Anda di halaman 1dari 20

Dampak Pembangunan Jalan Tol Medan – Tebing Tinggi Terhadap Perkembangan Wilayah

di Sekitarnya

A. Pendahuluan
Indonesia merupakan Negara yang berkembang dalam perkembangan Indonesia ada
banyak hal yang dibutuhkan untuk menjadikan indonesia negara maju, salah satunya
adalah terciptanya sarana prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan masyarakat
dan melancarkan beberapa program kerja pemerintahan. Terlebih di era globalisasi dimana
masyarakat menginginkan segala sesuatu yang instan, karena itu pemerintah mengadakan
beberapa program kerja antara lain mengenai pembangunan insfrastruktur di Indonesia.
Pembangunan insfrastruktur berperan sangat vital untuk memenuhi hak rakyat, serta
memiliki pengaruh terhadap peningkatan akses masyarakat untuk meningkatkan
produktivitas semberdaya yang ada sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan insfrastruktur berupa jalan tol pada sebuah Negara yang dapat dijakan bukti
dan kesiapan sebuah Negara untuk menyongsong peradaban yang serba cepat dan mudah
dalam setiap aktivitas serta menjadi tolak ukur dalam mengetaui sejauhmana kemajuan
perekonomian yang ada di sebuah Negara baik secara mikro maupun makro (Sumartoyo,
2010 : 161). Dengan demikian, pemerintah diharapkan untuk mampu menetapkan
program-program pemerataan pembangunan yang berskala nasional hingga mencakup
semua wilayah (Susanto, 2010 : 99). Pembangunan akses transportasi merupakan salah
satu program pemerintah dalam pemerataan pembangunan.
Berdasarkan masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, menegaskan bahwa pembangunan
infrastruktur tidak hanya dipusatkan pada satu daerah saja. Pembangunan infrastruktur
berupa jalan tol dan jembatan dianggap sangat berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia saat ini, karena dapat mempermudah akses masyarakat dalam menjalin kerja
sama bisnis sekaligus memperlancar konektivitas antar daerah. Tercatat dari tahun 2015
hingga 2019 lalu, total jalan nasional yang telah dibangun oleh Presiden Joko Widodo
mencapai angka 3.887 kilometer. Sementara itu, pemerintah juga terus melakukan
pembangunan jalan tol dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Adapun total pembangunan
jalan tol yang telah dicapai pada era pemerintahan Joko Widodo, yakni dari tahun 2015
sampai 2019, mencapai 1.852 kilometer (Data PUPR, 2019). Pembangunan jalan tol yang
menghubungkan satu daerah dengan daerah lain seperti ini tentu saja memunculkan
perubahan pada daerah tersebut.
Dengan adanya pembangunan maka terjadi perubahan kondisi sosial dan ekonomi
masyarakat sekitar. Menurut soedino bahwa merangsang lapisan-lapisan masyarakat dan
dengan adanya teknologi maka pertumbuhan ekonomi akan semakin pesat. Selain itu,
menurut salim (1980) bahwa pembangunan berkelanjutan secara umum dapat berdampak
positif dan negatif. Dampak positif dari pembangunan adalah dapat meningkatkan kualitas
hidup yang terdiri dari meningkatkan kualitas fisik, turunnya angka kematian, dan
meningkatkan kesejahteraan. Sedangkan dampak negatif dari pembangunan yaitu
berkurangnya sumberdaya, pencemaran lingkungan, dan redistribusi penduduk. Dalam
Penelitian ini peneliti akan menganalisis mengenai dampak sosial ekonomi dari
pembangunan jalan tol. Jaringan jalan contohnya jalan tol merupakan salah satu faktor
pendukung dari keberhasilan pembangunan karena memiliki peran sebagai jalan alternatif
mempercepat sarana transportasi, pemindahan barang dan manusia, perkembangan
industri maupun pariwisata, yang dapat menunjang pertumbuhan serta proses ekonomi
yang terkadang terkendala dengan lamanya waktu jarak tempuh, kemacetan.
Pembangunan infrastruktur jalan bebas hambatan atau jalan tol dalam sebuah
negara bisa dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana kemajuan
perekonomian sebuah negara, baik secara makro maupun secara mikro. Selain itu,
industri jalan tol bisa juga dijadikan sebagai bukti dan kesiapan sebuah negara dalam
menyongsong sebuah peradaban yang serba mudah dan serba cepat dalam setiap
melakukan aktivitas.

Infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam sistem perekonomian.


Semakin baik keadaan infrastruktur, semakin baik pula pengaruhnya terhadap
keadaan ekonomi. Di samping itu pembangunan jalan tol di daerah perkotaan besar
dan sekitarnya memang berpengaruh terhadap industri yang banyak berada di
sekitar daerah perkotaan. Fungsi jalan tol adalah menghubungkan pusat produksi
dengan pasar global, oleh karena itu untuk memudahkan aktifitas bisnis jalan tol
menjadi alernatif untuk mempercepat arus keluar masuk barang.Tetapi dalam hal
ini program pemerintah yang lebih fokus membangun jalan tol di daerah perkotaan
perlu diluruskan, yakni seharusnya lebih memperhatikan kondisi jalan-jalan di
pedesaan yang sebenarnya sangat membantu masyarakat yang rata-rata miskin
dalam meningkatkan aktifitas ekonomi mereka, sehingga kesenjangan antara daerah
perkotaan dan pedesaan dapat dihapuskan. Oleh karena itu pemerintah harus
segera memperbaiki kondisi jalan antar desa di seluruh Indonesia untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang stabil dan pro rakyat. Sementara Pengamat Kebijakan
Publik Faisal Baasir mengatakan, melihat kondisi saat ini, potensi industri jalan tol
masih menjanjikan untuk lebih dikembangkan, sesuai dengan perkembangan tingkat
perekonomian bangsa Indonesia saat ini. Sedangkan Analis Ekonomi UI Avilliani
mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur melalui industri jalan tol akan
berdampak pada pembangunan ekonomi. Oleh karena itu menurutnya sebelum
satu daerah berkeinginan membangun jalan tol maka yang paling penting adalah
aktivitas ekonomi di daerah tersebut harus ditingkatkan agar bisa memberikan
kontribusi terhadap proyek jalan tol tersebut agar tidak rugi.

Tol merupakan singkatan dari Tax On Location, yang memiliki arti bahwa jalan yang
digunakan adalah jalan bebas hambatan dan harus membayar terlebih dahulu. Jalan
tol secara umum berfungsi untuk menghubungkan suatu daerah dengan daerah
lainnya. Jalan tol memang memiliki dampak positif, namun jalan tol juga
memberikan dampak negatif.
Pembangunan jalan tol sangat penting bagi kemajuan dan perkembangan suatu
wilayah atau daerah, pembangunan jalan tol mendorong percepatan penyaluran dan
pengiriman barang dan manusia. Pembangunan jalan tol sedikit banyaknya
berdampak terhadap pembangunan wilayah yang dilintasi, pembangunan jalan tol
yang baik tidak akan merugikan wilayah atau kawasan yang dilintasi.
Pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi merupakan salah satu proyek strategis
pemerintah presiden Jokowi, pembangunan ini diharapkan akan menjadi jalan tol
trans sumatera yang akan menghubungkan pulau sumatera dari sabang sampai
lampung. Dalam pembangunannya, jalan tol ini terbagi dalam dua seksi, yaitu Seksi I
(Medan-PerbarakanKualanamu) sepanjang 17,80 km dan Seksi II (Perbarakan-Tebing
Tinggi) sepanjang 44 km. Jalan tol ini memiliki 2x2 lajur pada tahap awal dan 2x3
lajur pada tahap akhir dengan kecepatan rencana 100 km/jam. Peletakan batu
pertama tanda dimulainya konstruksi dilaksanakan pada 23 September 2014.

B. Isi

1. Dampak
Dampak merupakan suatu perubahan yang disebabkan oleh suatu kegiatan
yang terjadi didalam lingkungan hidup (Harun, 2011 : 59). Kata dampak lebih
identik dengan hal positif dan negatif, suatu yang berkaitan dengan proyek
maupun program pasti akan menimbulkan banyak konsekuensi baik dapat
berupa keuntungan maupun biaya dengan hal-hal negatif dari pada positif,
dampak positif dapat berupa peningkatan harga jual lahan, pemerataan
pembangunan, pengurangan waktu tempuh kendaraan. Dampak negatifnya
berupa kerusakan lingkungaan, polusi udara, kebisingan, dan terganggunya
aliran permukaan. Menurut teori Wisnu Arya (2001) mengemukakan bahwa
suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan, tidak terlepas dengan
analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan studi tentang masalah
yang berkaitan dengan rencana suatu kegiatan yang diusulkan, studi yang
dilakukan dalam hal ini meliputi beberapa kemungkinan seperti akan
terjadinya berbagai macam perubahan, baik perubahan sosial ekonomi
maupun perubahan biofisik yang terjadi di lingkungan sebagai adanya akibat
dari kegiatan yang diusulkan tersebut.
2. Pengertian Pembangunan
Pembangunan memiliki arti yang berbeda-beda tergantung dari sudut mana
kita melihatnya dan waktu yang dituju. Pembangunan dilakukan karena
adanya kebutuhan masyarakat yang harus terpenuhi. Pembangunan tersebut
bisa berupa sarana dan prasarana seperti jembatan, jalan, pembangunan
ibadah dan sarana transportasi. Pembangunan itu sendiri selalu berkaitan
erat dengan bidang ekonomi. Pengertian pembangunan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “hal (cara, perbuatan, dsb)
membangun”.
Beberapa tokoh mendefinisikan pembangunan menurut sudut pandangnya
masing-masing. Pada masa Orde Baru, seorang ahli ekonomi Nitisastro (2010)
mendefinisikan “pembangunan merupakan proses menurut waktu,
suatu proses transportasi yang merupakan suatu breakthrough dari keadaan
ekonomi yang terhenti (stagnant) ke suatu pertumbuhan kumulatif yang
bersifat terus-menerus”.
Selain itu, menurut P.Siagian (2003) definisi pembangunan adalah “rangkaian
usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar
yang ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (nation-building)”. Dalam sudut pandang sosiologi,
menurut Soekanto (2013) mendefinisikan pembangunan merupakan suatu
proses perubahan disegala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja
berdasarkan suatu rencana tertentu”.
Menurut Soekanto “proses pembangunan terutama bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual, maupun
material”. Dalam sudut pandang ekonomi pembangunan sendiri berkaitan
dengan ekonomi. Atau lebih ditunjukkan kepada pengertian pembangunan
ekonomi. Menurut Meier dalam Marzali dari sudut pandang ekonomi
mengemukakan “pembangunan berarti suatu proses dimana real per capita
income dari suatu negara meningkat dalam suatu masa panjang, dan dalam
masa yang bersamaan jumlah penduduk yang di bawah garis kemiskinan,
tidak bertambah, dan distribusi pendapat tidak makin senjang”.

Pembangunan adalah suatu usaha yang terencana dalam meningkatkan


kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara. Jaringan jalan merupakan
salah satu faktor pendukung keberhasilan suatu pembangunan karena jalan
berperan untuk pemindahan barang dan manusia sehingga diperlukan
jaringan jalan yang memadai dan lebih mengedepankan kecepatan. Jalan tol
merupakan jalan alternatif untuk mempercepat sarana transportasi,
perkembangan industri pariwisata, menunjang pertumbuhan dan percepatan
proses ekonomi yang kerap terhambat karena kendala transportasi,
mengurangi kemacetan akibat pasar tumpah, pasar tradisional, penyempitan
jalan, jembatan rusak, jalan yang berlubang dan lain-lain adalah hal yang
menghambat proses ekonomi secara merata dan cepat.

Dengan adanya pembangunan ini maka akan terjadi perubahan kondisi


ekonomi dan sosial masyarakat. Menurut Soediono (dalam Adisasmita 2012)
bahwa pembangunan merupakan perubahan susunan dan pola masyarakat
yang akan merangsang lapisan-lapisan masyarakat dan dengan adanya
teknologi maka pertumbuhan ekonomi akan semakin pesat. Selain itu
menurut Salim (1980) mengatakan bahwa pembangunan berkelanjutan
dapat berdampak positif maupun negative. Dampak positif dari
pembangunan adalah dapat meningkatkan kualitas hidup yang terdiri dari
meningkatnya kualitas fisik, turunnya angka kematian, dan meningkatkan
kesejahteraan. Sedangkan dampak negative dari pembangunan yaitu
berkurangnya sumber daya, pencemaran lingkungan, dan redistribusi
penduduk.
Untuk itu apabila pemerintah ingin melakukan pembangunan maka mereka
akan berhadapan dengan masyarakat pemilik lahan yang akan digunakan
sebagai jalan tersebut. Dengan adanya pembangunan tersebut pemerintah
membutuhkan tanah yang akan dijadikan sebagai tempat pembangunannya.
Dalam hal ini pemerintah harus mengganti tanah yang terpakai, pohon-
pohon yang terkena dalam pembangunan, serta penggantian rumah atau
bangunan yang terkena dalam jalur pembangunan tersebut.

3. Konsep-konsep Pembangunan
Konsep pembangunan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia. Beberapa konsep-konsep pembangunan diantaranya adalah
sebagai berikut:

a. Konsep Pembangunan yang Berorientasi pada Pertumbuhan


(Pertumbuhan Ekonomi)
Konsep pembangunan dengan sudut pandang ekonomi
dimulai pada abad ke 18. Kon
sep pembangunan ini dinamakan dengan pertumbuhan
ekonomi. Menurut Adam Smith dalam Ginandjar Kartasasmita
adalah proses pertumbuhan dimulai apabila perekonomian
mampu melakukan pembagian kerja (division of labor).
Konsep pembangunan ini yang mengutamakan bidang
ekonomi tidak dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat,
karena dalam “tiga dasawarsa (1940-1970) menunjukkan
bahwa yang terjadi adalah rakyat dilapisan bahwa tidak
senantiasa menikmati cucuran hasil pembangunan yang
seperti diharapkan itu.

b. Konsep Pembangunan Kebutuhan Dasar/Kesejahteraan


(Kebutuhan Dasar)
Konsep kebutuhan dasar manusia atau basic human needs ini
lahir dan berkembang sekitar tahun 1981. Strategi dari konsep
ini adalah dengan meyediakan publicservice dan juga jaminan
bagi masyarakat miskin agar dapat menikmati layanan
tersebut. Konsep ini berpandangan perlu adanya
pembaharuanpembaharuan yang dilakukan oleh Negara atau
bangsa dan tidak hanya memperhatikan tujuan sosial
ekonomi.
c. Konsep Pembangunan yang Berpusat pada Manusia
Konsep yang terakhir adalah konsep pembangunan manusia.
Tujuan utama dari konsep ini adalah “menciptakan lingkungan
yang memungkinkan masyarakatnya untuk menikmati
kehidupan yang kreatif, sehat dan berumur panjang.
Keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
manusia tak dapat muncul begitu saja, dan pertumbuhan
produksi serta pendapatan menurut pandangan ini adalah
hanya sebuah alat yang menunjukkan bahwa tujuan
sebenarnya dari pembangunan, tentu pembangunan
manusianya sendiri.

a. Tujuan Pembangunan
Menurut Todaro ada tiga tujuan pembangunan yang harus dimiliki oleh
masyarakat. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan ketersediaan dan perluasan distribusi barangbarang
kebutuhan hidup yang pokok seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan
dan perlindungan.
2) Peningkatan standar hidup yang bukan hanya berupa peningkatan
pendapatan tetapi ketersediaan lapangan kerja yang lebih banyak,
pendidikan yang lebih baik, serta perhatian lebih besar terhadap nilai-nilai
budaya dan kemanusiaan.
3) Perluasan pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi individu dan
bangsa secara keseluruhan, yang tidak hanya membebaskan mereka dari
kungkungan sikap menghamba dan perasaan bergantung kepada orang
dan Negara-negara lain tetapi juga dari berbagai faktor yang
menyebabkan kebodohan dan kesengsaraan.

b. Dampak Positif dan Negatif Pembangunan


Kegiatan pembangunan memiliki dampak positif dan negatif. Dampak
berkelanjutan menurut Emil Salim, yaitu:
i. Dampak positif dari pembangunan yaitu:
1. Meningkatkan kualitas hidup Menurut WHO (dalam Nofitri,
2009) “kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai
posisi mereka dalam kehidupan dilihat dari konteks budaya
dan sistem dimana mereka tinggal serta hubungannya dengan
tujuan, harapan, standar, hal-hal lain yang menjadi perhatian
individu”. Dengan adanya pembangunan maka kualitas yang
dimiliki mereka dapat lebih meningkat karena adanya
pembangunan. Contohnya ketika masyarakat yang ada di
pedesaan dahulu susah untuk pergi ke kota tetapi setelah
adanya pembangunan seperti jalan tol atau jalan raya maka
masyarakat di pedesaan dapat pergi ke kota dengan lebih
mudah.
2. Turunnya angka kematian Menurut badan pusat statistik,
kematian adalah “keadaan menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat
setelah kelahiran hidup”. Jadi dengan adanya pembangunan,
dampak positif yang di rasakan adalah menurunnya angka
kematian karena sarana dan prasarana dari adanya
pembangunan. Seperti pembangunan rumah sakit dan
pembangunan tempat pembuangan sampah sehingga
lingkungan menjadi lebih bersih.
3. Meningkatkan kesejahteraan Menurut Astriana Widyastuti
pengertian kesejahteraan adalah “kondisi manusia dimana
orang-orangnya dalam keadaan makmur dalam keadaan
sehat, dan damai sehingga untuk mencapai kondisi itu orang
tersebut memerlukan suatu usaha sesuai kemampuan yang
dimilikinya”. Seperti halnya meningkatkan kualitas hidup,
maka dampak positif dari adanya pembangunan adalah
meningkatnya kesejahteraan yang dirasakan oleh manusia
karena sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat
tersedia.

ii. Dampak negatif dari pembangunan yaitu:


1. Berkurangnya sumber daya Sumber daya yang berkurang yang
dimaksud adalah sumber daya alam. Sumber daya alam adalah
segala sesuatu yang terkandung atau terdapat di alam”.
Dampak dari adanya pembangunan diantaranya adalah
sumber daya berkurang karena dalam setiap pembangunan
pasti akan ada daerah yang digusur atau terbongkar. Seperti
penebangan hutan untuk pembangunan jalan.
2. Pencemaran lingkungan adalah masuknya limbah hasil
kegiatan manusia kedalam suatu wilayah tertentu sehingga
kualitas lingkungan wilayah tersebut menjadi berubah tidak
sesuai lagi dengan peruntukannya. dengan adanya
pembangunan bisa terjadi pencemaran lingkungan dari hasil
pembangunan yang dilakukan. Seperti contoh pembangunan
jalan yang dapat mengakibatkan polusi udara karena debu dari
hasil perataan jalan dan polusi suara karena kerasnya suara
mesin-mesin dalam membuat jalan yang membuat masyarakat
sekitarnya terganggu.

c. Pengertian Jalan Tol


Jalan tol atau yang dapat disebut juga dengan jalan bebas hambatan
merupakan salah satu cara pemerintah untuk dapat mewujudkan
pembangunan secara merata dan sebagai salah satu cara agar mempercepat
pelayanan pengiriman jasa distribusi dan para pengguna jalan tol pun harus
membayar sejumlah uang agar dapat menggunakan jalan tersebut. Menurut
PP No. 15 Tahun 2005 jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian
dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunaannya
diwajibkan membayar untuk masuk penggunaan jalan tol.
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan
dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol
( Pasal 1 UU No. 15 Tahun 2005). Penyelenggaraan jalan tol sendiri
dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasilnya
serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan
keadilan, yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya
berasal dari pengguna jalan. Sedangkan tujuan dari jalan tol yakni untuk
meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang
peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah tinggi
tingkat perkembangannya ( Pasal 2 UU No. 15 Tahun 2005 ). Mengingat jalan
tol merupakan jalan umum yang mempunyai karakteristik lebih tinggi
dibanding dengan karakteristik jalan arteri serta mempunyai fungsi yang vital
maka jalan tol harus memenuhi berbagai macam spesifikasi serta persyaratan
teknis.

d. Syarat Jalan Tol


Jalan tol merupakan jalan yang berbeda dari jalan umum maka ada beberapa
syarat dan spesifikasi yang harus dimiliki dalam penyelenggaraan jalan tol.
Syarat teknisnya diatur dalam PP No. 15 Tahun 2005 yaitu sebagai berikut:
i. Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan
yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus
lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi.
ii. Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antarkota didesain
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 (delapan puluh)
kilometer per jam, dan untuk jalan tol di wilayah perkotaan didesain
dengan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) kilometer
per jam.
iii. Jalan tol didesain untuk mampu menahan muatan sumbu terberat
(MST) paling rendah 8 (delapan) ton.
iv. Setiap ruas jalan tol harus dilakukan pemagaran, dan dilengkapi
dengan fasilitas penyebrangan jalan dalam bentuk jembatan atau
terowongan.
v. Pada tempat-tempat yang dapat membahayakan pengguna jalan tol,
harus diberi bangunan pengaman yang mempunyai kekuatan dan
struktur yang dapat menyerap energy benturan kendaraan.
vi. Setiap jalan tol wajib dilengkapi dengan aturan perintah dan larangan
yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan, dan/ atau alat
pemberi isyarat lalu lintas.
vii. Pada setiap jalan tol harus tersedia sarana komunikasi, sarana deteksi
pengamanan lain yang memungkinkan pertolongan dengan segera
sampai ketempat kejadian, serta upaya pengamanan terhadap
pelanggaran, kecelakaan dan gangguan keamanan lainnya.
viii. Pada jalan tol antar kota harus tersedia tempat istirahat dan
pelayanan untuk kepentingan pengguna jalan tol. Disediakan paling
sedikit satu untuk setiap jarak 50 (lima puluh) kilometer pada setiap
jurusan.

Setelah mengemukakan syarat teknis jalan tol. Selanjutnya adalah


spesifikasi yang harus dimiliki jalan tol, spesifikasinya adalah seperti
yang
terkandung dalam PP No. 15 Tahun 2005:
1) Tidak ada persimpangan sebidang dengan ruas jalan lain atau
dengan prasarana transportasi lainnya.
2) Jumlah jalan masuk dan jalan keluar ked an dari jalan tol dibatasi
secara efisien dan semua jalan masuk dan jalan keluar harus
terkendali secara penuh.
3) Jarak antar simpang susun, paling rendah 5 (lima) kilometer
untuk jalan tol luar perkotaan dan paling rendah 2 (dua)
kilometer untuk jalan tol dalam perkotaan.
4) Jumlah lajur sekurang-kurangnya dua lajur per arah.
5) Menggunakan pemisah tengah atau median
6) Lebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan sebagai
jalur lalulintas sementara dalam keadaan darurat.
7) Pada setiap jalan tol harus tersedia sarana komunikasi, sarana
deteksi pengaman lain yang memungkinkan pertolongan dengan
segera sampai ke tempat kejadian, seta upaya pengamanan
terhadap pelanggaran, kecelakaan, dan gangguan keamanan
lainnya.
8) Pada jalan tol antar kota harus tersedia tempat istirahat dan
pelayanan untuk kepentingan pengguna jalan tol.
9) Tempat istirahat serta pelayanan tersebut disediakan paling
sedikit 1 untuk setiap jarak 50 Km pada setiap jurusan.
10) Setiap tempat istirahat dan pelayanan dilarang dihubungkan
dengan akses apapun dari luar jalan tol.

e. Tujuan Pembangunan Jalan Tol


Maksud dan tujuan dari jalan tol tertera dalam pasal 2 PP No. 15 Tahun 2005
yaitu: “Penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta keseimbangan dalam
pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai
dengan membina jaringan jalan yang dananya berasal dari pengguna jalan.
Adapun Penyelenggaraan jalan tol bertujuan meningkatkan efisiensi
pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan
ekonomi di wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya”.
Berdasarkan penjelasan peraturan di atas dapat disimpulkan bahwa
pembangunan jalan tol memiliki tujuan agar terciptanya pemerataan
pembangunan dan dapat meningkatkan pertumbuhan dapat dalam bidang
ekonomi maupun sosial.

f. Manfaat Jalan Tol


Adapun manfaat pembangunan jalan tol adalah sebagai berikut:
i. Terdapat perkembangan wilayah dan peningkatan ekonomi pada
daerah tersebut.
ii. Meningkatkan mobilitas dan aksestabilitas orang dan barang.
iii. Penghematan biaya operasi kendaraan (BOK) dan waktu disbanding
merupakan keuntungan bagi pengguna jalan tol
iv. Pengembalian investasi yang didapatkan badan usaha melalui
pendapatan tol yang tergantung pada kepastian tarif tol.

Selain manfaat ada kelebihan jalan tol dibandingkan jalan non tol diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Waktu tempuh menjadi lebih singkat. Pada pengguna jalan non tol ketika
berada di persimpangan harus berhenti dan menunggu. Sehingga
menyebabkan banyak waktu yang terbuang.
2) Pertimbangan keselamatan lalu lintas diprioritaskan. Pada jalan tol tingkat
kecelakaan dipengaruhi oleh faktor geometrik jalan. Pelebaran lajur,
pelebaran bahu jalan, tersedianya lajur pendakian dan pemisahan tengah
(median) sebagai contoh untuk dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu-
lintas.
3) Ketika berada pada jalan yang lebih halus dan sedikit berhenti maka
mengurangi konsumsi bahan bakar serta operasi lainnya. Sehingga
berkurangnya konsumsi bahan bakar juga akan mengurangi polusi udara
dan kebisingan.
4) Dapat bergerak tanpa hambatan karena tidak terdapat persimpangan
atau perpotongan seperti jalan non tol.

g. Pengembangan Wilayah

Pada dasarnya pengembangan adalah proses dimana individu,kelompok,


organisasi, institusi dan masyarakat meningkatkan kemampuannya untuk :
A. Menjalankan fungsi pokok, memecahkan masalah, menentukan dan
mencapai tujuan.
B. Memahami dan menghubungkan kebutuhan pengembangan mereka
dalam konteks yang luas dan dengan cara yang terus menerus (Milen,
2004).
Wilayah sebagai suatu kesatuan geografis memiliki potensi bagi
dijalankannya suatu aktifitas pembangunan dan pengembangan wilayah.
Dan wilayah (region) juga merupakan suatu unit geogarfi yang
membentuk suatu kesatuan. Pengertianunit geografi adalah ruang
sehingga bukan merupakan aspek fisik tanah saja, tetapi lebih dari itu
meliputi aspek-aspek lain, seperti ekonomi, biologi, social, dan budaya
(Wibowo dan Soetriono, 2004).
Menurut Sirojuzilam (2005) pengembangan wilayah pada dasarnya merupakan
peningkatan nilai manfaat wilayah bagi mayarakat suatu tertentu,mampu
menampung lebih banyakp penghuni,dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
rata-rata membaik, disamping menunjukkan lebih banyak sarana/prasarana, barang
atau jasa yang tersedia dan kegiatan usaha-usaha masyarakat yang meningkat, baik
dalam arti jenis, intensitas, pelayanan maupun kualitasnya. Sedangkan menurut
Misra(1977) pengembangan wilayah ditopang oleh empat pilar (tetraploid discipline)
yaitu geografi, ekonomi, perencanaan kota dan teori lokasi. Seperti terlihat pada
gambar berikut ini :

Gambar2.1Pilar-pilarpengembanganwilayahmenurutMisra(1977)

Namun pendapat Misramengenaipengembanganwilayah ini terlalu sederhana. Aspek


biogeofisik tidak hanya direpresentasikan dengan teori geografi maupun teori lokasi.
Oleh karena itu menurut Budiharsono (2005) pengembangan wilayah setidak-
tidaknya perlu ditopang oleh 6 pilar/aspek,yaitu (1) aspek biogeofisik; (2) aspek
ekonomi; (3) aspek social budaya; (4) aspek kelembagaan ; (5) aspek lokasi dan (6)
aspek lingkungan.
Gambar2.1Pilar-pilarpengembangan wilayah menurut Misra(1977)

Dari gambar diatas dapat dilihat berbagai analisis yang dapat dilakukan terhadap
pengembangan wilayah, yaitu aspek biogeofisik meliputi kandungan sumber daya
hayati, sumber daya nirhayati, jasa-jasa maupun sarana dan prasarana yang ada di
wilayah tersebut.

Sedangkan aspek ekonomi meliputi kegiatan ekonomi yang terjadi di sekitar wilayah.
Aspek sosial meliputi budaya, politik, dan hankam yang merupakan pembinaan
kualitas sumber daya manusia, posisi tawar (dalam bidang politik), budaya
masyarakat serta pertahanan dan keamanan.

Aspek lokasi menunjukkan keterkaitan antara wilayah yang satu dengan wilayah
lainnya yang berhubungan dnegan sarana produksi, pengelolaan maupun
pemasaran. Aspek lingkungan meliputi kajian mengenai bagaimana proses produksi
mengambil input apakah merusak atau tidak.

Aspek kelembagaan meliputi kelembagaan masyarakat yang ada dalam pengelolaan


suatu wilayah apakah kondusif atau tidak. Kelembagaan juga meliputi peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah maupun lembaga-lembaga sosial ekonomi yang ada di wilayah tersebut.

Setiap wilayah memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk mendorong proses


perkembangan wilayah. Faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan wilayah
diantaranya adalah (1) kondisi fasilitas sosial dan ekonomi setiap wilayah.
Puspitawati (2013) menjelaskan bahwa kondisi fasilitas sosial dan ekonomi setiap
kabupaten/kota mempengaruhi terjadinya ketimpangan pembangunan wilayah
antar kabupaten/kota; (2) lokasi. Lokasi yang berdekatan dengan pusat umumnya
akan lebih terpacu perkembangannya, dan umumnya akan sangat terpengaruh oleh
pusat dibanding wilayah-wilayah yang relatif lebih jauh (Anwar dalam Wahyuni,
2006:19); (3) aksesibilitas. wilayah dengan akses yang lebih baik akan menyebabkan
tingkat interaksi yang tinggi dengan wilayah lain sehingga akan mengalami
perkembangan yang lebih cepat (Wahyuni, 2006:19); (4) potensi wisata, sektor
pariwisata merupakan salah satu potensi wilayah yang mampu memberikan
sumbangan yang cukup berarti bagi pembangunan (Susyanti dan Latianingsih,
2014:65).

B. Pembahasan
Pembangunan merupakan suatu proses mengubah masyarakat terencana yang
sudah ditentukan melalui suatu kebijakan. Pembangunan itu sendiri meliputi semua
proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana.
Pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipisahkan.
Keterkaitan antara kedua aspek ini saling mempengaruhi, pada umumnya
pembangunan infrastruktur akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah. Proses pembangunan terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup dan melakukan pemerataan sehingga pemerintah terus berupaya untuk
memenuhi hak-hak dasar masyarakat (Soekanto, 2012).

Pembangunan sendiri ada 2 macam, yaitu pembangunan secara fisik yang meliputi
gedung, jembatan, jalan dan yang lainnya, dan yang kedua adalah pembangunan non
fisik seperti rehabilitasi mental, pendidikan, pelatihan, dan yang lainnya yang tidak
nampak. Salah satu pembangunan fisik adalah pembangunan infrastruktur,
contohnya adalah jalan tol.

Pembangunan jalan tol merupakan tolak ukur ekonomi suatu negara, baik secara
mikro maupun makro. Pembangunan jalan tol juga dimaksudkan untuk pemerataan
pembangunan dan pengembangan wilayah – wilayah yang ada dengan
mempertimbangkan keadilan dan mengembangkan keadaan ekonomi.
Pembangunan jalan tol merupakan pembangunan yang membutuhkan lahan atau
tanah yang sangat luas. Dampak dari pembangunan jalan tol adalah berubahnya
fungsi dan tata guna lahan, terputusnya aksebilitas, perubahan volume lalu lintas,
dan dampak akibat desain lahan. Dengan adanya pembangunan jalan tol ini
bertujuan untuk meningkatkan aksebilitas dan kapasitas jaringan jalan dalam
melayani lalu lintas (Khasanah 2017). Namun dampak dari pembangunan jalan tol
tidak lepas dari 2 aspek, yaitu aspek fisik dan aspek non fisik terhadap masyarakat.
Aspek fisik yang berkaitan dengan lingkungan sedangkan untuk aspek non fisik
berkaitan dengan masalah sosial masyarakat.

Pada dasarnya pembangunan di Indonesia menekankan pada peningkatan taraf


hidup masyarakat melalui dana APBN dan kerjasama dengan pihak swasta.
Pembangunan tersebut bertujuan untuk melakukan pemerataan sehingga
pemerintah terus berupaya untuk memenuhi hak-hak dasar masyarakat. Melalui
program-programnya, banyak sekali program pemerintah, salah satunya adalah
pembangunan infrastruktur jalan (termasuk pembangunan jalan tol, yang
merupakan salah satu prioritas utama pemerintah). Tidak banyak yang mengetahui
tol merupakan singkatan dari Tax On Location, yang memiliki arti bahwa jalan yang
digunakan adalah jalan bebas hambatan dan harus membayar terlebih dahulu. Jalan
tol secara umum berfungsi untuk menghubungkan suatu daerah dengan daerah
lainnya. Di Indonesia jalan tol sering dianggap sebagai sinonim dari jalan bebas
hambatan, meskipun hal ini belum tentu benar secara keseluruhan. Sebagaimana
diketahui, tidak semua jalan bebas hambatan harus berbayar, jalan bebas hambatan
seperti ini dinamakan freeway atau expressway, yang diartikan sebagai jalan “gratis”,
sedangkan jalan bebas hambatan yang memerlukan bayaran dinamakan tollway atau
tollroad. Dalam perkembangannya, jalan tol di Indonesia banyak dibangun di pulau-
pulau besar. Yang sangat terkenal adalah jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi)
yang merupakan jalan tol pertama di Indonesia dibangun pada tahun 1978. Saat ini
Indonesia telah memiliki 95 jalan tol. Jumlah jalan tol ini akan bertambah melalui
pembangunan infrastruktur yang direncanakan oleh pemerintah.

Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi adalah jalan tol yang menghubungkan


Medan ,Tebing Tinggi serta Bandar Udara Kualanamu. Jalan tol sepanjang 61,8 km ini
merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera dan terhubung dengan Jalan Tol
Balmerah (Belawan –Medan-Tanjung Merawa). Dalam pembangunannya, jalan tol ini
terbagi dalam dua seksi, yaitu Seksi I (Medan-Perbabakan-Kualanamu) sepanjang
17,80 km dan Seksi II (Perbarakan-Tebing Tinggi) sepanjang 44 km. Jalan tol ini
memiliki 2x2 lajur pada tahap awal dan 2x3 lajur pada tahap akhir dengan kecepatan
rencana 100 km/jam (Dinas PU, 2018).

Saat ini jalan tol yang sudah selesai pengerjaannya adalah tol Kualanamu-Tebing
Tinggi, dalam pembangunannya jalan tol ini terbagi dalam dua sesi yaitu Medan-
Kualanamu sepanjang 17,80 km dan sesi kedua Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang
44 km. Jalan tol ini memiliki 2 kali 2 lajur pada tahap awal dan 2 kali 3 lajur pada
tahap akhir dengan kecepatan rencana 100 km/jam. Dimulainya konstruksi pada 23
September 2014 yang dibangun pemerintah Indonesia, dan konsorsium BUMN yang
terdiri dari jasa marga, pembangunan perumahan, Waskita karya, dan Hutama karya.
Kemudian pada 11 Juni 2018 ruas Tanjung Morawa ke Kualanamu diresmikan
pembukaannya oleh Gubernur Sumatera Utara. Ruas Sei Rampah hingga Tebing
Tinggi dibuka pada 25 Maret 2019.

Jalan ini diharapkan dapat memperlancar kegiatan transportasi yang ada di pulau
Sumatera khususnya di Sumatera Utara dan juga sebagai salah satu solusi untuk
memecah kepadatan arus transportasi. Namun ternyata dengan diresmikannya
pembangunan jalan tol tersebut tidak lepas dari berbagai masalah yang timbul
dengan adanya jalan tol tersebut. Seperti adanya faktor kelalaian manusia yang
mengakibatkan adanya kecelakaan di jalan tol, faktor dari rute jalan tol Medan-
Kualanamu -Tebing Tinggi yang lurus dan juga mulus.
Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara (2017),
pembangunan jalan tol Medan-Tebing Tinggi akan mempengaruhi kehidupan dari
aspek sosial maupun aspek ekonomi yang berada di lintasan jalan arteri
MedanTebing Tinggi. Dari aspek sosial yang akan menimbulkan perubahan mendasar
diantaranya adalah struktur penduduk (kepadatan dan komposisi penduduk),proses
penduduk (pertumbuhan dan mobilitas penduduk), rencana usaha, pola mata
pencaharian penduduk, dan pendapatan/pengeluaran rumah tangga, sedangkan dari
aspek ekonomi diantaranya akan menimbulkan perubahan dari sisi ekonomi rumah
tangga diantaranya adalah tingkat pendapatan, pola pemanfaatan sumber daya
alam, pola penggunaan lahan, nilai tanah dan sumber daya alam lainnya, sumber
daya alam milik umum (common property) dan lain-lain.

Beberapa dampaknya yaitu:


Pada desa sumberjo dan pasar Bengkel
Desa Sumberejo merupakan salah satu desa yang terdampak dengan adanya
pembangunan jalan tol. Pembangunan jalan tol tersebut memberikan dampak
terhadap masyarakat Desa Sumberejo khusunya petani. Dengan adanya
pembangunan jalan tol tersebut menyebabkan adanya perubahan terhadap luas
lahan petani, sehingga secara tidak langsung menyebabkan perubahan produksi dan
produktivitas petani yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan
petani.Perubahan-perubahan tersebut berpengaruh pada kondisi ekonomi
masyarakat sekitar, khususnya bagi petani yang terkena proyek pembangunan

Dampak terhadap lingkungan Makro


Dampak dari pembangunan jalan tol adalah semakin mudahnya akses transportasi
antar daerah, sehingga aktifitas bisnis berjalan dengan lancar. Dampak keuntungan
ikutannya adalah terbukanya lapangan kerja dan meningkatkan aktivitas ekonomi
rakyat. Sebuah studi yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan
Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FE-UI) tentang; Dampak
Pembangunan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi, menunjukkan hasil
yang menarik. Hasil studi ini menyatakan bahwa kenaikan stok jalan sebesar 1%
akan menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8,8%. Di samping sisi positifnya,
dampak negatif yang menjadi sumber perdebatan dalam pembangunan jalan tol
adalah penggunaan lahan yang sangat luas dan secara langsung akan berdampak
pada tata ruang lahan pertanian secara keseluruhan di pulau Jawa. Jalan panjang
yang membelah pulau Jawa selain akan memangkas luas lahan pertanian juga akan
memotong alur sungai, saluran irigasi, dan mengubah alur distribusi sarana
kebutuhan pertanian maupun pemasaran produk pertanian. Kemudian
pembangunan jalan tol juga akan membuka kawasan pemukiman dan industri baru
yang secara langsung juga akan mengurangi luas lahan pertanian.

Dampak terhadap Lingkungan Sekitar


Dengan adanya jalan tol maka lokasi-lokasi dekat pintu keluar-masuk jalan tol akan
berkembang cepat sebagai kawasan bisnis, baik industri, perdagangan, jasa
keuangan dan perbankan dan sebagainya. Banyak bukti yang menunjukkan jalan tol
turut memajukan ekonomi daerah dan mempersibuk kegiatan bisnis, terbukanya
lapangan kerja dan meningkatkan aktivitas ekonomi rakyat bahkan transaksi sosial.
Seperti yang terjadi di Bandung pasca beroperasinya jalan tol Cipularang. Sebelum
jalan tol ini beroperasi, di mana perjalanan tercepat dari Jakarta ke Bandung
memerlukan waktu 3 jam, Bandung belumlah semetropolis sekarang. Tetapi
sekarang kota ini menjadi lebih sibuk, lebih banyak gedung menjulang, dan
dikerumuni sentra-sentra bisnis seperti halnya Jakarta. Situasi yang sama juga
terlihat di Madura, setelah jembatan tol Suramadu beroperasi.

Dampak terhadap Pertumbuhan Kawasan Perumahan


Akhir-akhir ini, rencana pemerintah yang membangun sejumlah ruas jalan tol telah
memicu pertumbuhan kawasan, khususnya pembangunan perumahan baru. Dari
sekitar 500 kawasan hunian di kawasan Jabodetabek, 10% di antaranya dibangun
dekat atau terintegrasi dengan akses jalan tol. Ini membuktikan bahwa akses tol
mampu mendongkrak nilai jual bagi sebuah proyek properti. Meskipun tidak semua
pengembang sukses membangun kompleks perumahan di pinggir jalan tol.
Konsumen juga tetap membutuhkan keberadaan jalan arteri di sekitar
perumahannya dan ketersediaan angkutan umum untuk anggota keluarga lainnya.
Sebab, tidak semua anggota keluarga mempunyai kendaraan pribadi. Artinya
pembukaan akses jalan tol langsung ke kawasan perumahan tanpa dibarengi dengan
akses ke jalan arteri dan ketersediaan angkutan umum juga akan percuma.
Seperti pembangunan yang sekarang sedang melewati rute di wilayah kelurahan
Gedawang. Salah satu dampak yang cukup jelas adalah terpotongnya akses jalan
menuju perumahan Villa Krista Gedawang, dimana jalan tol ini tepat sekali jalurnya
memotong di depan Gapura perumahan tersebut. Dulu sebelum adanya jalan tol,
warga memilih Villa Krista Gedawang untuk dijadikan sebagai tempat hunian
keluarga sudah tentu memiliki tujuan agar rumah yang di huni sejuk, asri dan jauh
dari kebisingan, namun dengan keberadaan tol Semarang-Solo yang nantinya akan
beroperasi, rasa-rasanya keinginan penghuni akan bergeser dan jauh dari harapan
semula. Oleh karena itu pemerintah provinsi sangat diharapkan juga ikut membantu
merehabilitasi lingkungan yang terkena dampak pembangunan jalan tol ini.

Dampak sosialnya lainnya adalah dengan dibuatkannya jalan arteri bagi penduduk di
tepi jalan tol, harga tanah pun menjadi tinggi, dan masyarakat mempunyai lebih
banyak peluang ekonomi dan usaha di lingkungannya. Sementara dampak
kerugiannya adalah warga masyarakat di sepanjang jalan tol
terancam kehidupanya karena tidak bisa berharap banyak dari penjualan barang dan
jasa.
Sebagai contoh Dampak pembangunan toll Pejagan, Margasari, Ajibarang ternyata
menimbulkan banyak permasalahan bagi rakyat kecil, terutama perekonomian
daerah
yang terkena tol tersebut, seperti pengelola pom bensin, pengelola warung dan
rumah
makan dan para pedagang-pedagang kecil yang ada di daerah yang terkena
pembangunan jalan tol tersebut.

Berkurangnya Daerah Resapan Air


Dampak negatif terhadap kondisi fisik lainnya adalah dengan berkurangnya daerah
resapan air. Daerah Kramas misalnya, daerah ini sebenarnya semacam lembah yang
dikelilingi jalan melingkar dari Perumnas Banyumanik ke Tembalang. Daerah
tersebut merupakan resapan air yang berupa sawah tadah hujan. Setelah wilayah
tersebut diurug dan menjadi jalan tol, tentu dampak yang terjadi akan ditanggung
masyarakat sekitar dan warga Semarang bawah, yakni akan menerima aliran air
hujan pada waktu musim penghujan tiap tahunnya, bila tidak ada langkah-langkah
pengendalian air tersebut.

Dampak di Bidang Transportasi dan Aksesibilitas


Meskipun secara makro banyak ditemukan dampak positif dari keberadaan jalan tol,
namun tidak sedikit pihak-pihak yang merasa dirugikan, khususnya masyarakat yang
berbatasan langsung dengan jalan bebas hambatan ini tetapi justru tidak bisa
melakukan
akses langsung ke jalan tersebut. Oleh karena itu sebagian masyarakat yang tinggal
di

Dengan adanya pembangunan jalan tol ini, otomatis dibutuhkan pembebasan lahan
yang dimiliki warga. Adanya tanah atau lahan yang berkurang karena proyek jalan tol
ini juga menimbulkan beberapa permasalahan bagi warga yang tinggal di sekitar
jalan tol,khususnya bagi mereka yang lahannya terkena pembangunan jalan tol .
Sebagai contoh, permasalahan yang muncul yaitu banyak lahan sawah yang tergusur
oleh pembangunan jalan tol, menyebabkan mata pencaharian warga berubahbahkan
sampai hilang. Berubahnya mata pencaharian warga tersebut sudah pasti
menyebabkan pendapatan mereka juga berubah. Selain itu juga dengan semakin
berkurangnya lahan sawah menyebabkan turunnya hasil produksi serta panen,baik
kuantitas maupun nilai jualnya.

Aktivitas Ekonomi Setelah Beroperasinya Jalan Tol

Sebelum beroperasinya jalan tol, aktivitas ekonomi koridor jalur pantura Kabupaten
Brebes didominasi usaha penjualan oleh-oleh. Di jalur tersebut juga terdapat usaha
SPBU, hotel dan rumah makan. Setelah beroperasinya jalan tol, dari hasil observasi
dan wawancara didapatkan bahwa terjadi penurunan omset lebih dari 50% dan
terdapat 40 toko oleh-oleh yang gulung tikar seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Meskipun demikian, untuk rumah makan yang melayani pengemudi truk tidak
mengalami penurunan omset. Hal ini berkaitan dengan pengemudi truk yang
melintasi jalur pantura karena mahalnya tarif tol, tidak membutuhkan waktu yang
cepat dan banyak tempat peristirahatan. Kondisi berbeda terjadi di koridor Pemuda
di mana terjadi peningkatan aktivitas ekonomi dengan tumbuhnya 34 pedagang
telur asin setelah beroperasinya jalan tol. Pedagang tersebut merupakan pedagang
yang merelokasi tempat usahanya dari koridor Diponegoro dan Bulakamba dengan
harapan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik

Pertumbuhan Ekonomi Setelah Beroperasinya Jalan Tol

a. jalan tol Medan – Tebing Tinggi.Dampak yang sering terjadi dalam


pembangunan jalan tol adalah berkurangnya wilayah perkebunan atau
persawahan.
b. Pendapatan per kapita dari UMKM pasar bengkel yang menurun drastis
sampai 50%
pendapatan per bulan.
c. Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh pihak UMKM yang semakin sedikit,
dimana tadinya biaas mempekerjakan 2 sampai 5 orang per toko maka
sekarang hanya mampu mepekerjakan 1 sampai 2 orang saja.
d. Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari restribusi, terjadi penurun
signifikan sejak
dibangunnya jalan tol.
e. Sedangkan dampak positif yang dirasakan oleh masayarakat pasar bengkel
yaitu tidak terjadinya kemacetan dan polusi udara yang berkurang.
f. Jalan tol tersebut mampu mempercepat mobilisasi kendaraan.
g. Dapat menyerap tenaga kerja pada saat proses pengerjaannya.
h. Mengurangi pengangguran.
i. Dapat mengurangi daerah resapan air dikarenakan banyaknya pohon yang
akan ditebang untuk pembangunan jalan tol.
j. Masyarakat yang semula memiliki sawah dan kebun menjadi tidak memiliki
sehingga mempengaruhi penghasilannya.
k. Terjadi pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat akibat pembangunan
jalan tol tersebut, seperti pertentangan antara pemerhati masalah
lingkungan alam dan pihak pengelola jalan tol trans Sumatera. (Koran Sindo,
2016).
l. Masyarakat yang berdagang seperti oleh-oleh akan mengalami pengurangan
jumlah pendapatan.

Dapus
Ginandjar Kartasasmita, 1997. Konsep Pembangunan yang Berakar Pada Masyarakat.
Surabaya. Jakarta:Balai Aksara.
Siagian, Sondang P, 2003 Administrasi Pembangunan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
http://matanews.com/2009/08/12/manfaat-ganda-jalan-tol/
http://www.scribd.com/doc/22191363/dampak-pembangunan-jalan-tol-bagipemukiman
Journal of Rural and Development Volume I No. 2 Agustus 2010. DAMPAK KEBERADAAN
JALAN TOL TERHADAP KONDISI FISIK, SOSIAL, DAN EKONOMI LINGKUNGANNYA .Sumaryoto
JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 3 l NOMOR 1 l NOVEMBER 2019 l HAL 61-
74
JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 | AKREDITASI:
SINTA
61. PERUBAHAN PERKEMBANGAN WILAYAH SEBELUM DAN SESUDAH
PEMBANGUNAN JALAN TOL. Septian Andi Prasetyo1, Ahmad Djunaedi2

Anda mungkin juga menyukai