P.23/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018
1. https://oss.go.id/oss/portal/download/f/SURATKEPEMDA.pdf
2. https://oss.go.id/oss/portal/download/f/SURATKEKL.pdf
Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik-
Sistem OSS
OSS
OSS merupakan sistem yang mengintegrasikan seluruh pelayanan perizinan berusaha yang
menjadi kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, atau Bupati/Walikota yang
dilakukan melalui elektronik.
Prinsip Dasar
1. Perizinan terstandardisasi (nasional dan/atau internasional).
2. Terintegrasi dengan seluruh K/L/P.
3. Menggunakan IT dan dapat diakses dan digunakan dengan mudah oleh seluruh
masyarakat/pelaku usaha.
4. Kepercayaan kepada Pelaku Usaha untuk memenuhi standar (melalui komitmen).
5. Pengawasan dibantu/dilakukan oleh Profesi Bersertifikat.
6. Memastikan terpenuhinya aspek Keselamatan, Kesehatan, Keamanan, dan Lingkungan
(K3L).
4
KEMAMPUAN OSS
5
Pembuatan keputusan
PROCESSING secara tunggal untuk
Pemrosesan dan pemberian perijinan
Sinkronisasi data berusaha
informasi secara tunggal
8. SINGLE REFERENCE
3. SINGLE RISK Satu Standar aturan, bisnis
MANAGEMENT ! process maupun referensi
Pengelolaan Profile untuk
memetakan resiko dan tindak
OSS data system perizinan
berusaha
lanjut secara tunggal.
9. SINGLE HELPDESK
4. INTEGRATED Pelaporan dan Pemecahan
Terhubung dengan Masalah perizinan dalam
semua stakeholder satu tempat.
secara aman, cepat, dan
10. SINGLE
realtime
5. SINGLE BILLING MONITORING
Penagihan dan distribusi Pemantauan dan
PNBP/PAD terintegrasi pengawalan proses
perijinan, pengaduan dan
permasalahan secara
tunggal
ALUR MUDAH BERUSAHA DENGAN OSS 6
01 03 05 07 08
AKTA NOTARIS NIB DAN USAHA KOMERSIAL/ NOTIFIKASI
Pengesahan RPTKA Penerbitan Izin Usaha OPERASIONAL
Penerbitan
OUTPUT
30 Menit
5 Menit
02 04 06 09
Beberapa Ketentuan dalam PP No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (OSS) yang terkait
dengan Perizinan Lingkungan (1)
1. Pasal 1 angka 21-26 terkait dengan pengertian:
a. Izin Lingkungan;
b. UKL-UPL;
c. Amdal
d. Andal
e. RKL
f. RPL;
2. Pasal 19: Lembaga OSS menerbitkan perizinan berusaha;
3. Pasal 22: Pengisian data dalam Laman OSS kaitan dengan persyaratan rinci Izin
Usaha di KLHK?
4. Pasal 32 ayat (2) huruf c:Lembaga OSS menerbitkan Izin Usaha berdasarkan komitmen
setelah Lembaga OSS menerbitkan Izin Lingkungan berdasarkan komitmen;
5. Pasal 35: usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di dalam kawasan( KEK, Kawasan
Industri, Kawasam perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas) tidak wajib memiliki Izin
Lingkungan, tetapi wajib memiliki RKL-RPL Rinci yang disyahkan oleh pengelola
Kawasan (Amdal dan Izin Lingkungan hanya untuk Kawasan)
Beberapa Ketentuan dalam PP No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (OSS) yang terkait
dengan Perizinan Lingkungan (2)
6. Pasal 37 ayat (2): Pelaku usaha yang telah mendapatkan Izin Usaha dan akan
mengembangkan usaha dan/atau kegiatannya harus tetap memenuhi
persyaratan Izin Lingkungan;
7. Pasal 38: Pelaku usaha yang telah mendapatkan Izin Usaha dapat melakukan
kegiatan:
• pengadaan tanah;
• Perubahan luas lahan;
• Pembangunan bangunan gedung dan pengoperasiannya (belum
menyelesaiakan Amdal belum dapat melakukan kegiatan pembangunan
gedung);
• Pengadaan peralatan atau sarana;
• Pengadaan SDM;
• Penyelesaian Sertifikasi atau kelaikan;
• Pelaksanaan uji coba produksi (commissioning); dan/atau
• Pelaksanaan produksi;
Beberapa Ketentuan dalam PP No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (OSS) yang terkait
dengan Perizinan Lingkungan (3)
PP 24/2012 (OSS) memberikan mandat kepada Menteri LHK untuk menyusun dan
menerbitkan Peraturan Menteri LHK sebagai peraturan pelaksanaan PP OSS, yaitu antara
lain:
1. Pasal 35 ayat (4) PP OSS: Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengawasan
atas RKL-RPL rinci diatur dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
2. Pasal 35 ayat (5) PP OSS: Kegiatan usaha merupakan usaha mikro dan kecil atau
kegiatan usaha yang wajib memiliki UKL-UPL ditetapkan oleh gubernur atau
bupati/wali kota berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (Pedoman Penetapan usaha dan/atau kegiatan UKL-UPL);
3. Pasal 51 ayat (3) PP OSS:Formulir UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk masing-masing
sektor bidang usaha setelah mendapat pertimbangan dari menteri atau pimpinan
lembaga pembina sektor bidang usaha terkait (Pedoman Formulir UKL-UPL Spesisfik
untuk Setiap Jenis Kegiatan di Setiap Sektor);
Reformasi Peraturan Perizinan Berusaha: Penyusunan Peraturan Menteri LHK Sebagai
Peraturan Pelaksanaan PP 24/2012 yang terkait dengan Perizinan Lingkungan dalam
Sistem OSS (2)
PP 24/2012 (OSS) memberikan mandat kepada Menteri LHK untuk menyusun dan
menerbitkan Peraturan Menteri LHK sebagai peraturan pelaksanaan PP OSS, yaitu antara lain:
4. Pasal 55 ayat (7) PP OSS: Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengikutsertaan
masyarakat dalam penyusunan Amdal diatur dalam peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
5. Pasal 56 ayat (2) PP OSS:Formulir kerangka acuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk masing-masing sektor
bidang usaha setelah mendapat pertimbangan dari menteri atau pimpinan lembaga
pembina sektor bidang usaha terkait;
6. Pasal 61 PP OSS: Jangka waktu penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56,
penyampaian rekomendasi hasil penilaian Andal, RKL-RPL sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 57, penilaian akhir serta penyampaian hasil akhir sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 58, dan penetapan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 diatur dalam peraturan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
Reformasi Peraturan Perizinan Berusaha: Penyusunan Peraturan Menteri LHK Sebagai
Peraturan Pelaksanaan PP 24/2012 yang terkait dengan Perizinan Lingkungan dalam
Sistem OSS (3)
PP 24/2012 (OSS) memberikan mandat kepada Menteri LHK untuk menyusun dan
menerbitkan Peraturan Menteri LHK sebagai peraturan pelaksanaan PP OSS, yaitu antara
lain:
7. Pasal 66 ayat (7) PP OSS:Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria perubahan Usaha
dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan tata cara perubahan
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup, perubahan Rekomendasi UKL-UPL, dan
penerbitan perubahan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5),
dan ayat (6) diatur dalam peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
8. Pasal 69 ayat (2) PP OSS: kegiatan usaha mikro dan kecil dan/atau kegiatan yang tidak
wajib memiliki UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
gubernur atau bupati/wali kota berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup (Pedoman penetapan usaha dan/atau kegiatan wajib
SPPL) terkait dengan amanat Pasal 35 ayat (5) PP OSS (pedoman penetapan usaha
dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL)
Implikasi PP No. 24 Tahun 2018 PPBTSE: Dua Sistem Perizinan
Berusaha
Surat Sekretaris Kemenko
Ekonomi No. S- 1 Pelaksanaan PERIZINAN
BERUSAHA pada Sektor yang
Sistem
286/SES.M.EKON/07/2018
tanggal 18 Juli hal Pelaksanaan
tercantum DI DALAM Pasal 85
Pasal 85 dan
Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara Elektronik dan Lampiran PP No. 24/2018 OSS
(Sistem OSS):
Lampiran PP No. Kepada Sekjen dan Sekretaris
(DI DALAM SISTEM OSS)
Utama
24/2018
Pelayanan
Perizinan Usaha dan/atau Kegiatan
Berusaha PEMERINTAH
Surat Sekretaris Kemenko
Terintegrasi Ekonomi No. S- Sistem
290/SES.M.EKON/07/2018
Pelaksanaan PERIZINAN Eksisting
secara Elektronik tanggal 18 Juli hal Pelaksanaan BERUSAHA DILUAR SEKTOR sesuai
(PPBTSE) Pelayanan Perizinan Berusaha
PUU
Terintegrasi secara Elektronik yang diatur dalam PP No. 24
(Sistem OSS):
Tahun 2018
2
Sekretaris Daerah Provinsi serta
Sekretaris daerah
Kabupaten/Kota
(DILUAR SISTEM OSS)
CATATAN PENTING!: Pasal 86 ayat (1) PP No. 24/2018: Pelaksanaan Perizinan Berusaha yang tidak
termasuk dalam Pasal 85 dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sektor
bersangkutan
Surat Sekretaris
Kemenko Ekonomi 18
Juli hal Pelaksanaan
Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi
secara Elektronik
(Sistem OSS):
Ke Sekjen, Sekretaris
Utama, Sekretaris
Daerah Provinsi serta
Sekretaris daerah
Kabupaten/Kota
1. https://oss.go.id/oss/portal/download/f/SURATKEPEMDA.pdf
2. https://oss.go.id/oss/portal/download/f/SURATKEKL.pdf
Pasal 85 dan Lampiran PP No 24/2018: Perizinan Berusaha yang
termasud di Dalam dan di Luar Sistem OSS
Pasal 85 PP 24 Tahun 2018: Pelaksanaan reformasi peraturan
Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84
terdiri atas Perizinan Berusaha pada:
Perizinan Berusaha Yang Belum masuk
1. sektor ketenagalistrikan;
2. sektor pertanian;
Sistem OSS:
3. sektor lingkungan hidup dan kehutanan; 1. Bidang/Sektor Pertahanan;
4. sektor pekerjaan umum dan perumahan rakyat; 2. Bidang/Sektor Teknologi Satelit;
5. sektor kelautan dan perikanan;
6. sektor kesehatan; 3. Bidang/Sektor Pertambangan
7. sektor obat dan makanan; Minerba;
8. sektor perindustrian; 4. Bidang/Sektor MIGAS
9. sektor perdagangan;
10.sektor perhubungan; 5. Pengembangan Panas Bumi
11.sektor komunikasi dan informatika; 6. Jenis-Jenis Kegiatan tertentu di
12.sektor keuangan; dalam Sektor yang tercantum di
13.sektor pariwisata; dalam Lampiran PP 24/2018 (Tidak
14.sektor pendidikan dan kebudayaan; semua kegiatan wajib Amdal/UKL-
15.sektor pendidikan tinggi;
UPL di setiap sektor tersebut
16.sektor agama dan keagamaan;
17.sektor ketenagakerjaan;
tercantum dalam Lampiran
18.sektor kepolisian; PP24/2018) – Next Slide
19.sektor perkoperasian dan usaha mikro, kecil, menengah;
dan
20.sektor ketenaganukliran
Beberapa Contoh Jenis-jenis Kegiatan Tertentu Di Dalam Sektor Tercantum Di Dalam
Lampiran PP 24/2018 Yang Yang Perlu Di Cross Check Apakah Masuk Ke Dalam Sistem
OSS
1. Sektor PU dan Perumahan Rakyat (Lampiran Halaman
24-26): Jenis-jenis kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL
dibawah ini tidak/belum tercantum di dalam Lampiran
PP24/2018 untuk sektor PU dan Perumahan Rakyat
(Perlu di Cross Check apakah Masuk atau di luar sistem • IZIN USAHA JASA
OSS): KONSTRUKSI (Masuk
a. Pembangunan bendungan/waduk atau jenis
tampungan air lainnya;
OSS) Perusahaan
b. Daerah Irigasi (pembangunan baru, peningkatan Jasa Kontruksi;
luas, cetak sawah);
c. Pengembangan rawa;
d. Pembangunan pengaman pantai dan perbaikan • PERIZINAN USAHA dan
muara; KEGIATANNYA tidak
e. Normalisasi sungai;
tercantum DI SEKTOR
f. Pembangunan dan/atau peningkatan jalan tol
g. Pembangunan dan/atau peningkatan jalan; PUPR (TIDAK MASUK
h. Pembangunan subway/underpass. Terowongan fly SISTEM OSS)
over, jembatan
i. Pembangunan TPA dan persampahan lainnya;
j. Pembangunan saluran drainase;
k. Pembangunan jaringan air bersih
Implikasi PP No. 24 Tahun 2018 terhadap Sistem Perizinanan
Lingkungan
CATATAN PENTING!: Pasal 1 angka 6 dan Pasal 6-Pasal 18 PP No 24/2018: PELAKU USAHA adalah Perseorangan atau non perseorangan yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan tertentu PEMERINTAH bukan Pelaku Usaha. Dalam PP 27/2012, Pemrakarsa = Setiap orang dan
Pemerintah
Proses Perizinan Berusaha Berdasarkan Komitmen dan Pemenuhan Komitmen
Perizinan Berusaha Berdasarkan Ketentuan PP 24/2018
Perubahan Pelaksanaan
Pemegang Izin Perubahan Izin
Usaha dan/atau Perubahan Usaha
Lingkungan Lingkungan
Kegiatan dan/atau Kegiatan
Pemraksara yang
telah memiliki 1. Perubahan kepemilikan; Perubahan Usaha
dokumen LH dan 2. Perubahan pengelolaan & pemantauan LH; dan/atau kegiatan tidak
SKKL atau 3. Perubahan yang berpengaruh terhadap LH dapat dilakukan
Rekomendasi UKL- (ada 9 Kriteria) sebelum diterbitkannya
UPL dan Izin 4. Perubahan Dampak/Risiko LH (Audit LH atau perubahan izin
Lingkungan ARLH) lingkungan, kecualai
setelah berlakunya 5. Rencana Usaha/Kegiatan tidak dilaksanakan untuk perubahan
PP 27/2012 setelah 3 Tahun Izin Lingkungan diterbitkan kepemilikan
Perubahan Berpengaruh terhadap Lingkungan Hidup
Kata kunci “ BERPENGARUH” Hanya
rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan
yang BERPENGARUH terhadap lingkungan
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib mengajukan perubahan izin
lingkungan.
1. Alat-alat Produksi
2. Kapasitas Produksi
3. Spesifikasi teknik
Kriteria
4. Sarana Usaha dan/atau • Definisi;
kegiatan Perubahan • Besaran/
5. Perluasan Lahan dan yang lebih Skala
Bangunan detail • dll
6. Waktu dan Durasi Operasi
7. Usaha dan/atau Kegiatan
dalam Kawasan yang belum a b c
dilingkup Adendum UKL-UPL
8. Perubahan Kebijakan AMDAL Andal &
9.
Pemerintah
Perubahan LH yang mendasar BARU RKL-RPL BARU
akibat peristiwa alam atau
akibat lain Sumber: Pasal 50 ayat (2) huruf (c), ayat (4) dan
ayat (8) PP No. 27 Tahun 2012
3
Peraturan MENLHK
tentang Perubahan Izin Lingkungan
Implikasi PP No. 24 Tahun 2018: PERUBAHAN IZIN LINGKUNGAN
Perubahan Usaha 5
Rencana Usaha/Kegiatan tidak
dan/atau Kegiatan dilaksanakan setelah 3 Tahun Izin
Lingkungan diterbitkan
Pemilik/ Pemilik/
Penanggung Jawab Penanggung Jawab
Usaha dan/atau Usaha dan/atau
Kegiatan Kegiatan
Menteri, Permohonan
Gubernur, atau Perubahan
Bupati/Walikota Izin
sesuai kewenangannya Lingkungan
menerbitkan
Perubahan Izin Lingkungan
dari Pemegang izin “A” ke “B”
[Tanpa Mekanisme Amdal/UKL-UPL]
Perubahan Izin Lingkungan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)
Kereta Api Ekspres Bandara (SHIA Rail Link)
1. Pemrakarsa rencana usaha
dan/atau kegiatan SHIA
Rail Link adalah
Kementerian Perhubungan
Amdal dan Izin
Lingkungan a.n.
Kemenhub;
2. Implementasi SHIA Rail
Link oleh Unit
Management Badan
Usaha Perubahan
Izin Lingkungan
Usaha dan/atau
Kegiatan
Arahan
MENTERI
Perubahan Izin GUBERNUR
Lingkungan
Bupati/Walikota
Perubahan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup
2. Penambahan kapasitas Penambahan jumlah produk yang dihasilkan dari proses produksi
produksi; suatu usaha dan/atau kegiatan
3. Perubahan spesifikasi Perubahan yang antara lain meliputi perubahan desain; proses
teknik yang produksi; perubahan bahan baku; perubahan bahan penolong;
mempengaruhi dan/atau perubahan penggunaan jenis sumber daya yang digunakan;
lingkungan; yang berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
i.e. Perubahan jenis dan/atau karakteristik bahan baku, bahan
penolong dan bahan bakar, sistem silvikultur
Lanjutan - Jenis perubahan dan kriteria perubahan yang berpengaruh terhadap
lingkungan hidup
Penyajian
Pemegang Izin Arahan Perubahan
Informasi
Lingkungan Izin Lingkungan
Lingkungan (PIL)
Muatan PIL
1. Identitas pemegang Izin Lingkungan;
Perubahan Izin Lingkungan
dilakukan TANPA MELALUI
2. Uraian singkat rencana usaha dan/atau kegiatan eksisting beserta
perubahaannya termasuk implikasi perubahan usaha/kegiatan
perubahan keputusan
terhadap dokumen lingkungan dan Izin Lingkungan; kelayakan lingkungan atau
3. Uraian singkat rona lingkungan hidup; perubahan rekomendasi
4. Evaluasi dampak lingkungan dan mitigasinya (i.e. potensi perubahan
UKL-UPL
dampak lingkungan yang mungkin terjadi);
Arahan Perubahan Izin Lingkungan Dilakukan TANPA MELALUI
Perubahan SKKL atau Perubahan Rekomendasi UKL-UPL
1. Pendahuluan: Latar belakang, tujuan, pemrakarsa/penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan, pelaksana
studi
2. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan: komponen kegiatan eksisting beserta besaran dan lokasinya
yang sudah dilingkup dalam dokumen LH sebelumnya, termasuk kegiatan utama dan pendukung, pengelolaan
dan pemantauan LH, serta perizinan yang dimiliki, komponen kegiatan yang akan dilakukan perubahan
besaran skala/besaran perubahannya dan lokasinya
3. Deskripsi rona lingkungan hidup: Rona Lingkungan Hidup yang dideskripsikan adalah rona lingkungan pada
saat perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut dilakukan.
4. Evaluasi kegiatan eksisting dan pemilihan DPH yang sesuai dengan perubahan usaha dan/atau kegiatan:
evaluasi lingkup kegiatan, DPH dan dampak lainnya yang perlu dikelola berdasarkan Amdal yang dimiliki,
evaluasi kinerja dan efektivitas pengelolaan dan pemantauan yang telah dilakukan, identifikasi dan evaluasi
jenis DPH dalam AMDAL eksisting yang berpotensi mengalami perubahan besaran dan sifat pentingnya
akibat perubahan kegiatan, evaluasi perubahan kegiatan (apakah relatif sama dengan dampak yang dilingkup
dalam AMDAL sebelumnya? Apakah mengubah besaran dampak lainnya yang telah dilingkup dalam AMDAL
sebelumnya? Apakah menimbulkan jenis dampak lain yang belum dilingkup dalam AMDAL sebelumnya?)
6. RKL-RPL;
8. Lampiran.
Muatan Dokumen Adendum ANDAL dan RKL-RPL
TIPE B
Dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL Tipe B disusun dengan muatan:
1. Pendahuluan: sama dengan TIPE A
2. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan: deskripsi rencana kegiatan menggunakan uraian
deskripsi seperti yang tercantum dalam Dokumen Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
3. Deskripsi rona lingkungan hidup: dapat menggunakan uraian deskripsi rona lingkungan
hidup seperti yang tercantum dalam dokumen PIL
4. Evaluasi kegiatan eksisting dan identifikasi komponen lingkungan yang terkena dampak:
evaluasi lingkup kegiatan beserta dampak yang perlu dikelola berdasarkan dokumen AMDAL
yang dimiliki, evaluasi kinerja dan efektivitas pengelolaan dan pemantauan, evaluasi
perubahan kegiatan (tidak menimbulkan berbagai dampak lingkungan/bukan DPH yang
sifatnya baru dari lingkup AMDAL sebelumnya, mengubah besaran dampak lingkungan
(bukan DPH) yang dilingkup dalam AMDAL sebelumnya, menimbulkan jenis dampak
lingkungan (bukan DPH) yang sifatnya baru dan belum dilingkup dalam AMDAL sebelumnya)
5. RKL-RPL;
6. Daftar pustaka; dan
7. Lampiran
Muatan Dokumen Adendum ANDAL dan RKL-RPL
TIPE C
Dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL Tipe C disusun dengan muatan:
1. Pendahuluan: sama dengan Tipe A
2. Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan: deskripsi rencana kegiatan
menggunakan uraian deskripsi seperti yang tercantum dalam Dokumen
Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
3. RKL-RPL;
4. Daftar pustaka; dan
5. Lampiran
Tata Laksana Perubahan Izin Lingkungan
1. Perubahan izin lingkungan MELALUI perubahan keputusan kelayakan
lingkungan dilakukan melalui:
a. Penilaian Amdal Baru (Pengembangan) Peraturan MENLH No.
8/2013
b. Penilaian Adendum Andal dan RKL-RPL Permen LHK Nomor 23
Tahun 2018 Next Slide;
2. Perubahan izin lingkungan melakui perubahan keputusan rekomendasi UKL-
UPL dilakukan melalui pemeriksaan UKL-UPL Baru Peraturan MENLH No.
8/2013
3. Perubahan izin lingkungan TANPA MELALUI perubahan keputusan kelayakan
lingkungan atau perubahan rekomendasi UKL-UPL dilakukan melalui:
a. Pemeriksaan administrasi perubahaan kepemilikan usaha dan/atau
kegiatan dan perubahan usaha dan/atau kegiatan lainnya;
b. Penilaian laporan perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup (unit teknis terkait dengan Izin PPLH dan/atau Unit PDLUK)
Penilaian Adendum Andal dan RKL-RPL
1. Penerimaan dan penilaian permohonan perubahaan izin
lingkungan, Adendum Andal dan RKL-RPL secara administratif
2. Penilaian Adendun Andal dan RKL-RPL secara teknis;
a. Adendum Andal dan RKL-RPL Tipe A (Tim Teknis KPA);
b. Adendum Andal dan RKL-RPL Tipe B (Tim Teknis KPA);
c. Adendum Andal dan RKL-RPL Tipe C (Instansi LH).
3. Penilaian kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup
berdasarkan addendum Andal dan RKL-RPL;
a. Adendum Andal dan RKL-RPL Tipe A (KPA)
4. Penyampaian rekomendasi hasil penilaian kelayakan atau
ketidaklayakan;
5. Penerbitan perubahan kelayakan lingkungan hidup dan
penerbitan perubahan izin lingkungan yang dilakukan
bersamaan.
Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan
Perubahan Izin Lingkungan
Pembinaan meliputi antara Evaluasi kinerja paling sedikit dilakukan
lain: terhadap:
1. Pelaksanaan norma, standard, prosedur
1. Bimbingan teknis; dan kriteria terkait dengan
penatalaksanaan perubahan izin
2. Penyedian informasi lingkungan;
yang relevan dan
2. Kinerja Komisi Penilai Amdal provinsi dan
mutakhir terkait kabupaten/kota terkait penatalaksanaan
perubahan Izin perubahan izin lingkungan; dan
Lingkungan; dan/atau 3. Kinerja instansi lingkungan hidup provinsi
dan kabupaten/kota terkait
3. Penyedian panduan penatalaksanaan perubahan izin
teknis yang memuat lingkungan;
tatacara dan penjelasan 4. Kinerja penyusun dokumen Amdal,
teknis perubahan Izin Adendum Andal dan RKL-RPL serta UKL-
Lingkungan UPL;
Lampiran V Permen LHK 26: Perubahan Izin Lingkungan
SKKL/Rekomendasi UKL-UPL
sudah memuat/ melampirkan Perubahan SKKL/Rekomendasi UKL-UPL
Dinilai oleh
persyaratan dan kewajiban Izin sudah memuat/ melampirkan persyaratan dan
Unit Kerja Teknis
PPLH secara Rinci kewajiban Izin PPLH secara rinci
Dokumen Adendum Andal dan Dokumen Adendum Andal dan RKL- Dokumen Adendum Andal dan RKL-
RKL-RPL Tipe A (55 +5 = 60 hari) RPL Tipe B (30 + 5 = 35 hari) RPL Tipe C (14 + 5 = 19 hari)
Dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL Dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL Dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL
Tipe A disusun dengan muatan: Tipe B disusun dengan muatan: Tipe C disusun dengan muatan:
1. Pendahuluan; 1. Pendahuluan; 1. Pendahuluan;
2. Deskripsi rencana usaha dan/atau 2. Deskripsi rencana usaha dan/atau 2. Deskripsi rencana usaha dan/atau
kegiatan; kegiatan kegiatan;
3. Deskripsi rona lingkungan hidup; 3. Deskripsi rona lingkungan hidup; 3. RKL-RPL;
4. Evaluasi kegiatan eksisting dan 4. Evaluasi kegiatan eksisting dan 4. Daftar pustaka; dan
pemilihan DPH yang sesuai dengan identifikasi komponen lingkungan yang
perubahan usaha dan/atau terkena dampak 5. Lampiran
kegiatan;
5. RKL-RPL;
5. Prakiraan dan evaluasi dampak
lingkungan; 6. Daftar pustaka; dan
Hari: Jangka waktu
6. RKL-RPL; 7. Lampiran penilaian dan penetapan
7. Daftar pustaka; dan perubahan SKKL
8. Lampiran
Terima kasih
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi: