Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan jalan raya pada umumnya dimaksudkan untuk memperlancar

arus barang dan penumpang secara cepat dan mudah. Alternatif system

pembangunan jaringan jalan tersebut adalah pembangunan jalan raya yang

melalui tengah kota dan pembangunan jalan raya tanpa melalui kota

merupakan jalan lingkar yang dihubungkan dengan satu atu beberapa jalan

penghubung ke tengah-tengah kota.

Tujuan pembangunan jalan raya pada umumnya dimaksudkan sebagai

prasarana diantaranya agar kendaraan angkutan dapat mengangkut

penumpang dan atau barang langsung ke tempat tujuan dikota-kota yang

dilalui atau yang dituju serta agar biaya angkut dan biaya bongkar muat

barang maupun penumpang dapat ditekan.

alan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan


kawasan yang lain. Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri digunakan untuk
kendaraan bermotor, digunakan oleh masyarakat umum, dibiayai oleh perusahaan
negara, penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan.

Jalan raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena


menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan.
2

Dengan adanya jalan raya, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil
ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain
itu, jalan raya juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya.
Contohnya, di pertengahan lintasan jalan raya utama yang menghubungkan
bandar-bandar besar, penduduk setempat dapat menjual makanan kepada sopir
truk yang kerap lewat di situ. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_raya)

Tujuan Pembangunan Jalan Raya

            Tujuan pembangunan jalan raya pada umumnya dimaksudkan sebagai


prasarana diantaranya agar kendaraan angkutan dapat mengangkut penumpang
atau barang langsung ke tempat tujuan dan kota-kota yang dilalui atau yang dituju
serta agar biaya angkut dan biaya bongkat muat barang maupun penumpang dapat
ditekan. (Suparmoko, Edisi Pertama, Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan
Pembangunan Daerah, hal 144)

            Setiap tujuan suatu pembangunan selalu memiliki dampak positif dan
dampak negatif, begitu juga hal nya dalam pembangunan jalan raya yang mana
dapat menimbulkan dampak negatif berupa kemacetan lalu lintas apabila
pembangunan jalan raya tersebut tidak memperhatikan kebutuhan kota, seperti
yang kebanyakan terjadi di kota-kota yaitu seringnya terjadi kemacetan lalu lintas.
Kemacetan lalu lintas yang timbul ini dapat berakibat terhadap  kenaikan biaya
angkutan dan biaya perjalanan pun akan semakin meningkat bahkan juga akan
memberikan dampak buruk bagi lingkungan yaitu pencemaran udara yang mana
hal ini akan mengganggu kesehatan masyarakat, maka dengan turunnya tingkat
kesehatan masyarakat maka hal ini juga akan dapat berakibat menurunkan
produktivitas kerja masyarakat.

            Sedangkan dampak positif dari pembangunan jalan raya ini adalah
membantu melancarkan kegiatan  distribusi ekonomi seperti dibidang industri dan
perdagangan yang  mengarah kearah yang lebih luas lagi.

Anggaran Pembangunan Jalan Raya


3

Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat


ini Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran
(budget) sebagai berikut:

…. Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang


diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam
periode waktu tertentu.

Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting.


Bagaimanapun juga jelas mengungkapkan apa yang akan dilakukan dimasa
mendatang. Pemikiran strategis disetiap organisasi adalah proses dimana
manajemen berfikir tentang pengintegrasian aktivitas organisasional ke arah
tujuan yang beroerientasi kesasaran masa mendatang. Semakin bergejolak
lingkungan pasar, teknologi, atau ekonomi eksternal, manajemen akan didorong
untuk menyusun stategi. Pemikiran strategis manajemen, direalisasi dalam
berbagai perencanaan, dan proses penganggaran organisasi integrasi keseluruhan
ini didukung prosedur. (http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Sektor_Publik).

Jenis anggaran terbagi menjadi 2 yaitu anggaran operasional dan anggaran


modal/investasi. Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan
sehari-hari dalam menjalankan pemerintah. Pengeluaran pemerintah yang dapat
dikategorikan dalam anggaran operasional adalah "belanja rutin". Belanja rutin
adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak
dapat menambah aset atau kekayaan bagi penmerintah. Disebut "rutin" karena
sifat pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap tahun. Secara umum,
pengeluaran yang masuk kategori anggaran operasional antara lain belanja
Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan pemeliharaan.

Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelnjaan


atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya.
Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan
pinjaman. Belanja investasi / modal adalah pengeluaran yang manfaatnya
cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau
kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya
operasional dan pemeliharaan. Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang
4

digunakan untuk memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor


tersebut. Dari pengertian jenis anggaran diatas, proses pembangunan infrastruktur
yaitu yang salah satunya adalah pembangunan pembuatan jalan raya merupakan
jenis anggaran modal/investasi, yang mana pada akhirnya adalah menambah
kekayaan negara yang mana manfaat dari pembangunannnya adalah demi
kepentingan publik.

Dampak Pembangunan Jalan Raya


Jalan raya bukanlah barang atau fasilitas yang dimiliki oleh perorangan
atau bersifat pribadi tetapi statusnya adalah sebagai barang publik yang mana
dapat dikonsumsi oleh orang banyak. Karakteristik jalan raya sebagai barang
publik adalah, pertama jalan raya bersifat non rival, yaitu jalan raya dapat
dinikmati oleh setiap orang, sehingga setiap pengguna memiliki hal untuk
melintasinya. Jadi, ketika ada informasi atau berita mengenai kemacetan di jalan
raya tertentu, itu merupakan satu hal yang wajar karena statusnya adalah sebagai
barang publik.

Kedua, non exclusive, dimana jalan raya digunakan tanpa adanya syarat
ekonomis seperti membayar ketika melintas. Barang publik disediakan dan
dipergunakan secara cuma-cuma tanpa mengeluarkan biaya. Tentunya hal ini
dapat dimaklumi ketika sifat jalan raya ini menjadikan setiap penggunanya
berusaha memperoleh kepuasan maksimal.
            Dalam pembicaraan mengenai pembangunan jalan raya berbagai
pertimbangan telah diberikan khususnya yang menyangkut mengenai manfaat dan
korban atau biaya yang ditimbulkan oleh pembangunan jalan raya tersebut.
Tampak bahwa setiap alternative pembangunan jalan raya memiliki kebaikan dan
kelemaha; dalam arti ada manfaat yang dapat diciptakannya dan ada biaya yang
harus dibebankannya. Ada empat kelompok penerima dampak pembangunan jalan
raya, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, serta masyarakat setempat. Pertimbangan utama diberikan pada
dampak yang diterima oleh masyarakat setempat dan kemudian kepada
pemerintah daerah sebagai lembaga yang langsung berhubungan dengan kegiatan
pembangunan maupun pelaksanaan lalu lintas jalan raya. Pembangunan jalan
5

lewat pinggiran kota akan lebih menguntungkan dalam arti lebih cepat dan lancar
lalu lintasnya, mengembangkan wilayah, dan tidak menciptakan kemacetan lalu
lintas, dan pencemaran udara; sedangkan pembangunan jalan lewat kota akan
dapat menciptakan pertumbuhan industri dan perdagangan dengan lebih cepat,
tetapi banyak menimbulkan banyak kemacetan lalu lintas dan pencemaran udara;
lagi pula kurang menyebarkan kegiatan ekonomi ke daerah tersebut.
            Pemerintah akan mendapat manfaat berupa kenaikan pendapatan dari
setiap bentuk pembangunan jalan raya karena perekonomian di daerah tersebut
akan berkembang sebagai akibat pembangunan jalan itu, pemerintah perlu
menyediakan dana yang cukup untuk penyediaan lahan dan fasilitas jalan.
(Suparmoko, Edisi Pertama, Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan
Daerah, hal 167

Anda mungkin juga menyukai