ABSTRAK
Alun-alun Kota Batu merupakan ruang terbuka publik berbentuk taman kota. Alun-alun Kota Batu merupakan
ikon atau landmark Kota Batu. Alun-alun Kota Batu menjadi salah satu tujuan orang rekreasi. Alun-alun kota Batu
menjadi tarikan pergerakan yang menyebabkan jumlah kendaraan sebagai alat transportasi tinggi. Akibat dari
jumlah kendaraan yang banyak dapat mengakibatkan kenaikan jumlah emisi CO 2. Emisi CO2 berasal dari gas
buang kendaraan bermotor akibat pembakaran bahan bakar fosil sebagai sumber energi. Alun-alun Kota Batu
sebagai RTH publik memiliki fungsi reduksi yaitu untuk mengurangi jumlah emisi CO2. Pengurangan emisi CO2
bisa terjadi karena keberadaan pohon-pohon di alun-alun mampu menyerap karbon. Penyerapan karbon ini
digunakan untuk melakukan fotosintesis. Oleh karena itu, Alun-alun Kota Batu berpotensi dapat mengurangi
emisi CO2 dari kendaraan bermotor. Pengurangan emisi CO2 diketahui dari daya serap karbon oleh vegetasinya.
Setiap pohon memiliki kemampuan daya serap yang bebeda-beda. Daya serap kabon di Alun-alun Kota Batu
dinyatakan dalam satuan ton/tahun atau kg/12 jam. Jenis vegetasi di Alun-alun Kota Batu terdiri dari pohon dan
perdu/ rumput. Alun-alun Kota Batu terdapat delapan jenis pohon dengan jumlah total sebanyak 86 pohon.
Jumlah pohon paling banyak adalah mahoni dan palem. Total daya serap vegetasi di Alun-alun Kota Batu adalah
46,022 ton/tahun atau 63,044 kg/12 jam. Dengan jumlah emisi CO2 sebesar 729,37 ton/tahun maka persentase
kemampuan daya serapnya adalah 6,31%. Emisi CO2 di Alun-alun Kota Batu masih tersisa sebanyak 683,35
ton/tahun. Daya serap Alun-alun Kota Batu dapat dimaksimalkan dengan cara penambahan jumlah pohon yang
mampu mengurangi emisi CO2. Pohon Glodogan tiang merupakan salah satu pohon yang direkomendasikan
penambahannya karena memiliki pengurangan emisi yang paling besar dari pilihan lima pohon yang dipilih.
ABSTRACT
Batu Town Square is a public open space. Batu Town Square is an icon or landmark of Batu City. Batu Town Square
became one of the recreation people's destination. The town square of Batu became the tug of movement that
caused the number of vehicles as a means of high transportation. The result of a large number of vehicles can
increase the increase in CO2 emissions. CO2 emissions come from motor vehicle exhaust. Batu Town Square as
public open space has a reduction function that is to reduce the amount of CO2 emissions. CO2 emission reductions
can occur because of the trees in the square are able to absorb carbon. This carbon uptake is used to perform
photosynthesis. Therefore, Batu Town Square can reduce CO 2 emissions from motor vehicles. Reduction of CO2
emissions from carbon absorption by vegetation. Each tree has a different ability to absorb. Absorbent capacity
of the kabon in Batu City Square in units of ton / year or kg / 12 hours. The type of vegetation in Batu Town Square
consists of trees and shrubs / grass. Batu Town Square there are eight species of trees with a total of 86 trees.
The largest number of trees is mahogany and palm. The total absorption capacity of vegetation in Batu Town
Square is 46,022 ton / year or 63.044 kg / 12 hours. With the amount of CO2 emissions of 729.37 tons / year, the
percentage of absorption capacity is 6.31%. CO2 emissions in the Town Square of Batu is still remaining 683.35
tons / year. Capacity of Batu City Square can be maximized by adding the number of trees that can reduce CO 2
emissions. The pole Glodogan tree is one of the trees of added because it has the largest suit of five options trees
that selected.
1
KEMAMPUAN DAYA SERAP ALUN-ALUN KOTA BATU TERHADAP EMISI CO2
Emisi gas rumah kaca di Indonesia pada dengan metabolismenya yang membutuhkan gas
tahun 2010 sebanyak 1.334 juta ton CO2e. Emisi CO2 untuk menghasilkan gas O2 sehingga polutan
GRK tertinggi berasal dari sektor energi sebanyak di udara dapat berkurang. Satu hektar daun-daun
453,2 juta ton CO2e. Emisi GRK mengalami hijau per jam dapat menyerap delapan kgCO2
kenaikan sebesar 2,43% per tahun mulai tahun (Miranto S, 2016).
2000-2015 (Kementerian ESDM, 2016). Tingkat konsentrasi gas CO2 pada kawasan
Alun-alun Kota Batu merupakan ruang padat penduduk kota dapat dipengaruhi oleh
terbuka hijau sebagai ikon Kota yang terletak di kepadatan vegetasi dan rasio tebing kota pada
pusat Kota Batu. Alun-alun Kota Batu juga lokasi tersebut. Vegetasi dalam perumahan atau
merupakan objek wisata yang murah untuk kawasan padat penduduk tidak memperburuk
bersantai dengan keluarga (Zahra et al, 2014) kualitas udara. Perubahan konsentrasi gas CO2
Kawasan alun-alun Kota Batu menjadi pada siang hari menurun karena pengaruh
kawasan perbelanjaan sekaligus rute wisata kepadatan vegetasi sedangkan konsentrasi pada
sehingga mengakibatkan banyak pergerakan malam hari dipengaruhi oleh rasio tebing kota
orang menuju sekitar Alun-alun Kota Batu (Perda yang berdampak mengganggu atau merusak
Nomor 7 Tahun 2011 Kota Batu tentang RTRW konsentrasi CO2 yang tinggi (Maulidi dan Hasyim,
Kota Batu). 2018).
Alun-alun Kota Batu sebagai landmark Kota Batu Intensitas gas rumah kaca dapat dikurangi
yang berfungsi sebagai tanda khusus yang dengan mengurangi pasokan energi, mengurangi
menonjol untuk menunjukkan keberadaan suatu jumlah emisi dan mengganti dengan penerapan
kawasan dan sebagai titik orientasi visual bagi karbon sink baik di seKtor penggunaan lahan
masyarakatnya disekitarnya. Alun-alun Kota Batu (IPCC, 2014). Pohon merupakan salah satu
juga sebagai nodes berfungsi untuk pemenuhan vegetasi yang memiliki kemampuan paling besar
kebutuhan masyarakat sehari-hari karena hampir dalam menyerap gas CO2 secara efektif karena
di sepanjang jalan merupakan pusat dari semua pohon memiliki batang yang besar dan perakaran
kegiatan aktivitas mayarakat dalam perkantoran yang cukup kuat. Pohon dapat menyimpan gas
maupun perdagangan dan jasa (RDTR Batu BWP CO2 didalam batangnya sebagai carbon sinks (Ali
2014-2034). S, 2012).
Alun-alun Kota Batu merupakan RTH Berdasarkan uraian-uraian diatas maka
berbentuk area berupa Taman Kota (RDTR BWP disimpulkan bahwa Alun-alun Kota Batu
Kota Batu, 2014-2034). Ruang terbuka hijau berpotensi dapat mengurangi emisi CO2 dari
berfungsi antara lain yaitu memberi jaminan kegiatan transportasi khususnya di Alun-alun
dalam pengadaan RTH yang menjadi bagian dari Kota Batu.
sirkulasi udara atau paru-paru kota serta
pengatur iklim mikro sebagai peneduh, penyerap METODE PENELITIAN
air hujan, produksi oksigen, penyerap polutan Penelitian ini dilakukan di kawasan Alun-
media udara, air, tanah, dan penahan angin alun Kota Batu yaitu jalan yang berbatasan
(Permen PU No. 5, 2008). Alun-alun berfungsi langsung dengan Alun-alun Kota Batu. Jalan
sebagai reduksi karena Alun-alun dapat tersebut terdiri dari Jalan Diponegoro, Jalan
menyerap dan mengolah gas karbon dioksida Gajah Mada, Jalan Sudiro, dan Jalan Munif.
yang merupakan salah satu unsur pencemar dari (Gambar 1).
pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor.
Penyerapan gas CO2 dilakukan oleh tanaman
2
Dita Nia Ambarsari, Kartika Eka Sari, Chairul Maulidi
3
KEMAMPUAN DAYA SERAP ALUN-ALUN KOTA BATU TERHADAP EMISI CO2
∑DSpohon1 = Total Kemampuan Daya Serap Pohon I 5. Daya serap luasan rumput/ belukar
(ton/tahun) Kemampuan daya serap rumput
∑DSpohon2 = Total Kemampuan Daya Serap Pohon II merupakan kemampuan daya serap vegetasi
(ton/tahun) untuk jenis luasan rumput yang terdapat di Alun-
∑DSrumput = Total Kemampuan Daya Serap Rumput alun Kota Batu. Satuan luasan rumput dalam
(ton/tahun) perhitungannya berbentuk hektar (ha)
∑DSrumput= ∑Lrumput x DS per HA rumput.......................(5)
2. Daya serap pohon Tipe I
Daya serap pohon Tipe I merupakan daya Keterangan:
serap pohon yang berada di Alun-alun Kota Batu ∑DSrumput = Total Daya Serap Rumput (ton/tahun)
yang diketahui daya serap tiap jenis pohonnya. ∑Lrumput = Total Luas Rumput (ha)
Daya serap tiap jenis pohon berbeda-beda. DS per HA rumput = Kemampuan Daya Serap Per HA
∑DSpohon1= ∑pohon x DS per jenis pohon x k x n ............(2) Rumput/Belukar (ton/ha/tahun)
Keterangan: Berikut adalah kemampuan vegetasi dalam
∑DSpohon1 = Total Daya Serap Pohon I (ton/tahun) menyerap CO2.
∑pohon = Jumlah Pohon (unit) Tabel 2. Kemampuan Vegetasi Serap CO2
DS per jenis pohon = Kemampuan Daya Serap Per Jenis No. Nama Nama Latin/Ilmiah Daya Serap CO2
Indonesia (kg/tahun)
Pohon (kg/pohon/hari)
1 Trembesi Samanea saman 28.448,39
k = Angka konversi kilogram ke ton (0,001) 2 Cassia Cassia sp 5.295,47
n = Jumlah hari dalam setahun (365) 3 Kenanga Canangium odoratum 756,59
4 Pingku Dysoxylum excelsum 720,49
5 Beringin Ficus benjamina 535,90
3. Daya serap pohon Tipe II 6 Krey Payung Felicium decipiens 404,83
Perhitungan kemampuan daya serap 7 Matoa Pornetia pinnata 329,76
8 Mahoni Swettiana mahagoni 295,73
pohon Tipe II menggunakan luas tajuk tutupan Adenanthera
9 Saga 221,18
pohonnya. Tajuk semua pohon diasumsikan pavoniana
berbentuk lingkaran sehingga perhitungan luas 10 Bungkur Lagerstroema speciosa 160,14
11 Flamboyan Delonix regia 42,20
tajuknya menggunakan rumus luas lingkaran. 12 Sawo kecik MAnikari kauki 36,19
∑DSpohon2= ∑ jenis pohon x DS pohon x Ltajuk x k x 13 Tanjung Mimusops elengi 34,29
Caesalpinia
n.......................................................................(3) 14 Bunga merak
pulcherrina
30,95
Keterangan: 15 Sempur Dilema retusa 24,24
∑DSpohon2 = Total Daya Serap Pohon II (ton/tahun) 16 Khaya Khaya anthotheca 21,90
Merbabu
∑ jenis pohon= Jumlah Per Jenis Pohon (unit) 17
pantai
Intsia bijuga 19,25
DS pohon = Kemampuan Daya Serap Pohon 18 Akasia Acacia mangium 15,19
(kg/pohon/hari) 19 Angsana Pterocarpus indicus 11,12
20 Flamboyan Delonix regia 42,20
Ltajuk = Luas tajuk per jenis pohon (ha) 21 Sawo kecik MAnikari kauki 36,19
k = Angka konversi kilogram ke ton (0,001) Sumber: Dahlan (2007) dalam Ali (2012)
n = Jumlah hari dalam setahun (365) Tabel 3. Nama Vegetasi dan Daya Serap CO2
No. Nama Nama Latin/Ilmiah Daya Serap CO2
Indonesia (kg/tahun)
4. Luas Tajuk 1 Flamboyan Delonic regia 42,20
Luas tajuk diperoleh dari diameter tajuk 2 Trembesi Samanea saman 28.448,39
3 Tanjung Mimusops elengi 34,29
per jenis pohon dalam meter. Luas tajuk dalam 4 Jati Tectona grandis 116,25
meter persegi (m2) dikonversikan dalam bentuk 5 Mangga Mangivera indica 445,11
hektar (Ha). Tajuk pohon diasumsikan berbentuk 6 Angsana Pterocarpus 11,12
indicus
lingkaran sehingga luas tajuk menggunakan 7 Jambu Psidium guajava 250,00
rumus lingkaran 8 Nangka Arthocarpus 126,51
¼ 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2 heterophylus
Ltajuk = 10.000 .............................................(4) 9 Beringin Ficus Benyamina 539,90
10 Sukun Artocarpus 815,19
Keterangan: communis
Ltajuk = Luas tajuk per jenis pohon (ha) 11 Jati Tectona grandis 135,27
Π = 3,14 12 Krey Payung Fellicium decipiens 404,83
13 Mahoni Swettiana 295,73
d = diameter tajuk pohon (meter) mahogany
14 Akasia Accacia mangium 815,19
15 Glodongan Polythea longifolia 1.016,42
16 Bintaro Carbera sp 4.509,00
17 Palem Arecaceae 52,52
18 Cemara Casuarinaceae 60,00
4
Dita Nia Ambarsari, Kartika Eka Sari, Chairul Maulidi
No. Nama Nama Latin/Ilmiah Daya Serap CO2 HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia (kg/tahun)
19 Kamboja Plumeria 220,00 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
acuminate
20 Tabebuya Tabebuia rosea 520,00 Lokasi penelitian ini terletak di Alun-alun
21 Kenanga Canangium 756,59 Kota Batu. Secara administrasi, Alun-alun Kota
odoratum
22 Bungur Lagerstroema 160,14 Batu terletak di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu,
speciosa Kota Batu. Kelurahan Sisir Kecamatan Batu
Sumber: Sumber: Dahlan (2007); Prasetyo et al (2002); Septian (2014); merupakan wilayah dalam BWK I Kota Batu yang
Ardansyah (2009); Wibowo dan Samsoedin (2012); Suryaningsih et al (2014)
Tabel 4. Daya Serap Gas CO2 Berbagai Penutup mempunyai fungsi sebagai pusat pelayanan skala
Vegetasi kota. Alun-alun Kota Batu mempunyai 15 bagian
Daya serap area yaitu Plaza 1, Plaza 2, Plaza 3, Plaza 4, Plaza
Daya Serap CO2
No. Tipe Tutupan gas CO2
(ton/ha/tahun)
5, Ferris Wheel, Play Ground, Play Ground (taman
(kg/ha/hari)
bermain), taman lalu lintas, gudang, ruang
1. Pohon 1.559,10 569,07
2. Semak belukar 150,68 55,00 informasi dan keamanan, toilet, pos jaga,
3. Padang rumput 32,88 12,00 pangkalan andong, dan tenda meja catur. Berikut
4. Sawah 32,88 12,00
Sumber: Prasetyo et al (2002) (dalam penelitian Driananta Pradiptiyas et al)
vegetasi di Alun-alun Kota Batu.
5
KEMAMPUAN DAYA SERAP ALUN-ALUN KOTA BATU TERHADAP EMISI CO2
6
Dita Nia Ambarsari, Kartika Eka Sari, Chairul Maulidi
meter sehingga luas tajuknya 7,065 m2. Diameter besar diameternya maka luasnya juga semakin
tajuk mempengaruhi luasnya dimana semakin besar. Berikut untuk kemampuan daya serapnya.
Tabel 9. Daya Serap Pohon Tipe II Alun-alun Kota Batu
Daya Serap Daya Serap Daya Serap
Jumlah Luas tajuk Daya Serap Daya Serap
Nama Pohon Pohon (ton/tahun) Pohon II
Pohon (ha) (kg/hari) (ton/hari)
(kg/ha/hari) (ton/tahun)
2 0,0050 15,666 0,016 5,718
Pinus 9,336
1 0,0064 9,914 0,010 3,618
2 0,0007 1.559,1 2,203 0,002 0,804
Ketapang Cina 2,234
2 0,0013 3,916 0,004 1,430
Ki Acret/ Sepatu 7 0,0020 21,418 0,021 7,818
14,250
Dea 4 0,0028 17,624 0,018 6,433
Jumlah 18 70,741 0,071 25,820 25,820
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Berdasarkan Tabel 9, pohon Ki Acret/
Daya Serap Luasan Rumput
Sepatu Dea mempunyai daya serap paling tinggi
yaitu 14,250 ton/tahun. Sedangkan paling sedikit Rumput atau perdu juga merupakan jenis
adalah Pohon Ketapang Cina sebesar 2,234 vegetasi maka selain menghitung daya serap
ton/tahun. Daya serap pohon II berbanding lurus pohon maka diperlukan menghitung daya serap
dengan jumlah pohon atau luas tajuknya. rumput yang ada di Alun-alun Kota Batu. Berikut
Semakin banyak pohonnya atau semakin luas luasan rumput/ perdu serta daya serapnya.
tajuk pohonnya maka daya serapnya semakin
tinggi.
Tabel 10. Daya Serap Luasan Tutupan Rumput/ Perdu Alun-alun Kota Batu
Luasan Tutupan Luasan Tutupan Daya Serap
Daya Serap Daya Serap Daya Serap Rumput
No. Rumput/ Semak Rumput/ Semak Rumput
(ton/tahun) Rumput (kg/hari) (kg/12 jam)
(m2) (ha) (ton/ha/tahun)
1. 156,0631 0,0156 12 0,187 0,513 0,257
2. 99,9583 0,0100 12 0,120 0,329 0,164
3. 187,101637 0,0187 12 0,225 0,615 0,308
4. 268,4539 0,0268 12 0,322 0,883 0,441
5. 306,6688 0,0307 12 0,368 1,008 0,504
6. 112,5821 0,0113 12 0,135 0,370 0,185
7. 28,8876 0,0029 12 0,035 0,095 0,047
8. 112,8031 0,0113 12 0,135 0,371 0,185
Jumlah 1,527 4,184 2,092
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Tabel 11. Daya Serap Luasan Tutupan Rumput pada Box Bunga Alun-alun Kota Batu
No. Luasan tutupan Luasan tutupan Daya Serap Rumput Daya serap Daya Serap Daya Serap Rumput
rumput (m2) rumput/ semak (ton/ha/tahun) rumput Rumput (kg/12 jam)
(Ha) (ton/tahun) (kg/hari)
1. 39,92 0,0040 12 0,048 0,13 0,07
2. 12,69 0,0013 12 0,015 0,04 0,02
3. 13,05 0,0013 12 0,016 0,04 0,02
4. 39,92 0,0040 12 0,048 0,13 0,07
5. 10 0,0010 12 0,012 0,03 0,02
6. 19,59 0,0020 12 0,024 0,06 0,03
7. 15,78 0,0016 12 0,019 0,05 0,03
8. 6 0,0006 12 0,007 0,02 0,01
9. 19,96 0,0020 12 0,024 0,07 0,03
10. 12,59 0,0013 12 0,015 0,04 0,02
11. 12,32 0,0012 12 0,015 0,04 0,02
Jumlah 0,242 0,664 0,332
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Berdasarkan Tabel 10 dan Tabel 11 dapat
Daya Serap Vegetasi
diketahui bahwa daya serap luasan rumput
sebesar 1,527 ton/tahun atau 4,184 kg/hari. Daya serap vegetasi merupakan total daya
Sedangkan untuk daya serap luasan rumput pada serap dari daya serap pohon I, daya serap pohon
box bunga sebanyak 0,242 ton/tahun atau 0,664 II, dan daya serap tutupan rumput/perdu. Total
kg/hari. Secara keseluruhan daya serap tutupan daya serap vegetasi merupakan kemampuan
rumput Alun-alun Kota Batu adalah 1,769 vegetasi dalam menyerap gas CO2. Berikut Total
ton/tahun atau 4,848 kg/hari atau 2,424 kg/12 daya serap vegetasi alun-alun Kota Batu terhadap
jam. gas CO2.
7
KEMAMPUAN DAYA SERAP ALUN-ALUN KOTA BATU TERHADAP EMISI CO2
Tabel 12. Total Daya Serap Vegetasi Alun-alun maka sisi emisi CO2 setelah diserap sebesar
Kota Batu 1.935,222 kg/hari.
Daya Serap Daya Serap Daya Serap
Jenis Vegetasi Vegetasi Vegetasi
(ton/tahun) (kg/hari) (kg/12 jam)
REKOMENDASI
Pohon Tipe I 18,432 50,499 25,250 Pengurangan sisa emisi CO2 di Kawasan
Pohon Tipe II 25,820 70,741 35,371
Rumput 1,769 4,847 2,424 Alun-alun Kota Batu dapat dilakukan dengan
Jumlah 46,022 126,087 63,044 menambah kebutuhan vegetasi atau pohon.
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Penambahan pohon tersebut
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui mempertimbangkan jenis pohon yang dapat
bahwa daya serap vegetasi Alun-alun Kota Batu mereduksi polutan udara menurut Permen PU
terhadap gas CO2 sebesar 46,022 ton/tahun atau Nomor 5 Tahun 2008 tentang penyediaan dan
126,087 kg/hari atau 63,044 kg/12 jam. Daya pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan
serap vegetasi Alun-alun Kota Batu terbanyak perkotaan.
diperoleh dari daya serap pohon jenis II yaitu
25,820 ton/tahun. Analisis Kebutuhan Pohon
Kemampuan Daya Serap Alun-alun Kota Batu Analisis kebutuhan pohon merupakan
terhadap Emisi CO2 jumlah pohon yang dibutuhkan untuk menyerap
sisa emisi CO2 secara keseluruhan. Kebutuhan
Kemampuan daya serap vegetasi jumlah pohon dengan sisa emisi 683,31
merupakan perbandingan jumlah emisi CO2 di ton/tahun dapat dilihat pada Tabel 15.
Kawasan Alun-alun Kota Batu dengan daya serap Tabel 15. Pilihan Jumlah Penambahan Vegetasi
vegetasi Alun-alun Kota terhadap gas CO2. untuk Taman Kota
Perbandingannya yaitu dilakukan dengan Kemampuan Daya
mencari selisih antara total emisi CO2 di Kawasan Jenis Sisa Emisi
Serap Pohon
Pohon yang
terhadap Emisi
Alun-alun Kota Batu dengan daya serap vegetasi Pohon (kg/tahun)
CO2
dibutuhkan
Alun-alun. Selisih dilakukan dengan cara (kg/pohon/tahun)
pengurangan total emisi CO2 dengan daya serap Bungkur 160,14 4.267
Glodogan
vegetasi. Jumlah emisi CO2 di Kawasan Alun-alun Tiang
1016,42 672
Kota Batu sebesar 729,37 ton/tahun atau 683.345,13
Tanjung 34,29 19.928
1.998,266 kg/hari. Berikut kemampuan daya Kenanga 756,59 903
Akasia 815,19 838
serap vegetasi Alun-alun Kota Batu terhadap
Sumber: Hasil Analisis, 2017
emisi CO2.
Tabel 13. Kemampuan Daya Serap Vegetasi Pengomptimalan Jumlah Pohon
Alun-alun Kota Batu Luas eksisting Alun-alun Kota Batu
Jumlah emisi CO2 (ton/tahun) 729,37 menurut Dokumen Pengembangan Taman
Daya serap vegetasi (ton/tahun) 46,022
Sisa emisi CO2 (ton/tahun) 683,35
Rekreasi di Alun-alun Kota Batu Tahun 2010
Kemampuan daya serap alun-alun 6,31% sebesar 8.277,33 m2. Menurut Zahra S et al.
Sumber: Hasil Analisis 2017 (2014), Alun-alun Kota Batu terbagi menjadi tiga
Tabel 14. Kemampuan Daya Serap Vegetasi jenis elemen yaitu elemen lunak sebesar 27,6%,
Alun-alun Kota Batu selama 12 jam terhadap elemen keras sebesar 42,4% dan badan air/kolam
Emisi CO2 Sehari atau sisanya sebanyak 30%. Untuk mengetahui
Jumlah emisi CO2 (kg/hari) 1.998,266
Daya serap vegetasi (kg/12 jam) 63,044
ketersediaan lahan untuk vegetasi di Alun-alun
Sisa emisi CO2 (kg/hari) 1.935,222 Kota Batu maka dengan cara mengalikan
Kemampuan daya serap Alun-alun 3,15% presentase setiap elemen dengan luas eksisting
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Alun-alun Kota Batu. Berikut luas masing-masing
Berdasakan Tabel 13 dapat ketahui bahwa elemen di Alun-alun Kota Batu.
vegetasi di Alun-alun Kota Batu mampu Tabel 16. Luas Masing-masing Elemen Alun-alun
menyerap emisi CO2 sebesar 6,31% selama satu Kota Batu
tahun sehingga sisa emisi CO2 sebesar 683,35 Presentase Luas
Jenis elemen
ton/tahun. Sedangkan pada Tabel 14, jika (%) (m2)
mempertimbangkan proses fotosintesis yang Elemen lunak (pohon, semak, dll) 27.6 2284,54
Elemen keras (jogging track,
membutuhkan sinar matahari atau selama 12 jam 42.4 3509,59
bangunan)
maka kemampuan daya serapnya sebesar 3,15% Badan air dan kolam (Sisa) 30 2483,20
Jumlah 100 8277,33
dengan jumlah emisi sehari 1.998,266 kg/hari Sumber: Hasil Analisis, 2017
8
Dita Nia Ambarsari, Kartika Eka Sari, Chairul Maulidi
9
KEMAMPUAN DAYA SERAP ALUN-ALUN KOTA BATU TERHADAP EMISI CO2
10
Dita Nia Ambarsari, Kartika Eka Sari, Chairul Maulidi
Tabel 20. Pilihan Jumlah Maksimal Penambahan Pohon dan Pengurangan Emisi CO2 di Alun-alun
Kota Batu
Daya Serap
Jenis Jumlah Total Daya Sisa Emisi CO2 Presentase
Pohon Sisa Emisi CO2
Jenis Pohon Perawakan Maksimal Serap Eksisting Pengurangan
(kg/pohon/ta (ton/tahun)
Pohon (pohon) (ton/tahun) (ton/tahun) Emisi CO2
hun)
Bungkur Pohon Sedang 160,14 58 9,29 674,06 1,36%
Glodogan
Pohon Besar 1016,42 28 28,46 654,89 4,16%
Tiang
683,35
Tanjung Pohon Besar 34,29 28 0,96 682,39 0,14%
Kenanga Pohon Besar 756,59 28 21,18 662,16 2,10%
Akasia Pohon Besar 815,19 28 22,83 660,52 3,34%
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui Peneliti merekomendasikan penambahan
bahwa pengurangan sisa emisi CO2 di Alun-alun pilihan jumlah pohon sesuai dengan jenis pohon
Kota Batu dengan alternatif pilihan lima jenis yang dapat mereduksi polutan atau emisi
pohon. Pilihan jumlah pohon yang ditambahkan menurut Permen PU No. 5 tahun 2008. Pilihan
untuk jenis pohon besar berjumlah 28 pohon jenis pohon yang ditambahkan berupa pohon
yaitu pohon Glodogan Tiang atau pohon Tanjung dengan perawakan besar atau sedang. Untuk
atau pohon Kenanga atau pohon Akasia. pohon berawakan besar yaitu pohon Glodogan
Penambahan pohon juga dapat digantikan Tiang, pohon Tanjung, pohon Kenanga, dan
dengan pohon berawakan sedang yaitu pohon pohon Akasia. Untuk pilihan jenis pohon
Bungkur berjumlah maksimal 58 pohon. berawakan sedang yaitu pohon Bungkur. Pilihan
Pengurangan sisa emisi CO2 terbanyak dalam jumlah pohon yang dapat ditanam sesudah
setahun adalah jenis pohon Glodogan Tiang yaitu simulasi adalah 28 pohon besar atau 58 pohon
4,16% atau setara dengan 28,46 ton/tahun. sedang. Pilihan jenis pohon yang dapat
Jumlah pengurangan terbesar kedua adalah mengurangi emisi CO2 paling tinggi adalah pohon
pohon Akasia dengan presentase pengurangan Glodogan Tiang sebesar 4,16% sehingga sisa emisi
3,34% atau setara dengan 22,83 ton/tahun. CO2 yang belum terserap setelah rekomendasi
Sedangkan untuk Pohon Bungkur dengan penambahan jumlah 28 pohon Glodogan Tiang
perawakan pohon sedang mampu mengurangi adalah 654,69 ton/tahun.
sisa emisi CO2 1,36 % atau setara dengan 9,29
DAFTAR PUSTAKA
ton/tahun. Pohon Tanjung memiliki kemampuan
daya serap paling kecil sehingga pengurangan sisa Adisasmita, R. (2010). Pembangunan Kawasan
emisi CO2 hanya 0,14% atau setara dengan 0,96 Dan Tata Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
ton/tahun. Ali, S. (2012). Kompensasi Produksi CO2 Dari
Pembangunan Infrastruktur Dengan
KESIMPULAN Serapan CO2 Oleh Vegetasi. Geomedia.
Volume V Nomor I Mei (1-18)
Total daya serap vegetasi di Alun-alun Kota
Anggoro&Alia (2014). Analisis Kecukupan Jumlah
Batu adalah 46,022 ton/tahun atau 63,044 kg/12
Vegetasi dalam Menyerap Karbon
jam. Jumlah daya serap diperoleh dari pohon dan
Monoksidda (CO) dari Aktivitas Kendaraan
luasan rumput. Daya serap vegetasi diperoleh
Bermotor di Jalan Ahmad Yani Surabaya.
dari pohon tipe I yaitu 18,432 ton/tahun atau
Conference Paper. Agustus. ResearchGate.
25,250 kg/12 jam dan pohon tipe II yaitu 25,820
Badan Pembangunan Daerah Kota Batu. (2014).
ton/tahun atau 35,371 kg/12 jam sedangkan
Rencana Detail Tata Ruang BWP Kota Batu
untuk daya serap dari rumput sebanyak 1,769
Tahun 2014-2034. Batu: BAPPEDA.
ton/tahun atau 2,424 kg/12 jam. Daya serap
Ditjen Penataan Ruang (2008). Peraturan Menteri
vegetasi tertinggi berasal dari pohon tipe II.
Pekerjaan Umum Nomor 05 Tahun 2008
Kemampuan daya serap vegetasi Alun-alun Kota
Tentang Pedoman Penyediaan dan
Batu terhadap emisi CO2 dalam satu tahun
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di
sebesar 6,31%. Sedangkan jika
Kawasan Perkotaan. Jakarta: Ditjen
mempertimbangkan proses fotosintesis maka
Penataan Ruang.
dapat mampu menyerap 3,15%. Sisa emisi CO2
Ditjen Tata Ruang. (2012). Peraturan Menteri
setelah diserap oleh vegetasi Alun-alun Kota Batu
Pekerjaan Umum Nomor 05 Tahun 2012
adalah 683,35 ton/tahun atau 1.935,222 kg/hari.
Tentang Pedoman Penanaman Pohon
11
KEMAMPUAN DAYA SERAP ALUN-ALUN KOTA BATU TERHADAP EMISI CO2
Sistem Jaringan Jalan. Jakarta: Ditjen for Human Socurity and B. McLellan (ed.).
Penataan Ruang. Singapore: Springer Nature Singapore Pte
Hastuti, et al. (2012). Penyediaan Ruang Terbuka Ltd. 119p-132p.
Hijau Berdasarkan Nilai Emisi CO2 di
Morrisan. (2012). Metode Penelitian Survei.
Kawasan Industri Surabaya. Jurnal Teknik
Jakarta: Kencana.
Pomits.Volume I Nomor 1 (1-5)
Pemerintah Kota Batu. 2010. Pengembangan
Hernando. Y. (2016). Potensi Penyusutan Emisi
Taman Rekreasi Alun-alun Kota Batu.
CO2 oleh Vegetasi berdasarkan Jejak
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 Kota Batu
Transportasi Jalan Agung Suprapto Kota
tentang RTRW Kota Batu Tahun 2010-2030
Malang. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Pradiptiyas, et al (2011). Analisis Kecukupan
Malang: Universitas Brawijaya.
Ruang Terbuka Hijau Sebagai Penyerap
IPCC, 2007: Climate Change 2007: Synthesis
Emisi CO2 di Perkotaan Menggunakan
Report. Contribution of Working Gropups I,
Program Stella (Studi Kasus: Surabaya
II, and III to the Fourth Assessment Report
Utara dan Timur). Skripsi. Tidak
of The Intergovermental Panel on Climate
dipublikasikan. Surabaya: Institut Sepuluh
Change [Core Writing Team, Pachauri, R.K
Nopember.
and Reisinger, A. (eds.)]. IPCC. Geneva,
Rawung, Frankie Chiarly. (2015). Efektivitas
Switzerland, 104 pp.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam
IPCC, 2014: Climate Change 2014: Synthesis
Mereduksi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di
Report. Contribution of Working Gropups I,
Kawasan Perkotaan Boroko. Media
II, and III to the Fifth Assessment Report of
Matrasain. Volume XII Nomor 2 Juli (17-
The Intergovermental Panel on Climate
32).
Change [Core Writing Team, Pachauri, R.K
Sujito Miranto. (2016). Seminar Nasional
and L.A. Meyer (eds.)]. IPCC. Geneva,
Pendidikan IPA-Biologi. Jakarta: FTIK UIN
Switzerland, 151 pp.
Syarif Hidayatullah.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Suryaningsih et al. (2014). Analisis Spasial
(2012). Kajian Emisi Gas Rumah Kaca
Defisiensi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Sektro Transportasi. Jakarta: Kemen ESDM.
Kota Mojokerto. Jurnal Sumberdaya Alam
Kusminingrum, Nanny. (2008). Potensi Tanaman
dan Lingkungan.
Dalam Menyerap CO2 dan CO untuk
Zahra, Firdaus Amellia et al. (2014). Evaluasi
Mengurangi Dampak Pemanasan Global.
keindahan dan kenyamanan Ruang
Jurnal Permukiman Volume 3 Nomor 2 Juli
Terbuka Hijau (RTH) Alun-alun Kota Batu.
(96-10).
Jurnal Produksi Tanaman. Volume 2 Nomor
Maulidi, C & Hasyim, A. W. (2018). God or Bad of
7 November (524-532).
Greening Effect on High Density Urban
Housing Air Quality. In: Sustainable Future
12