Anda di halaman 1dari 5

Tanggapan kontra dari berbagi sumber

 alasan utama dan terpenting di balik keputusan Presiden Joko Widodo terkait pemindahan ibu
kota adalah pertumbuhan dan pembangunan yang lebih seimbang di seluruh wilayah Indonesia,
dan juga karena kepadatan di Jabodetabek.
 Ada 4 alasan utama pemindahan IKN :
1. Alasan pertama : banjir,macet,polusi dan pemerataan tanah. Alasan ini sebenarnya
menohok kurang lebih menohok kapasitas Pak Jokowi dalam memerintah karna
bukannya salah satu program besar Pak Jokowi saat mencalonkan diri menjadi
gubernur dan presiden yaitu Penanganan semua keruwetan jakarta termasuk
didalamnya banjir , dll. Jadi sekerang ketika beliau menjadikan alasan pindahnya ibu
kota Negara karna macet,banjir,polusi maka seolah Pak Jokowi sedang
mengkonfirmasi kegagalannya dalam memenuhi janji kampanye pilgub maupun
pilpres atau kegagalan beliau sebagai seorang gubernur dan presiden?
2. Alasan kedua yaitu pemerataan pembangunan. Kita bisa saja punya pendapat
maupun pandangan berbeda mengenai hal ini tapi kalau alasannya pemindahan IKN
untuk pemerataan pembangunan maka kalau dipikir solusi yang harus ditawarkan
adalah meningkatkan pengawasan pemerataan pembangunan itu ke daerah-daerah
bukan memindahkan ibu kota ke daerah tersebut . Kenapa ? akankah ada jaminan
pemerataan pembangunan di Indonesia akan membaik ketika ibu kota dipindahkan
ke Kalimantan? Apakah justru tidak akan menimbulkan konflik baru? Semisal
kecemburuan social? Seandainya memang benar alasan pemindahan IKN adalah
pemerataan pembangunan, kami pikir yang lebih bermanfaat warga Aceh atau
Papua misalnya yang merasakan pemindahan ibu kota tersebut. Jadi,jangan sampai
alasan pemerataan pembangunan ini memicu konflik baru seperti kecemburuan
social dari provinsi-provinsi lainnya.
3. Ini bukan hal yang mendesak untuk Negara lakukan sekarang. Alasan pemindahan
IKN ini sudah dicanangkan oleh presiden-presiden sebelumnya , ini sebetulnya
sebuah alas an yang tidak menjawab sebuah masalah,permasalahan bahkan
terkesan pembelaan belaka. Apakah pemindahan dan pembangunan ibu kota di
wilayah baru ini, menjadi program yang paling mendesak untuk dilakukan? Kenapa
ini perlu kita tanyakan? TOTAL KEBUTUHAN PEMINDAHAN IKNmkurang lebih 466
triliun dan itu bukan dana yang kecil kalau berdasarkan kami membaca sumber-
sumbernya kurang lebih dari jual asset, kemudian kemungkinan utang lagi dan itu
adalah dana yang besar, sangat banyak. Sementara di sisi lain, ada banyak sekali
pekerjaan yang lebih mendesak untuk dilakukan. Pengangguran misalnya, lapangan
kera yang sangat dibutuhkan oleh mayarakat khususnya anak muda kemudian
pembayaran BPJS,BUMN-BUMN strategis yang kini terancam bangkrut karna terlilit
hutang sebutlah Garuda,PLN,Krakatau,dll. Sehingga, jangan sampai pemindahan IKN
ini menyampingkan sesuatu yang justru diutamakan,diprioritaskan bahkan
seharusnya Negara hadir untuk memastikan terlaksananya hal tersebut demi
keadilan dan kemkakmuran rakyat Indonesia.
4. Alasan kondisi keuangan Negara kita yang cukup mengkhawatirkan. Kondisi
keuangan Negara kita sedang tidak baik-baik saja. Tahun 2019 ini, Indonesia
mempunyai bunga utang mencapai 275 triliun. Itu baru bunganya saja,blum
termasuk utang pokoknya dan ini 2x lipat bunganya dibandingkan tahun Pak SBY .
yang artinya Pak Jokowi dalam 5tahun ini berhutang sangat banyak, yang kalau kita
kalkulasikan ini mendekati 1 hari itu 1 trilliun. Jika ini terus bertambah dan
bertambah. Bayangkan teman-teman,1 hari bangsa Indonesia membayar bunga
utang 1trilliun itu kan akan sangat bermanfaat ketika 1 trilliun itu dialokasikan
kepada kesehatan,pendidikan,kepastian kesejahtraan honorer,dll yang sifatnya jauh
lebih diuntungkan masyarakat atas kebijakan-kebijakan tersebut.

Sehingga dengan berbagai argument tadi,dapat diambil kesimpulan untuk


memindahkan Ibu Kota ke wilayah lain,membangun Ibu Kota baru rasanya itu belum
perlu. Solusinya adalah tetap kembali pada azaz efektifitas,efisiensi,ciptakan lapangan
kerja,dan yang paling penting adalah kembali tegakkan UUD pasal 33 itu dengan murni
dan konsekuen.

 Perlunya ekonomi diselesaikan dulu. Yang lebih mendesak didahulukan.


 Adanya sejarah yang harus diluruskan bahwa Bung Karno tidak pernah ingin
memindah ibu kota. Dulunya belum ada dasar pemindahan ibu kota
(macet,polusi udara) bung karno mengatakan ada kemungkinan Palangkaraya
jadi ibu kota tapi dia tidak ingin memindahkan ibu kota.

 Pertama, apa alasan mendasar perpindahan ibu kota, kesiapan regulasi, dan skema
pembiayaan. Jangan sampai kebijakan besar ini justru memperburuk kondisi negara
akibat biaya tinggi atau perencanaan yang asal-asalan.
 Untuk tahap pembangunan ini membutuhkan waktu yang cukup panjang dan diproyeksi
memakan waktu hingga 24 tahun, mulai dari tahun 2021-2045. Artinya, pembangunan
ibu kota baru ini tak cukup diselesaikan oleh satu masa jabatan pemerintahan di
Indonesia. Apakah rencana ini akan sesuai dengan pelaksanaannya nanti?
 1. kajian pemindahan ibu kota negara tidak didasarkan atas dokumen perencanaan.
Sebab, belum ada Perpres tentang RPJMN 2020-2024 yang di dalamnya tertuang rencana
pemindahan ibu kota negara.

2. dasar penentuan lokasi ibu kota negara yang baru masih dangkal dan sempit. Dangkal
karena data dan kajian yang disajikan tidak memuat hitungan detail serta analisis yang
mendalam berdasar berbagai teori pemindahan ibu kota.

Sempit karena perspektif yang lebih mengemuka adalah dari sisi ekonomi, sementara dari
perspektif politik, sosial, budaya dan pertahanan serta keamanan tidak banyak
disinggung.

3. Terdapat potensi permasalahan terkait pemindahan ASN ke lokasi ibu kota yang baru. Karena
kepindahan ASN akan diikuti oleh kepindahan keluarganya yang notabene akan membutuhkan
fasilitas-fasilitas kehidupan, seperti hunian, sekolah, rumah sakit, dan seterusnya.

4. Biaya perpindahan ibu kota Rp 466 triliun. Meskipun hanya 19 persen dari Rp 466 triliun yang
menggunakan APBN, PKS menilai akan berdampak pada keuangan negara yang masih
mengalami beberapa persoalan, di antaranya realisasi penerimaan negara sangat rendah dan
belanja negara terus melonjak.

Kemudian, PKS menilai proyek pemindahan ibu kota bukan proyek yang menguntungkan, tidak
cocok untuk skema kerja sama antara pemerintah dan BUMN (KPBU).

5. Dari aspek distribusi PDB tahun 2018 menurut pulau (%) yang sebagian besar di Jawa,
terutama di DKI (17,3%). Kalimantan Timur hanya menyumbang sekitar 4,26%. Pola yang
demikian sudah terjadi sejak lama. Pemerintah ibu kota negara baru sulit menyeimbangkan
kontribusi per provinsi, karena stimulan ekonominya berbeda.

6. Pulau Kalimantan, termasuk Kaltim di dalamnya, selama ini dikenal sebagai 'paru-paru dunia'
karena luasnya hutan tropis di pulau tersebut mencapai 40,8 juta ha. Kaltim sendiri
menyumbang 12,6 juta ha (31 persen) kawasan hutan di dalamnya.

Walaupun pada dasarnya konsep yang ditawarkan pemerintah dalam wacana pemindahan ibu
kota ini adalah forest city seperti di London, kami memandang belum ada konsep yang utuh
yang ditawarkan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut.

7. Salah satu alasan utama pemerintah mewacanakan pemindahan ibu kota negara ke Kaltim
adalah Jakarta dianggap sudah tidak layak menjadi ibu kota mengingat banyaknya masalah yang
terjadi di kawasan perkotaannya, seperti kemacetan, polusi udara, banjir, sampah, dan lain-lain.

Oleh karena itu, kami mengusulkan agar selain 'Kajian dan Kebijakan Teknis Pemindahan Ibu
Kota', pemerintah wajib membuat 'Kebijakan Strategis Nasional untuk Penyelesaian Masalah
Perkotaan DKI Jakarta' yang disusun bersama pemerintah daerah setempat, para akademisi, dan
aliansi masyarakat.

8. Pemerintah perlu mempertimbangkan posisi Kaltim yang berdekatan secara geografis dengan
Laut China Selatan yang sedang menjadi perairan sengketa antara China dengan lima negara
Asia lainnya.

Perairan ini juga merupakan arena persaingan global antara AS dengan negara-negara
sekutunya. Mengingat adanya intensitas persaingan AS dan China di Asia Tenggara, konflik
terbuka dalam persengketaan tersebut dapat saja terjadi sewaktu-waktu.

 "Saya melihat cukup rumit, peta politik di DPR tentu tak mudah bagi pemerintah
memuluskan perubahan rancangan undang-undang tersebut, mungkin soal konsekuensi
hukum pemindahan itu yang membuat banyaknya perubahan," kata Arya di Kantor CSIS,
Jakarta Pusat, Kamis, 29 Agustus 2019.
 Ibu kota pindah saat kemiskinan masih tinggi.
Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Achmad Hafidz Tohir,
menanyakan urgensi pemindahan Ibu Kota yang dicanangkan pemerintah. Padahal,
menurutnya, kemiskinan di Indonesia yang masih tinggi.
"Kalau kita masih susah kenapa harus pindah Ibu Kota? Kita dipilih oleh rakyat,
Presiden juga harusnya kita berpihak kepada rakyat," katanya.
"BPS dengan lantang mengatakan rakyat miskin hidup dengan Rp 11.000 per hari itu
cukup, sedangkan naik bis saja sudah butuh Rp 10.000, belum lagi bayar listrik Rp
150.000 per bulan untuk rumah kecil dan keperluan biaya sekolah," tambahnya
 "Yang harus dilakukan untuk memindahkan lokasi pusat pemerintahan ibu kota negara itu ada
penyesuaian RTRW secara nasional," ujar Hamdam. Dijelaskan Wabup, RTRW tersebut
disesuaikan dimulai dari skala nasional, yakni pemerintah pusat, kemudian Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara. "Saat ini belum ada
tumpang-tindih kebijakan. Akan tetapi, untuk menjaga agar anggaran APBD tidak ada yang
terbuang dengan terjadinya tumpang-tindih kebijakan harus ada penyesuaian RTRW," ucapnya.
Pemerintah pusat, kata Wabup, mulai membicarakan atau mendiskusikan soal rencana tata
ruang wilayah tersebut. Namun, belum mencapai keputusan akhir.
 DPR menyatakan kajian pemindahan ibu kota yang dilakukan Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional masih belum lengkap.
Panitia Khusus Pengkajian Pemindahan Ibu Kota DPR meminta pemerintah melengkapi
kajiannya. Selain itu, ujar Amali (Ketua Pansus Pengkajian Pemindahan Ibu Kota DPR ) pansus
(Panitia Khusus) juga meminta pemerintah melengkapi perbandingan-perbandingan. Misalnya,
dia m encontohkan, membandingkan seperti apa kalau merehabilitasi Jakarta dengan
memindahkan ibu kota. Menurutnya, perbandingan itu sangat penting sehingga ketika
pemerintah memutuskan memindahkan ibu kota dengan mengajukan RUU sebagai dasar
hukumnya sudah komprehensif. Kalau pindah itu banyak hal yang harus dipenuhi. Termasuk
yang saya bilang tadi termasuk perbandingan-perbandingan.
Pansus DPR menyerahkan kepada pemerintah atas rekomendasi yang sudah diberikan
mereka. “Silakan pemerintah menyikapi rekomendasi dari DPR itu. Bentuknya seperti
apa sekarang ada di pemerintah,” ujarnya.

Konflik papua menunjukkan pemerintah belum memiliki sense of urgency(keterdesakan) Urgensi


ini bukan lah sebuah kepanikan, kecemasan, tapi adalah sebuah kekuatan yang mendorong orang-orang
untuk bergerak. Urgensi adalah sebuah pola pikir, bukan suatu proses. Artinya disini bahwa belum juga
terselesaikan persoalan-persoalan besar yang ada di depan mata, wacana pemindahan ibu kota sudah
muncul.
 Seharusnya pemerintah tidak grasa-grusu membuat kebijakan sebelum membuat perencanaan
secara holistik. Artinya bahwa Kebijakan pemindahan ibu kota negara ini seharusnya didesain
dulu ekosistem intelektual dan indeks kebahagiaannya, bukan hanya infrastruktur fisiknya saja.
 “Peta dasarnya disiapkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan itu nanti insyaallah akan
selesai di Oktober ini,” ujarnya. Namun pada nyatanya, BIG baru menghadirkan peta digital
calon ibu kota baru pada bulan Desember atau akhir tahun 2019. BIG menargetkan peta digital
3 dimensi delapan layer, yang menggambarkan Kota Penajam Paser, Kalimantan Timur, lokasi
calon ibu kota negara yang baru, rampung pada Desember 2019. Proses pemotretan dengan
skala 1:5000, sudah selesai dan saat ini sedang dalam tahapan perhitungan secara detail. RUU
akan diserahkan ke DPR akhir tahun ini. Selain kendala biaya, penyusunan peta skala 1:5000
juga terkendala soal SDM.
untuk menyusun peta skala 1:5000 wilayah Indonesia diluar hutan dibutuhkan dana
minimal Rp6 triliun. Peta skala 1:5000 itu sendiri penting sebagai dasar menyusun Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) wilayah. Tanpa RDTR, maka investor akan takut menanamkan
investasinya baik karena takut bencana maupun takut salah peruntukan seperti kasus Meikarta.

 Sekarang mohon maaf ini, mungkin Kemenpupera sudah di lapangan, Bappenas sedang
menajamkan, teman-teman dari KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik) membuat kajiannya. Ini siapa pemandunya, kapan targetnya, masyarakat perlu
tahu. Institusi-institusi negara itu harus bekerja dengan target bersama

Anda mungkin juga menyukai