammaFauqi. Tasawuf Islam & Akhlak. Jakarta: Amzah, 2013.
Hidayati, Henny Narendrany. Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa. Jakarta:
Lembaga Peningkatan dan Jaminan Mutu, 2009.
88

Insania. “Penanaman nilai karakter melalui pendidikan anak”, Jurnal Pusaka:


Pemikiran Alternatif Kependidikan, Vo.20, No.1, p-ISSN: 1410-0053, e-
ISSN: 2598-3091, januari, 2015.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2012.
Mahjuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia, 2009.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbaris Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2016.
Mustofa. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Mz, Labib. Tuntunan Shalat Lengkap. Jakarta: Sandro Jaya, 2005.
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta, Rajawali Press,
2015.
-----------------. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2010.
-----------------. Pemikiran Pendidikan Islam, & Barat. Jakarta: Rajawali Press,
2012.
Raden Ahmad Muhajir Ansori,“Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan
Agama Islam Pada Peserta Didik”, Jurnal Pusaka: Media Kajian dan
Pemikiran Islam, Vo.IV, No.2, ISSN: 2339-2215, Mei 2017.
Riyadh, Sa‟ad. Langkah Mudah Menggairahkan Anak Menghafal Al-Qur’an.
Solo: Samssudera, 2009.
Salam, Syamsir dan Jaenal Aripi. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006.
Satori, Djam‟an. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta, 2013.
Satori, Djaman dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2013.
Sodiq, Akhmad. Prophetic Character Building. Jakarta: Kencana, 2018.
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2016.
89

Sukandarrumidi. Metedologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula.


Yogyakarta: Gadjah Mada Universiti, 2012.
Syarifah Habibah,Akhlak dan Etika dalam Islam, Jurnal pendidikan Dasar dan
Humaniora, Vol. I, No.4, ISSN: 2337-9227, Oktober 2015.
Syarifuddin, Ahmad. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-
Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press, 2005.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994.
Thoyyib. M. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an (Surat Al-Hujurat
Ayat 11-13), Jurnal Studi KeIslaman, Vol. II, No.2, E-ISSN 2088-2556,
September 2012.
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 1988.
Undang Undang Dasar 1945
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Yusuf, Muhammad as-Sayyid dkk. Ensiklopedi Metodologi Al-Qur’an. Mesir:
Dar as-salam, Maktabah al-Usrah.
Yusuf,Muri.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015.
Zainal. Veithzal Rivai. Manajemin Akhlak. Jakarta: Salemba Diniyah, 2018.
LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Hunafa Ulfitriyah


NIM : 11160110000046
Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Melalui Kegiatan Keislaman
Siswa Kelas VIII Siswa-Siswi SMP Al-Fath Cireunde
Pembimbing : Drs. Zaenal Arifin, M.Pd.I.

BAB 1

No. No. Paraf


No. Referensi
Footnote Halaman Pembimbing
Abuddin, Nata.Akhlak Tasawuf dan 1,9 1,3
1. Karakter Mulia.(Jakarta, Rajawali Parap ok
Press, 2015).
Mahmud. Al-Misri, Ensiklopedia 2,7,13 1,3,4
2. Akhlak Muhammad SAW. (Jakarta: Parap ok
Pena Pundi Aksara, 2011).
3 1
Mustofa. Akhlak Tasawuf. (Bandung:
3. Parap ok
Pustaka Setia, 2014).
Achmad Gholib,Akidah dan Akhlak 4,8 2,3
4. dalam Perspektif Islam. (Ciputat: CV. Parap ok
Diaz Pratama Mulia, 2016).
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan 5 2
5. Terjemahnya, (Jakarta: Maghfirah Parap ok
Pustaka, 2006).
Muhammad FauqiHajjaj,Tasawuf 6 3
6. Islam & Akhlak,.(Jakarta: Amzah, Parap ok
2013).
10 4
7. Undang Undang Dasar 1945. Parap ok

Undang Undang Republik Indonesia 11 4


8. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Parap ok
Pendidikan Nasional.
Insania, “Penanaman nilai karakter 12 4
melalui pendidikan anak”, Jurnal
Pusaka: Pemikiran Alternatif
9. Parap ok
Kependidikan, Vo.20, No.1, p-ISSN:
1410-0053, e-ISSN: 2598-3091,
januari, 2015.
Veithzal RivaiZainal,Manajemin 14,18 5,6
10. Akhlak,.(Jakarta: Salemba Diniyah, Parap ok
2018).
Henny Narendrany Hidayati, 15 5
Pengukuran Akhlakul Karimah
11. Parap ok
Mahasiswa. Jakarta: Lembaga
Peningkatan dan Jaminan Mutu, 2009.
AbuddinNata, Pemikiran Pendidikan 16 5
12. Islam, & Barat,(Jakarta: Rajawali Parap ok
Press, 2012).
Siti Aisyah, Perkembangan Peserta 17 6
13. Didik dan Bimbingan Belajar, Parap ok
(Yogyakarta: Budi Utama: 2015).

BAB II

No. No. Paraf


No. Referensi
Footnote Halaman Pembimbing
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1,60,68,81 10,34,36,40
1. Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Parap ok
Pustaka Utama, 2012).
2,3,9,10 10,10,13,13
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan
2. Parap ok
Islam, (Jakarta: Kencana, 2010).
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan 4 10
3. Dalam Prespektif Islam, (Bandung: Parap ok
Remaja Rosdakarya, 1994).
Abdul Majid dan Dian Andayani, 5 11
Pendidikan Agama Islam Berbaris
4. Parap ok
Kompetensi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004).
6,32,42, 11,21,25,
Departemen Agama RI, Al-Qur’an
46,49,54,58, 27,29,31,33,
5. dan Terjemahnya, (Jakarta: Parap ok
72,93,96,98, 37,43,43,44,
Maghfirah Pustaka, 2006).
100 45
Mohd. Athhiyah Al-Abrasyi, Dasar- 7 12
6. Dasar Pokok Pendidikan Islam, Parap ok
(Jakarta: Bulan Bintang, 1987).
Abdul Majid dan Dian Andayani, 8 13
Pendidikan Agama Islam Berbaris
7. Parap ok
Kompetensi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004).
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan 23 19
8. Islam, (Bandung: Pustaka Setia, Parap ok
1988).
Achmad Gholib, Akidah dan Akhlak 24,25,36,37 19,19,23,23
9. dalam Perspektif Islam, (Ciputat: Parap ok
CV. Diaz Pratama Mulia, 2016).
26,33,34,38, 20,21,22,23,
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin 39,56,57,59, 24,32,32,33,
10. Akhlak, (Jakarta: Salemba Diniyah, 71,73,74,77, 36,37,38,38. Parap ok
2018). 78,80,83,84, 39,40,40,40,
89,91,95 41,42,43
27 20
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak,
11. Parap ok
(Jakarta: Bulan Bintang, 1975).
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia 28,40,94 20,24,43
12. Akhlak Muhammad SAW, (Jakarta: Parap ok
Pena Pundi Aksara, 2011).
Abuddin Nata, Pemikiran 29,41 20,25
13. Pendidikan Islam, & Barat, (Jakarta: Parap ok
Rajawali Press, 2012).
30 20
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf,
14. Parap ok
(Jakarta: Kalam Mulia, 2009).
31,63,64 21,35,35
Akhmad Sodiq, Prophetic Character
15. Parap ok
Building, (Jakarta: Kencana, 2018).
Henny Narendrany Hidayati, 35,43 22,26
16. Pengukuran Akhlakul Karimah Parap ok
Mahasiswa, (Jakarta: Lembaga
Peningkatan dan Jaminan Mutu,
2009).
Muhammad Alim, Pendidikan 44,55 26,31
17. Agama Islam, (Bandung: Remaja Parap ok
Rosdakarya, 2011).
Syarifah Habibah,Akhlak dan Etika 45 26
dalam Islam, Jurnal pendidikan
18. Parap ok
Dasar dan Humaniora, Vol. I, No.4,
ISSN: 2337-9227, Oktober 2015.
Aliasa, Akhlak Sebagai Azas 47 28
Kebahagiaan Keluarga dan
19. Masyarakat, Jurnal pendidikan Parap ok
Agama Islam, Vol. XVI, No.1, E-
ISSN 2503-3050, February2016.
Muhammad as-Sayyid Yusuf, dkk. 48 28
Ensiklopedi Metodologi Al-Qur’an,
20. Parap ok
(Mesir: Dar as-salam, Maktabah al-
Usrah).
50,51,53 29,29,30
Edy Sukardi, Buku Pintar Akhlak
21. Parap ok
Terpuji, (Jakarta: AMP Press, 2016).
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan 52,70 30,36
22. Karakter Mulia,(Jakarta, Rajawali Parap ok
Press, 2015).
Kamrani Buseri, Nilai-Nilai Ilahiah 61,66,67 34,35,36
23. Remaja Pelajar, (Yogyakarta: UII Parap ok
Press, 2004).
Raden Ahmad Muhajir 62 35
Ansori,“Strategi Penanaman Nilai-
Nilai Pendidikan Agama Islam Pada
24. Parap ok
Peserta Didik”, Jurnal Pusaka: Media
Kajian dan Pemikiran Islam, Vo.IV,
No.2, ISSN: 2339-2215, Mei 2017.
65 35
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung:
25. Parap ok
Pustaka Setia, 2014).
69,79,82,88 36,39,40,41,
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf,
26. Parap ok
(Jakarta: Kalam Mulia, 2009).
Khalil Al-Musawi, Terapi Akhlak, 75,76,85,86, 38,38,41,41,
27. (Jakarta: PT Ufuk Publishing House, 87,90 41,41 Parap ok
2011).
M. Thoyyib, Nilai-Nilai Pendidikan 92 42
Akhlak dalam Al-Qur’an (Surat Al-
28. Hujurat Ayat 11-13), Jurnal Studi Parap ok
KeIslaman, Vol. II, No.2, E-ISSN
2088-2556, September 2012.
Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat 97 44
29. Pendidikan, (Bandung: Marja, Parap ok
2010).
Labib Mz, Tuntunan Shalat 99,101,102 44,45,45
30. Lengkap, (Jakarta: Sandro Jaya, Parap ok
2005).
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, 103 46
Metodologi Pengajaran Agama
31. Parap ok
Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2008).
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak 104 46
Membaca, Menulis dan Mencintai
32. Parap ok
Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2005).
Sa‟ad Riyadh, Langkah Mudah 105 47
33. Menggairahkan Anak Menghafal Al- Parap ok
Qur’an, (Solo: Samssudera, 2009).

BAB III

No. No. Paraf


No. Referensi
Footnote Halaman Pembimbing
Muri Yusuf, Metode Penelitian 1,18,20 49,55,55 Parap ok
Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
1.
Gabungan, (Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri, 2015).
Sugiyono, Metode Penelitian 2,11,13,14, 49,53,53,53,
2. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 15,19,21 54,55,56 Parap ok
(Bandung: Alfabeta, 2016).
Lexy J. Moleong, Metodologi 3,4,6 50,50,51
3. Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Parap ok
Remaja Rosdakarya, 2016).
Sukandarrumidi, Metedologi 5 51,
Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk
4. Parap ok
Peneliti Pemula, (Yogyakarta:
Gadjah Mada Universiti, 2012).
Djaman Satori dan Aan Komariah, 7,8,12 51,51,53
5. Metodologi Penelitian Kualitatif, Parap ok
(Bandung: Alfabeta, 2013).
Suharsimi Arikunto, Prosedur 9,16,17 52,54,54
Penelitian Suatu Pendekatan
6. Parap ok
Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010).
Syamsir Salam dan Jaenal Aripi, 10 52
7. Metodologi Penelitian Sosial, Parap ok
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006).

Dosen Pembimbing,

Drs. Zaenal Arifin, M.Pd.I.


NIP. 19591110 199103 1 001
Lampiran I
Kuosioner Untuk Siswa
Penananam Nilai-Nilai Akhlak Terpuji Melalui Kegiatan Keislaman Siswa
SMP Al-Fath

A. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :

B. Petunjuk Pengisian Angket


1. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengisi jawaban
2. Bacalah dulu angket berikut ini sebelum menjawab
3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan
keadaan anda
4. Pengisian angket ini tidak mempengarui nilai, maka dari itu jawablah
dengan benar dan jujur
5. Akhiri pengisian angket ini dengan membaca hamdalah

C. Jawablah Pertanyaan DiBawah Ini!


1. Saya mengikuti kegiatan shalat duha dan zuhur berjamaah di sekolah.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Saya menghormati guru di sekolah dan diluar sekolah.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Saya membaca Al-Qur‟an setiap hari.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Saya datang terlambat ke sekolah.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Saya mencontek dan memberi contekan kepada teman.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Saya mengikuti kegiatan keislaman di sekolah.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Saya membantu teman saya yang kesusahan.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Saya berkata jujur.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Saya menyapa dengan mengucapkan salam pada teman-teman dan orang
yang lebih tua.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Saya meminta maaf jika telah melakukan kesalahan.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Saya marah jika ada teman yang mengolok dan mengejek saya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Saya mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah membantu saya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
13. Saya membuang sampah pada tempatnya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14. Saya menjaga lingkungan dan tumbuh-tumbuhan.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
15. Saya bolos ketika ada ceramah hari jum‟at di sekolah.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
16. Saya pulang sekolah langsung ke rumah.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17. Saya membaca doa setelah melaksanakan shalat.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
18. Saya meminta izin kepada orangtua, dalam segala hal.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
19. Saya memberlakukan teman saya dengan baik tanpa membedakannya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
20. Saya bersyukur dengan nilai yang didapat setelah ujian, karena itu hasil
kerja saya sendiri.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Analisis Item untuk Skor angket siswa-siswi
Lampiran II
FORM WAWANCARA
Nama :
Jabatan :
Hari :
Tempat :

1. Apa yang Bapak/ Ibu ketahui mengenai akhlak terpuji?


2. Apakah penting akhlak terpuji bagi siswa siswi SMP Al-Faht Cireunde?
3. Nilai-nilai akhlak terpuji apa saja yang telah diterapkan di SMP Al-Fath?
4. Apakah Nilai-nilai akhlak terpuji yang di kembangkan tersebut telah
tertanam pada siswa-siswa SMP Al-Fath?
5. Bagaimana cara menanamkan akhlak terpuji kepada siswa-siswa SMP Al-
Fath?
6. Apa sajakah kegiatan keislaman yang dilaksanakan di sekolah?
7. Apakah dengan adanya kegiatan keislaman tersebut dapat menanamkan
niai-nilai akhlak terpuji siswa siswi SMP A-Fath?
8. Bagaimana tindakan Bapak/ Ibu jika mengetahui siswa siswi yang tidak
menerapkan kejujuran?
9. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap akhlak terpuji yang dimiliki
siswa siswi SMP Al-Fath?
10. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap siswa yang tidak bertutur baik
terhadap guru maupun teman sebaya?
11. Biasanya apa yang membuat siswa siswi ridak melakukan akhlak terpuji?
12. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah?
13. Tindak lanjut seperti apakah yang diberikan sekolah?
14. Apakah setelah dilakukan hukuman tersebut siswa siswi dapat melakukan
kejujuran, bertutur baik dan akhlak terpuji lainnya?
15. Program apa sajakah yang Bapak/ Ibu lakukan dalam mengembangkan
akhlak terpuji kepada anak didik?
16. Apakah usaha yang Bapak/ Ibu lakukan telah berhasil?
17. Apakah Bapak/ Ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang
disampaikan anak didik?
18. Bagaimana Bapak/ Ibu menerima keluhan anak didik?
19. Bagaimana Bapak/ Ibu menanamkan siswa siswi agar selalu bersahabat?
20. Menurut Bapak/ Ibu apakah kegiatan keislaman di sekolah termaksud
dalam penanaman akhlak terpuji untuk anak didik?
BERITA WAWANCARA

Nama : Aos Uswadi, S.Pd.


Jabatan :Kepala Sekolah
Hari, Tanggal : Rabu, 19 Februari 2020
Tempat : Kantor kepala sekolah

1. Apa yang Bapak/ Ibu ketahui mengenai akhlak terpuji?


Akhlak terpuji ialah ketika kita berbuat baik dan mengikuti syariat Islam.
2. Apakah penting akhlak terpuji bagi siswa siswi SMP Al-Faht Cireunde?
Sangat penting, karena dengan adanya akhlak terpuji proses pembelajaran di
sekolah akan mudah dilaksanakan, contohnya murid mudah mengikuti
pembelajaran dan semua kegiatan yang dilaksanakan di sekolah
3. Nilai-nilai akhlak terpuji apa saja yang telah diterapkan di SMP Al-
Fath?
Nilai-nilai akhlak terpuji seperti 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun)
4. Apakah Nilai-nilai akhlak terpuji yang di kembangkan tersebut telah
tertanam pada siswa-siswa SMP Al-Fath?
Insyaallah nilai-nilai tersebut telah tertanam di dalam diri peserta didik,
contohnya saja peserta didik telah menghormati berbicara dan bersikap kepada
orang yang lebih tua.
5. Bagaimana cara menanamkan akhlak terpuji kepada siswa-siswa SMP
Al-Fath?
Cara yang paling tepat ialah dengan melakukan kegiatan itu atau hal baik itu
secara terus menurus kepada peserta didik. Sebab, hal dyang dilakukan
berulang kali maka sangat mempengarui keadaan peserta didik dalam
bersikap.
6. Apa sajakah kegiatan keislaman yang dilaksanakan di sekolah?
Yaitu Menghafal surah yasin, Shalat duha berjamaah, Shalat zhuhur dan asyar
berjamaah, Belajar membaca Al-Qur‟an, Cerama Islami setiap satu bulan
sekali, Membaca doa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, Pesantren
kilat, Manasik haji serta 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
7. Apakah dengan adanya kegiatan keislaman tersebut dapat menanamkan
niai-nilai akhlak terpuji siswa siswi SMP A-Fath?
Cukup mampu menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik. Karena
dengan adanya kegiatan keislaman di sekolah anak didik dapat terbiasa
melakukan kegiatan rutinan yang mampu menanamkan nilai-nilai akhlak
dikegiatan kesehariannya.
8. Bagaimana tindakan Bapak/ Ibu jika mengetahui siswa siswi yang tidak
menerapkan kejujuran?
Siswa-siswi yang tidak menerapkan kejujuran maka akan diberikan kepad a
guru yang bertanggung jawab
9. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap akhlak terpuji yang dimiliki
siswa siswi SMP Al-Fath?
Akhlak terpuji yang telah dimiiki siswa salah satunya siswa telah
menghormati saat berbicara dan bersikap atau tingkah laku kepada orang yang
lebih tua. Pertemanan sesema teman atau diluar sudah ada pendirian masing-
masing. Sebagian siswa tidak memilih dalam pertemanan dna mungkin masih
ditemui siswa-siswi yang memilih dalam berteman.
10. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap siswa yang tidak bertutur
baik terhadap guru maupun teman sebaya?
Ketika ditemukan siswa-siswi yang tidak bertutur baik terhadap guru maupun
teman sebaya, mungkin kadang kali anak tidak menyadari bahwa hal tersebut
salah. Maka kami selalu melakukan pembiasaan yang baik dan mencomtohkan
bertutur baik didepan anak didik.
11. Biasanya apa yang membuat siswa siswi ridak melakukan akhlak
terpuji?
Karena siswa-siswi smp masih labil dan belum terlalu fokus kadang mereka
tidak memperhatikan aklah terpuji. Tetapi kami segenap pengajar dan
pembimbing di sekolah tidak pernah berhenti mengingatkan hal baik kepada
anak didik
12. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah?
Jika ditemukan siswa-siswi tidak mencerminkan akhlak terpuji, maka siswa
akan ditegur dahulu oleh guru agama Islam.
13. Tindak lanjut seperti apakah yang diberikan sekolah?
Jika hukuman sekolah biasanya memberikan hukuman seperti siswa-siswi
membuang sampah jika melihat sampah dan memberikan halamn sekolah.
14. Apakah setelah dilakukan hukuman tersebut siswa siswi dapat
melakukan kejujuran, bertutur baik dan akhlak terpuji lainnya?
Maksud dan tujuan diberikan hukuman agar siswa siswi tidak melakukan
kesalahnnya kembali maka kami pun berharap hukuman yang dijalankan anak
didik dapat mengingatkan agar anak didik dapat melakukan kejujuran, bertutur
baik dan akhlak terpuji lainnya.
15. Program apa sajakah yang Bapak/ Ibu lakukan dalam mengembangkan
akhlak terpuji kepada anak didik?
Salah satunya kajian akhlak tidak hanya pendidikan Agama Islam tetapi
diselingi dengan motivator dan psikologis
16. Apakah usaha yang Bapak/ Ibu lakukan telah berhasil?
Berhasil atau tidak dalam menanamkan akhlak. Sudah maksimal; pasti ada
ketidak sempurnaan dan banyak faktor ketika program sekolah telah bagus,
belum tentu lingkungan dan keluarga. Karena pengaruh dari sekolah 40%
selebihnya dari lingkungan dan keluarga.
17. Apakah Bapak/ Ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang
disampaikan anak didik?
Guru dan anak didik selalu terbuka dalam keluhan-keluhan yang dirasakan
anak didik.
18. Bagaimana Bapak/ Ibu menerima keluhan anak didik?
Mengenai keluhan peserta didik, kita mempunyai program berbagi dan
bercerita antar anak didik dengan wali kelasnya masing-masing. Moment ini
dilakukan seminggu sekali secara berkala.dengan harapan anak didik selalu
bercerita dan mampu berbagi dengan anak didiknya.
19. Bagaimana Bapak/ Ibu menanamkan siswa siswi agar selalu
bersahabat?
Memberikan pengertian kepada anak didik agar tidak membedakan dalam
berteman.
20. Menurut Bapak/ Ibu apakah kegiatan keislaman di sekolah
termaksud dalam penanaman akhlak terpuji untuk anak didik?
”Penanaman nilai-nilai akhlak di sekolah ini adalah tanggungjawab
bersama, dan cara menanamkan nilai-nilai akhlak kepada siswa kami
memberikan wadah yaitu melalui kegiatan-kegiatan keislaman yang telah
disediakan oleh sekolah. Salah satunya kajian akhlak, untuk kajian akhlak
tidak hanya pendidikan Agama Islam tetapi kadang juga diisi dengan
materi motivator atau psikologis. Seorang guru adalah contoh bagi murid-
muridnya begitupun orangtua. Maka dari itu, sekolahpun selalu
bekerjasama dengan orangtua dalam memantau perkembangan akhlak
yang dimiliki oleh siswa-siswi SMP Al-Fath, serta saya selalu
mengingatkan kepada semua guru untuk selalu mengingatkan anak-anak
dalam hal yang baik dan mencegah dari yang buruk. Sebab akhlak
dilakukan dan akan tertanam dalam jiwa murid dengan diadakannya
pembiasaaan.
BERITA WAWANCARA

Nama : Mochamad Hilpan, M.Pd


Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Kurikulum
Hari, Tanggal : Rabu, 19 Februari 2020
Tempat : Ruang guru

1. Apa yang Bapak/ Ibu ketahui mengenai akhlak terpuji?


Akhlak terpuji ialah menghargai orang lain, berkata yang sopan dan baik serta
melakukan kejujuran.
2. Apakah penting akhlak terpuji bagi siswa siswi SMP Al-Faht Cireunde?
Sangat penting. Karena akhlak terpuji itu merupakan salah satu karakter
pendidikan nasional dan juga akhlak agama Islam.
3. Nilai-nilai akhlak terpuji apa saja yang telah diterapkan di SMP Al-
Fath?
Menghargai orang yang lebih tua, berkata jujur, saling tolong menolong,
bersikap sopan dan santun.
4. Apakah Nilai-nilai akhlak terpuji yang di kembangkan tersebut telah
tertanam pada siswa-siswa SMP Al-Fath?
Insyaallah telah tertanam dalam diri anak didik hanya saja, namanya anak-
anak harus selalu diingatkan dan diperhatikan.
5. Bagaimana cara menanamkan akhlak terpuji kepada siswa-siswa SMP
Al-Fath?
Caranya ialah harus banyak orang yang melakukan kebaikan. Karena jika guru
telah melakukan kebaikan itu hal yang sama, maka dari itu ami berharap dapat
membuat tim anak didik yang mencontohkan kebaikan.
6. Apa sajakah kegiatan keislaman yang dilaksanakan di sekolah?
Yaitu Menghafal surah yasin, Shalat duha berjamaah, Shalat zhuhur dan asyar
berjamaah, Belajar membaca Al-Qur‟an, Cerama Islami setiap satu bulan
sekali, Membaca doa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, Pesantren
kilat, Manasik haji serta 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun).
7. Apakah dengan adanya kegiatan keislaman tersebut dapat menanamkan
niai-nilai akhlak terpuji siswa siswi SMP A-Fath?
Tidak terlalu maksimal dikarenakan akhlak harus dicontohkan sedangkan
kegiatan di sekolah ini yang mencontohkan guru dan juga orang yang lebih
tua. Menurut pandangan anak didik, orang tua dan guru pasti melakukan
kebaikan. Solusinya, kita sedang proses kearah proses pembuatan tim anak
didik dalam mencontohkan akhlak terpuji.
8. Bagaimana tindakan Bapak/ Ibu jika mengetahui siswa siswi yang tidak
menerapkan kejujuran?
jika ditemukan tidak menerapkan kejujuran, maka guru akan menasehati serta
meminta anak didik jujur atas kebohongan yang telah dilakukan.
9. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap akhlak terpuji yang dimiliki
siswa siswi SMP Al-Fath?
Alhamdulillah, siswa-siswi Al-Fath telah mencontohkan kebaikan dan banyak
yang telah melakukan akhlak terpuji dikehidupan keseharian.
10. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap siswa yang tidak bertutur
baik terhadap guru maupun teman sebaya?
Kita akan memberikan nasihat dan mengajaknya bercerita secara baik-baik.
11. Biasanya apa yang membuat siswa-siswi tidak melakukan akhlak
terpuji?
Kadang jika anak didik lupa dan ketika sedang terburu-buru dalam berlari
sehinga tidak melakukan sopan santun kepada guru yang ditemuinya.
12. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah?
Anak didik akan diberikan nasehat.
13. Tindak lanjut seperti apakah yang diberikan sekolah?
Terkait hukuman, misalnya tidak mengikuti kegiatan keislaman, sebelumnya
anak didik membuat ikrar perjanjian dan mereka membuat sendiri konsekuensi
dan surat perjanjian hukuman apa yang akan diterima jika mereka melakukan
kesalah tidak meingkuti kegiatan keislaman atau kegiatan lainnya. Ini
dilakukan supaya anak didik mengingat sendiri konsekuensi yang telah ditulis
di surat perjanjiannya masing-masing. Contoh seperti bertanggung jawab
kebersihan sekolah dan lain-lain.
14. Apakah setelah dilakukan hukuman tersebut siswa siswi dapat
melakukan kejujuran, bertutur baik dan akhlak terpuji lainnya?
Jika telah melewati hukuman. Insyallah, kita guru tidak pernah lelah
mengingatkan anak didik untuk selalu melakukan kebaikan. Agar tidak
terulang kembali kesalahan yang pernah dilakukan.
15. Program apa sajakah yang Bapak/ Ibu lakukan dalam mengembangkan
akhlak terpuji kepada anak didik?
Mencontohkan dan mengajak anak didik melakukn kebaikan disetiap saat.
16. Apakah usaha yang Bapak/ Ibu lakukan telah berhasil?
Jika dikatakan berhasil saya rasa berhasil hanya saja memiliki kekurangan.
Karena menurut saya akhlak harus dicontohkan secara terus menerus agar
anak didik dapat mencontoh dan mengikutinya.
17. Apakah Bapak/ Ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang
disampaikan anak didik?
Kita selalu terbuka, hanya saja ada anak didik tertutup tidak bercerita masalah
yang dialaminya kepada guru di sekolah.
18. Bagaimana Bapak/ Ibu menerima keluhan anak didik?
Mengenai keluhan peserta didik, kita mempunyai program berbagi dan
bercerita antar anak didik dengan wali kelasnya masing-masing. Moment ini
dilakukan seminggu sekali secara berkala.dengan harapan anak didik selalu
bercerita dan mampu berbagi dengan anak didiknya.
19. Bagaimana Bapak/ Ibu menanamkan siswa siswi agar selalu bersahabat?
Selalu mengingatkan bahwa tidak boleh memilih dalam berteman.
Alhamdulillah, anak didik di SMP Al-Fath telah bersahabat antara yang
lainnya. Misalkan kelas 7 berteman dengan kelas 8 dan 9. Saling bermain,
tidak ada pembatas semuanya menurut saya telah baik dalam pergaulan dan
bersahabat antar peserta didik.
20. Menurut Bapak/ Ibu apakah kegiatan keislaman di sekolah
termaksud dalam penanaman akhlak terpuji untuk anak didik?
”Penanaman nilai-nilai akhlak dilakukan setiap waktu, dimulai dari pagi
setibanya di sekolah peserta didik disambut oleh guru piket. Kemudian
guru piket memberi salam, dan peserta didik salim kepada guru sambil
mengucapkan salam. Hal ini dilakukan setiap harinya dengan harapan
mampu memberikan pembiasaan terhadap keseharian peserta didik agar
memiliki akhlak yang baik ketika bertemu dengan guru atau kepada yang
lebih tua. Karena, penanaman akhlak dapat kami harapkan dengan selalu
melakukan hal-hal positif disetiap harinya, walaupun tidak semaksimal itu
hasilnya, tetapi kami tetap berusaha menanamkan nilai-niali akhlak yang
baik kepada peserta didik untuk membentuk kepribadiannya. Begitupun
kedispinan, menjaga kebersihan dan juga santun kepada semua orang.
BERITA WAWANCARA

Nama : Anggi Juwita Rahayu, S.Pd


Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Februari 2020
Tempat : Ruang Guru

1. Apa yang Bapak/ Ibu ketahui mengenai akhlak terpuji?


Akhlak terpuji ialah sikap atau tingkah laku yang ditampakkan oleh seseorang
tanpa paksaan dan keadaan yang terjadi begitu saja.
2. Apakah penting akhlak terpuji bagi siswa siswi SMP Al-Faht Cireunde?
Sangat penting, karena akhlak terpuji adalah sikap mendasar yang harus
dimiliki peserta didik.
3. Nilai-nilai akhlak terpuji apa saja yang telah diterapkan di SMP Al-
Fath?
Nilai yang tertanam pada peserta didik ialah salah satunya, 5 S (senyum, sapa,
salam, sopan dan santun)
4. Apakah Nilai-nilai akhlak terpuji yang di kembangkan tersebut telah
tertanam pada siswa-siswa SMP Al-Fath?
Insyaallah telah tertanam di dalam diri anak didik. Terlihat dari sikap dan cara
peserta didik dalam menyapa orang yang lebih tua.
5. Bagaimana cara menanamkan akhlak terpuji kepada siswa-siswa SMP
Al-Fath?
Anak zaman sekarang, pendekatan dan penyampaian dengan cara berbeda-
beda. Ialah salah satunya melalui pembiasaan kepada hal seperti 5S yang
mana itu disebut dengan adab.
6. Apa sajakah kegiatan keislaman yang dilaksanakan di sekolah?
Yaitu Menghafal surah yasin, Shalat duha berjamaah, Shalat zhuhur dan asyar
berjamaah, Belajar membaca Al-Qur‟an, Cerama Islami setiap satu bulan
sekali, Membaca doa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, Pesantren
kilat, Manasik haji serta 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
7. Apakah dengan adanya kegiatan keislaman tersebut dapat menanamkan
niai-nilai akhlak terpuji siswa siswi SMP A-Fath?
Kegiatan keislaman dapat menanamkan nilai-nilai akhlak tepuji jika dilakukan
pembiasaan serta pengertian kepada anak didik. Contohnya menghafal Al-
Qur‟an gaa ada kaitannya dengan akhlak, karena banyak yang belum mereka
pahami dari menghafal itu. Oleh sebab itu, guru selalu memberikan pengertian
dan menjelaskan maksud dan tujuannya agar membiasakan anak didik untuk
selalu membaca Al-Qur‟an.
8. Bagaimana tindakan Bapak/ Ibu jika mengetahui siswa-siswi yang tidak
menerapkan kejujuran?
Menasehati anak tersebut dan memberikan pengarahan yang baik untuknya.
9. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap akhlak terpuji yang dimiliki
siswa siswi SMP Al-Fath?
Akhlak yang dimiliki siswa-siswi SMP Al-Fath berbeda-beda sebab latar
belakang sosial anak-anak Al-Fath berkecukupan. Tapi kami selalu
mengajarkan dan mencontohkan hal yang baik kepada anak didik.
10. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap siswa yang tidak bertutur
baik terhadap guru maupun teman sebaya?
Menasehati dan menegurnya secara baik-baik.
11. Biasanya apa yang membuat siswa siswi tidak melakukan akhlak terpuji?
Kadang kurang dalam menghormati pegawai kebersihan dan satpam di
sekolah. Karena, menurut anak didik mereka tidak mengajarinya.
12. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah?
Ada. Karena, tindak lanjut telah disepakati bersama dengan peserta didik.
13. Tindak lanjut seperti apakah yang diberikan sekolah?
Tindak lanjut yang diberikan ialah sesuai dengan konsekuensi anak dan anak
tidak percaya dengan satu aturan melainkan dengan kesepakatan (melibatkan
anak dalam peroses pembuatan hukuman) kita di sekolah tidak menyebutnya
dengan hukuman tetapi konsekuensi yang telah di buat anak didik sesuai
dengan keinginannya masing-masing.
14. Apakah setelah dilakukan hukuman tersebut siswa siswi dapat
melakukan kejujuran, bertutur baik dan akhlak terpuji lainnya?
Tidak semudah itu anak tidak mengulang kesalahannya kembali, apalagi
siswa-siswi Al-Fath yang memiliki latar belakang sosial di atas. Tetapi, kami
segenap guru tidak pernah berputus asa melainkan selalu mencontohkan dan
mengingatkan anak didik untuk selalu melakukan kebaikan.
15. Program apa sajakah yang Bapak/ Ibu lakukan dalam mengembangkan
akhlak terpuji kepada anak didik?
Setiap program keislaman di sekolah selalu kita lakukan dan cara yang paling
tepat dalam mengembangkan akhlak terpuji anak didik ialah selalu melakukan
program itu terus menurus akan tertanam di dalam diri anak didik serta
menjadi kebiasaaan setiap harinya.
16. Apakah usaha yang Bapak/ Ibu lakukan telah berhasil?
Saya tidak yakin ini berhasil maksimal karena generasi sekarang beda mereka
belum tentu dapat melakukan kebaikan yang dicontohkan melulu lewat
agama. Maka adanya kegiatan-kiatan lain di sekolah dapat mengimbangi
keadaan yang ada.
17. Apakah Bapak/ Ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang
disampaikan anak didik?
Iya, kami selalu mendengarkan. Bahkan di sekolah kami mengadakan home
visit1x setahun kerumah siswa-siswi secara bergantian. Dn jika ditemukan
kendala pada anak didik kami melakukan home visit kembali.
18. Bagaimana Bapak/ Ibu menerima keluhan anak didik?
Kadang anak-anak langsung datang dan bercerita kepada wali kelas. Kadang
juga guru lain melihat anak didik tersebut mengalami kesulitan, kemudian
dilaporakan kepada wali kelas, sehingga anak didik tersebut dipanggil
menemui peserta didik. Kemudia, disinilah peserta didik akan terbuka serta
menceritakan keadaannya kepada peserta didik.
19. Bagaimana Bapak/ Ibu menanamkan siswa siswi agar selalu bersahabat?
Dulu siswa-siswi berteman memilih antar yang memiliki materi berteman
dengan yang memiliki materi. Dan Alhamdulillah sekarrang mereka mampu
berteman kepada siswa-siswi lainnya yang membuat mereka nyaman tanpa
membeda-bedakan kembali. Kami yakin, ini terjadi karena pembiasaan dan
kebiasaan yang mengajarkan kepada kebaikan.
20. Menurut Bapak/ Ibu apakah kegiatan keislaman di sekolah termaksud
dalam penanaman akhlak terpuji untuk anak didik?
”Penanaman akhlak terpuji di SMP Al-Fath menitikberatkan pada menjadi
role model kepada siswa. Pada usia remaja seperti siswa SMP, sulit bagi
mereka mengaitkan sebuah konsep akhlak terpuji jika mereka tidak
mempunyai gambaran tentang hal tersebut. Oleh karena itu, dengan guru
mencontohkan nilai-nilai akhlak terpuji, maka penerapannya akan sangat
efektif. Sehingga akan sangat tertanam di siswa dalam membentuk
kepribadiannya dan hal selanjutnya adalah dengan menjelaskan kepada
mereka tujuan dari ”nilai-nilai akhlak terpuji” yang akan mereka terapkan.
Sehingga hal tersebut tidak hanya menggugurkan kewajiban saja. Melainkan
menjadi pelajaran untuk mereka kelak di masa depan”
BERITA WAWANCARA

Nama : Millah Ulfa, S.Th. I


Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Februari 2020
Tempat : Ruang belajar BTQ

1. Apa yang Bapak/ Ibu ketahui mengenai akhlak terpuji?


Akhlak terpuji adalah suatu kebiasaan sikap dan perbuatan spontan dalam
kehidupan sehari-hari yang telah tertanam dalam jiwa seseorang yaitu sifatnya
baik.
2. Apakah penting akhlak terpuji bagi siswa siswi SMP Al-Faht Cireunde?
Sangat penting. Karena, highlight sekolah ini akhlak, kita berjuang
memperbaiki anak itu dari akhlaknya dahulu. Karena, kalau anak cerdas pintar
udah banyak yaa. Tapi, belum tentu mereka dibiki sholeh. Kita berusaha
membuat anak itu sholeh/ sholehah dulu. Insyaallah bisa dibikin pintar dan
juga cerdas.
3. Nilai-nilai akhlak terpuji apa saja yang telah diterapkan di SMP Al-
Fath?
Bertemu guru; mengucapkan salam dan cium tangan. Senyum , sapa, salam
sopan dan santun.
4. Apakah Nilai-nilai akhlak terpuji yang di kembangkan tersebut telah
tertanam pada siswa-siswi SMP Al-Fath?
Alhamdulillah telah tertanam dalam jiwa anak didik.
5. Bagaimana cara menanamkan akhlak terpuji kepada siswa-siswa SMP
Al-Fath?
Selalu membiasakan anak didik mengikuti kegiatan keislaman yang ada di
sekolah. Dengan harapan peserta didik terbiasa melakukan kegiatan keislaman
di dalam kehidupan sehari-hari.
6. Apa sajakah kegiatan keislaman yang dilaksanakan di sekolah?
Yaitu Menghafal surah yasin, Shalat duha berjamaah, Shalat zhuhur dan asyar
berjamaah, Belajar membaca Al-Qur‟an, Cerama Islami setiap satu bulan
sekali, Membaca doa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, Pesantren
kilat, Manasik haji serta 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
7. Apakah dengan adanya kegiatan keislaman tersebut dapat menanamkan
niai-nilai akhlak terpuji siswa siswi SMP A-Fath?
Melalui kegiatan keislaman. Harian; ikrar dan yaasiin berusaha untuk dekat
kepada Allah. Dalam keadaan ikrar ada doa untuk bermaksud meminta berkah
dan dipertinggi ilmunya. Shalat zuhur berjamaah yaitu membiasakan dalam
menanamkan sejak dini agar mereka selalu wajib berjamaah.
8. Bagaimana tindakan Bapak/ Ibu jika mengetahui siswa siswi yang tidak
menerapkan kejujuran?
Kita panggil anak tersebut, diajak bicara dari hati ke hati. Diberikan
penjelasan bahwasannya kejujuran adalah modal utama dalam hidup.
Selanjutnya diberikan solusi.
9. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap akhlak terpuji yang dimiliki
siswa siswi SMP Al-Fath?
Alhamdulillah baik. Walau kadang masih ditemukan siswa-siswi yang tidak
menerapkan karakter baik. Tapi kami selalu berusaha dan yakin bahwasannya
siswa-siswi Al-Fath mampu melakukan kebaikan setiap harinya.
10. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap siswa yang tidak bertutur
baik terhadap guru maupun teman sebaya?
Jika ditemukan siswa yang tidak bertutur baik terhadap guru dan teman
sebayanya. Maka, kami akan menasehati dan menyadarkannya bahwa yang
telah dilakukan adalah kesalahan yang tidak boleh diulang kembali.
11. Biasanya apa yang membuat siswa siswi tidak melakukan akhlak terpuji?
Kadang jika anak didik lupa dan ketika sedang terburu-buru dalam berlari
sehingga tidak melakukan sopan santun kepada guru yang ditemuinya.
12. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah?
Sekolah akan memberikan tindak lanjut kepada peserta didik.
13. Tindak lanjut seperti apakah yang diberikan sekolah?
Kita panggil anak tersebut, diajak bicara dari hati ke hati. Diberikan
penjelasan bahwasannya kejujuran adalah modal utama dalam hidup.
Selanjutnya diberikan solusi dan dilanjutkan ke guru BK.
14. Apakah setelah dilakukan hukuman tersebut siswa siswi dapat
melakukan kejujuran, bertutur baik dan akhlak terpuji lainnya?
Insyaallah anak didik tidak akan melakukan kesalahan kembali jika telah
menerima hukuman yang dijalankan atas kesalahan yang pernah dilakukan.
15. Program apa sajakah yang Bapak/ Ibu lakukan dalam mengembangkan
akhlak terpuji kepada anak didik?
Mencontohkan dan mengajak anak didik melakukn kebaikan disetiap saat.
16. Apakah usaha yang Bapak/ Ibu lakukan telah berhasil?
Kegiatan keislaman itu berhasil. Karena dari yayasan juga sangat mendukung
dengan adanya kegiatan keislaman ini serta dari tujuan dan visi dari sekolah
juga ialah membentuk kader pemimpin bangsa dan intelektual muslim
berwawasan luas dan berjiwa akhlakul karimah.
17. Apakah Bapak/ Ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang
disampaikan anak didik?
Iya, kita selalu terbuka antara terhadap keluhan-keluhan yang dirasakan anak
didik.
18. Bagaimana Bapak/ Ibu menerima keluhan anak didik?
Kemudian juga, di Al-Fath juga ada jadwal kelas curhat setiap sore serta
nasehat-nasehat.
19. Bagaimana Bapak/ Ibu menanamkan siswa siswi agar selalu bersahabat?
Kita guru akan selalu terus menerus ingetin kepada anak didik agar kegiatan
ini berhasil.
20. Menurut Bapak/ Ibu apakah kegiatan keislaman di sekolah termaksud
dalam penanaman akhlak terpuji untuk anak didik?
Cara penanaman nilai-nilai akhlak terpuji melalui kegiatan keislaman
bertujuan untuk membentuk kepribadian siswa-siswi. Kami berjuang
memperbaiki anak itu dari akhlaknya dulu. Karena, kalau anak cerdas pinter
udah banyak yaa, tapi belum tentu mereka dibikin sholeh. Tapi, kita berusaha
membuat anak-anak itu sholeh/ sholehah dulu dan insyaallah kemudian bisa
dibuat pinter nantinya. Kami berharap peserta didik mengerjakan dari hal
mendasar sesuai dengan visi sekolah yaitu 5S. Kemudian juga, salah satu cara
untuk membiasakan hal akhlak dan itu banyaknya ke ibadah yaitu dengan
harapan untuk perubahan pola pikir dan juga dengan doa.
BERITA WAWANCARA

Nama : Zaki Mubarak,S.Pd


Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
Hari, Tanggal : Rabu, 19 Februari 2020
Tempat : Ruang Belajar BTQ

1. Apa yang Bapak/ Ibu ketahui mengenai akhlak terpuji?


Akhlak terpuji ialah akhlak yang mulia yaitu bersandar kepada Al-Qur‟an dan
hadis yang telah dicontohkan oleh Rasulullah
2. Apakah penting akhlak terpuji bagi siswa siswi SMP Al-Faht Cireunde?
Sangat penting karena akhal terpuji ialah cerminan dari diri seseorang.
3. Nilai-nilai akhlak terpuji apa saja yang telah diterapkan di SMP Al-
Fath?
Alhamdulillah 5 S. berjalan di SMP Al-Fath. Walau kadang masih ditemui
anak didik yang kurang ramah terhadap petugas kebersihan.
4. Apakah Nilai-nilai akhlak terpuji yang di kembangkan tersebut telah
tertanam pada siswa-siswa SMP Al-Fath?
Insyaallah sedikit demi sedikit jika kita membiasakan anak didik dengan
kebaikan maka akan tertanam dalam diri siswa.
5. Bagaimana cara menanamkan akhlak terpuji kepada siswa-siswa SMP
Al-Fath?
Cara yang paling tepat. Kita membuat kesepakatan antara guru dan sekolah.
Apa saja hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pesertadidik. Kata-kata
contohnya dalam hal belajar anak asik mengobrol sendiri itu harus ditegur
karena hal itu membiasakan anak melakukan hal yang tidak baik yaitu mereka
tidak menghormati orang lain.
6. Apa sajakah kegiatan keislaman yang dilaksanakan di sekolah?
Yaitu Menghafal surah yasin, Shalat duha berjamaah, Shalat zhuhur dan asyar
berjamaah, Belajar membaca Al-Qur‟an, Cerama Islami setiap satu bulan
sekali, Membaca doa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, Pesantren
kilat, Manasik haji serta 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun)
7. Apakah dengan adanya kegiatan keislaman tersebut dapat menanamkan
niai-nilai akhlak terpuji siswa siswi SMP A-Fath?
Kegiatan keislaman adalah salah satu cara untuk membiasakan hal akhlak dan
itu banyaknya ke ibadah. Yaitu juga sebagai harapan untuk perubahan pola
pikir anak dan juga melalui doa agar anak didik memiliki hati yang lembut.
8. Bagaimana tindakan Bapak/ Ibu jika mengetahui siswa siswi yang tidak
menerapkan kejujuran?
Tingkat kejujuran kadang masih ada saja menemukan siswa-siswi yang
berbohong izin ke toilet dll. Tap kita menanggapimya tidak dengan memarahi
tetapi mencoba mencari jalan agar anak tersebut mau berkata jujur.
9. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap akhlak terpuji yang dimiliki
siswa siswi SMP Al-Fath?
Alhamdulillah yaaa anak-anak Al-Fath sudah baik, walau kadang ada sebagian
kecil yang melakukan kesalahan. Tapi, menurut saya itu hal yang wajar.
10. Bagaimana pandangan Bapak/ Ibu terhadap siswa yang tidak bertutur
baik terhadap guru maupun teman sebaya?
Kita akan selalu berusaha menasehati dan menegur anak agar tidak melakukan
hal demikian kembali.
11. Biasanya apa yang membuat siswa siswi ridak melakukan akhlak
terpuji?
Yaa namanya anak-anak. Kadang kala mereka melakukan sekali atau dua kali
kesalahan.
12. Adakah tindak lanjut yang diberikan sekolah?
Kita mempunyai system tindak lanjut yang berbeda yaa. Disini di SMP Al-
Fath, semua kesalahan yang akan terjadi telah ditulis siswa-siswi sendiri apa
hukuman yang akan mereka dapati jika mereka melanggarnya.
13. Tindak lanjut seperti apakah yang diberikan sekolah?
Tindak lanjut yg diberikan ialah sesuai dengan surat perjanjian yang ditulis
masing-masing oleh siswa-siswi.
14. Apakah setelah dilakukan hukuman tersebut siswa siswi dapat
melakukan kejujuran, bertutur baik dan akhlak terpuji lainnya?
Insyaallah. Kami selalu berusaha dan mengingatkan anak didik agar tidak
mengulang kembali kesalahannya.
15. Program apa sajakah yang Bapak/ Ibu lakukan dalam mengembangkan
akhlak terpuji kepada anak didik?
Alhamdulillah. Semua program yang ada di Al-Fath mengarah kepada
mendidik anak menjadi orang yang baik, displin dan menghargai waktu
ataupun menhargai orang yang lebih tua.
16. Apakah usaha yang Bapak/ Ibu lakukan telah berhasil?
Sulit dilakukan dan diterapkan. Tapi harus tetapdilakukan, dilatih dan
dibiasakan. Yaa namanya juga akhlak adalah habitual yaitu kebiasaan. Dan
kebiasaan itu harus dilatih terus menerus agar selalu dilakukan menjadi hal
spontan dalam diri anak didik.
17. Apakah Bapak/ Ibu selalu terbuka terhadap keluhan-keluhan yang
disampaikan anak didik?
Kita selalu mendengarkan dan memperhatikan hal-hal apasaja yang dialami
oleh anak didik.
18. Bagaimana Bapak/ Ibu menerima keluhan anak didik?
Kadang kitaa memanggil mereka untuk bercerita. Tapi terkait keluhan anak-
anak ada jadwal sendiri dengan wali kelasnya. Biasanya dijadwal ini mereka
saling berbagi dan bercerita keluh kesah atau hal bahagia kepada wali
kelasnya.
19. Bagaimana Bapak/ Ibu menanamkan siswa siswi agar selalu bersahabat?
Kita memberikan anak-anak pilihan dalam berteman baik itu dengan satu
kelas, kelas yang lain atau kakak kelasnya masing-masing. Dan mereka harus
baik terhadap teman sejawat dan kami juga selalu menasehati terhadap
tenggang rasa.
20. Menurut Bapak/ Ibu apakah kegiatan keislaman di sekolah termaksud
dalam penanaman akhlak terpuji untuk anak didik?
Iyaa. Kegiatan keislaman ini menjadi kunci utaman dalam menamankan
akhlak terpuji anak didik. Karena melalu kibiasaan sehari-hari dalam kegiatan
keislaman di sekolah, memberikan dorongan dari dalam untuk memunculkan
agar mereka senang beribadah dan melakukan kebiasaan baik. Dari kebiasaan
ini kami harap anak selalu gemar melakukan kegiatan ini berulang-ulang dan
mampu mendorong anak didik dari dalam.
Lampiran III

DOKUMENTASI

Tampak Gambar Depan SMP Al-Fath Cireunde

Tampak Gambar Lapangan SMP Al-Fath Cireunde


Tampak Gambar Kegiatan Keputrian

Tampak Gambar Kegiatan Motivasi Belajar Siswa


Tampak Gambar Kegiatan Seminar

Tampak Gambar Kegiatan Ekstrakulikuler


Tampak Gambar Siswi Belajar Pidato

Tampak Gambar Kegiatan Belajar Tulis Al-Qur‟an (BTQ)


Tampak Gambar Kegiatan Mengantri Salim

Tampak Gambar Kegiatan Shalat Berjamaah


Tampak Gambar Kegiatan Pelatihan Ekstrakulikuler

Tampak Gambar Kegiatan Belajar Mengajar Di Dalam Kelas


Tampak Gambar Kegiatan Ceramah Agama

Tampak Gambar Keputrian dan Sharing Siswa


Tampak Gambar Kegiatan Haji Siswa

Tampak Gambar Kegiatan Ceramah Agama

Anda mungkin juga menyukai