Abstrak
Perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Provinsi Kalimantan Timur tentu akan
memiliki dampak-dampak secara regional maupun secara nasional. Salah satu
aspek yang terdampak yaitu aspek ekonomi. Tujuan utama dari penelitian ini
yaitu untuk menganalisis dan memperkirakan nilai pengganda dari berbagai
sektor ekonomi yang ada di Provinsi Kalimantan Timur sebagai IKN yang baru
dan menemukan skenario terbaik di antara dua skenario pembiayaan yang
direncanakan oleh pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode input-output
untuk melihat hubungan antarsektor, kemudian menganalisis dampak
penggandanya pada output, tenaga kerja, pendapatan, dan nilai tambah bruto.
Selanjutnya dilakukan analisis shock dari dua skenario pemerintah dan mencari
mana skenario yang paling menguntungkan dalam pemindahan IKN. Kebijakan
pemilihan skenario ini didasarkan dari visi dan misi pemerintah. Jika pemerintah
menginginkan pertambahan output secara keseluruhan, maka skema yang paling
menguntungkan yaitu skema 2. Sementara jika pemerintah menargetkan
pertumbuhan pada tenaga kerja dan pendapatan, maka skema yang
menguntungkan yaitu skema 1.
Kata kunci: pemindahan IKN, pengganda regional, input-output, skenario investasi.
1.1. Pendahuluan
Menurut teori basis ekonomi, ekonomi lokal dapat dibagi menjadi dua
sektor: sektor dasar atau nonlokal (berorientasi ekspor) yang terdiri dari
perusahaan dan bagian dari perusahaan yang kegiatan ekonominya
tergantung pada faktor-faktor di luar perekonomian lokal; dan sektor
non-dasar atau lokal yang terdiri dari kegiatan ekonomi yang sebagian
besar tergantung pada kondisi ekonomi lokal (Klosterman, 1990 dalam
Gkouzos & Christofakis, 2018)).
2
perekonomian lokal, serta konsekuensi bagi perekonomian secara umum.
Alasan untuk ini adalah bahwa perubahan tersebut akan mengubah
permintaan untuk faktor input yang didukung secara lokal, dan
perubahan permintaan ini juga akan menyebabkan perubahan lebih lanjut
secara lokal. Secara umum kekuatan dampak-dampak ini secara luas
dikaitkan dengan ukuran perubahan yang terlibat. Secara khusus, di mana
masing-masing perusahaan yang terlibat sangat besar, setiap perubahan
dalam ukuran atau organisasi perusahaan akan berpotensi berdampak
besar pada ekonomi lokal.
3
Meskipun ada beberapa perbedaan antara berbagai metode yang
digunakan untuk menghitung efek pengganda, semuanya menghasilkan
pengganda yang menggambarkan perubahan dalam pekerjaan,
pendapatan, pendapatan rumah tangga, atau PDB yang akan dihasilkan
dari perubahan satu unit dalam output di industri primer (Dyck & Sumalia
(2010); Colgan (2007) dalam Jacobsen, Lester, & Halpern, (2014)).
1.3. Metodologi
4
ke sektor- sektor lainnya dan bagaimana pula suatu sektor memperoleh
input yang diperlukan dari sektor-sektor lainnya.
Analisis yang dapat dilakukan menggunakan metode I-O ini yaitu analisis
keterkaitan dan analisis pengganda regional. Analisi keterkaitan biasa
digunakan sebagai dasar perumusan strategi pembangunan ekonomi
dengan melihat keterkaitan antar sektor dalam suatu sistem
perekonomian. Konsep keterkaitan yang biasa dirumuskan meliputi
keterkaitan ke belakang (backward linkage) yang menunjukkan hubungan
keterkaitan antar sektor atau industri dalam pembelian terhadap total
pembelian input yang digunakan untuk proses produksi dan keterkaitan
ke depan (forward linkage) yang menunjukkan hubungan keterkaitan antar
sektor atau industri dalam penjualan terhadap total penjualan output yang
dihasilkannya.
Multiplier output dihitung dalam per unit perubahan output sebagai efek
awal (initial effect), yaitu kenaikan atau penurunan output sebesar satu unit
satuan moneter. Setiap elemen dalam matriks kebalikan Leontief (matriks
invers) menunjukkan total pembelian input baik langsung atau tidak
langung dari suatu sektor sebesar satu unit satuan moneter ke permintaan
5
akhir. Multiplier pendapatan mengukur peningkatan pendapatan akibat
adanya perubahan output dalam perekonomian. Pendapatan disini tidak
hanya mencakup beberapa jenis pendapatan yang umumnya
diklasifikasikan sebagai pendapatan rumah tangga, tapi juga dividen
bunga bank (Jensen, 1979).
6
1.4.1. Analisis Keterikatan
Analisis keterikatan merupakan analisis yang digunakan untuk melihat
peanan tiap sektor terhadap sektor lain. Analisis ini terbagi menjadi dua
jenis, yaitu keterikatan ke depan dan keterikatan ke belakang. Analisis
keterikatan ke depan digunakan untuk melihat kenaikan output jika terjadi
shock pada sektor-sektor hilir. Sementara itu, analisis keterikatan ke
belakang digunakan untuk mengukur dorongan langsung pada suatu
sektor yang menjadi sektor hilir apabila terjadi penambahan permintaan
pada sektor tersebut.
Secara keseluruhan, yang menajdi sektor kunci dari seluruh sektor
tersebut yaitu sektor industri petrokimia. Artinya, sektor industri
petrokimia dapat mengubah keseluruhan nilai sektor secara signifikan di
Provinsi Kalimantan Timur jika terjadi shock baik di input maupun output.
Untuk lingkup yang termasuk ke dalam pemindahan IKN, yang menjadi
sektor kunci yaitu sektor perdagangan. Jika fokus pemerintah yaitu untuk
memajukan keseluruhan sektor di Provinsi Kalimantan Timur
berdasarkan pemindahan IKN, maka sektor yang memiliki nilai investasi
terbanyak seharusnya yaitu sektor perdagangan.
7
Kalimantan Timur ini terdiri dari 3, yaitu pengganda output, income, dan
labor.
Pada angka pengganda output (OM), indeks yang paling tinggi secara
keseluruhan yaitu pada industri petrokimia. Akan tetapi, jika fokusnya
hanya pada sektor yang terkait dengan pemindahan IKN, maka indeks
OM yang paling besar berasal dari angkutan air. Pada angka pengganda
tenaga kerja (LM), indeks yang paling tinggi secara keseluruhan berasal
dari sektor peternakan. Untuk sektor yang terkait pemindahan IKN,
indeks terbesar berasal dari sektor pemerintahan umum dan pertahanan.
Yang terakhir yaitu angka pengganda pendapatan (IM). Berbeda dengan
OM dan LM yang indeks tertingginya berbeda secara keseluruhan sektor
dan sektor yang berkaitan dengan pemindahan IKN, pada IM, sektor
yang memiliki indeks tertinggi baik secara keseluruhan maupun sektor
yang hanya berkaitan dengan pemindahan IKN berasal dari sektor
pemerintahan umum dan pertanahan.
8
paling tinggi menyumbang nilai total yaitu sektor bangunan dengan nilai
Rp 185,3 T. Begitupun dengan skema pembiayaan 2 dengan investasi
sebesar Rp 323 T akan menghasilkan output sebesar Rp 455, 7 T dan nilai
yang paling tinggi beasal dari sektor bangunan sebesar Rp 125,9 T. Jika
dilihat dari skema pembiayaan pemerintah, sektor bangunan ini memiliki
urgensi yang cukup tinggi mengingat pemindahan IKN membutuhkan
bangunan-bangunan baru seperti gedung pemerintahan, perumahan
ASN/Polri/TNI, dan fasilitas-fasilitas umum lainnya sehingga baik dari
investasi maupun output, sektor bangunan memiliki nilai yang paling tinggi
dari sektor-sektor lainnya.
Untuk analisis IM, dengan skema 1, nilai total pendapatan dari Provinsi
Kalimantan Timur yaitu sebesar Rp 172 T dengan nilai terbesar dari
sektor pemerintahan sebesar Rp 92,9 T. Sementara itu, dengan skema 2,
nilai total pendapatan di provinsi ini sebesar Rp 118,1 T dengan nilai
terbesar dari sektor pemerintahan sebesar Rp 63,1 T.
Sementara itu, dalam analisis LM, nilai total tenaga kerja dari skema 1
sebesar Rp 4 T dengan sektor terbanyak berasal dari sektor pemerintahan
sebesar Rp 2,3 T. Dengan skema pembiayaan 2, nilai total LM sebesar Rp
3,1 T dengan sektor yang paling banyak menyumbang yaitu sektor
pemerintahan sebesar Rp 1,5 T.
11
Tabel 4.1. Rasio Angka Pengganda dari Investasi Awal dari Kedua Skema
OM RASIO IM RASIO LM RASIO
SKEMA 1 Rp 642.510.897.575.284 1,3787 Rp 172.068.669.545.654 0,3692 Rp 4.523.877.215.199 0,0097
SKEMA 2 Rp 445.788.382.521.694 1,3801 Rp 118.171.931.920.438 0,3658 Rp 3.105.479.562.580 0,0096
Kesimpulan
Daftar Pustaka
13
Kim, K., Jung, J. K., & Choi, J. Y. (2016). Impact of the smart city
industry on the Korean national economy: Input-output analysis.
Sustainability (Switzerland), 8(7), 1–20.
https://doi.org/10.3390/su8070649.
Ksenofontov, M. Y., Shirov, A. A., Polzikov, D. A., & Yantovskii, A. A.
(2018). Assessing multiplier effects in the Russian economy: Input-
output approach. Studies on Russian Economic Development, 29(2), 109–
115. https://doi.org/10.1134/S1075700718020089
McCann, Phillip. (2001). Urban and regional economics. New York: Oxford
University Press Inc.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. (2019). Dampak ekonomi
dan skema pembiayaan pemindahan ibu kota negara. Jakarta: Bappenas.
Ovsiannikova, T., Rabtsevich, O., & Yugova, I. (2017). Evaluation of
multiplier effect of housing investments in the city economy. AIP
Conference Proceedings, 1800(January).
https://doi.org/10.1063/1.4973061
Sukma, A. (2015). Efek pengganda infrastruktur pekerjaan umum dalam
perekonomian Provinsi Bali. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota,
26(2), 100–110. https://doi.org/10.5614/jpwk.2015.26.2.3.
Badan Pusat Statistik. (2010). Tabel Input-Output Provinsi Kalimantan
Timur tahun 2010.
14