Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan beberapa teori yang mendukung penelitian, yang

dikutip dari berbagai referensi seperti buku, jurnal, artikel, karya ilmiah dan referensi-

referensi lainnya dan yang dipublikasikan melalui internet yang berkaitan dengan

penelitian ini.

2.1 Jaringan Jalan

Jaringan jalan, pada prinsipnya memiliki tujuan untuk merealisasikan secara

efisien mobilitas, barang dan penumpang yang dimaksud untuk mempertahankan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dijelaskan dalam undang undang

No. 13 Tahun 1980. Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan, jalan

merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi

segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukan bagi lalulintas. Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak

dapat dipisahkan dari jalan seperti jembatan, lintas atas (over pass), lintas bawah

(under pass) dan lain-lain. Sedangkan perlengkapan jalan antara lain rambu-rambu

dan marka jalan, pagar pengaman lalulintas, pagar damija dan sebagainya.

Pertumbuhan jaringan jalan seringkali tidak mampu berpacu dengan

pertambahan kendaraan, terutama sekali kendaraan pribadi sehingga menimbulkan

4
5

kemacetan lalu lintas pada daerah-daerah tertentu. Seringkali dijumpai kemacetan

lalu lintas terutama pada pada waktu-waktu yang sibuk menunjukkan bahwa volume

lalu lintas telah melampaui kapasitas jaringan jalan.

Perkembangan ekonomi dan industri yang cepat disertai pertumbuhan

pendudukan yang tinggi menyebabkan dua masalah. Pertama, meningkatnya

kebutuhan kendaraan baik kendaraan niaga, umum maupun pribadi. Kedua akan

meninkatnya kebutuhan jalan untuk perjalanan. Untuk memenuhi kebutuhan lalu

lintas ditemui kesulitan khususnya dikota-kota, karena jalan-jalan yang sudah ada,

pada umumnya sempit dan disekitarnya sudah berdiri bangunan-bangunan, serta

muncul pertumbuhan penduduk, karena pusat kegiatan wisata, bisnis, industri dan

pemerintahan ada di pusat pemerintahan Provinsi,sehingga pengaturan kembali

peruntukan lahan yang baru sangat sulit (Anonim,2010).

Usaha untuk memenuhi kebutuhan diwujudkan dalam pembangunan jasa

angkutan dan secara fisik berwujud pembangunan prasarana (jalan). Maka jalan

adalah bangunan sistem transportasi nasional yang mempunyai peranan penting

terutama dalam bidang ekonomi, lingkungan, serta sosial dan budaya.

2.2 Volume Lalu Lintas

Volume Lalu Lintas adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik

pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Jalan yang terlalu lebar untuk

volume lalu lintas rendah cenderung membahayakan karena pengemudi cenderung

mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, sedangkan kondisi jalan


6

belum tentu memungkinkan, pembangunan jalan yang tidak pada tempatnya/ tidak

ekonomis (Anonim, 1997).

Menurut Bukhari & Sofyan (2002), volume lalu lintas adalah jumlah

kendaraan yang melewati suatu titik penampang jalan dalam satu satuan waktu

(kendaraan/ jam/ jalur). Jumlah tersebut terdiri dari bermacam-macam jenis

kendaraan seperti mobil penumpang, bus, truck ringan/ berat, sepeda motor, kendaran

fisik seperti sepeda, dll. Masing-masing kendaraan tersebut dihitung perunit dalam

aliran lalu lintas.

Menurut MKJI (1997), volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang

lewat dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp) dikalikan dengan akivalensi

mobil penumpang (emp) untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe

jalan dan arus lalu lintas total yang dinyatakan dalam kend/ jam. Arus lalu lintas

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Q = QLV + QMHV + empMHV + QLB x empLB + QLT x empLT + QMC x empMC ……..(2.1)

Dimana : Q = Arus lalu lintas (smp/ jam);

LV = Kendaraan ringan;

MHV = Bus besar;

LB = Bus besar;

LT = Truk besar;

MC = Sepeda Motor; dan

EMP = Ekivalen mobil penumpang.


7

Menurut MKJI (1997), volume lalu lintas jam puncak selama pengamatan

(kend/ jam) dibagi dengan factor (k) untuk mendapatkan volume lalu lintas harian

rata-rata tahunan (kend/ hari). Volume lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT)

dapat dihitung dengan persamaan berikut ini.

QD
LHRT = ……………………………………………………………………(2.2)
k

Dimana: LHRT = Volume lalu lintas harian rata-rata tahunan (kend/ hari);

QDH = Volume lalu lintas jam puncak (kend/ hari ); dan

K = 0,11 (konstanta)

2.3 Kecepatan dan waktu tempuh

Kecepatan lalu lintas didefinisikan sebagai ukuran waktu yang digunakan

untuk menumpuh suatu panjang lintasan tertentu,. Kecepatan kendaraan yang sering

digunakan dalam kajian kinerja jalan adalah kecepatan tempuh karena mudah

dimengerti dan diukur dan merupakan masukan yang penting untuk biaya pemakai

jalan dan analisis ekonomi, kecepatan kendaraan yang rendah menyebabkan

meningkatnya biaya operasi kendaraan (MKJI, 1997).

Menurut MKJI (1997), kecepatan rata-rata lalu lintas dihitung dari panjang

jalan dibagi waktu tempuh rata-rata kendaraan yang melalui segmen jalan, dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

V = L / TT ……………………………………………………………………….(2.3)

Dimana : V = Kecepatan rata-rata (km/ jam);


8

L = Panjang lintasan (km); dan

TT = Waktu tempuh rata-rata (jam).

2.4 Nilai Waktu ( Value Of Time, VOT)

Nilai Waktu adalah sejumlah uang yang disediakan seseorang untuk

dikeluarkan untuk menghemat satu unit waktu perjalanan. Nilai Waktu bertambah

secara proporsional dengan pendapatan seseorang, semakin besar tingkat pendapatan

perkapitanya maka semakin besar pula nilai waktunya (Eko D., 2002). Pada

Penelitian Analisis Nilai Waktu (VOT) dihitung berdasarkan tingkat upah rata-rata

per bulan yang menggunakan kendaraan pribadi dengan kecepatan kendaraan. Upah

rata-rata perbulan adalah perbandingan antara pendapatan per bulan dengan jumlah

jam kerja selama satu bulan (Bertha M,. 2011). Seperti pada persamaan berikut :

𝑀𝐴𝑊
VOT = ……………………………………………………………………(2.4)
𝑆

Dimana :

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛


MAW = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

S = Speed Vehicle (km/ jam)

Jumlah jam kerja selama satu bulan adalah 160 jam, dimana 1 minggu

mempunyai 40 jam kerja (Eko. D., 2002 dan keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Tranmigrasi RI No. Kep 102/Men/VI/2004).


9

2.5 Manfaat Ekonomi

Menurut Setijowarno & Frazila (2001 : 262), secara umum manfaat suatu

peningkatan sistem transportasi dapat dikelompokkan menjadi manfaat yang dapat

dikuantifikasikan (tangible benefit) dan manfaat yang tidak dapat dikuantifikasikan

(intangible benefit). Manfaat pembangunan jalan dibagi atas dua bagian :

1. Manfaat yang dapat dikuantifikasikan besarannya, meliputi :

- Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi;

Laju pertumbuhan produksi suatu jenis komoditi akan bertambah, karena

sarana transportasi yang membaik.

- Berubahnya pola angkutan barang

Barang-barang yang semula diangkat melalui rute yang lain, akan berubah

melewati jalan tersebut. Manfaat yang diperoleh berupa pengurangan biaya

operasi kendaraan dan waktu perjalanan.

2. Manfaat yang tidak dapat dikuantifikasikan besarnya meliputi :

- Kemudahan bagi anak-anak untuk mencapai sekolah;

- Kemudahan orang umtuk mencapai puskesmas untuk berobat;

- Bagi pembangunan jalan antar kota

Salah satu tujuan yang cukup penting adalah meniadakan isolasi wilayah dan

memberikan pemerataan pembangunan jalan;

- Dari segi politik dan pertahanan keamanan


10

Adanya jaringan jalan jelas memberikan dampak positif mengingat dengan

adanya jalan, maka pengawasan atas kedaulatan dapat dilakukan dengan

baik.

2.6 Analisis kelayakan Ekonomi

Evaluasi kelayakan ekonomi salah satunya adalah dengan pendekatan Benefit

Cost Analysis (BCA) yang sampai sekarang maish lazim digunakan oleh semua

lembaga di salam semua bidang seperti tranportasi, industri, lingkungan, energy,

telekomunikasi, riset, deveploment dan inovasi, infrastruktur pendidikan,

infrastruktur kesehatan, museum dan tempat wisata, taman teknologi, kawasan hijau,

dll yang bertujuan untuk membantu para pengambil kebijakan dalam mengevalusi

suatu kelayakan suatu proyek. (Sartori. D,2014).

Analisis ini meberikan informasi tentang biaya dan manfaat dari scenario

yang berbeda untuk mendapatkan kondisi dimana manfaat melampaui biaya. BCA

memerlukan sebuah kajian dampak kesejahteraan ekonomi (economic walfare) pada

pelaksanaan proyek. Sehingga semua biaya dan manfaat suatu proyek bisa di evalusi.

Menurut Boardman A. E (2006) BCA yang digunakan untuk menganalisis suatu

proyek bisa berpotensi dampak negatif dan juga bisa berpotensi dampak positif.

a. Benefit Cost Ratio (BCR)

Perhitungan dilakukan dengan cara membandingkan semua manfaat dengan

(benefit) dengan biaya (cost) total yang dibutuhkan, setelah dikonfersikan kedalam
11

nilai uang sekarang (present value). Menurut Anna Mathofani (2012) Jika nilai

BCR<1 artinya manfaat yang diterima lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan,

BCR=0 berarti besarnya manfaat seimbang dengan biaya yang dikeluarkan

sedangkan BCR>1 berarti manfaat yang diterima lebih besar daripada biaya yang

dikeluarkan. Persamaan untuk metoda ini adalah sebagai berikut :

𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡


BCR = ………………………………………………(2.5)
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡

Dimana :

Present Value Benefit = Nilai manfaat saat ini;

Capital Cost = Biaya modal.

b. Net Present Value (NPV)

Menurut Tamin (2008), menyatakan bahwa NPV adalah selisih antara present value

benefit dengan present value cost. Hasil NPV dari suatu proyek dikatakan layak

secara ekonomi adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif. Persamaan

umum untuk metode ini adalah sebagai berikut :

𝑛 𝐵𝑡−𝐶𝑡
NPV = 𝑡=0 (1+𝑟)² ….. …………………………………………(2.6)

Dimana :

NPV = Nilai bersih sekarang;

Bt = Besaran total dari komponen manfaat proyek pada tahun t;

Ct = Besaran total dari komponen biaya pada tahun t;


12

n = Umur ekonomi proyek yang dikaji;

r = Tingkat suku bunga (% / tahun);

t = Umur ekonomi proyek, dimulai dari tahap perencanaan sampai

akhir umur rencana jalan.

2.7 Biaya Operasional Kendaraan (BOK)

Biaya operasi kendaraan adalah biaya yang digunakan kendaraan untuk

beroperasi dari satu tempat menuju ke tempat yang lain (aktivitas tranportasi).

Metode yang digunakan untuk menghitung biaya BOK yang dikeluarkan pada saat

kendaraan beroperasi di jalan raya adalah metode Pacific Consultants International

Inc. Tokyo, Jepang (PCI) 1988.

Komponen biaya dan persamaan yang digunakan dalam perhitungan BOK

dengan metode PCI (1988), adalah sebagai berikut:

1. Persamaan Konsumsi Bahan Bakar

Pemakaian bahan bakar minyak biasanya dihitung berdasarkan jmlah kilometer

per liter. Nilai ini kebalikan dari ukuran perhitungan biaya, dimana perningkatan

dalam per kilo meter suatu kendaraan mencerminkan suatu penurunan biaya

BBM. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pemakaian BBM adalah

ukuran kendaraan, cuaca, ketinggian, cara mengemudi, kondisi kendaraan, tingkat

pengisian, kondisi permukaan jalan dan kecepatan kendaraan.

Persamaan konsumsi bahan bakar pada jalan lama berdasarkan PCI adalah:
13

Kendaraan ringan : Y= 0,05693. S² - 6,42953.S + 269,18576 …………….....(2.7)

Bus : Y= 0,21692. S² - 24,15490. S + 954,788 ……………......(2.8)

Truck : Y= 0,21557. S² - 24,17699. S + 947,80822 ……………. (2.9)

Persamaan konsumsi bahan bakar pada jalan baru berdasarkan PCI adalah:

Kendaraan ringan : Y= 0,04376. S² - 4,94078. S + 207,0484 ………………(2.10)

Bus : Y= 0,14461. S² - 16,10285. S + 636,503431 …………..(2.11)

Truck : Y= 0,13485. S² - 15,12463. S + 592,60931 ……………(2.12)

Dimana :

Y = Konsumsi bahan bakar minyak (liter/ 1000km); dan

S = Kecepatan kendaraan (km/ jam).

2. Persamaan Konsumsi Oli Mesin

Pemakaian minyak pelumas diukur berdasarkan pemakaian setiap liternya dengan

1000 km jarak tempuh. Untuk pemakain minyak pelumas masing-masing jenis

kendaraan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Persamaan untuk konsumsi minyak pelumas berdasarkan PCI adalah :

Kendaraan ringan : Y= 0,00037. S² - 0,04070.S + 2,20405 ………………...(2.13)

Bus : Y= 0,00209. S² - 0,24413. S + 13,29445 …..……….….(2.14)

Truck : Y= 0,00186. S² - 0,22305. S + 12,06488 ……………... (2.15)

Persamaan konsumsi bahan bakar pada jalan baru berdasarkan PCI adalah:

Kendaraan ringan : Y= 0,00029. S² - 0,03134. S + 1,69613 ……..…………(2.16)

Bus : Y= 0,00131. S² - 0,15257. S + 8,30869 ………………..(2.17)


14

Truck : Y= 0,00188. S² - 0,13770. S + 7,54073 ……………..…(2.18)

Dimana :

Y = Konsumsi bahan bakar minyak (liter/ 1000km); dan

S = Kecepatan kendaraan (km/ jam).

3. Pemakain ban

Penggunaan ban jangka waktu penggantiannya didasarkan pada jarak tempuh

kendaraan dalam kilometer tetapi ada juga yang mengganti ban dalam

hitungan berdasarkan beberapa bulan masa pemakaian. Perlakuan terhadap

ban pada jalan dengan kondisi buruk akan lebih cepat masa pergantiannya

dibandingkan penggunaan ban pada kondisi jalan yang baik. Untuk

pemakaian ban masing-masing jenis kendaraan dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :

Persamaan pemakaian ban pada kedua jalan berdasarkan PCI adalah:

Kendaraan ringan : Y= 0,0008848. S – 0,0045333 …………………(2.19)

Bus : Y= 0,0012356. S – 0,0065667 ………………....(2.20)

Truck : Y= 0,0015553. S – 0,0059333 …………………(2.21)

Dimana :

Y = Pemakaian ssatu ban (per 1000km); dan

S = Kecepatan kendaraan (km/ jam).


15

4. Biaya Pemeliharaan

Biaya perawatan kendaraan terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk

pemeliharaan, perbaikan dan penggantian suku cadang. Biaya ini meliputi

biaya pergantian suku cadang baik yang diganti secara rutin maupun untuk

perawatan berkala dan ongkos kerja. Dasar perhitungannya atas jarak tempuh

dan jangka waktu. Untuk biaya pemeliharaan masing-masing jenis kendaraan

dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Persamaan biaya pemeliharaan pada kedua jalan berdasarkan PCI adalah :

a). Biaya Suku Cadang

Untuk biaya suku cadang masing-masing jenis kendaraan dapat dihitung

dengan persamaan sebagai berikut :

Kendaraan ringan : Y= 0,0000064. S + 0,0005567 …………………(2.22)

Bus : Y= 0,0000332. S + 0,00020891 ………………..(2.23)

Truck : Y= 0,0000191. S + 0,0015400 …………………(2.24)

Dimana :

Y = Biaya suku cadang (per 1000km); dan

S = Kecepatan kendaraan (km/jam).

b). Biaya Mekanik

Untuk biaya mekanik masing-masing jenis kendaraan dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut :

Persamaan biaya mekanik pada kedua jalan berdasarkan PCI adalah:

Kendaraan ringan : Y= 0,00362. S + 0,36267 ………………………(2.25)


16

Bus : Y= 0,02311. S + 1,97733 ………………………(2.26)

Truck : Y= 0,01511. S + 1,21200 ………………………(2.27)

Dimana :

Y = Jam kerja kendaraan (per 1000km); dan

S = Kecepatan kendaraan (km/jam).

Menurut Tamin (2000), besaran Biaya Operasional Kendaraan (BOK)

pertahun dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

BOK (Rp/ tahun) = BOK (rp/ kend.km) x panjang jalan (km) x LHR (kend/

hari) x 365 ……………………………………………………………….(2.28)

𝐷𝑎 𝐷𝑏
BKBOK = (BOKalt x Dalt – BOKbaru x Dbaru) +{(𝑉𝑎 - 𝑉𝑏 ) x Tv}…………(2.29)

Dimana :

BKBOK = Besar biaya keuntungan biaya operasi kendaraan (Rp.);

BOKalt = Biaya operasi Kendaraan dijalan yang ada (Rp.);

Dalt = Panjang jalan yang ada (Rp.);

Dbaru = Panjang jalan baru (Rp.);

Valt = Kecepatan dijalan yang ada (km/ jam);

Vbaru = Kecepatan dijalan baru (km/ jam); dan

Tv = Nilai waktu kendaraan (Rp/ jam).

Anda mungkin juga menyukai