Anda di halaman 1dari 5

A.

Alasan Pemindahan Ibu Kota Negara

Dalam rangka mengurangi dampak ekonomi akibat padatnya penduduk terkhusus Pulau Jawa, Indonesia
kini menanggulanginya dengan cara memindahkan Ibu kota Negara baru di luar Pulau Jawa, yakni
Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Alasannya adalah karena resiko
bencana yang minim, kawasan tersebut juga dinilai cukup strategis diantara kota-kota yang
berkembang, yakni kota Balikpapan dan Samarinda. Dalam rencana pemindahan ibukota ini,
diproyeksikan dapat menumbuhkan berbagai sektor di wilayah Kalimantan Timur.

Kebijakan penting ini diambil bukan tanpa sebab. Beberapa alasan yang menjadi dasar pemikiran
pemindahan IKN ini sempat disampaikan oleh Presiden di beberapa kesempatan. Setidaknya ada enam
alasan mengapa Pemerintah memindahkan IKN, yaitu pertama, sekitar 57 persen penduduk Indonesia
terkonsentrasi di Pulau Jawa. Kedua, kontribusi ekonomi per pulau terhadap PDB Nasional tidak merata.
Ketiga, krisis ketersediaan air di Pulau Jawa, terutama di DKI Jakarta dan Jawa Timur. Keempat, konversi
lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa. Kelima, pertumbuhan urbanisasi yang sangat tinggi dengan
konsentrasi penduduk terbesar ada di Jabodetabek. Kelima, meningkatnya beban Jakarta sehingga
terjadi penurunan daya dukung lingkungan dan besarnya kerugian ekonomi. Selain itu, kepadatan
penduduk Jakarta juga membuat lahan di Jakarta semakin langka.

Kelangkaan lahan di Jakarta membuat harga tanahnya menjadi sangat mahal. Hal ini tentu akan
berdampak terhadap perekonomian negara. Selain itu kurangnya lahan yang tersedia di Jakarta juga
menyebabkan bencana alam seperti banjir. Permasalahan banjir di Jakarta bukan lah hal baru lagi untuk
dibahas. Permasalahan ini seperti sebuah kebiasaan karena selalu terjadi di Jakarta. Masalah-masalah
lain juga timbul akibat hal ini. Oleh sebab itu, pemerintah melakukan berbagai upaya pencegahan
dengan pemindahan ibu kota negara Indonesia diharapkan akan meminimalisir akan hal tersebut.

Di kesempatan lain, Presiden Joko Widodo juga memberikan lima alasan mengapa memilih Kalimantan
sebagai IKN yang baru, yaitu pertama, minimnya risiko bencana alam yang akan melanda ibu kota baru.
Kedua, lokasi Kalimantan Timur yang strategis di tengah Indonesia. Ketiga, dekatnya ibu kota negara
yang baru dengan dua kota yang telah ada dan terus berkembang, yakni Balikpapan dan Samarinda.
Keempat, infrastruktur Kalimantan Timur yang relatif lengkap. Kelima, tersedianya lahan yang dikuasai
pemerintah seluas 180 ribu hektare.

Dari alasan tersebut di atas, disampaikan pula oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas saat itu, Bambang
Brodjonegoro, bahwa tujuan pemindahan IKN adalah untuk mengurangi beban Jakarta dan Jabotabek;
mendorong pemerataan pembangunan ke wilayah Indonesia bagian timur; mengubah mindset
pembangunan dari Jawa-centris menjadi Indonesia-centris; memiliki ibu kota negara yang
merepresentasikan identitas bangsa, kebhinnekaan dan penghayatan terhadap Pancasila; dan
meningkatkan pengelolaan pemerintahan pusat yang efisien dan efektif. Terakhir adalah agar memiliki
ibu kota negara yang menerapkan konsep smart, green, and beautiful city untuk meningkatkan
kemampuan daya saing (competitiveness) secara regional maupun internasional.
B. Dampak Perpindahan Ibu Kota Negara

1. Positif

Pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur sendiri sebenarnya bukanlah suatu hal yang tidak berguna.
Melainkan dengan pemindahan ibu kota negara ini, diharapkan dapat memberikan efek pemerataan
pembangunan dan aktivitas ekonomi kedepannya. Selama ini banyak yang mengungkapkan bahwa
pembangunan Indonesia itu tidak merata. Dengan demikian, adanya pemindahan ibu kota baru ini
merupakan salah satu langkah bagi pemerintah untuk menciptkan sumber pertumbuhan baru dari
aktivitas ekonomi baru.

Pemindahan ibu kota ini tentunya akan diikuti dengan pemindahan penduduk ke Kalimantan Timur.
Perpindahan penduduk ini tentunya akan meningkatkan aktivitas ekonomi dengan adanya permintaan
(demand) di daerah Kalimantan Timur yang mana akan menumbuhkan usaha-usaha untuk memenuhi
demand tersebut. Tidak selalu mengenai perekonomian, perpindahan ibu kota ini juga akan berdampak
baik dalam bidang pendidikan. pendidikan yang ada di Kalimantan Timur akan mendapat perhatian
lebih dari pemerintah. Sehingga, harapan kedepannya mereka tidak tertinggal dan memiliki kualitas
yang lebih baik.

Selain itu, dampak positif lainnya dapat berupa banyaknya demand yang akan muncul untuk
pembanguan di ibu kota baru. Misalnya, terdapat pembangunan gedung baru yang digunakan untuk
menunjang aktivitas di ibu kota baru, maka dibutuhkan bahan baku dari daerah Kaltim dan tenaga kerja
yang akan direkrut dari daerah tersebut. Sehingga, hal tersebut akan menjadikan suatu siklus atau
kegiatan ekonomi untuk melayani pemerintahan atau memunculkan usaha baru di daerah Kalimantan
Timur.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa ibu kota yang bukan hanya sekedar sebuah simbol
identitas bangsa, melainkan juga gambaran dari kemajuan bangsa. Menurutnya, pemindahan ibu kota
dilakukan demi terwujudnya pemerataan dan keadilan ekonomi.

2. Negatif

perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan akan beresiko merusak lingkungan hidup, rusaknya
kehidupan fauna dan flora. Hal ini sebagai dampak pembangunan kota, perumahan penduduk,
pertokoan, pasar. Hutan Kalimantan yang dikenal sebagai paru-paru dunia bisa jadi kedepannya hanya
tinggal kenangan karena ulah manusia. Terkait dengan tata ruang dimana apabila tata ruang ini tidak
dipikirkan dan direncanakan secara matang, maka akan berdampak pada potensi terjadinya banjir. Hal
tersebut tentu sudah tidak asing lagi bagi Indonesia dimana curah hujan yang tinggi dan tidak diimbangi
dengan daya tampung air serta resapan sehingga berakibat pada banjir.

memindahkan ibu kota negara ke pulau Kalimantan yang memiliki sejumlah besar lahan gambut yang
mudah terbakar meningkatkan risiko kebakaran hutan dan menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan secara signifikan. Selain itu, pemindahan ibu kota tidak menjamin masalah lingkungan di
Jakarta akan terselesaikan.

Risiko kebakaran hutan yang besar di Ibukota baru Lokasi yang terpilih sebagai ibu kota baru tidak jauh
dari danau Mahakam, yang merupakan lahan gambut dan habitat bagi beberapa spesies langka dan
dilindungi, antara lain lumba-lumba Irrawaddy (Orcaella brevirostris) atau pesut. Kebakaran di lahan
gambut menjadi sumber asap pekat yang menyelimuti berbagai wilayah Indonesia, termasuk pada tahun
ini.

Untuk membangun sebuah kota baru, pemerintah perlu membuka lahan untuk membangun kantor
pemerintahan, perumahan dan infrastruktur lainnya yang dibutuhkan. Laporan media menyebutkan
pemerintah Indonesia telah menyediakan 180.000 hektare tanah untuk pembangunan kota baru
tersebut. , tidak mengherankan apabila organisasi lingkungan seperti Greenpeace Indonesia
khawatirakan dampak dari pembangunan fisik ibu kota negara yang baru terhadap hutan dan spesies di
dalamnya, seperti orang utan.

Setidaknya satu setengah juta pegawai negeri akan pindah ke ibu kota negara yang baru. Sementara itu,
dengan populasi 900.000 jiwa saat ini, wilayah Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara sudah
memberi dampak pada lingkungan sekitar yang meningkat pesat di dekat danau Mahakam akan
meningkatkan risiko kebakaran lahan gambut di daerah itu. Semakin banyaknya orang yang bermigrasi
ke ibu kota negara baru akan mendorong ekspansi lahan pertanian karena permintaan makanan
meningkat dan orang masih sering membakar lahan untuk ekspansi pertanian meskipun ada larangan
penggunaan api untuk pembukaan lahan di Indonesia.

pemindahan IKN juga memiliki risiko yang harus diantisipasi oleh Pemerintah. Risiko tersebut terkait
pembiayaan dari keperluan pemindahan IKN. Bappenas memperhitungkan bahwa ada dua skenario
kebutuhan total pembiayaan berdasar desain dari IKN, yaitu sebesar Rp466 Triliun dan Rp323 Triliun.
Skenario kebutuhan pembiayaan sangat bergantung kepada fungsi pemerintahan dan jumlah Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang akan dipindahkan. Kebutuhan pembiayaan meliputi pembangunan fungsi utama,
fungsi pendukung, fungsi penunjang, dan pengadaan lahan.

C. Solusi

Dalam menanggapi kebijakan pemindahan Ibukota ke Kalimantan Timur dari pemerintah, kita berharap
agar kelestarian hutan di Pulau Kalimantan tetap terjaga kelestariannya Hal itu dikarenakan Kalimantan
sendiri dijuluki sebagai paru-paru dunia, sehingga masalah ini menjadi masalah yang krusial atau turut
menjadi perhatian masyarakat. Pemerintah harus memperhatikan adanya pembangunan infratruktur
yang nantinya akan dibangun guna melengkapi fasilitas berupa sarana dan prasarana di Ibukota yang
baru.

itu, diharapkan pemerintah dapat menyelasikan permasalahan yang ada sekarang dulu dan
merealisasikan pemerataan di seluruh wilayah Indonesia. langkah awal pemetaan adalah dengan
mengumpulkan data seputar kepemilikan lahan atau tanah yang digunakan untuk IKN. Kepemilikan bisa
jadi oleh individu dan kelompok. Apalagi di sekitar lokasi IKN kini sudah banyak pendatang, bahkan dari
luar pulau, seperti dari Jawa maupun Sulawesi. Kemudian hal penting yang perlu dilakukan pemerintah
dalam keperluan perolehan tanah untuk IKN, pemerintah harus serius melakukan pendataan
kepemilikan, pemanfaatan dan penggunaan tanah.

Dalam menyikapi adanya kebijakan publik pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, seharusnya
pemerintah tetap mendengarkan aspirasi dari berbagai kalangan masyarakat, melakukan kajian/analisis
sosial secara actual demi keberlangsungan kebijakan ini dan respon positif dari masyarakat. Sehingga
dalam hal ini, tidak ada salah satu pihak yang dirugikan. Dari segi anggaran pun juga begitu, diharapkan
pemerintah sudah mecanangkan anggaran pemindahan ibu kota sebagaimana semestinya. Karena hal
tersebut tidak bisa dipungkiri dalamsegi pembangunan infrastruktur, yang memerlukan anggrana cukup
besar meskipun hanya 19% sekian di ambil dari dana APBN. Tak lupa juga pemerintah untuk
memepersiapkan segala hal dengan matang di berbagai aspek serta memperhitungkan resiko yang akan
dihadapi kedepannya, seperti juga resiko kerusakan hutan/ekosistem di Kalimantan.

perencanaan pemindahan ibu kota seharusnya tidak hanya ditujukan untuk kota baru yang akan dihuni,
namun juga ibu kota sebelumnya. Setelah ibu kota dipindahkan, masalah di Jabodetabek dan di Jawa
tidak serta merta akan hilang dan tetap harus diperhatikan. Jawa masih tetap akan menjadi sentra
ekonomi dan pembangunan dalam jangka panjang. Perlunya komitmen tinggi untuk dapat menjadikan
Kalimantan Timur sebagai tempat yang ideal sebagai ibu kota baru, tanpa menimbulkan masalah yang
sama seperti di lokasi sebelumnya

D. Langkah-Langkah dalam mengatasi masalah.

1. pembangunan infratruktur yang nantinya akan dibangun guna melengkapi fasilitas berupa sarana dan
prasarana di Ibukota yang baru

Keberadaan infrastruktur pada sebuah negara termasuk Indonesia merupakan hal yang mutlak
diperlukan. Terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang ini, dengan adanya infrastruktur yang
memadai dapat membuat negara tersebut lebih maju atau sama dengan negara lain adalah
Memperbaiki kerjasama antar lembag. Merencanakan pembangunan infrastruktur secara matang
Mengajak keterlibatan masyarakat, Memperbaiki birokrasi Indonesia, Merawat infrastruktur yang sudah
ada

2. mendengarkan aspirasi dari berbagai kalangan masyarakat,

Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengatakan, masyarakat di sekitar lokasi ibu kota negara baru
bakal kecewa jika rencana pemindahan tak terealisasi. Hal itu disampaikan Isran setelah mendengarkan
aspirasi masyarakat di sekitar lokasi ibu kota negara bersama Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional (PPN)

3. Perlunya komitmen tinggi untuk dapat menjadikan Kalimantan Timur sebagai tempat yang ideal
sebagai ibu kota baru, tanpa menimbulkan masalah yang sama seperti di lokasi sebelumnya
komitmen kita bersama dalam membangun sejarah masa depan. Ini jadi salah satu tonggak sejarah
untuk masa depan dalam menyongsong era keemasan. Momentum Hari Sumpah Pemuda harus kita
jadikan kesempatan untuk merefleksi kembali spirit kebersamaan ditengah keragaman,

Anda mungkin juga menyukai