Anda di halaman 1dari 14

TUGAS BESAR

EKONOMI WILAYAH KOTA

Kawasan Ekonomi Khusus


Objek Studi: KEK Sorong

Dosen: Dr. Ir. Eko Heripoerwanto, MCP


Asisten Dosen: Airyn Harahap ST, M. Sc
Wahyu Kusuma Astuti ST, M. Sc

Disusun Oleh:
Angelika Fortuna Dewi R. P (345150012)
Regina Tatang (345150016)
Fany Namirah Kurnia (345150017)
Hubert Winata (345150020)
Defita Andina Kandi (345150022)
Muthiannisa Umarputri (345150028)

UNIVERSITAS TARUMANAGARA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN KOTA WILAYAH DAN REAL ESTATE
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH KOTA KONSENTRASI REAL ESTATE
JAKARTA 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa kini, habitat sebagian besar manusia adalah kota. Kota menjadi pusat
kegiatan dan tempat tinggal sebagian besar manusia pada masa kini. Seiring berjalannya
waktu, kebutuhan dan keperluan manusia semakin banyak dan kompleks. Mengingat
sebagian besar kota adalah peninggalan dari puluhan tahun yang lalu, yang dimana masih
kurang perencanaan dan fasilitas penunjang, tentunya kota akan mendatangkan
permasalahan di masa kini dan masa yang akan datang, tak terkecuali pada sektor
ekonomi. Seperti rendahnya pertumbuhan ekonomi.
Tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang menentukan keberhasilan suatu negara,
tetapi kebutuhan akan mobilitas pada masyarakat di suatu daerah merupakan faktor yang
sangat penting. Tuntutan akan fleksibelnya untuk menuju suatu tujuan sangat tinggi, dalam
mencapai tingkat keefisienan dalam mobilitas. Tingginya fleksibelitas untuk menuju suatu
tempat akan meningkatkan aksesibilitasnya juga, aksesibilitas yang tinggi akan menaikan
nilai suatu lahan. Bukan hanya nilai lahan saja yang akan terkena dampak positif, namun
kegiatan perekonomian pun akan ikut terkena dampak positifnya. Sebagai contoh, daerah
yang sulit dijangkau akan mengalami mahalnya harga-harga komoditas. Mahalnya harga
komoditas akan menurunkan daya beli masyarakat, yang akhirnya akan berdampak pada
rendahnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah, padahal pertumbuhan ekomoni
merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasilnya pembangunan daerah
tersebut.
Maka dari itu, dalam upaya mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dalam suatu daerah dibuatlah titik-titik kawasan ekonomi yang memiliki potensi dan dapat
berkembang sebagai terobosan pengembangan kawasan untuk perekonomia baik dari
segi industri, perdagangan maupun pariwisata. Sehingga dengan adanya itu dapat
menciptakan lapangan pekerjaan. Titik-titik ini kemudian diberi nama Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK). Tentunya untuk menetapkan suatu lokasi sebagai KEK, tidaklah
sembarangan. Untuk menetapkan suatu lokasi sebagai KEK harus melalui pertimbangan-
pertimbangan tertentu, seperti infrastrukturnya dan segala fasilitas pendukung.
Melihat betapa pentingnya KEK di tengah-tengah permasalahan ekonomi yang
semakin menurun, maka kami akan mencoba untuk membahas sedikit mengenai Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Sorong. Dimana Sorong merupakan sebuah Kabupaten yang
dilihat dapat berpotensi dan memiliki keunggulan untuk meningkatkan perekonomian
wilayah tersebut.

1.2 Lokasi
Daerah yang menjadi objek studi kami adalah Kabupaten Sorong yang berada di
Provinsi Papua Barat.

1.3 Lingkup Studi

1
Ruang lingkup yang diambil sebagai objek studi kami adalah Kabupaten Sorong di
Provinsi Papua Barat. Lingkup penelitian kami mencakup gambaran umum wilayah lokasi
KEK, profil KEK, tujuan pengembangan KEK di lokasi studi, rencana pengembangan
infrastruktur, potensi pengembangan dan aktor yang terlibat dalam pengembangan KEK.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
Mengidentifikasi strategi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Memberikan rekomendasi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
berdasarkan potensi dan tantangannya.

1.5 Metode Pengumpulan Data


Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini kami peroleh melalui data
sekunder yang berupa studi-studi dan berita dari internet mengenai objek studi kami.

1.6 Sistematika Penulisan


Berikut adalah sistematika penulisan penelitian ini:
1.6.1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, lokasi, lingkup studi, tujuan, metode pengumpulan
data dan sistematika penulisan.
1.6.2 BAB II TINJAUAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan berupa teori-teori yang dipergunakan terkait objek
studi.
1.6.3 BAB III TINJAUAN OBJEK STUDI
Bab ini berisi tentang data-data mengenai objek studi.
1.6.4 BAB IV PERMASALAHAN OBJEK STUDI
Bab ini berisi mengenai permasalahan terkait pengembangan wisata pada
objek studi.
1.6.5 BAB V REKOMENDASI
Bab ini berisi rekomendasi yang berguna dalam pengembangan wisata pada
objek studi.
1.6.6 BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai objek studi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pembangunan Kewilayahan

2
Pembangunan kewilayahan merupakan pembangunan yang mengoptimalkan
keunggulan daerah. Pembangunan kewilayahan ini berguna untuk meningkatkan
pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang, sehingga dapat mendukung dalam
pengembangan eksport-import barang dan jasa.
Pembangunan kewilayahan bertujuan untuk memeratakan daerah, sehingga potensi
akan adanya ketimpangan dalam pembangunan akan berkurang. Berdasarkan landasan
hukum yang sudah jelas, pembangunan kewilayahan merupakan konsep yang tepat untuk
di terapkan di Indonesia. Pembangunan kewilayahan sendiri memiliki target pada pulau-
pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Papua, Kalimantan dan Sulawesi dan daerah
kepulauan seperti Nusa Tenggara, Bali dan Maluku.
Pembangunan kewilayahan selain untuk mengurangi ketimpangan dalam
pembangunan di daerah juga berguna untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang ada disekitar
wilayah KEK.

2.2 Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)


Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan kawasan yang diselengarakan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu yang ditujukan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta memberika dampak yang besar pada
peningkatan lapangan kerja dalam negeri.
Dalam sebuah pembangunan prinsip merupakan hal yang sangat penting untuk dapat
memperlancar pembangunannya begitu pun dengan KEK. Dalam pembangunan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) mempunyai prinsip, yaitu konsistensi kebijakan, biaya minimum
(Least Cost), keadilan, tertib tata ruang dan dukungan pemerintah daerah.
Di dalam pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) terdapat peran penting dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dimana salah satu peran pemerintah pusat
adalah perumusan kebijakan dan kerangka regulasi dan fasilitasi terhadap proses
perpajakan, bea cukai, keimigrasian dan ketenagakerjaan. Sedangkan salah satu peran
dari pemerintah daerah adalah sistem perijinan atau pelayanan terpadu dan dukungan
terhadap keamanan dan ketertiban.
Pembangunan KEK sendiri mempunyai tantangan dalam pengembangannya.
Tantangan yang terkait dalam pembangunan KEK adalah peningkatan kualitas infrastruktur
dengan standart internasional, pembebasan lahan, penyedian tenaga kerja yang
kompetitif, menyediakan pelayanan publik yang profesional dengan prinsip memudahkan
dan lain-lain.
BAB III
TINJAUAN OBJEK STUDI

3
3.1 Gambaran Umum Wilayah Lokasi KEK
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) memiliki beberapa titik di Indonesia. Di antaranya
ialah Arun Lhokseumawe, Tanjung Kelayang, Sorong, Maloy Batuta Trans Kalimantan,
Tanjung Lesung, Tanjung Api-api, Sei Mangkei, Palu, Morotai, Mandalika serta Bitung.
Lokasi tersebut bersebar di seluruh Indonesia mulai dari barat hingga timur Indonesia.
Tentunya KEK memiliki tujuan untuk memaksimalkan potensi yang ada pada daerah
tersebut untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan Indonesia.

Gambar 3.1 Kawsan Ekonomi Khusus KEK Sumber: www.kek.go.id

3.2 Profil Kawasan Ekonomi Khusus Sorong


Objek studi kami terletak di Kabupaten Sorong yaitu sebuah kabupaten yang berada
di Provinsi Papua Barat, Indonesia.

4
Gambar 3.2 Kawasan Ekonomi Khusus Sorong Sumber: www.k

Kabupaten ini dinilai memiliki kelebihan atau keunggulan. Salah satu keunggulannya
ialah karena kabupaten Sorong terletak di Selat Sele yang sektor perikanan dan
perhubungan laut merupakan salah satu nilai plus bila ingin mengembangkan sebuah
kawasan ekonomi. Selain itu pengembangan industri pengolahan ekspor, industri logistik,
serta industri yang berhubungan dengan wisata bahari, pertanian dan pertambangan
merupakan potensi yang juga terdapat di daerah ini. Hal lain yang merupakan kelebihan
dari Sorong ialah lokasinya yang berada pada jalur lintasan perdagangan internasional
Asia Pasifik dan Australia.
Dengan Pemerintah Kabupaten Sorong sebagai pengusul Kawasan Ekonomi Khusus,
wilayah seluas 523,7 hektar ini memiliki nilai investasi pembangunan kawasan sebesar 2,4
triliun hingga pada tahun 2020. Dengan perkiraan tenaga kerja sebanyak 15.024 orang
hingga tahun 2020.

3.3 Tujuan Pengembangan KEK di Sorong


Terdapat berbagai macam tujuan pengembangan KEK. Untuk Sorong sendiri, tentu
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengembangan di kabupaten ini memiliki

5
tujuan untuk memaksimalkan potensi yang ada yaitu dalam sektor industri pengolahan
ekspor, industri logistik, industri yang berhubungan dengan wisata bahari, pertanian serta
pertambangan. Sehingga tingkat perekonomian Indonesia dapat meningkat.
Industri pengolahan ekspor serta logistik dikarenakan lokasi dari Kabupaten Sorong
yang strategis pada jalur perdagangan internasional. Sehingga kesempatan untuk
mengekspor hasil olahan akan lebih mudah dan efektif dari segala sisi. Selain itu industri
yang berhubungan dengan wisata bahari merupakan potensi juga karena lokasi Sorong
yang dekat dengan Selat Sele. Seperti yang kita ketahui bahwa perairan di daerah timur
sangat dikenal dengan keindahannya, maka tidak menutup kemungkinan Selat Sele akan
menjadi tempat wisata bahari sehingga membuka industri yang berhubungan dengan
wisata bahari tentulah merupakan langkah yang sangat baik.
Pertanian juga merupakan hal yang cukup baik untuk dikembangkan di wilayah
tersebut karena dapat menambah perekonomian masyarakat juga. Selain itu
pertambangan khususnya pada tambang minyak bumi dan gas bumi, mengingat Sorong
juga merupakan penghasil barang tambang. Selain minyak dan gas bumi, hal lain yang
dapat ditemukan di Sorong ialah hasil tambang berupa bahan galian seperti pasir, batu
kali, tanah urung, karang, kerikil, batu kapur dan masih banyak lainnya.

3.4 Masterplan
Rencana pengembangan KEK Sorong seperti gambar masterplan dibawah ini. Yaitu
industri aspal, petrocina dan semen curah pada bagian luar yang berhadapan dengan
Selat Sele. Kemudian kawasan industri besar pada bagian tengah bersama beberapa
fasilitas dan perkantoran. Ada juga rencana kawasan stock pile yaitu tempat untuk
mengumpulkan berbagai macam bahan untuk kemudian diambil, diolah dan dipasarkan.
Kemudian terdapat pula beberapa kawasan industri sedang yang juga diikuti oleh
beberapa fasilitas dan perkantoran. (Masterplan Terlampir)

3.5 Rencana Pengembangan Infrastruktur


Rencana pengembangan infrastruktur KEK Sorong terbagi menjadi 2 rencana
infrastruktur prioritas, yang pertama adalah rencana dukungan infrastruktur di dalam
kawasan KEK Sorong dan rencana infrastruktur wilayah KEK Sorong. Rencana dukungan
infrastruktur sebagian besar berupa rencana pembangunan jaringan jalan, dimana Jalan
Strategis Nasional Sorong direncanakan sebagai Jalan Nasional, selanjutnya
direncanakan pula Jalan Kabupaten, Jalan Perusahaan dan Jalan Lingkungan.
Pembangunan jaringan jalan ini disesuaikan dengan hierarki areanya. Sedangkan pada
rencana infrastruktur wilayah KEK Sorong, sebagian besar direncanakan sebagai
perencanaan infrastruktur di bidang industri, perikanan dan logistik. Rencana infrastruktur
tersebut berupa Pelabuhan Peti Kemas Sorong (35 km), Pangkalan Pendaratan Ikan
Katapop (25 km), Pelabuhan Sorong (33 km), Pelabuhan Roro-roro Arar), PLTMG

6
Waymon dengan kapasitas 20 MW (5 km), PLTG kapasitas 50 MW, PLTM Arar dengan
kapasitas 15 MW (15 km), dan Bandar Udara Sorong Dominique Edward Osok (30 km).
Pengembangan rencana infrastruktur sejauh ini masih difokuskan ke akses dan
konektivitas antar infrastruktur, misalnya akses jalan nasional antar Pelabuhan Sorong dan
Pelabuhan Arar. Selain itu, rencana pengembangan infrastruktur juga membutuhkan
rencana pembangunan lainnya, contohnya rencana jaringan distribusi air bersih. Salah
satu program tersebut adalah pembangunan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) tingkat
Regional/Kota Kabupaten Sorong.
Rencana infrastruktur selanjutnya adalah pada rencana infrastruktur perumahan yang
termasuk rumah swadaya, rumah susun dan rumah khusus, rencana pembangunan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan sistem persampahan di dalam kawasan.

3.6 Potensi Pengembangan


Secara geografis, lokasi Sorong sangat menguntungkan karena terletak di antara jalur
lintas perdagangan internasional antara Australia dan Asia Pasifik. Hal ini sangat
berpotensi wilayah Sorong menjadi titik transit perdagangan internasional, logistik dan
ekspor. Selain itu, titik lokasi KEK akan berpusat di Selat Sele, dimana lokasi ini juga
sangat potensial akan kekayaan laut dan pesona bahari sehingga dapat berpotensi
dikembangkan sebagai sektor industri perikanan, kemaritiman, pengembangan
transportasi laut dan pariwisata. Sektor pariwisata masih sangat berpotensi untuk
dikembangkan lebih jauh karena keindahan alam bahari Sorong masih belum banyak
dieksplor sebagai spot pariwisata.
Selain faktor lokasi dan alam bahari yang berpotensi untuk dikembangkan, ada pula
sektor lahan dan hunian yang saat ini tingkat pengembangan kawasan hunian dan
permukiman masih sangat rendah, dimana dari 523,7 hektar KEK Sorong, 195,5 hektar
sudah berstatus HPL dan 310,2 berstatus tanah adat siap disertifikasi oleh Pemerintah
Kabupaten. Artinya lahan di KEK Sorong memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan. Potensi pengembangan lahan akan semakin lebih besar apabila
digabungkan dengan pengembangan sektor pariwisata yang membutuhkan lahan untuk
hospitality, akomodasi, komersial dan sebagainya.

3.7 Aktor-Aktor Yang Terlibat


3.7.1 Masyarakat
Peran masyarakat disini adalah untuk memelihara dan mengelola langsung
sumber daya alam lokal yang terdapat di wilayah, berperan dalam megembangkan
budaya kearifan lokal yang menjadi nilai historis di kawasan tersebut dan juga
berperan dalam menyediakan tenaga kerja. Masyarakat di sini juga terlibat langsung
terhadap konservasi dan perlindungan aset alam di KEK tersebut terhadap intervasi
pihak lain saat beroperasi kawasan KEK. Selain itu, peran masyarakan juga untuk

7
branding melalui hasil kebudayaan lokal yang menjadi ciri khas di kawasan tersebut
(seperti tarian, kerajinan tangan dan lain-lain.)

3.7.2 Pemerintah
Pemerintah berperan dalam penyediaan infrastruktur pembangunan KEK,
selain itu juga dalam pembangunan sistem pelayanan terintgrasi untuk mempercepat
jalannya akses menuju kawasan tersebut. Pemerintah juga ikut memfasilitasi proses
persiapan dan operasional KEK. Pemerintah berperan dalam membuka jalan untuk
para investor dengan menentukan regulasi, kebijakan dan pelayanan administrasi
yang diharapkan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi.

3.7.3 Pihak swasta


Pihak swasta di sini diharapkan agar dapat menjalin kerjasama dengan
pemerintah untuk mendukung kegiatan yang diupayakan oleh pemerintah dan swasta
untuk pemngmbangan KEK, juga terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan.
Pihak swasta juga diharapkan mampu berperan dalam penanaman modal di KEK.

3.7.4 NGO
NGO memiliki peran dalam mengintegrasikan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam pengembangan daerahnya melalui program-program kerja yang diadakan oleh
NGO untuk kawasan tersebut. NGO juga diharapkan mampu berperan dalam
menengahi pihak pemerintah/swasta dengan masyarakat daerah tersebut dalam
menentukan kebijakan/rencana yang akan diterapkan pada kawasan tersebut. NGO
mampu terlibat dalam gerakan untuk melakukan promosi kepada organisasi lainnya,
baik di dalam maupun di luar negeri.

8
BAB IV
PERMASALAHAN

4.1 Masalah Ekonomi, Sosial-Budaya dan Infrastruktur di Sorong


4.1.1 Masalah Ekonomi
Dalam persiapan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di Sorong,
Presiden Joko Widodo meminta kepada menteri kabinet kerja yang terkait dengan
pembangunan ini untuk menjadikan Sorong sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di
Indonesia Timur. Dengan estimasi nilai investasi lebih dari Rp 20 Triliun, Jokowi
meminta agar Sorong dipersiapkan dengan matang untuk dibangun Kawasan Industri
yaitu khususnya di bidang pertanian dan kehutanan seperti plywood, pengolahan
perikanan, industri kimia hingga minyak dan gas. Namun, presiden Joko Widodo
masih meragukan bahwa masalah kelembagaan akan menjadi penghambat dalam
rencana pembangunan yang diusulkan olehnya.

4.1.2 Masalah Sosial-Budaya


Dengan ditetapkannya KEK di Sorong, dengan konsep kawasan industri
sebagai pemasok perekonomian terbesar dan kereta api yang akan dibangun

9
nantinya terdapat masalah yaitu pembebasan lahan, beberapa warga tidak setuju
karena tanah merupakan tanah warisan/tanah adat, terdapat juga masalah
disparitas/kesenjangan pembangunan dan juga pengaruh globalisasi yang nantinya
ditakutkan akan terjadi. Pengaruh globalisasi tersebut akan menyebabkan
terancamnya adat-adat yang masih sangat kental di Papua.

4.1.3 Masalah Infrastruktur


Seperti yang kita ketahui, belum lama ini Presiden Joko Widodo menetapkan
pengembangan infrastruktur berupa kereta api Trans Papua yang akan
menghubungkan Sorong sampai Jayapura dengan panjang jalur mencapai 1.550 km.
Kereta api ini nantinya akan terintegrasi dengan pelabuhan dan bandara, dengan
tujuan untuk mempermudah distribusi logistik ke berbagai daerah di Papua secara
merata. Tidak hanya pembangunan kereta api, namun juga dibutuhkan infrastruktur
yang akan dipersiapkan untuk kawasan industri. Namun masih terdapat masalah yaitu
kurangnya tanah sehingga Kementerian Perhubungan masih harus
memperbincangkan hal ini dengan pemerintah daerah setempat. Dan juga masalah
sertifikat tanah, Wakil Gubernur Papua Barat akan meminta bantuan pemerintah
pusat, kementerian atau Badan Pertanahan Nasional terkait masalah pembebasan
tanah.

BAB V
REKOMENDASI

5.1 Rekomendasi
Infrastruktur merupakan faktor penting dalam seluruh pengembangan kawasan
terlebih lagi kawasan KEK. Di Sorong sudah direncanakan pembangunan infrastruktur
transportasi dan juga infrastruktur konektivitas lain seperti jempatan layang. Dengan
pembangunan tersebut maka hal yang direkomendasikan dalam pengembangan KEK
Sorong adalah:
1. Pengembangan daerah komersial, wisata maupun hunian disekitar Sorong, tentu
pembangunan KEK bukan hanya dilakukan untuk menarik capital saja tetapi juga
untuk menaikkan kesejahteraan penduduknya. Seperti yang pernah disebut oleh
Bapak Presiden Jokowi dalam salah satu rekaman video bahwa pembangunan
KEK Sorong bertujuan untuk mengatasi kesenjangan sosial antara barat dan timur.
Pengembangan dari segi komersial dapat dilakukan dengan meremajakan kembali
mal yang sudah ada, dari segi hunian lebih baik dibuat hunian vertikal seperti
apartemen dan rusun agar dapat menyediakan lahan untuk peruntukkan lain dan

10
sektor wisata yang menjadi fokus dengan lebih mendorong advertise karena
Sorong sudah memiliki wisata alam yang tergolong indah.
2. Pembangunan sistem pengaturan yang baik, selain pengembangan yang visible
pembaharuan aturan dan terkadang hukum juga diperlukan jika ingin
mengadaptasi pembangunan KEK. Perubahan tersebut dapat berupa adanya
peraturan tentang kerjasama antara Sorong dengan Papua mengenai pengolahan
bersama industri perikanan, pertanian dan pengolahan dan bisa juga tentang
pembagian profit dan dana, atau bisa mengenai penduduk yang tinggal di Sorong
dengan wisatawan.
3. Cara yang bagus dalam mengatasi kesenjangan selain pengubahan peraturan
adalah dengan cara membuat acara unik yang baru dan yang dapat berpartisipasi
adalah semua orang tanap ada perbedaan ras, finasial maupun kekuatan
pemerintah.
4. Terakhir masalah konektivitas, rekomendasi yang terbaik adalah dengan
memperbaiki jalan yang sudah rusak atau sudah lama tidak dibersihkan dan
pembuatan jalan konektivitas antara kawasan hunian, industri dan komersial.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Sorong merupakan KEK denga luas wilayah sebesar 523,7 Ha, kawasan
dinilai memiliki keunggulan di beberapa sektor seperti sektor perikanan dan
perhubungan laut hal ini dikarenakan oleh letaknya yang berada di Selat Sele.
Selain itu, sorong juga berada di jalur lintasan perdagangan Internasional Asia
Pasifik dan Australia sehingga sektor-sektor lain seperti sektor industri pengolahan
ekspor, industri logistik, serta industri yang berhubungan dengan wisata bahari,
pertanian dan pertambangan dapat menjadi potensi yang berkembang. Kawasan
ini memiliki nilai investasi pembangunan sebesar 2,4 triliun hingga tahun 2020
dengan perkiraan akan menghasilkan 15.024 tenaga kerja. Dengan adanya
pengembangan KEK Sorong ini bertujuan untuk memaksimalkan potensi yang
ada di sektor industri pengolahan ekspor, industri logistik, industri yang

11
berhubungan dengan wisata bahari, pertanian serta pertambangan juga
meningkatkan perekonomian Indonesia.
Untuk pengembangannya terdapat di Master Plan (telampir) yaitu dengan
industri aspal, petrocina dan semen curah berada di bagian luar dengan kawasan
industri, beberapa fasilitas dan perkantoran berada di bagian tengah juga adanya
rencana kawasan untuk stock pile. Pengembangan infrastruktur di Sorong ini akan
terbagi menjadi dua rencana infrastruktur prioritas, yang pertama merupakan
rencana dukungan infrastruktur di dalam kawasan KEK seperti rencana jaringan
jalan dan untuk rencana infrastruktur wilayah KEK Sorong, sebagian besar
direncanakan di bidang industri, perikanan dan logistik. Rencana selanjutnya
infrastruktur perumahan, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan sistem
persampahan di dalam kawasan.
Pengembangan KEK Sorong ini berpotensi untuk menjadikan wilayah
Sorong menjadi titik transit perdagangan international, logistik dan ekspor. Selain
itu, Selat Sele sangat bepotensial akan kekayaan laut dan pesona bahari yang
dapat dikembangkan sebagai sektor industri perikanan, kemaritiman,
pengembangan transportasi laut dan pariwisata. Dalam pengembangan ini
masyarakat, pemerintah, pihak swasta dan NGO diharapkan dapat terlibat untuk
pengembangan KEK Sorong.
Dengan pengembangan KEK Sorong ini juga terdapat beberapa masalah
seperti masalah ekonomi dimana Presiden meminta kementrian kabinet kerja
untuk emnjadikan Sorong sebagi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia Timur
namun Presiden masih meragukan masalah kelembagaan akan menjadi
penghambat. Masalah lainnya yaitu kurangya tanah untuk pengembangan
infrastruktur demi menunjang pembangunan sedangkan proses pembebasan
lahan terhambat oleh beberapa warga yang tidak setuju.
Beberapa rekomendasi yang dapat diusulkan untuk pengembangan KEK
Sorong ini adalah harus adanya pembangunan sistem pengaturan yang baik juga
mengembangkan daerah komersial,wisata mupun hunian di sekitar Sorong yang
dapat mengatasi kesenjangan. Yang terakhir adalah pembangunan dan perbaikan
jalan guna untuk membuat konektivitas hunian, industri dan kawasan komersial.

6.2 Saran
Kayaknya gausah deh deff soalnya udah ada rekomendasi

12
Masterplan KEK Sorong
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai