Anda di halaman 1dari 14

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN JALAN TOL CINERE - JAGORAWI

TERHADAP KONDISI MASYARAKAT DI SEKITARAN JALAN TOL

Kelompok 5/B
Riefky Ryanto, Ryamizard Tenri Bali, Rojih Syadewa, M Bagus Darmawan, Jeremy Jeffray,
Dhea Emerlada Annisa, Shafa Dinda Lani, Wilhelmus Numberi

Manajemen Pertanahan
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Abstract

Development brings positive and negative impacts, so do toll roads. Toll road construction
activities have various impacts on the social and economic conditions of the environment, both
during the pre-construction, construction, and post-construction periods. This article aims to
identify the good and bad influence on the socio-economic conditions of the community around
the Cinere – Jagorawi toll road. This study was conducted by looking at the economic
development of the people living around the toll road. The results of the study show that on the
one hand the existence of toll roads can shorten travel time and increase business activities, but
on the other hand it is also detrimental, such as many informal sector businesses in the area
moving from place to place. which experienced a decrease in income, a reduction in agricultural
land, and environmental damage.

Abstrak

Pembangunan membawa dampak positif dan negatif, begitu pula jalan tol. Kegiatan
pembangunan jalan tol menimbulkan berbagai dampak terhadap kondisi sosial, dan ekonomi
lingkungannya, baik pada masa pra konstruksi, konstruksi, maupun pasca konstruksi. Artikel ini
bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh baik dan buruk terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar jalan tol cinere – jagorawi. Studi ini dilakukan dengan melihat
perkembangan ekonomi masyarakat yang berada di sekitar tol tersebut. Hasil kajian
menunjukkan bahwa di satu sisi keberadaan jalan tol dapat mempersingkat waktu tempuh dan
meningkatkan kegiatan usaha, namun di sisi lain juga merugikan, seperti banyak usaha sektor
informal masyarakat di wilayah tersebut berpindah tempat. yang mengalami penurunan
pendapatan, pengurangan lahan pertanian, serta kerusakan lingkungan.
BAB 1

PENDAHULUAN

Pembangunan adalah suatu usaha yang terencana dalam meningkatkan kesejahteraan


masyarakat, bangsa, dan negara. Jaringan jalan merupakan salah satu faktor pendukung
keberhasilan suatu pembangunan karena jalan berperan untuk pemindahan barang dan manusia
sehingga diperlukan jaringan jalan yang memadai dan lebih mengedepankan kecepatan. Jalan tol
merupakan jalan alternatif untuk mempercepat sarana transportasi, perkembangan industri
pariwisata, menunjang pertumbuhan dan percepatan proses ekonomi yang kerap terhambat
karena kendala transportasi, mengurangi kemacetan akibat pasar tumpah, pasar tradisional,
penyempitan jalan, jembatan rusak, jalan yang berlubang dan lain lain adalah hal yang
menghambat proses ekonomi secara merata dan cepat. Dengan adanya pembangunan ini maka
akan terjadi perubahan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Menurut Salim (1980)
mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat berdampak positif maupun negative.
Untuk itu apabila pemerintah ingin melakukan pembangunan maka mereka akan berhadapan
dengan masyarakat pemilik lahan yang akan digunakan sebagai jalan tersebut. Dengan adanya
pembangunan tersebut pemerintah membutuhkan tanah yang akan dijadikan sebagai tempat
pembangunannya. Dalam hal ini pemerintah harus mengganti tanah yang terpakai serta
penggantian rumah atau bangunan yang terkena dalam jalur pembangunan tersebut

Proyek pembangunan Jalan Tol Cinere - Jagorawi (Cijago) merupakan bagian dari
Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Perpres Nomor 56 Tahun 2018. Jalan tol
ini merupakan bagian dari jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR-II) yang
bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dari Bogor – Depok – Bandara Soekarno –
Hatta. Pembangunan jalan tol tersebut dapat mengurai kemacetan yang sering terjadi pada Jalan
Margonda, Jalan Juanda, kawasan Kukusan, dan Jalan Raya Bogor menuju ke Jagorawi yang
akan meningkatkan efisiensi pelayanan jasa transportasi dan distribusi barang maupun jasa
sebagai penunjang pertumbuhan perekonomian di wilayah Jabodetabek. Terbangunnya jalan tol
ini juga memiliki manfaat penting dalam mewujudkan pemerataan pembangunan dan
pengembangan kesejahteraan masyarakat pada wilayah tersebut Proyek pembangunan Jalan Tol
Cijago yang memiliki panjang total 14,64 Km terbagi menjadi tiga seksi. Tol Cijago Seksi 1
(interchange Jagorawi – Jalan Raya Bogor) sepanjang 3,70 Km dan telah beroperasi, Seksi 2
(Jalan Raya Bogor – Kukusan) sepanjang 5,5 Km dan juga telah beroperasi, dan Seksi 3
(Kukusan – Cinere) sepanjang 5,5 Km yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2020.

Dengan adanya pembangunan jalan tol ini, otomatis dibutuhkan pembebasan lahan yang
dimiliki warga. Adanya tanah atau lahan yang berkurang karena proyek jalan tol ini juga
menimbulkan beberapa permasalahan bagi warga yang tinggal di sekitar jalan tol, khususnya
bagi mereka yang lahannya terkena pembangunan jalan tol. Sebagai contoh, permasalahan yang
muncul yaitu banyak daerah permukiman yang tergusur oleh pembangunan jalan tol,
menyebabkan pendapatan warga berubah bahkan sampai hilang, hilangnya keadaan yang
tenteram, damai, dan ikatan emosional yang tinggi. Selain itu, mereka yang pindah pun belum
tentu cocok dengan tempat tinggal mereka yang baru. Selain lahan permukiman,ada beberapa
fasilitas umum yang juga terkena proyek jalan tol.
Proyek pembangunan Jalan Tol Cijago akan bisa memberikan dampak positif dan negatif
bagi masyarakat yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, dengan melihat gambaran umum yang
telah dipaparkan, maka penulis merasa tertarik untuk menganalisis lebih jauh tentang bagaimana
kondisi sosial ekonomi masyarakat pemilik lahan di Kecamatan Cimanggis, Sukmajaya, dan Beji
yang dilalui proyek pembangunan Jalan Tol Cijago.

LATAR BELAKANG DI BANGUNNYA TOL TERHADAP PENGARUH SOSIAL


EKONOMI WARGA DI SEKITAR

Pembangunan adalah suatu usaha yang terencana dalam meningkatkan kesejahteraan


masyarakat, bangsa, dan negara. Pembangunan nasional merupakan pekerjaan besar yang
menuntut penerapan berbagai ilmu, keahlian, pendekatan dan teknologi yang memadai untuk
menciptakan masyarakat adil dan makmur sesuai dengan pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembangunan yaitu aspek sosial
ekonomi. Hal tersebut berkaitan dengan lingkungan yang terdiri dari manusia baik secara
individu maupun kelompok yang saling berhubungan, sehingga terbentuklah komunitas-
komunitas sosial dan kegiatan-kegiatan perekonomian. Komunitas sosial dan kehidupan ekonomi
akan sangat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan kehidupan dimana manusia tersebut
berada. Kualitas lingkungan sosial ekonomi yang baik yaitu jika kehidupan manusia yang ada di
lingkungan tersebut secara ekonomi terpenuhi, tidak kekurangan pangan dan sandang, memiliki
rumah, berpendidikan, merasa aman dan nyaman, terpenuhinya sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dan lain sebagainya. Semua kebutuhan tersebut akan dapat terpenuhi dengan cara
masyarakat harus memiliki pekerjaan dan pendapatan yang tepat dan memadai.

Lokasi Tol Cijago


Sumber http://poestahadepok.blogspot.com/2012/09/depok-outer-ring-road-dorr-suatu-jalan.html

Adanya pembangunan Jalan Tol Cijago menimbulkan beberapa ruas jalan terputus,
sehingga dibutuhkan prasarana pengganti jalan eksisting berupa bangunan penyebrangan jalan
seperti jembatan.
Mengatasi masalah Proyek Pembangunan Jalan Tol pemerintah melakukan kompromi
dengan masyarakat setempat perihal tanah mereka yang dipakai untuk Jalan Tol. Masyarakat
pemilik lahan di Kecamatan Beji, Kota Depok tidak merasa dirugikan oleh pemerintah karena
intervensi yang dilakukan pemerintah adalah dengan membeli tanah mereka dengan cara baik
dan tidak melakukan pemaksaan. Menurut informan yang kami wawancarai, pemerintah telah
membayar harga tanah mereka dengan sangat mahal sehingga masyarakat yang dipindahkan
tidak merasa terusik dengan pembangunan Jalan Tol yang telah berlangsung mulai dari tahun
2014. Harga ganti tanah yang dibeli oleh pemerintah cukup tinggi yaitu sekitar Rp
5.000.000/meter bahkan ada yang mencapai Rp 20.000.000/meter, dilihat dari strategis tanah
yang mereka miliki.Pembangunan Tol Cijago merupakan bagian dari delapan ruas tol Jakarta
Outer Ring Road (JORR) II. Jalan Tol tersebut melingkar mulai dari Bandara Soekarno-Hatta
hingga Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam proses pembangunannya, Jalan Tol Cijago dibagi dalam
tiga seksi, yaitu Seksi I, Seksi II, dan Seksi II. Jalan Tol Cijago Seksi I melintang dari Jagorawi
hingga Jalan Raya Bogor sepanjang 3,70 km, Seksi II menghubungkan Jalan Raya Bogor hingga
Kukusan sepanjang 5,50 km, dan Seksi III membentang sepanjang 5,44 km dari Kukusan hingga
Cinere.

RUMUSAN MASALAH

Untuk lebih mengarahkan serta membatasi permasalahan dalam penilitian ini, Kelompok 5
mengambil beberapa Rumusan Masalah , yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pembangunan Jalan Tol Cijago terhadap mata pencaharian


masyarakat sekitar jalan Tol tersebut?
2. Bagaimana pengaruh pembanguan Jalan Tol Cijago terhadap tingkat pendapatan
masyarakat sekitar jalan Tol tersebut?
3. Bagaimana pengaruh pembangunan Jalan Tol Cijago terhadap kepemilikan tempat
tinggal masyarakat sekitar jalan Tol tersebut?

TUJUAN PEMBANGUNAN TOL CINERE – JAGORAWI UNTUK MELIHAT DAMPAK


SOSIAL EKONOMI DI WILAYAH SEKITAR

Dengan adanya seuatu pembangunan infrastruktur dibeberapa wilayah termasuk jalan tol
merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi proses perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi masyarakat maupun pembangunan ekonomi secara nasional. Jalan tol cinere - jagorawi
merupakan salah satu proyek pembangunan secara Nasional namun ada beberapa yang harus kita
ketahui mengenai keadaan masyarakat sekitar tol tersebut yang terkena dampak dari
pembangunan Tol Cinere – Jagorawi karena dengan adanya pembangunan ini maka akan terjadi
perubahan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di sekitaran Tol tersebut.
MANFAAT MENGETAHUI KONDISI YANG TERJADI PADA MASYARAKAT
TERHADAP PEMBANGUNAN JALAN TOL CINERE – JAGORAWI

Dampak suatu kegiatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Dampak
langsung atau dampak primer merupakan dampak yang timbul sebagai akibat dari tujuan utama
kegiatan atau kebijakan tersebut baik berupa biaya ataupun manfaat. Mengkaji dampak primer
kegiatan atau kebijakan pembangunan jalan Tol Cinere – Jagorawi dapat berupa meperharikan
keadaan kemasyarakata. Dalam hal sosial ekonomi masyarakat di sekitaran jalan tol tersebut
untuk mengetahui dengan adanya Tol Cinere – Jagorawi akan ada hal apa yang dapat merubah
keadaan kondisi masyarakat setempat guna menghindari ketimpangan dan ketidak adilan
terhadap pengguna jalan tersebut dengan masyarakat yang terimbas oleh pembangunan jalan Tol
Cinere – Jagorawi.

BAB 2

PENGARUH SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DENGAN ADANYA PEMBANGUNAN


TOL CINERE – JAGORAWI

Menurut Soekanto (2002), Sosial Ekonomi merupakan seseorang yang berada dalam
masyarakat yang berkaitan dengan orang lain yaitu dalam lingkungan pergaulan, prestasi, hak
dan kewajiban dalam hubungan sumberdaya. Kondisi ini selalu mengalami perubahan melalui
suatu proses hubungan dan saling mempengaruhi baik antar individu dengan individu,
individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Dengan dibangunnya jalan
tol, di beberapa tempat seperti di dekat pintu keluar - masuk jalan tol akan berkembang dengan
cepat untuk kawasan bisnis, industri, perdagangan, jasa keuangan dan lainnya.

Banyak pembangunan jalan tol yang telah menunjukan bahwa dengan pembangunan
infrastruktur tersebut telah memajukan ekonomi daerah dan mempersibuk kegiatan bisnis
dengan terbukanya lapangan kerja dan meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat.
Contohnya pada pembangunan jalan tol cipali - palimanan di Jawa Barat dengan melewati 5
kabupaten. Dibangunnya tol ini telah meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat,
bertambahnya kunjungan pariwisata dan menjadikan komunikasi bisnis antar pulau lebih
efektif baik dari Pulau Jawa maupun Pulau lainnya yang di luar Jawa. Selain itu, dapat dilihat
juga pada pembangunan jalan tol Cipularang yang berada di Bandung. Adanya jalan tol
tersebut menjadikan jarak tempuh Jakarta - Bandung tidak lagi menghabiskan waktu selama 3
jam dan sekarang Bandung menjadi lebih sibuk dari sebelumnya, banyak gedung menjulang,
dan banyaknya kunjungan - kunjungan dari para sentra bisnis sama seperti jakarta.

KEBIJAKAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEMBANGUNAN JALAN TOL


CINERE – JAGORAWI

Kebijakan adalah proses yang meliputi kegiatan perencanaan, penyusunan, pelaksanaan dan
evaluasi mengenai suatu kebijakan. Terdapat dua jenis mengenai kebijakan yaitu kebijakan
publik dan kebijakan sosial. Kebijakan publik bertujuan untuk kepentingan orang banyak dan
implementasi yang dilakukan harus mempertimbangkan berbagai faktor, agar kebijakan publik
yang dimaksud benar-benar dapat berfungsi sebagai alat merealisasikan harapan yang
diinginkan. Realisasi yang dilakukan berdasarkan keputusan atau kesepakatan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sedangkan kebijakan sosial merupakan seperangkat kebijakan
pemerintah yang berkaitan dengan masalah isu sosial yang dilakukan secara terencana dan
bertujuan untuk menangani masalah atau merespon masalah masyarakat melalui program yang
ada sehingga tercapai keadilan sosial. Proyek pembangunan Jalan Tol Cijago seksi II
merupakan bagian dari kebijakan publik, dimana memberikan manfaat bagi semua masyarakat
yang menggunakan Jalan Tol. Definisi mengenai Jalan Tol dapat diartikan sebagai suatu jalan
alternatif bebas hambatan, yang berbayar sesuai dengan tarifnya, untuk mengatasi kemacetan
lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Kebijakan
tersebut telah diatur melalui Undang-undang No 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Proyek
pembangunan Jalan Tol Cijago seksi II telah berlangsung pada tahun 2014. Dalam menunjang
pembangunan Jalan Tol ini pemerintah terlebih dahulu melakukan perencanaan, penyusunan,
agar terlaksana pembangunan Jalan Tol Cijago seksi II. Namun dalam proses perencanaan
sampai pada pelaksanaan pasti akan menemukan masalah atau kendala yang dapat
menghambat proyek pembangunan Jalan Tol. Bentuk masalah yang muncul adalah
keterbatasan hak milik tanah. Proses pembangunan Jalan Tol Cijago seksi II, pemerintah harus
menggantikan dengan sejumlah uang kepada masyarakat yang nantinya harus dipindahkan
untuk proses berjalan lancarnya pembangunan Jalan Tol Cijago seksi II. Tanah yang luas akan
mempermudah dalam pembangunan fasilitas umum. Tanah merupakan salah satu sumber daya
alam yang penting untuk kelangsungan hidup manusia. Namun, persoalannya tanah
merupakan sumber daya alam yang terbatas dan saat ini semakin terus berkurang. Tanah sudah
banyak yang menjadi hak milik seseorang (swasta) dan tanah milik negara pun saat ini sudah
sangat terbatas. Masalah tanah erat sekali hubungannya dengan manusia sebagai salah satu
sarana pemenuhan kebutuhannya demi kelangsungan hidupnya. Bagi masyarakat Indonesia
hak atas tanah dan benda-benda yang ada diatasnya merupakan hukum yang penting, namun
apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan pencabutan dan pembebasan hak tersebut
untuk kepentingan pembangunan. Mengatasi masalah Proyek Pembangunan Jalan Tol
pemerintah melakukan kompromi dengan masyarakat setempat perihal tanah mereka yang
dipakai untuk Jalan Tol. Masyarakat pemilik lahan di Kecamatan Beji, Kota Depok tidak
merasa dirugikan oleh pemerintah karena intervensi yang dilakukan pemerintah adalah dengan
membeli tanah mereka dengan cara baik dan tidak melakukan pemaksaan. Menurut informan
yang kami wawancarai, pemerintah telah membayar harga tanah mereka dengan sangat mahal
sehingga masyarakat yang dipindahkan tidak merasa terusik dengan pembangunan Jalan Tol
yang telah berlangsung mulai dari tahun 2014. Harga ganti tanah yang dibeli oleh
pemerintah cukup tinggi yaitu sekitar Rp 5.000.000/meter
bahkan ada yang mencapai Rp 20.000.000/meter, dilihat dari strategis tanah yang mereka
miliki.Pembangunan Tol Cijago merupakan bagian dari delapan ruas tol Jakarta Outer Ring
Road (JORR) II. Jalan Tol tersebut melingkar mulai dari Bandara Soekarno-Hatta hingga
Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam proses pembangunannya, Jalan Tol Cijago dibagi dalam tiga
seksi, yaitu Seksi I, Seksi II, dan Seksi II. Jalan Tol Cijago Seksi I melintang dari Jagorawi
hingga Jalan Raya Bogor sepanjang 3,70 km, Seksi II menghubungkan Jalan Raya Bogor
hingga Kukusan sepanjang 5,50 km, dan Seksi III membentang sepanjang 5,44 km dari
Kukusan hingga cinere.
BAB 3

DAMPAK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DARI PEMBANGUNAN JALAN TOL


CINERE – JAGORWAI

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pembangunan yaitu aspek sosial
ekonomi. Hal tersebut berkaitan dengan lingkungan yang terdiri dari manusia baik secara
individu maupun kelompok yang saling berhubungan, sehingga terbentuklah komunitas-
komunitas sosial dan kegiatan-kegiatan perekonomian. Komunitas sosial dan kehidupan ekonomi
akan sangat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan kehidupan dimana manusia tersebut
berada. Kualitas lingkungan sosial ekonomi yang baik yaitu jika kehidupan manusia yang ada di
lingkungan tersebut secara ekonomi terpenuhi, tidak kekurangan pangan dan sandang, memiliki
rumah, berpendidikan, merasa aman dan nyaman, terpenuhinya sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dan lain sebagainya. Semua kebutuhan tersebut akan dapat terpenuhi dengan cara
masyarakat harus memiliki pekerjaan dan pendapatan yang tepat dan memadai (Sunarko, 2007).

Kondisi sosial ekonomi masyarakat akan selalu mengalami perubahan melalui proses
sosial dan interaksi sosial sebagai suatu proses hubungan dan saling mempengaruhi, yang terjadi
antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok.
Adapun dampak positif dan dampak negative sosial ekonomi masyarakat dari pembangunan
jalan Tol Cinere – Jagorwai adalah:

1. Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan sumber penghasilan atau pendapatan seseorang.
Pembangunan di suatu daerah akan membawa pengaruh terhadap perekonomian.
Semakin sempitnya lahan pertanian yang dimiliki oleh masyarakat petani akan
mendorong semakin sedikitnya masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani.
a) Dampak Negatif :
- Para pemilik warung makan atau pengusaha lainnya yang tergusur, terpaksa
harus mencari tempat untuk membuka usaha nya ditempat yang baru.
- Dengan digilasnya tanah-tanah subur untuk jalan tol jelas itu akan mengurangi
jumlah produksi padi di daerah serta akan melahirkan angka pengangguran
dan kemiskinan baru.
-
b) Dampak Positif
- Dari pembangunan jalan tol semakin mudahnya akses transportasi antar
daerah, sehingga aktifitas bisnis berjalan dengan lancar. Dampak keuntungan
ikutannya adalah terbukanya lapangan kerja dan meningkatkan aktivitas
ekonomi rakyat.
- Dengan adanya jalan tol maka lokasi-lokasi dekat pintu keluar-masuk jalan tol
akan berkembang cepat sebagai kawasan bisnis, baik industri, perda gangan,
jasa keuangan , perbankan dan sebagainya.

2. Pendapatan Masyarakat
Pendapatan merupakan perolehan barang atau uang yang diterima atau dihasilkan
besar atau kecilnya pendapatan seseorang dipengaruhi beberapa faktor diantaranya
faktor formal, penduduk, dan kewiraswastaan yang relatif rendah. Tingkat pendapatan
masyarakat pada suatu daerah merupakan salah satu indicator untuk melihat keadaan
sosial ekonomi masyarakat pada daerah tersebut.
a) Dampak Negatif
- Mengalami penurunan drastis pelanggan bagi beberapa para pemilik warung
makan atau pengusaha lainnya dikarenakan pindah tempat. Seperti pemilik
warung kopi, warung makan, dan lain – lain.
- Dengan demikian, hal ini juga menyebabkan penurunan drastis penghasilan
bagi beberapa para pemilik warung makan atau pengusaha lainnya.
- Sebagian masyarakat yang lahan pertaniannya terkena pembebasan merasa
dirugikan karena uang kompensasi yang di terima tidak sesuai dengan harga
tanah yang saat ini semakin melambung tinggi.
- Dan ada sebagian masyarakat yang sebelumnya mempunyai usaha dan setelah
terkena pembangunan jalan tol menjadi menurun akibat tempat usaha
pengganti tidak strategis.
b) Dampak positif
- Dampak sosialnya lainnya bagi penduduk di tepi jalan tol, harga tanah pun
menjadi tinggi, dan masyarakat mempunyai lebih banyak peluang ekonomi
dan usaha di lingkungannya.
- Dengan adanya keberadaan pembangunan jalan Tol, sebagian masyarakat
dalam menggunakan uang kompensasi yang mereka terima semakin inovatif
untuk memperluas dan memperbesar usaha yang sudah ditekuni sebelumnya.

3. Kepemilikan Tempat Tinggal


Kepemilikan perumahan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan menurut BPS. Rumah dapat dijadikan indikator bagi pemiliknya,
karena semakin baik fasilitas yang dimiliki oleh rumah tersebut, dapat dikatakan
keluarga yang menempati rumah tersebut bisa dikatakan sejahtera.
a) Dampak Negatif
- Terdapat perbedaan luas rumah sebelum dan setelah pembangunan jalan tol.
Dimana luas rumah sebelumnya lebih luas disbanding setelah pembangunan
jalan tol tersebut.
- Bagi beberapa masyarakat, lokasi sawah yang mereka beli dari uang
kompensasi yang diterima oleh masyarakat sangat jauh dari lokasi tempat
tinggal mereka.
b) Dampak Positif
- Sebagian besar masyarakat menggunakan uang ganti rugi untuk membangun
rumah mereka kembali ditempat yang lebih layak. dan terdapat perbedaan luas
rumah sebelum dan setelah pembangunan jalan tol.
- Beberapa masyarakat menyatakan bahwa tempat tinggal yang mereka miliki
saat ini lebih baik dari tempat tinggal mereka sebelum adanya pembangunan
jalan tol.
BAB 4

KESIMPULAN

Dalam setiap pembangunan yang dilakukan pasti akan memberikan dampak positif dan
dampak negatif,begitu pula dalam hal ini Pembangunan jalan tol Cinere yang membawa
dampak positif dan negatif. Kegiatan pembangunan jalan tol Cinere ini telah menimbulkan
berbagai dampak terhadap berbagai aspek kondisi sosial, dan ekonomi lingkungannya,
pembangunan jalan tol Cinere ini memberikan dampak baik pada masa pra konstruksi,
konstruksi, maupun pasca konstruksi. Di Dalam makalah ini memiliki tujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh baik dan pengaruh buruk yang dihasilkan pembangunan jalan tol
Cinere ini terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada sekitar jalan tol cinere –
jagorawi. Hasil dari Pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa di satu sisi
pembangunan jalan tol Cinere ini mempunyai dampak positif yaitu antara lain dapat
mempersingkat waktu tempuh dan memudahkan akses transportasi antar daerah,
meningkatkan kegiatan ekonomi, perindustrian, perbankan, dll, dan juga meningkatkan harga
tanah di sekitar jalan tol tersebut. Namun di sisi lain juga memberikan dampak negatif seperti
berkurangnya daerah resapan air hujan yang dampak jangka panjangnya dapat menimbulkan
banjir, pengurangan lahan pertanian, dan kerusakan di beberapa lingkungan sekitar.

SARAN

1. Bagi masyarakat, diperlukan partisipasi dari setiap pihak untuk memberikan


pemahamanyang benar kepada masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal
disekitar daerah pembangunan jalan tol, mengenai makna kepentingan umum dalam
kegiatan pembangunan jalan tol berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012.
Hal ini diperlukan untuk mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan
kesejahteraan bagi seluruh warga masyarakat melalui pembangunan untuk
kepentingan umum.

2. Bagi Pemerintah, selaku pelaksana pembangunan jalan tol sebagai salah satu
kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum berdasarkan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2012, hendaknya dilaksanakan dengan mengedepankan prinsip
penghormatan terhadap kemanusian, musyawarah mufakat, dan keadilan
berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila serta Undang-Undang
Dasar 1945. Hal ini diperlukan agar pembangunan jalan tol dapat memberikan
kemanfaatan hukum bagi seluruh warga masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anon., n.d [online]

Available at : https://www.cnbcindonesia.com/news/20200109141950-4-128848/cerita-
warga-tolak-tol-cijago-karena-digantung-14-tahun

Anon., n.d [online]

Available at :
https://www.kompas.com/properti/read/2021/04/17/143315721/diwacanakan-sejak-2005-dan-
gusur-rumah-real-estat-tol-cijago-tak?page=all

Pras [online]

https://yonidwipras75.wixsite.com/website/post/dampak-sosial-pembangunan-jalan-tol-
cinere-jagorawi-cijago-seksi-ii-di-kukusan-beji-depok

Sumaryoto, Journal of Rural and Development Volume I No. 2 Agustus 2010, Dampak
keberadaan jalan tol terhadap kondisi Fisik, Sosial, Dan Ekonomi lingkunganya.

Octola Shafa Kayonga, 2021. Analisis dampak pembangunan jalan Tol Cinere – Jagorawi
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di kecamatan Cimanggis, Sukmajaya, Dan Beji kota
Depok.

Irfan Mahaputra, 2018. http://repository.radenintan.ac.id/5481/1/SKRIPSI


%20IRFANTRI%20MAHAPUTRA.pdf

Anda mungkin juga menyukai