di Sekitarnya
A. Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang berkembang dalam perkembangan Indonesia ada
banyak hal yang dibutuhkan untuk menjadikan indonesia negara maju, salah satunya
adalah terciptanya sarana prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan masyarakat
dan melancarkan beberapa program kerja pemerintahan. Terlebih di era globalisasi dimana
masyarakat menginginkan segala sesuatu yang instan, karena itu pemerintah mengadakan
beberapa program kerja antara lain mengenai pembangunan insfrastruktur di Indonesia.
Pembangunan insfrastruktur berperan sangat vital untuk memenuhi hak rakyat, serta
memiliki pengaruh terhadap peningkatan akses masyarakat untuk meningkatkan
produktivitas semberdaya yang ada sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan insfrastruktur berupa jalan tol pada sebuah Negara yang dapat dijakan bukti
dan kesiapan sebuah Negara untuk menyongsong peradaban yang serba cepat dan mudah
dalam setiap aktivitas serta menjadi tolak ukur dalam mengetaui sejauhmana kemajuan
perekonomian yang ada di sebuah Negara baik secara mikro maupun makro (Sumartoyo,
2010 : 161). Dengan demikian, pemerintah diharapkan untuk mampu menetapkan
program-program pemerataan pembangunan yang berskala nasional hingga mencakup
semua wilayah (Susanto, 2010 : 99). Pembangunan akses transportasi merupakan salah
satu program pemerintah dalam pemerataan pembangunan.
Berdasarkan masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, menegaskan bahwa pembangunan
infrastruktur tidak hanya dipusatkan pada satu daerah saja. Pembangunan infrastruktur
berupa jalan tol dan jembatan dianggap sangat berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia saat ini, karena dapat mempermudah akses masyarakat dalam menjalin kerja
sama bisnis sekaligus memperlancar konektivitas antar daerah. Tercatat dari tahun 2015
hingga 2019 lalu, total jalan nasional yang telah dibangun oleh Presiden Joko Widodo
mencapai angka 3.887 kilometer. Sementara itu, pemerintah juga terus melakukan
pembangunan jalan tol dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Adapun total pembangunan
jalan tol yang telah dicapai pada era pemerintahan Joko Widodo, yakni dari tahun 2015
sampai 2019, mencapai 1.852 kilometer (Data PUPR, 2019). Pembangunan jalan tol yang
menghubungkan satu daerah dengan daerah lain seperti ini tentu saja memunculkan
perubahan pada daerah tersebut.
Dengan adanya pembangunan maka terjadi perubahan kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat sekitar. Menurut soedino bahwa merangsang lapisan-lapisan masyarakat dan
dengan adanya teknologi maka pertumbuhan ekonomi akan semakin pesat. Selain itu,
menurut salim (1980) bahwa pembangunan berkelanjutan secara umum dapat berdampak
positif dan negatif. Dampak positif dari pembangunan adalah dapat meningkatkan kualitas
hidup yang terdiri dari meningkatkan kualitas fisik, turunnya angka kematian, dan
meningkatkan kesejahteraan. Sedangkan dampak negatif dari pembangunan yaitu
berkurangnya sumberdaya, pencemaran lingkungan, dan redistribusi penduduk. Dalam
Penelitian ini peneliti akan menganalisis mengenai dampak sosial ekonomi dari
pembangunan jalan tol. Jaringan jalan contohnya jalan tol merupakan salah satu faktor
pendukung dari keberhasilan pembangunan karena memiliki peran sebagai jalan alternatif
mempercepat sarana transportasi, pemindahan barang dan manusia, perkembangan
industri maupun pariwisata, yang dapat menunjang pertumbuhan serta proses ekonomi
yang terkadang terkendala dengan lamanya waktu jarak tempuh, kemacetan.
Pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan atau jalan tol dalam sebuah
negara bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana kemajuan
perekonomian sebuah negara, baik secara makro maupun secara mikro. Selain itu,
industri jalan tol bisa juga dijadikan sebagai bukti dan kesiapan sebuah negara dalam
menyongsong sebuah peradaban yang serba mudah dan serba cepat dalam setiap
melakukan aktivitas.
Tol merupakan singkatan dari Tax On Location, yang memiliki arti bahwa jalan yang
digunakan adalah jalan bebas hambatan dan harus membayar terlebih dahulu. Jalan
tol secara umum berfungsi untuk menghubungkan suatu daerah dengan daerah
lainnya. Jalan tol memang memiliki dampak positif, namun jalan tol juga
memberikan dampak negatif.
Pembangunan jalan tol sangat penting bagi kemajuan dan perkembangan suatu
wilayah atau daerah, pembangunan jalan tol mendorong percepatan penyaluran dan
pengiriman barang dan manusia. Pembangunan jalan tol sedikit banyaknya
berdampak terhadap pembangunan wilayah yang dilintasi, pembangunan jalan tol
yang baik tidak akan merugikan wilayah atau kawasan yang dilintasi.
Pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi merupakan salah satu proyek strategis
pemerintah presiden Jokowi, pembangunan ini diharapkan akan menjadi jalan tol
trans sumatera yang akan menghubungkan pulau sumatera dari sabang sampai
lampung. Dalam pembangunannya, jalan tol ini terbagi dalam dua seksi, yaitu Seksi I
(Medan-PerbarakanKualanamu) sepanjang 17,80 km dan Seksi II (Perbarakan-Tebing
Tinggi) sepanjang 44 km. Jalan tol ini memiliki 2x2 lajur pada tahap awal dan 2x3
lajur pada tahap akhir dengan kecepatan rencana 100 km/jam. Peletakan batu
pertama tanda dimulainya konstruksi dilaksanakan pada 23 September 2014.
B. Isi
1. Dampak
Dampak merupakan suatu perubahan yang disebabkan oleh suatu kegiatan
yang terjadi didalam lingkungan hidup (Harun, 2011 : 59). Kata dampak lebih
identik dengan hal positif dan negatif, suatu yang berkaitan dengan proyek
maupun program pasti akan menimbulkan banyak konsekuensi baik dapat
berupa keuntungan maupun biaya dengan hal-hal negatif dari pada positif,
dampak positif dapat berupa peningkatan harga jual lahan, pemerataan
pembangunan, pengurangan waktu tempuh kendaraan. Dampak negatifnya
berupa kerusakan lingkungaan, polusi udara, kebisingan, dan terganggunya
aliran permukaan. Menurut teori Wisnu Arya (2001) mengemukakan bahwa
suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan, tidak terlepas dengan
analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan studi tentang masalah
yang berkaitan dengan rencana suatu kegiatan yang diusulkan, studi yang
dilakukan dalam hal ini meliputi beberapa kemungkinan seperti akan
terjadinya berbagai macam perubahan, baik perubahan sosial ekonomi
maupun perubahan biofisik yang terjadi di lingkungan sebagai adanya akibat
dari kegiatan yang diusulkan tersebut.
2. Pengertian Pembangunan
Pembangunan memiliki arti yang berbeda-beda tergantung dari sudut mana
kita melihatnya dan waktu yang dituju. Pembangunan dilakukan karena
adanya kebutuhan masyarakat yang harus terpenuhi. Pembangunan tersebut
bisa berupa sarana dan prasarana seperti jembatan, jalan, pembangunan
ibadah dan sarana transportasi. Pembangunan itu sendiri selalu berkaitan
erat dengan bidang ekonomi. Pengertian pembangunan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “hal (cara, perbuatan, dsb)
membangun”.
Beberapa tokoh mendefinisikan pembangunan menurut sudut pandangnya
masing-masing. Pada masa Orde Baru, seorang ahli ekonomi Nitisastro (2010)
mendefinisikan “pembangunan merupakan proses menurut waktu,
suatu proses transportasi yang merupakan suatu breakthrough dari keadaan
ekonomi yang terhenti (stagnant) ke suatu pertumbuhan kumulatif yang
bersifat terus-menerus”.
Selain itu, menurut P.Siagian (2003) definisi pembangunan adalah “rangkaian
usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar
yang ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (nation-building)”. Dalam sudut pandang sosiologi,
menurut Soekanto (2013) mendefinisikan pembangunan merupakan suatu
proses perubahan disegala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja
berdasarkan suatu rencana tertentu”.
Menurut Soekanto “proses pembangunan terutama bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual, maupun
material”. Dalam sudut pandang ekonomi pembangunan sendiri berkaitan
dengan ekonomi. Atau lebih ditunjukkan kepada pengertian pembangunan
ekonomi. Menurut Meier dalam Marzali dari sudut pandang ekonomi
mengemukakan “pembangunan berarti suatu proses dimana real per capita
income dari suatu negara meningkat dalam suatu masa panjang, dan dalam
masa yang bersamaan jumlah penduduk yang di bawah garis kemiskinan,
tidak bertambah, dan distribusi pendapat tidak makin senjang”.
3. Konsep-konsep Pembangunan
Konsep pembangunan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia. Beberapa konsep-konsep pembangunan diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Tujuan Pembangunan
Menurut Todaro ada tiga tujuan pembangunan yang harus dimiliki oleh
masyarakat. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan ketersediaan dan perluasan distribusi barangbarang
kebutuhan hidup yang pokok seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan
dan perlindungan.
2) Peningkatan standar hidup yang bukan hanya berupa peningkatan
pendapatan tetapi ketersediaan lapangan kerja yang lebih banyak,
pendidikan yang lebih baik, serta perhatian lebih besar terhadap nilai-nilai
budaya dan kemanusiaan.
3) Perluasan pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi individu dan
bangsa secara keseluruhan, yang tidak hanya membebaskan mereka dari
kungkungan sikap menghamba dan perasaan bergantung kepada orang
dan Negara-negara lain tetapi juga dari berbagai faktor yang
menyebabkan kebodohan dan kesengsaraan.
Selain manfaat ada kelebihan jalan tol dibandingkan jalan non tol diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Waktu tempuh menjadi lebih singkat. Pada pengguna jalan non tol ketika
berada di persimpangan harus berhenti dan menunggu. Sehingga
menyebabkan banyak waktu yang terbuang.
2) Pertimbangan keselamatan lalu lintas diprioritaskan. Pada jalan tol tingkat
kecelakaan dipengaruhi oleh faktor geometrik jalan. Pelebaran lajur,
pelebaran bahu jalan, tersedianya lajur pendakian dan pemisahan tengah
(median) sebagai contoh untuk dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu-
lintas.
3) Ketika berada pada jalan yang lebih halus dan sedikit berhenti maka
mengurangi konsumsi bahan bakar serta operasi lainnya. Sehingga
berkurangnya konsumsi bahan bakar juga akan mengurangi polusi udara
dan kebisingan.
4) Dapat bergerak tanpa hambatan karena tidak terdapat persimpangan
atau perpotongan seperti jalan non tol.
g. Pengembangan Wilayah
Gambar2.1Pilar-pilarpengembanganwilayahmenurutMisra(1977)
Dari gambar diatas dapat dilihat berbagai analisis yang dapat dilakukan terhadap
pengembangan wilayah, yaitu aspek biogeofisik meliputi kandungan sumber daya
hayati, sumber daya nirhayati, jasa-jasa maupun sarana dan prasarana yang ada di
wilayah tersebut.
Sedangkan aspek ekonomi meliputi kegiatan ekonomi yang terjadi di sekitar wilayah.
Aspek sosial meliputi budaya, politik, dan hankam yang merupakan pembinaan
kualitas sumber daya manusia, posisi tawar (dalam bidang politik), budaya
masyarakat serta pertahanan dan keamanan.
Aspek lokasi menunjukkan keterkaitan antara wilayah yang satu dengan wilayah
lainnya yang berhubungan dnegan sarana produksi, pengelolaan maupun
pemasaran. Aspek lingkungan meliputi kajian mengenai bagaimana proses produksi
mengambil input apakah merusak atau tidak.
B. Pembahasan
Pembangunan merupakan suatu proses mengubah masyarakat terencana yang
sudah ditentukan melalui suatu kebijakan. Pembangunan itu sendiri meliputi semua
proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana.
Pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipisahkan.
Keterkaitan antara kedua aspek ini saling mempengaruhi, pada umumnya
pembangunan infrastruktur akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah. Proses pembangunan terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup dan melakukan pemerataan sehingga pemerintah terus berupaya untuk
memenuhi hak-hak dasar masyarakat (Soekanto, 2012).
Pembangunan sendiri ada 2 macam, yaitu pembangunan secara fisik yang meliputi
gedung, jembatan, jalan dan yang lainnya, dan yang kedua adalah pembangunan non
fisik seperti rehabilitasi mental, pendidikan, pelatihan, dan yang lainnya yang tidak
nampak. Salah satu pembangunan fisik adalah pembangunan infrastruktur,
contohnya adalah jalan tol.
Pembangunan jalan tol merupakan tolak ukur ekonomi suatu negara, baik secara
mikro maupun makro. Pembangunan jalan tol juga dimaksudkan untuk pemerataan
pembangunan dan pengembangan wilayah – wilayah yang ada dengan
mempertimbangkan keadilan dan mengembangkan keadaan ekonomi.
Pembangunan jalan tol merupakan pembangunan yang membutuhkan lahan atau
tanah yang sangat luas. Dampak dari pembangunan jalan tol adalah berubahnya
fungsi dan tata guna lahan, terputusnya aksebilitas, perubahan volume lalu lintas,
dan dampak akibat desain lahan. Dengan adanya pembangunan jalan tol ini
bertujuan untuk meningkatkan aksebilitas dan kapasitas jaringan jalan dalam
melayani lalu lintas (Khasanah 2017). Namun dampak dari pembangunan jalan tol
tidak lepas dari 2 aspek, yaitu aspek fisik dan aspek non fisik terhadap masyarakat.
Aspek fisik yang berkaitan dengan lingkungan sedangkan untuk aspek non fisik
berkaitan dengan masalah sosial masyarakat.
Saat ini jalan tol yang sudah selesai pengerjaannya adalah tol Kualanamu-Tebing
Tinggi, dalam pembangunannya jalan tol ini terbagi dalam dua sesi yaitu Medan-
Kualanamu sepanjang 17,80 km dan sesi kedua Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang
44 km. Jalan tol ini memiliki 2 kali 2 lajur pada tahap awal dan 2 kali 3 lajur pada
tahap akhir dengan kecepatan rencana 100 km/jam. Dimulainya konstruksi pada 23
September 2014 yang dibangun pemerintah Indonesia, dan konsorsium BUMN yang
terdiri dari jasa marga, pembangunan perumahan, Waskita karya, dan Hutama karya.
Kemudian pada 11 Juni 2018 ruas Tanjung Morawa ke Kualanamu diresmikan
pembukaannya oleh Gubernur Sumatera Utara. Ruas Sei Rampah hingga Tebing
Tinggi dibuka pada 25 Maret 2019.
Jalan ini diharapkan dapat memperlancar kegiatan transportasi yang ada di pulau
Sumatera khususnya di Sumatera Utara dan juga sebagai salah satu solusi untuk
memecah kepadatan arus transportasi. Namun ternyata dengan diresmikannya
pembangunan jalan tol tersebut tidak lepas dari berbagai masalah yang timbul
dengan adanya jalan tol tersebut. Seperti adanya faktor kelalaian manusia yang
mengakibatkan adanya kecelakaan di jalan tol, faktor dari rute jalan tol Medan-
Kualanamu -Tebing Tinggi yang lurus dan juga mulus.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara (2017),
pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi akan mempengaruhi kehidupan dari
aspek sosial maupun aspek ekonomi yang berada di lintasan jalan arteri
MedanTebing Tinggi. Dari aspek sosial yang akan menimbulkan perubahan mendasar
diantaranya adalah struktur penduduk (kepadatan dan komposisi penduduk),proses
penduduk (pertumbuhan dan mobilitas penduduk), rencana usaha, pola mata
pencaharian penduduk, dan pendapatan/pengeluaran rumah tangga, sedangkan dari
aspek ekonomi diantaranya akan menimbulkan perubahan dari sisi ekonomi rumah
tangga diantaranya adalah tingkat pendapatan, pola pemanfaatan sumber daya
alam, pola penggunaan lahan, nilai tanah dan sumber daya alam lainnya, sumber
daya alam milik umum (common property) dan lain-lain.
Dampak sosialnya lainnya adalah dengan dibuatkannya jalan arteri bagi penduduk di
tepi jalan tol, harga tanah pun menjadi tinggi, dan masyarakat mempunyai lebih
banyak peluang ekonomi dan usaha di lingkungannya. Sementara dampak
kerugiannya adalah warga masyarakat di sepanjang jalan tol
terancam kehidupanya karena tidak bisa berharap banyak dari penjualan barang dan
jasa.
Sebagai contoh Dampak pembangunan toll Pejagan, Margasari, Ajibarang ternyata
menimbulkan banyak permasalahan bagi rakyat kecil, terutama perekonomian
daerah
yang terkena tol tersebut, seperti pengelola pom bensin, pengelola warung dan
rumah
makan dan para pedagang-pedagang kecil yang ada di daerah yang terkena
pembangunan jalan tol tersebut.
Dengan adanya pembangunan jalan tol ini, otomatis dibutuhkan pembebasan lahan
yang dimiliki warga. Adanya tanah atau lahan yang berkurang karena proyek jalan tol
ini juga menimbulkan beberapa permasalahan bagi warga yang tinggal di sekitar
jalan tol,khususnya bagi mereka yang lahannya terkena pembangunan jalan tol .
Sebagai contoh, permasalahan yang muncul yaitu banyak lahan sawah yang tergusur
oleh pembangunan jalan tol, menyebabkan mata pencaharian warga berubahbahkan
sampai hilang. Berubahnya mata pencaharian warga tersebut sudah pasti
menyebabkan pendapatan mereka juga berubah. Selain itu juga dengan semakin
berkurangnya lahan sawah menyebabkan turunnya hasil produksi serta panen,baik
kuantitas maupun nilai jualnya.
Sebelum beroperasinya jalan tol, aktivitas ekonomi koridor jalur pantura Kabupaten
Brebes didominasi usaha penjualan oleh-oleh. Di jalur tersebut juga terdapat usaha
SPBU, hotel dan rumah makan. Setelah beroperasinya jalan tol, dari hasil observasi
dan wawancara didapatkan bahwa terjadi penurunan omset lebih dari 50% dan
terdapat 40 toko oleh-oleh yang gulung tikar seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Meskipun demikian, untuk rumah makan yang melayani pengemudi truk tidak
mengalami penurunan omset. Hal ini berkaitan dengan pengemudi truk yang
melintasi jalur pantura karena mahalnya tarif tol, tidak membutuhkan waktu yang
cepat dan banyak tempat peristirahatan. Kondisi berbeda terjadi di koridor Pemuda
di mana terjadi peningkatan aktivitas ekonomi dengan tumbuhnya 34 pedagang
telur asin setelah beroperasinya jalan tol. Pedagang tersebut merupakan pedagang
yang merelokasi tempat usahanya dari koridor Diponegoro dan Bulakamba dengan
harapan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik
Dapus
Ginandjar Kartasasmita, 1997. Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat.
Surabaya. Jakarta:Balai Aksara.
Siagian, Sondang P, 2003 Administrasi Pembangunan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
http://matanews.com/2009/08/12/manfaat-ganda-jalan-tol/
http://www.scribd.com/doc/22191363/dampak-pembangunan-jalan-tol-bagipemukiman
Journal of Rural and Development Volume I No. 2 Agustus 2010. DAMPAK KEBERADAAN
JALAN TOL TERHADAP KONDISI FISIK, SOSIAL, DAN EKONOMI LINGKUNGANNYA .Sumaryoto
JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 3 l NOMOR 1 l NOVEMBER 2019 l HAL 61-
74
JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 | AKREDITASI:
SINTA
61. PERUBAHAN PERKEMBANGAN WILAYAH SEBELUM DAN SESUDAH
PEMBANGUNAN JALAN TOL. Septian Andi Prasetyo1, Ahmad Djunaedi2