Skripsi
Oleh:
HUNAFA ULFITRIYAH
NIM.11160110000046
JAKARTA
2020
EFEKTIVITAS PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK
TERPUJI MELALUI KEGIATAN KEISLAMAN SISWA SMP
AL-FATH CIREUNDE
Skripsi
Oleh:
Hunafa Ulfitriyah
NIM.11160110000046
ii
ABSTRACT
iii
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang paling utama, saya panjatkan puji dan syukur kepada
Allah Subhanahu wa Ta‟ala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, serta
kekuatan dari-Nya saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Juga tidak lupa shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammmad Shallallah Alayhi wa Sallam beserta keluarga dan para
pengikutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini begitu banyak
hambatan dan kesulitan sehingga tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan yang maha Esa, Allah SWT untuk setiap pertolongan dan nikmat yang
telah diberikan.
2. Bapak Dr. Abdul Haris, M.Ag., dan Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku
Ketua dan sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Zaenal Arifin, M.Pd.I., selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan perhatian bimbingan, nasehat, kritik dan saran serta motivasi
yang besar tiada henti-hentinya sehingga skripsi ini dapat tersusun dan
terselesaikan.
4. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Syafi‟ie Noor., selaku Dosen Bimbingan
Akademik, yang telah meluangkan waktu, memberikan saran dan masukan
selama masa perkuliahan.
5. Kedua orang tua penulis Ahmad Yunus, S.Ag., M.Pd., dan Toibah yang telah
memberi dukungan secara moril maupun material, terimakasih atas do‟a, cinta
serta kasih sayang, didikan semangat, kepercayan dan pengorbanan yang tulus
tiada henti-hentinya.
6. Kakak dan Adik saya yang selalu mendukung, memberi motivasi dan
mendoakan, serta selalu memberi bantuan baik moril maupun materil. Karena
do‟a mereka saya dapat menyelesaikan Skripsi ini.
iv
7. Seluruh dosen beserta staff Program Studi Pendidikan Agama Islam, yang
telah memberikan pengetahuan dan pengalamannya serta membantu
kelancaran penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam kelas B 2016 yang telah
menemani dan yang selalu memberikan dukungan kepada saya dari awal
perkuliahan hingga saat ini.
9. Teman-teman Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2016.
10. Kepala Sekolah dan segenap Guru SMP Al-Fath Cireunde yang selalu
memberikan nasehat dan motivasi penulis untuk menyelesaikan studi ini.
11. Teman-teman UKM Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa (HIQMA) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menemani dan yang selalu memberikan
dukungan kepada saya untuk selalu aktif di Organisasi dan tanpa
meninggalkan kewajiban di Perkuliahan.
12. Teman-teman HILAPONADIN yang selalu menemani dan memberikan
nasehat.
Demikianlah skripsi ini telah disusun. Terlepas dari itu, penulis menyadari
bahwa masih ada kekurangan baik itu dari sistematika penulisan maupan
penggunaan bahasa. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya kritik dan
saran dari semua pihak yang membaca, untuk kebaikan di masa mendatang.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. Akhir kata, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama, terutama bagi penulis sendiri serta
menjadi sumbangan bagi pengembangan dunia pendidikan, khususnya pendidikan
agama Islam.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................... 10
A. Pendidikan Agama Islam .......................................................................... 10
1. Pengertian............................................................................................ 10
2. Dasar Pendidikan Agama Islam .......................................................... 11
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................................ 12
B. Akhlak ....................................................................................................... 13
1. Pengertian Akhlak ............................................................................... 13
2. Dasar, Tujuan, Ruang Lingkup dan Keutamaan Akhlak .................... 15
3. Pengertian Nilai-Nilai Akhlak............................................................. 27
4. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai Akhlak ......................................... 28
C. Macam-Macam Akhlak............................................................................. 29
1. Akhal Terpuji ...................................................................................... 29
2. Akhlak Tercela .................................................................................... 33
D. Faktor Yang Memengarui Akhlak ............................................................ 35
1. Keluarga .............................................................................................. 35
2. Kepribadian ......................................................................................... 36
3. Lingkungan ......................................................................................... 37
4. Kegiatan Keislaman ............................................................................ 37
E. Hasil Penelitian Yang Relevan.................................................................. 40
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 42
A. Waktu dan Tempat .................................................................................... 42
B. Metode Penelitian...................................................................................... 42
C. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 44
1. Observasi ............................................................................................. 44
2. Wawancara .......................................................................................... 44
3. Angket ................................................................................................. 44
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................... 45
F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 47
G. Analisis Data ............................................................................................. 47
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN ............. 50
A. Latar Penelitian ......................................................................................... 50
B. Deskripsi Data ........................................................................................... 60
C. Analisis Hasil Penelitian ........................................................................... 74
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 78
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 85
A. Kesimpulan ............................................................................................... 85
B. Saran.......................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak Islami adalah akhlak yang di samping mengakui adanya nilai-nilai
universal sebagai dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai-nilai yang bersifat
lokal dan temporal sebagai penjabaran atas nilai-nilai yang universal itu.
Menghormati kedua orang tua misalnya adalah akhlak dan cara menghormati
kedua orang tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil pemikiran manusia yang
dipengarui oleh kondisi dan situasi di mana orang yang menjabarkan nilai
universal itu berada.1
Al-Jahizh mengatakan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
selalu mewarnai setiap tindakan dan perbuatannya tanpa pertimbangan lama
ataupun keinginan. Dalam beberapa kasus, akhlak ini sangat meresap hingga
menjadi bagian dari watak dan karakter seseorang. Namun, dalam kasus yang
lain, akhlak ini merupakan perpaduan dari hasil proses latihan dan kemauan
seseorang.2 Sehingga dapat dikatakan bahwasannya perbuatan dan tindakan
yang dilakukan oleh seorang individu mampu mempengarui kebiasaan dan
keberadaan dari seseorang. Maka menanamkan kegiatan keislaman sejak dini
kepada anak dapat memberikan kebiasan yang mengarahkan anak pada akhlak
yang terpuji.
Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk
manusia dengan makhluk lainnya, sebab seandainya manusia tanpa akhlak,
maka akan hilanglah derajat kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang
paling mulia dan turunlah kederajat binatang, bahkan tanpa akhlak manusia
akan lebih hina, lebih jahat dan lebih buas dari pada binatang buas dan
manusia yang demikian ini adalah sangat berbahaya. 3
1
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta, Rajawali Press, 2015),
h.125.
2
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, (Jakarta: Pena Pundi Aksara,
2011), h.6.
3
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h.30.
1
2
ٓ ۡ ًَ ٘ۡ ٍَّٱَّللَّ َٗ ۡٱى
ّّٱۡل ِخ َش ّ َٗ َر َم َش ُ٘ا هْ بُ ٌَّ ۡشج َ ٌّٱَّلل ّأُ ۡس َ٘ح
َ َخ ّىِّ ََِّ َّمٞ ّْح َس ِ ُ٘ه ه َ ّىّقَ ۡذ ّ َم
َ ِبُّىَ ُنٌۡ ّف
ِ ًّسس
ّ )ٕٔ(ٍّّشا ه
ٗ ِٱَّللَّ َمث
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab;
33: 21)5
Guru harus memiliki sifat seperti Rasulullah, seperti dapat dipercaya,
cerdas, jujur, rendah hati. Karena seorang guru sangat diperhatikan dalam
proses pembinaan dan pendidikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik
melakukan segala hal pasti yang dicontohkan adalah seorang guru terlebih
dahulu, ketika dari seorang guru telah menanamkan kebiasaan baik pada
dirinya maka akan lebih mudah lagi peserta didik hendak mengikuti dan
mengerjakan akhlak mulia yang dicontohkan oleh seorang guru yaitu melalui
kebiasaan akhlak mulia.
Ilmu akhlak membahas tentang diri manusia dari segi kecendrungan-
kecendrungannya, hasrat-hasratnya, dan beragam potensi yang membuat
manusia condong pada kebaikan atau keburukan. Ia juga membahas perilaku
4
Achmad Gholib, Akidah dan Akhlak dalam Perspektif Islam, (Ciputat: CV. Diaz
Pratama Mulia, 2016), h.109.
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,
2006), h. 420.
3
manusia dari segi apa yang seharusnya dilakukan manusia dalam menghiasi
diri dengan keutamaan dan menjauhkan diri dari perilaku buruk dan rendah.6
Akhlak mulia, dikemukakan Ath-Thabari di dalam buku Achmad Gholib
bermakna tatakrama yang tinggi yaitu tatakrama Al-Qur‟an yang telah Allah
tanamkan di dalam jiwa rasul-nya. Tatakrama ini tercermin melalui Islam dan
ajarannya. Makna ini diriwayatkan Ibnu Abbas ketika menjabarkan makna
ayat tersebut “yaitu dengan memeluk kepercayaan yang agung, dalam firman
Allah SWT. ia berkata, “yaitu beragama yang agung”.7
Al-Qur‟an banyak berbicara tentang ibadah seperti shalat, puasa, zakat,
haji, sedekah dan lain sebagainnya. Di dalam ibadah tersebut sasarannya
antara lain agar yang melakukannya memiliki akhlak yang mulia. Dengan
ibadah shalat diharapkan dapat terhindar dari perbuatan keji dan mungkar,
hidup berjamaah dengan masyarakat lainnya, cinta kepada ketertiban, tunduk
pada imam dan taat cara shalat, disiplin waktu, menyukai kebersihan dan lain
sebagainnya.
Demikian pula dengan mengerjakan puasa diharapkan muncul sikap takwa
yaitu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya, iba dan
kasihan terhadap orang yang selalu berada dalam kekurangan dan kelaparan,
berjiwa sabar, bertawakkal, merasa diperhatikan Tuhan dan agar berjiwa
pantang menyerah.8 Untuk dapat mendidik dan mengajarkan anak berbagai
macam tata cara, kebiasaan dan tunduk kepada Tuhannya maka diperlukan
perhatian serta bimbingan khusus baik itu dari orangtua dan dari pihak guru
yang terdapat di sekolah.
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 3 yang menyatakan bahwa:
“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang.”9
6
Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam & Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2013), h.223.
7
Achmad Gholib, Akidah dan Akhlak dalam Perspektif Islam, Op.Cit., h.108.
8
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia,Op.Cit.,h.64.
9
Undang Undang Dasar 1945.
4
10
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
11
Insania, “Penanaman nilai karakter melalui pendidikan anak”, Jurnal Pusaka: Pemikiran
Alternatif Kependidikan, Vo.20, No.1, p-ISSN: 1410-0053, e-ISSN: 2598-3091, januari, 2015.
12
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, Op.Cit., h.3.
13
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2018), h.323.
5
14
Henny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta:
Lembaga Peningkatan dan Jaminan Mutu, 2009), h.16.
15
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, & Barat, (Jakarta: Rajawali Press, 2012),
h.208.
6
yang mengarah pada akhlak terpuji agar anak kelak tumbuh menjadi anak
yang saleh dan berbakti kepada orang tuannya.
Kemudian, Bimo Walgito menjelaskan bahwasannya “Bimbingan adalah
bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok
atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan
kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu
dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.” 16 Dengan bantuan yang diberikan
oleh seorang guru yang berada di sekolah dapat membantu pertumbuhan
seorang anak untuk mengerjakan kebiasaan yang baik-baik serta dengan
adanya penanaman akhlak terpuji melalui kegiatan keislaman di sekolah
diharapkan dapat membantu guru dalam membimbing dan memantau
penanaman akhlak terpuji pada siswa.
Menuntut ilmu dalam Islam juga harus memperhatikan adab atau tata
tertib, baik ketika berlangsung proses pembelajarn (ta’lim wa ta’lum).
Rasulullah saw. bersabda, yang dikutip oleh Veithzal Rivai Zainalyang
artinya:“Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya
menuntut ilmu itu diwajibkan atas orang Islam, dan bahwasannya malaikat itu
merendahkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena rela
(Senang) pada orang-orang yang menuntut ilmu” (H.R. Ibnu Barri)17
Kebiasaan yang baik akan lahir akhlak yang baik, dari penanaman akhlak
terpuji inilah yang akan lahir amalan-amalan yang baik dan mengundang
keridhaan Allah SWT.
Untuk itu saya mengadakan penelitian di SMP Al-Fath Cireunde yang
menjadi objek penelitian karena merupakan lembaga pendidikan berciri khas
Islam yang berusaha menanamkan akhlak terpuji melalui kegiatan keislaman
yang dilaksanakan di sekolah, baik itu kegiatan keislaman harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan. Serta menanamkan pola pikir dan cara bersikap siswa
kearah yang lebih positif sesuai dengan ajaran agama Islam walaupun
diterapkan dizaman yang penuh dengan pembaharuan kini.
16
Siti Aisyah, Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar, (Yogyakarta: Budi
Utama: 2015), h.67.
17
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, Op.Cit., h.318.
7
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas penulis mengidentifikasi
sebagai berikut:
1. Lingkungan sekolah belum efektif dalam menanamkan nilai-nilai akhlak
siswa
2. Diperlukan system sekolah yang mendukung penanaman nilai-nilai akhlak
siswa
3. Dibutuhkan dukungan dari pihak sekolah untuk mencapai tujuan kegiatan
keislaman
4. Kegiatan keislaman dalam rangka pembentukan akhlak terpuji terprogram
dalam kurikuler.
C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dan agar
pembahasan dalam penelitian ini lebih mudah dipahami. Maka penulis
membatasi beberapa hal yang berkaitan dengan identifikasi tersebut, yaitu:
Penanaman nilai-nilai akhlak terpuji bagi siswa kelas VIII SMP Al-Fath
Kegiatan keislaman meliput:
(1) Menghafal surah yasin
(2) Shalat duha berjamaah
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatas masalah. Penulis
merumuskan sebagai berikut:
- Bagaimana efektivitas penanaman nilai-nilai akhlak terpuji melalui
kegiatan keislaman dalam membentuk kepribadian siswa-siswi kelas VIII
SMP Al-Fath.
KAJIAN TEORI
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2012), h. 326.
2
Ibid., h. 29.
3
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), h.12.
10
11
4
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbaris Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 131.
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfirah Pustaka,
2006), h. 252.
12
6
Mohd. Athhiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1987), h. 187-196.
7
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbaris Kompetensi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 136.
13
B. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Secara etimologi Akhlak berasal dari bahas Arab, yaitu isim masdar
dari kata khalaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan wazan tsulasi mazid
af’ala, yuf’ilu, if’alan, yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah
(kelakuan, tabi‟at watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-
maru’ah (Peradaban yang baik) dan al-din (agama).10
8
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Op.Cit., h. 65.
9
Ibid., h. 62.
10
Achmad Gholib, Akidah dan Akhlak dalam Perspektif Islam, (Ciputat: CV. Diaz
Pratama Mulia, 2016), h.107.
14
11
Ibid., h.108.
12
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2018), h.13.
13
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 62.
15
lain. Tujuan akhir dari semua itu adalah untuk mereliasisaikan tujuan
diutusnya manusia di atas muka bumi ini.14
Selain itu, menurut Abuddin Nata akhlak dapat pula diartikan sebagai
sifat yang telah dibiasakan, ditabiatkan, didarah dagingkan, sehingga
menjadi kebiasaan dan mudah dilaksanakan, dapat dilihat indikatornya,
dan dapat dirasakan manfaatnya.15 Akhlak adalah suatu istilah agama yang
dipakai menilai perbuatan manusia; apakah itu baik, atau buruk.16
Selanjutnya menurut Akhmad Sodiq “akhlak bukanlah sekedar
fenomena luaran yang bersifat isedental, sehingga tidak semua yang
tampak seperti kebaikan adalah baik dalam makna hakiki. Ketika kebaikan
itu tidak didasarkan kepada ketulusan hati, maka kebaikan itu adalah
keburukan yang berselimut kebaikan. Akhlak adalah kebaikan hakiki, luar
dalam, lahiriah batiniah”.17
Jadi, secara garis besar berdasarkan pendapat di atas penulis
menyimpulkan bahwa, akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa
yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa pemikiran dan
pertimbangan kembali. Adapun baik buruk perbuatan yang dilakukan ialah
sifat yang melekat pada diri seseorang dan itu telah menjadi identitasnya.
Dan kemudian, kebiasaan tersebut bisa dikatakan sifat yang telah tertanam
dalam dirinya yang baik atau yang buruk.
2. Dasar, Ruang Lingkup dan Keutamaan Akhlak
a. Dasar Akhlak
Uraian di bawah ini meliputi dasar, tujuan, dan ruang lingkup
Akhlak, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
14
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, (Jakarta: Pena Pundi Aksara,
2011), h.6.
15
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, & Barat, (Jakarta: Rajawali Press, 2012),
h.208.
16
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h.7.
17
Akhmad Sodiq, Prophetic Character Building, (Jakarta: Kencana, 2018), h.2.
16
b. Ruang Lingkup
Ruang lingkup akhlak adalah pembahasanya tentang perbuatan-
perbuatan manusia, kemudian menentukan perbuatan itu tergolong
perbuatan baik atau perbuatan buruk. Ilmu akhlak dapat pula dikatakan
sebagai ilmu yang pembahasanya dalam upaya mengenal tingkah laku
manusia. Obyek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau
penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Jika
kita katakan baik atau buruk maka ukuran yang digunakan adalah
ukuran normative.20
Kemudian Ahmad Azhar Basyir di dalam buku Veithzal Rivai
Zainal menjelaskan bahwasannya akhlak meliputi semua aspek
kehidupan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, makhluk penghuni yang memperoleh bahan
18
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 564.
19
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, Op.Cit.,h.220.
20
Ibid., h.110.
17
kehidupannya dari alam, dan makhluk ciptaan Allah Swt. Dengan kata
lain, akhlak meliputi akhlak pribadi, akhlak keluarga, akhlak sosial,
akhlak politik, akhlak jabatan, akhlak terhadap Allah Swt dan akhlak
terhadap alam.21
Menurut hemat penulis, ruang lingkup akhlak adalah pembahasan
mengenai perbuatan manusia yang tergolong akhlak terpuji dan akhlak
yang tercela.
21
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, Op.Cit.,h.221.
22
Veithzal Rivai Zainal, Ibid.
18
23
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, Op.Cit., h.4.
24
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, & Barat, Op.Cit.,h.209.
25
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 524.
19
26
Henny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, Op.Cit., h.12-
13.
27
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
cet.ke-2, h. 154.
20
28
Syarifah Habibah,Akhlak dan Etika dalam Islam, Jurnal pendidikan Dasar dan
Humaniora, Vol. I, No.4, ISSN: 2337-9227, Oktober 2015, h.73-87.
29
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 504.
21
30
Aliasa, Akhlak Sebagai Azas Kebahagiaan Keluarga dan Masyarakat, Jurnal
pendidikan Agama Islam, Vol. XVI, No.1, E-ISSN 2503-3050, February2016, h.42.
22
31
Muhammad as-Sayyid Yusuf, dkk. Ensiklopedi Metodologi Al-Qur’an, (Mesir: Dar as-
salam, Maktabah al-Usrah), h.28-29.
32
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 77.
33
Edy Sukardi, Buku Pintar Akhlak Terpuji, (Jakarta: AMP Press, 2016), h.136.
23
ّل ّ ٍِ َِ ّٱى ُّذ ٍَّۡ ۖب َ ََصٍج َ ّٱۡل ِخ َش ۖحَ ّ َٗ ََل ّر
ِ ّّ َْس ٓ ۡ اس َ ّٱَّللُ ّٱى هذ ل ه َ َٗ ۡٱثز َِغ ّ ِفٍ ََبٓ ّ َءار َٰى
ض ّإِ هُ ه ۡ ۡ َ ۖ ٍۡ َّٱَّللُ ّإِى
ّّٱَّللَ ََّل ِ ۖ ّٗ ََل ّر َۡج ِغ ّٱىفَ َسب َد ّفًِ ّٱۡلَ ۡس
َ ل َٗأَ ۡح ِسِ ّ َم ََبٓ ّأَ ۡح َس َِ ه
ّ ّ)٧٧(ٌِ ۡ ٌُّ ُِحت
َّ ّٱى َُ ۡف ِس ِذ
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.(QS. AL-Qasas; 28: 77)37
c. Keutamaan Akhlak
Rasulullah Saw. bersabda: “Muslim yang paling sempurna
imannya ialah yang terbaik akhlaknya” (H.R. Tirmidzi dan Ahmad).
36
Edy Sukardi, Op.Cit, h.174-175.
37
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 394.
38
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, Op.Cit., cet.ke-2, h.158.
25
Hadist ini mengungkapkan hal yang sangat penting dalam Islam, yaitu
akhlak. Selain masalah tauhid dan syariat, akhlak memiliki porsi
pembahasan yang sangat luas.
Keutamaan Akhlak yang terpuji, menurut Veithzal Rivai Zainal di
antaranya:
1) Akhlakul karimah merupakan suatu amalan yang memiliki bobot
timbangan kebajikan yang sangat berat di hari kiamat. Hadist yang
dikutip oleh Veithzal Rivai Zainal. Dari Abu Darda‟ dari
Rasulullah Saw. bersabda: “Tidaklah ada sesuatu yang lebih berat
dalam timbangan (kebajikan pada hari kiamat) dari amalan husnul
khuluq (akhlak yang baik)”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi)39
Sebagaimana kita ketahui hidup di dunia hanya sebentar saja,
karena itu untuk menyiasati umur yang pendek ini agar senantiasa
kita memiliki bobot timbangan kebajikan yang sangat berat di hari
kiamat, maka kita harus terus berusaha optimal mungkin
mewujudkan akhlakul karimah ini.
2) Akhlakul karimah yang terhitung paling banyak memasukkan
manusia ke surga. Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw.
pernah ditanya tentang (amalan apa) yang banyak memasukkan
manusia ke dalam surga, maka beliau menjawab; yang
artinya:“Takwa kepada Allah dan husnul khuluq (berakhlak baik).”
Beliau juga ditanya mengenai (hal apa) yang banyak memasukkan
manusia ke dalam neraka. Maka beliau menjawab: “Mulut dan
kemaluan”. (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)40
Sebagaimana firman Allah Swt:
ُّد ّ َٗ ۡٱۡلَ ۡسض ُ َ٘ ٰ ََ ٰ ضَٖب ّٱى هسُ ّٗ َجْه ٍخ ّ َع ۡش َ ٌۡبس ُع ٓ٘ ْا ّ ِإىَ ٰى ّ ٍَ ۡغفِ َش ٖح ّ ٍِِّ ّ هسثِّ ُن
ِ َٗ َس
ٰ ۡ
َ َِ ض هش ٓا ِء ّ َٗٱى َن ِظ
ٍِّ ّٗٱى ه َ ُ٘ ّفًِّٱى هس هش ٓا ِء َ ٌُِ ٌّ ُْفِقَ ٍِ ّّٖٖٔ ّٱىه ِز ۡ
َ ِأُ ِع هذ ۡد ّىِي َُزهق
ۡ ُّٱَّللٌُّ ُِحت
بسّ َٗ ه َ ّٗ ۡٱى َعب ِف َ َۡٱىغ ٍَۡع
ّ )ٖٔٗ(ٍِّ َ ِْ ح ِس ّۡ َُ ّٱى ِ ِۗ ٍِّ َع ِِّٱىْه
39
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.255.
40
Ibid.
26
41
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 67.
42
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit, h.256.
27
43
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,Op.Cit., h. 963.
44
Kamrani Buseri, Nilai-Nilai Ilahiah Remaja Pelajar, (Yogyakarta: UII Press, 2004), h.
8.
28
45
Raden Ahmad Muhajir Ansori,“Strategi Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama
Islam Pada Peserta Didik”, Jurnal Pusaka: Media Kajian dan Pemikiran Islam, Vo.IV, No.2, ISSN:
2339-2215, Mei 2017, h.16-17.
46
Akhmad Sodiq, Prophetic Character Building, Op.Cit., h.1.
47
Ibid.
48
Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), h.17.
49
Kamrani Buseri, Nilai-Nilai Ilahiah Remaja Pelajar, Op.Cit., h. 8.
29
C. Macam-Macam Akhlak
1. Akhlak terpuji
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Terpuji ialah sangat
baik51
Akhlak baik atau terpuji (Al-Akhlaqu al-Mahmud‟ah) yaitu perbuatan
baik terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.52
Menurut Abuddin Nata salah satu akhlak terpuji ialah jujur, pemaaf
dan bersikap Adil.53 Adapun akhlak terpuji menurut Veithzal Rivai Zainal
akhlak terpuji ialah menjaga lisan, menyebarkan salam, malu, pemurah
dan lemah lembut.54
50
Kamrani Buseri, Nilai-Nilai Ilahiah Remaja Pelajar, Ibid., h. 11.
51
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,Op.Cit., h..1112.
52
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h.10.
53
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia,Op.Cit., h.37.
54
Veithzal Rivai Zainal, Manajemen Akhlak, Op.Cit., h.270.
30
55
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 427.
56
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit, h.273.
31
57
Veithzal Rivai Zainal, Ibid., h.275.
58
Khalil Al-Musawi, Terapi Akhlak, (Jakarta: PT Ufuk Publishing House, 2011), h.77.
59
Ibid.
60
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.275.
32
61
Ibid., h.276.
62
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, Op.Cit., h.28.
33
2. Akhlak Tercela
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Tercela adalah tidak
pantas.64
Akhlak buruk atau tercela (Al-Akhlaqu al-Madhmumah); yaitu
perbuatan buruk terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk-makhluk
yang lain.65
Menurut Veithzal Rivai Zainal akhlak tercela ialah sifat sombong,
dengki dan permusuhan.66 Adapun diuraikan sebagai berikut:
a. Sifat Sombong
Sifat sombong walaupun sedikit dapat menjadikan penghalang
seseorang untuk masuk surga. Allah Swt telah menyediakan tempat
bagi orang-orang yang sombong di neraka. Memang, neraka banyak
dihuni oleh orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.67
Ketahuilah bahwa manusia membenci orang yang bersikap
sombong kepadanya, dan mencintai orang yang bersikap tawadhu
kepadanya, sebagaimana aliran air menyukai tempat yang merunduk
kepadanya (rendah). Jadilah Anda seperti tangkai gandum yang penuh
berisi, yang merunduk karena banyak mengandung isi.
63
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.276.
64
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Op.Cit., h. 253.
65
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, Op.Cit.,(Jakarta: Kalam Mulia, 2009),h.10.
66
Veithzal Rivai Zainal, Manajemen Akhlak, Op.Cit., h.282.
67
Ibid., h.280.
34
68
Khalil Al-Musawi, Terapi Akhlak, Op.Cit., h.72.
69
Ibid., h. 78.
70
Ibid., h. 54.
71
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf, Op.Cit., h.30.
72
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, Op.Cit., h.280.
73
Khalil Al-Musawi, Terapi Akhlak, Op.Cit., h.55.
35
ّاّٗقُ٘ ُدَٕبّٱىْهبسُ ّ َٗ ۡٱى ِح َجب َسحُ ّ َعيَ ٍَٖۡب َ ٌۡ٘ا ّقُ ٓ٘ ْا ّأَّفُ َس ُن
َ ّٗأَ ٕۡ ِيٍ ُنٌۡ ّّ َٗبس َ ٌَٰٓأٌََُّٖبّٱىه ِز
ْ ُ ٍَْ ٌِ ّ َءا
ٓ
ّ ّ)ٙ(ُُّٗ َّ ُّ٘ ٍَبٌّ ُۡؤ ٍَشَ ٌَُّٗ ۡف َعي ُُ٘ ه
َ ٌُّٕۡٱَّللَّ ٍَبّٓأَ ٍَ َش َ َّلٌَّ ۡعص ِ ٌٍَ ٰيَئِ َنخ
اد هٞ ظّ ِش َذٞ ّغ ََل
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
74
Veithzal Rivai Zainal, Op.Cit., h.15.
75
M. Thoyyib, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an (Surat Al-Hujurat Ayat
11-13), Jurnal Studi KeIslaman, Vol. II, No.2, E-ISSN 2088-2556, September 2012, h.200.
36
2. Kepribadian
Opini yang paling mendekati kebenaran adalah bahwa tabiat dan
kebiasaan saling mendukung. Sebagian akhlak mulia merupakan tabiat
alami yang telah dikaruniakan Allah kepada seseorang. Dalam hal ini,
seseorang tidak perlu berlatih atau membiasakan diri. Karena itu, orang
yang tidak dikarunia kelebihan ini dituntut untuk melawan hawa nafsunya
dan melatih dirinya untuk berakhlak mulia. Sesungguhnya jiwa manusia
menyerap dan menerima akhlak.77
Kaidah fikih mengemukakan bahwa diri sendiri termasuk orang yang
dibebani tanggung jawab pendidikan menurut Islam. Apabila manusia
telah mencapai tingkat mukalaf maka bertanggung jawab terhadap
mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam. Jika ditarik dalam
istilah pendidikan Islam, orang mukalaf adalah orang yang sudah dewasa
sehingga sudah semestinya bertanggung jawab terhadap apa yang harus
dikerjakan dan ditinggalkan.78
Sebagaimana firman Allah Swt:
ض ّ ٍَ َشح ًۖب ّ ِإ هُ ه
ّّٱَّللَ ََّل ٌّ ُِحتُّ ّ ُموه ۡ
ِ ش ّفًِ ّٱۡلَ ۡس ِ ك ّىِيْه
ِ ََۡبس ّ َٗ ََل ّر َ صع ِّۡش ّخَ هذ
َ ُ َٗ ََل ّر
ّ ّ)ٔ٢(ّ٘س ّٖ ٍُ ۡخز َٖبهّفَ ُخ
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
lagi membanggakan diri.(Q.S Lukman; 31:18)79
76
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 560.
77
Mahmud al-Misri, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, Op.Cit., h.13.
78
Veithzal Rivai Zainal, Manajemin Akhlak, Op.Cit., h.16.
79
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 412.
37
3. Lingkungan
Menurut Banet, Lingkungan adalah sejumlah rangsangan dari luar
yang diterima sejak dari kandungan hingga meninggal.80Di samping itu
lingkungan dapat diartikan dengan segala sesuatu yang ada di sekitar anak
didik, baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi
maupunkondisi masyarakat, terutama yang dapat memberikan pengaruh
kuat kepada anak dalam pergaulan mereka sehari-hari.
Persaudaraan sebagaimana firman Allah Swt:
4. Kegiatan KeIslaman
a. Shalat Jamaah
Shalat dalam bahasa arab adalah doa. Menurut istilah syara‟ Shalat
ialah ibadah kepada Allah dalam bentuk beberapa perkataan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam yang
dilakukan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara‟.82
Shalat mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam syari‟at
agama Islam, hingga kesempurnaan amal seseorang, baik buruk
perbuatan manusia dilihat dari sempurna atau tidaknya pelaksanaan
shalatnya. Bahkan shalat adalah pembeda antara orang yang beriman
dan orang kafir.
80
Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Bandung: Marja, 2010), h.128.
81
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h.516.
82
Labib Mz, Tuntunan Shalat Lengkap, (Jakarta: Sandro Jaya, 2005), h. 25.
38
b. Shalat Duha
Shalat Duha adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu pagi
atau waktu duha yakni ketika matahari sedang naik setinggi tombak
atau naik sepenggalan, yang kira-kira antara jam tujuh, delapan,
Sembilan, sampai masuk waktu shalat dzuhur.84
Keutamaan shalat shunah dalam sebuah hadist; Artinya:
“Sesungguhnya amal manusia yang paling pertama dihisab (diperiksa)
pada kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka beruntunglah
ia. Dan jika shalatnya rusak, maka rugilah ia. Jika ia dalam shalat
wajib nya ada kekurangan, berfirman Allah: Periksalah, apakah hamba
Ku mempunyai shalat sunat? Maka kekurangan shalat wajibnya itu
pun disempurnakan dengan shalat sunnatnya. Kemudian amalnya yang
lain pun berlaku seperti itu” (Hadist Sahih diriwayatkan oleh At-
Turmudzi)85
83
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit., h. 401.
84
Labib Mz, Ibid., h. 150.
85
Ibid., h. 30.
39
86
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2008), h. 78.
87
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2005), cet. II. H. 68.
40
88
Sa‟ad Riyadh, Langkah Mudah Menggairahkan Anak Menghafal Al-Qur’an, (Solo:
Samssudera, 2009), h.14.
41
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif dengan metode penelitian field research (penelitian lapangan).
Penelitian kulaitiatif menurut Denzin and Lincoln (2000) mengemukakan
bahwa dalam penelitian kualitatif menggunakan dua pendekatan, yaitu
interpretative dan naturalistic. Ini berarti mempelajari sesuatu dalam setting
alami mereka, dan mencoba membuat pengertian atau interpretasi fenomena
dalam konteks makna mereka.1
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.2
Menurut Kirk dan Miller (1986:9) mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung dari pengamatan manusia baik dalm kawasannya
1
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2015), h.329.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), h.9.
42
43
3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), h.4.
4
Ibid., h.6.
44
5
Sukandarrumidi, Metedologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,
(Yogyakarta: Gadjah Mada Universiti, 2012), h.69.
6
Lexy J. Moleong, Op.Cit., h.186.
7
Djaman Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2013), h.30.
8
Ibid., h.131.
45
3) Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.9
Pada metode ini, pertanyaan diajukan secara tertulis dan disebarkan
kepada responden untuk dijawab, setelah pertanyaan dijawab,
dikembalikan lagi kepihak peneliti.10
Dalam penelitian ini, yang akan menjadi responden adalah siswa kelas
VIII. Hal ini dilakukan penulis untuk mendapatkan data ataupun informasi
dari siswa dengan menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
akhlak siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. Adapun daftar
pertanyaan akan terlampir.
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010) h. 194.
10
Syamsir Salam dan Jaenal Aripi, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006) h.79-80.
46
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Op.Cit., h.274.
12
Djam‟an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, Op.Cit., h.171.
13
Sugiyono, Op.Cit.
14
Ibid.
47
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah. Variasi jenis instrument peneliti adalah: angket, ceklist
(chek list) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan.
Ceklist sendiri memiliki wujud bermacam-macam.16
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah dalam bentuk non-tes
yaitu menggunakan angket. Yang ini diperuntukkan bagi siswa kelas VIII
SMP Al-Fath Cireunde untuk mendapatkan informasi tentang akhlak siswa
dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian pada masalah
tersebut berupa angket yang disebarkan kepada 30 siswa-siswi kelas VIII SMP
Al-Fath Cireunde.
Kemudian, instrument yang kedua adalah pedoman wawancara sebagai
sumber informasi dari narasumber yang bersangkutan dan instrument yang
terakhir adalahpengamatan atau observasi langsung ke SMP Al-Fath Cireunde.
G. Analisis Data
Menurut Sugiyono, analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban
yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa
belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai
tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.17
Berikut proses analisis data yang digunakan oleh peniti dalam penelitian ini :
15
Sugiyono, Ibid., h.275.
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Op.Cit., h. 203.
17
Suharsimi Arikunto, Ibid., h.246.
48
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari analisis data.
Peneliti memilih data mana akan diberi kode, mana yang ditarik keluar,
dan pola rangkuman sejumlah potongan atau apa pengembangan
ceritannya merupakan pilihan analitis. Reduksi data adalah suatu bentuk
analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, dan
mengorganisasikan data dalam satu cara, di mana kesimpulan akhir dapat
digambarkan dan diverifikasi.18Reduksi data merupakan proses berfikir
sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman
wawasan yang tinggi.19
2. Data Display
Display dalam konteks ini adalah kumpulan informasi yang telah
tersusun yang membolehkan penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Data display dalam kehidupan sehari-hari atau dalam interaksi
sosial masyarakat terasing, maupun lingkungan belajar di sekolah atau
data display surat kabar sangat berbeda antara satu dengan yang lain. 20
Dalam penelitian kualitatif yang paling sering yaitu naratif dan kejadian di
masa lampau.
3. Kesimpulan
Sejak awal pengumpulan data, peneliti telah mencacat dan memberi
makna sesuatu dari yang dilihat atau diwawancarai. Memo demi memo
telah ditulis dan menuju kesimpulan akhir meski masih jauh. Peneliti harus
memberikan hasil dari kejujuran yang didapat saat meneliti.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
18
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
Op.Cit., h.408.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Op.Cit., h. 249.
20
Muri Yusuf, Op.Cit.
49
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 21
Dalam hal ini penyajian data dilakukan dalam bentul table dengan
menggunakan persentase. Adapun rumusan yang penulis akan gunakan
dalam analisi data adalah rumus persentase, yaitu:
P= x 100 %
Keterangan:
P = Persentase yang dicari
F = Frekuensi yang dicari
N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu
100% = Bilangan tetap (konstan)
21
Sugiyono, Op.Cit, h.252.
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN
A. Latar Penelitian
1. Profil SMP Al-Fath Cireunde
Pendidikan sangat berperan bagi pembangunan manusia karena
dapat menginvestasikan perwujudan manusia yang berakhlak mulia,
berkarakter, dan berdaya saing tinggi sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan dirinya. Dalam proses pendidikan, hubungan timbal
balik antara guru dengan peserta didiknya mengarah pada tujuan yang
hendak diwujudkan bersama yaitu tujuan proses pembelajaran dengan
hasil berkualitas.
Setiap sekolah hendaknya selalu melakukan inovasi pembelajaran
untuk mencetak SDM yang berkualitas. Pengelolaan kelas harus
bersifat dinamis, artinya guru harus mampu menyerap perkembangan
model-model pembelajaran yang mutakhir untuk diaplikasikan di kelas
guna memberi pelayanan yang optimal kepada peserta didik. Untuk
dapat menciptakan kondisi seperti itu, maka SMP Al-Fath menerapkan
sistem pembelajaran moving class yakni tersedia ruang-ruang khusus
untuk setiap mata pelajaran. Setiap ruang bidang study telah dilengkapi
oleh media dan alat peraga sesuai kebutuhan bidang study tertentu.
Sehingga siswa dan guru dapat mengeksplorasi setiap proses
pembelajaran dengan maksimal.
Mewujudkan pembelajaran yang berkualitas tentunya harus
didukung dengan fasilitas dan sistem yang berkualitas pula. Sayangnya
fasilitas dan system pendidikan yang berkualitas ini biasanya hanya
dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah unggulan dengan biaya
pendidikan yang tidak murah. Sangat ironi jika pendidikan berkualitas
tidak dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Maka dari itu, Yayasan Al-Fath Bina Insani lahir untuk
memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh lapisan
50
51
3. Akreditasi Sekolah
NPSN 20613963
Sekolah SMP Al-Fath
Tahun Akreditasi 2018
Peringkat A
Jl. Cirendeu Raya No 24 Pisangan, Cireundeu, Kec.
Alamat Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Prov.
Banten
Sumber: Data Sekolah
A. RUANG BELAJAR :
1 Ruang Teori / Kelas 8 8x5m
2 Ruang Perpustakaan 1 10 x 10 m
3 Ruang Lab. Bahasa 1 8x5m
4 Ruang Lab. IPA 1 8x5m
5 Ruang Lab. Komputer 2 8x5m
6 Ruang Kesenian 1 8x5m
7 Ruang Keterampilan - -
8 Ruang Serbaguna/Aula 1 12 x 7 m
9 Ruang Multi Media 1 8x5m
53
B. RUANG KANTOR :
1 Ruang Kepala Sekolah 1 4x4m
Ruang Wkl Kepsek + Ruang
2 1 8x5m
Guru
3 Ruang Tata Usaha 1 6x7m
4 Ruang Komite Sekolah/ PTA 1 3x7m
C. RUANG PENUNJANG :
1 Ruang Gudang 1 3x2m
2 Ruang BP/ BK 1 4x4m
3 Ruang UKS 1 3x2m
4 Ruang OSIS/ Paskibra 1 3x2m
5 Ruang Ibadah/ Musholla 1 10 x 11 m
6 Ruang WC Kepsek 1 2x2m
7 Ruang WC Guru + Siswa 6 3x2m
8 Ruang Kantin 1 8x7m
9 Pos Jaga/ Satpam 1 1x1m
D. SARANA PENUNJANG :
1 Lapangan Olahraga :
a. Lapangan Futsal 1 12 x 10 m
b. Lapangan Basket 1 12 x 7 m
c. Meja Pingpong 1 4x2m
2 Lapangan Upacara 1 12 x 10 m
3 Tempat Parkir 1 16 x 8 m
4 Kendaraan Operasional 1 Mini bus
Sumber: Data Sekolah
54
b. Kelengkapan Ruangan
6. Kabinet 7 Lion
7. Dispenser 1 Dazz
8. AC 1 Panasonik
9. Laptop 2 Acer
6 Ruang Multi 1. Laptop 2 Toshiba
Media 2. Infocus 1 Toshiba
3. AC 2 Pk 2 Mitshubis
hi
7 Ruang Kesenian 1. Alat band 1 Aneka
2. Gamelan set Aneka
55
3. Sound 1 Aneka
Sistem set
1
set
8 Ruang U K S 1. T. Tidur 1 -
2. Kasur 1 -
3. Lemari 1 -
4. Ktk obat 3 -
5. Tensi mtr - -
9 Ruang Guru 1. TV 21 ” 1 LG
2. Meja guru 3 -
3. Kursi 54 -
4. Dispenser 6 Futura
5. AC 1 Miyako
1 Hitachi
10 Ruang Kelas 1. Meja 120 -
siswa 120 -
2. Kursi
11 Ruang BP/ BK 1. Meja 4 -
2. Kursi 8 -
5. Lemari 1 -
12 Ruang Serba Guna Proyektor 1 Panasonic - - - -
Sumber: Data Sekolah
56
c. Buku Perpustakaan:
J u m l a h
No. Jenis Buku Judul Buku Exemplar Buku Keterangan
No Nama Pendiri
3. H. Herman Praktikno
6. Dewi Sirikit, SE
Kepala Sekolah
Aos Uswadi, S.Pd
No Nama Jabatan
B. Deskripsi Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik diantaranya
teknik observasi dan angket yang dikumpulkan datanya dengan
menggunakan rumus distributor frekuensi atau persentase. Hal ini
dilakukan agar data yang diperoleh dapat dengan mudah dimengerti,
dipahami serta dapat memberikan penjelasan.
61
Tabel 4.1
Saya mengikuti kegiatan shalat duha dan zuhur berjamaah di sekolah
a. Selalu 14 46.7%
b. Sering 12 40%
c. Kadang-kadang 4 1.3%
1 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
Tabel 4.2
Saya menghormati guru di sekolah dan diluar sekolah
a. Selalu 17 56.6%
b. Sering 8 26.7%
c. Kadang-kadang 5 16.7%
2
d. Tidak Pernah 0 -
Jumlah 30 100%
Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu
menghormati guru di sekolah maupun diluar sekolah adalah 53.3%, siswa
yang menjawab sering 26.7%, dan siswa yang menjawab kadang-kadang
berjumlah 16.7%.
Hal ini menunjukkan bahwa perilaku siswa di SMP Al-Fath dalam
halnya menghormati guru sudah dapat dikatakan sangat baik. Karena
hampir keseluruhan siswa menghormati guru, baik di sekolah maupun
diluar lingkungan sekolah.
Tabel 4.3
Saya membaca Al-Qur‟an setiap hari
a. Selalu 1 3.3%
b. Sering 8 26.7%
c. Kadang-kadang 21 70%
3 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
Tabel 4.4
Saya datang terlambat ke sekolah
a. Selalu 0 -
b. Sering 2 6.7%
c. Kadang-kadang 17 56.6%
4 36.7%
d. Tidak Pernah 11
Jumlah 30 100%
Tabel 4.5
Saya mencontek dan memberi contekan kepada teman
a. Selalu - -
b. Sering 7 23.3%
c. Kadang-kadang 17 56.7%
5 20%
d. Tidak Pernah 6
Jumlah 30 100%
Tabel 4.6
Saya mengikuti kegiatan keislaman di sekolah
a. Selalu 17 56.7%
b. Sering 6 20%
c. Kadang-kadang 7 23.3%
6 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
setelah shalat suhur, shalat duha perkelas setiap harinya dan shalat zuhur
berjamaah.
Kegiatan keislaman di SMP Al-Fath menjadi kegiatan wajib yang
mesti diikuti oleh setiap siswa-siswi yang diharapkan bahwa siswa akan
terbiasa mengikuti dan menjalankan kegiatan kesehariaanya sesuai dengan
aturan Islam dan juga kegiatan-kegiatan siswa dijalankan dengan akhlak
terpuji dari masing-masing siswa dan tujuan kegiatan keislaman di SMP
Al-Fath untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan religus yang diharapkan
mampu memberikan kebiasaan akhlak terpuji untuk siswa-siswai.
Hal ini menunjukkan bahwa akhlak siswa dalam membiasakan
kegiatan keislaman yang dilaksanakan di sekolah SMP Al-Fath sangat
baik.
Tabel 4.7
Saya membantu teman saya yang kesusahan
a. Selalu 7 23.3%
b. Sering 12 40%
c. Kadang-kadang 11 36.7%
7 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
a. Selalu 4 13.3%
b. Sering 18 60%
c. Kadang-kadang 8 26.7%
8 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
Tabel 4.9
Saya menyapa dengan mengucapkan salam pada teman-teman dan orang yang
lebih tua
a. Selalu 11 36.7%
b. Sering 9 30%
c. Kadang-kadang 10 33.3%
9 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
67
Tabel 4.10
Saya meminta maaf jika telah melakukan kesalahan
a. Selalu 20 66.6%
b. Sering 5 16.7%
c. Kadang-kadang 5 16.7%
10 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
Hal ini menunjukkan bahwa akhlak siswa saat meminta maaf jika
telah melakukan kesalahan adalah sangat baik. Pesan dari guru untuk
selalu meminta maaf jika telah melakukan kesalahan pada diri sendiri dan
orang sekitarnya.
Tabel 4.11
Saya marah jika ada teman yang mengolok dan mengejek saya
a. Selalu 1 3.3%
b. Sering 7 23.3%
c. Kadang-kadang 17 56.7%
11 16.7%
d. Tidak Pernah 5
Jumlah 30 100%
Tabel 4.12
Saya mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah membantu saya
a. Selalu 21 70%
b. Sering 4 13.3%
c. Kadang-kadang 5 16.7%
12 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
69
Tabel 4.13
Saya membuang sampah pada tempatnya
a. Selalu 12 40%
b. Sering 13 43.3%
c. Kadang-kadang 5 16.7%
13 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
Tabel 4.14
Saya menjaga lingkungan dan tumbuh-tumbuhan
a. Selalu 7 23.3%
b. Sering 15 50%
c. Kadang-kadang 8 26.7%
14 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
70
Tabel 4.15
Saya bolos ketika ada ceramah hari jum‟at di sekolah
a. Selalu 2 6.7%
b. Sering 1 3.3%
c. Kadang-kadang 6 20%
15 70%
d. Tidak Pernah 21
Jumlah 30 100%
Tabel 4.16
Saya pulang sekolah langsung ke rumah
a. Selalu 7 23.3%
b. Sering 13 43.4%
c. Kadang-kadang 9 30%
16 3.3%
d. Tidak Pernah 1
Jumlah 30 100%
71
Tabel 4.17
Saya membaca doa setelah melaksanakan shalat
a. Selalu 14 46.6%
b. Sering 8 26.7%
c. Kadang-kadang 8 26.7%
17 -
d. Tidak Pernah 0
Jumlah 30 100%
Tabel 4.18
Saya meminta izin kepada orangtua, dalam segala hal
a. Selalu 16 53.4%
b. Sering 7 23.3%
c. Kadang-kadang 6 20%
18 3.3%
d. Tidak Pernah 1
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
menjawab selalu dalam meminta izin kepada orangtua, dalam segala hal
adalah 53.4%, siswa yang menjawab sering adalah 23.3% siswa yang
menjawab kadang-kadang adalah 20% dan siswa yang menjawab tidak
pernah adalah 3.3%.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran siswa dalam menghormati
kedua orang tua yaitu dalam hal meminta izin kepada orangtua, dalam
segala hal pada jumlah keseluruhan siswa kelas VIII dapat dikatakan
sudah sangat baik.
Tabel 4.19
Saya memberlakukan teman saya dengan baik tanpa membeda-
bedakannya
a. Selalu 15 50%
b. Sering 10 33.3%
c. Kadang-kadang 2 6.7%
19 10%
d. Tidak Pernah 3
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
menjawab selalu dalam memberlakukan temannya dengan baik tanpa
73
Tabel 4.20
Saya bersyukur dengan nilai yang didapat setelah ujian, karena itu hasil
kerja saya sendiri
a. Selalu 13 43.4%
b. Sering 10 33.3%
c. Kadang-kadang 4 13.3%
20 10%
d. Tidak Pernah 3
Jumlah 30 100%
Tabel 4.21
Rekapitulasi Hasil Angket
Jawaban Jumlah
No. Responden
A B C D
1. 14 12 4 0 30
2. 17 8 5 0 30
3. 1 8 21 0 30
4. 0 2 17 11 30
5. 0 7 17 6 30
6. 17 6 7 0 30
7. 7 12 11 0 30
8. 4 18 8 0 30
9. 11 9 10 0 30
10. 20 5 5 0 30
11. 1 7 17 5 30
12. 21 4 5 0 30
13. 12 13 5 0 30
14. 7 15 8 0 30
15. 2 1 6 21 30
16. 7 13 9 1 30
17. 14 8 8 0 30
75
18. 16 7 6 1 30
19. 15 10 2 3 30
20. 13 10 4 3 30
201 171 174 54 600
1
Wawancara dengan Bapak Aos Uswadi, S.Pd.selaku Kepala Sekolah SMP Al-Fath
Cireunde, tanggal 19 Februari 2020, jam 11.08 WIB, di kantor kepala sekolah.
2
Wawancara dengan Bapak Mochamad Hilpan, M.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah
Kurikulum SMP Al-Fath Cireunde, tanggal 19 Februari 2020, jam 10.27 WIB, di ruang guru.
77
4
Wawancara dengan Ibu Millah Ulfa, S.Th. I. selaku Guru Pendidikan Agama Islam
SMP Al-Fath Cireunde, tanggal 18 Februari 2020, jam 11.29 WIB, di ruang belajar BTQ.
79
dua kalimat syahadat dan do'a. Hal ini diharapkan agar para siswa
senantiasa mengingat Allah dan rasul-Nya serta membiasakan berdoa
untuk keberkahan dalam menimba ilmu.
(7) Pesantren Kilat
Di akhir tahun SMP Al-Fath senantiasa mengadakan pesantren kilat
bagi para siswa-siswi, yg biasa dilakukan di bulan Ramadan, untuk
tahun ini pelaksanaan secara online. Acara bazar amalpun setiap tahun
dilakukan oleh para siswa-siswi. Hal ini agar para siswa memiliki rasa
empati yg tinggi terhadap sesama. Begitupun khataman Al-Qur'an saat
akhir tahun bagi siswa yg akan lulus pun selalu diadakan, dalam hal ini
yg dibaca adalah surat Yasin. Serta, siswa juga mengumpulkan karya
Islami ialah berupa karya pada acara-acara hari besar seperti
Muharram, isra mi'raj, maulid dan lain-lain, para siswa-siswi selalu
berperan aktif di dalamnya, seperti menampilkan shalawat bersama,
lagu-lagu islami, puisi islami dan lainnya yg sesuai dengan acara
tersebut. Kegiatan ini diharapkan agar siswa-siswi menampilkan karya
seni islami yang dipahami selama ini.”
(8) Manasik Haji
Setiap tahun juga para siswa siswi melaksanakan kegiatan manasik
haji, hal ini dilaksanakan selain merupakan program pemerintah juga
diharapkan para siswa-siswi mengetahui lebih mendalam salah satu
rukun Islam yg ke 5.
(9) 5 SIKAP
Kegiatan 5S (salam, sapa, sopan, santun, senyum) ini menjadi hal yang
selalu dibiasakan bagi siswa-siswi. Kegiatan ini sesuai dengan visi
SMP Al-Fath dandiharapkan agar para siswa memiliki sifat ramah
terhadap siapapun sesuai teladan kita nabi Muhammad Saw.
a. Faktor Pendukung
Menurut hasil wawancara dan observasi dengan guru bahwa
pelaksanaan internalisasi bahwa kegiatan keislaman mampu
menanamkan nilai-nilai akhlak terpuji siswa-siswi SMP Al-Fath
terdapat faktor-faktor pendukung sebagai berikut:
1) Faktor dari dalam
Secara psikologis faktor dalam diri anak ialah dapat mendukung
dalam proses pelaksanaan kegiatan keislaman. Karena, ketika
dalam diri anak merasa senang untuk mengikuti kegiatan
keislaman maka dapat dilakukan lebih mudah, sebab anak merasa
senang dalam melaksanakan kegiatan tanpa terbebani. Maka,
diharapkan selalu melakukan pembiasaan terus menerus disertai
dengan keteladanan agar kegiatan keislaman yang dilakukan oleh
peserta didik tidak sia-sia begitu saja.
2) Faktor dari luar
Banyak faktor pendukung yang mempengarui internalisasi
penanaman nilai-nilai akhlak terpuji dari luar bagi siswa-siswi
SMP Al-Fath, yaitu:
a) Keluarga: Berdasarkan dari hasil wawancara latar belakang
keluarga sangat berpengaruh dalam menanaman nilai-nilai
akhlak terpuji. Untuk membentuk kepribadian siswa-siswi,
bahwa orang tua ialah guru pertama yang memberikan nilai-
nilai akhak dari kecil. Jika hal ini dilakukan sangat membantu
siswa dalam menerima pembiasaan kegiatan nilai-nilai baik
untuk menanamkan nilai-nilai akhlak terpuji di sekolah.
b) Guru: Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara guru
ialah sebagai fasilitator bagi setiap peserta didik, tidak hanya
sebagai fasilitator materi tetapi juga mendidik kepribadiaan
anak didiknya. Guru memberikan teladan yang baik kepada
siswa secara langsung saat proses belajar mengajar di
83
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang diperoleh peneliti dari angket, observasi
dan dilengkapi dari hasil wawancara di SMP Al-Fath Cireunde dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan penanaman nilai-nilai akhlak terpuji melalui kegiatan keislaman
di smp Al-Fath adalah meletakkan dasar-dasar keimanan, nilai-nilai akhlak
terpuji dan kebiasaan ibadah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
anak. Efektivitas penanaman nilai-nilai akhlak melalui kegiatan keislaman
sudah berjalan dengan cukup baik. Hal ini terlihat melalui proses
penanaman nilai-nilai akhlak yang dilakukan setiap harinya kepada siswa-
siswi. Cara yang dilakukan sekolah dalam menanamankan nilai-nilai
akhlak ialah melalui kegiatan keseharian sebagai bentuk membiasakan
siswa-siswi.
2. Sekolah menjadi wadah dalam penanaman dan pembinaan membentuk
kepribadian siswa-siswi di sekolah. Sebagai suatu lembaga tempat
berjalannya kegiatan pendidikan, sekolah juga berkewajiban dalam
membentuk kepribadian yang dimiliki siswa-siswi SMP Al-Fath.
3. Hasil pengamatan yang peneliti lakukan sangat baik situasi, tempat,
perilaku siswa dan guru juga cukup kondusif walaupun masih ditemukan
faktor penghambat tapi hal ini dapat selalu menjadi bahan evaluasi kepada
arah yang lebih baik lagi. Serta hasil wawancara sangat lancar yang
diupayakan sekolah dalam proses penanaman nilai-nilai akhlak terpuji. Hal
ini juga ditunjukkan dengan kepbribadia siswa yang sudah cukup baik
mencerminkan akhlak terpuji.
85
86
B. Saran
1. Bagi keluarga, tanamkan nilai-nilai akhlak terpuji dari sejak dini pada
anak. Karena dengan akhlak akan akan mencerminkan kepribadian yang
baik.
2. Pemahaman guru terhadap nilai-nilai akhlak terpuji perlu terus
ditingkatkan. Harapan dari saran ini adalah agar apa yang dipahami dan
diyakini anak sejak dini yang telah terinternalisasi dengan baik adalah
sesuatu yang benar sesuai dengan ajaran agama Islam.
87
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
BAB II
BAB III
Dosen Pembimbing,
A. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
DOKUMENTASI