MTJ 3.11
Disusun oleh :
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan suatu negara dengan pembangunan di berbagai bidang, terutama
di bidang transportasi serta zaman yang semakin bertambah modern mengakibatkan
peranan transportasi menjadi suatu hal yang paling penting. Perkembangan
pembangunan di bidang transportasi suatu negara mencerminkan majunya
pembangunan dan tingginya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Hal ini
disebabkan oleh sifat dan karakter manusia yang cenderung aktif dan dinamis.
Seiring berkembangnya perekonomian di Kota Bandung maka harus diikuti
dengan pelayanan transportasi yang baik. Kota Bandung merupakan kota
metropolitan terbesar di provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi
tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah Tenggara Jakarta, dan merupakan kota
terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan
Salah satu sarana transportasi yang mudah didapat adalah angkutan umum.
Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang digunakan
masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif. Selain itu angkutan umum
juga dapat menggantikan angkutan tenaga manusia atau binatang dengan suatu mesin
yang didesain untuk melakukan fungsi yang sama. Angkutan umum sebagai bagian
sistem transportasi merupakan kebutuhan masyarakat untuk menunjang aktivitas
sehari-hari dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan
kota pada umumnya.
Keberadaan angkutan umum sangat penting untuk mendukung mobilitas
masyarakat dan mengurangi kemacetan lalulintas karena mempunyai daya angkut
yang besar. Selain itu penggunaan angkutan umum yang baik dapat mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi. Hal tersebut tidak dapat terlaksana apabila tidak
ditangani secara baik dan benar.
Ada berbagai macam angkutan umum di Kota Bandung dan masing – masing
dari angkutan umum tersebut harus mampu memenuhi kepentingan pengguna jasa.
Seperti halnya angkutan kota yang beroperasi di Kota Bandung harus mampu
memenuhi kepentingan pengguna jasa. Jika pelayanan kepada pengguna jasa dapat
diberikan secara maksimal, maka dapat meningkatkan efisiensi pengoperasian dari
operator.
C. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan dari laporan ini dibatasi yaitu pada wilayah Kota Bandung
yang mencakup :
1. Aspek manajemen operasi, pengawasan, dan kinerja angkutan umum yang ada di
Kota Bandung.
2. Difokuskan terhadap angkutan perkotaan di Kota Bandung trayek 03 dan 06
3. Melakukan analisa kinerja operasional angkutan perkotaan di kota Bandung
b) Jarak Perjalanan
Jarak Perjalanan adalah jarak perjalanan yang dapat dilakukan oleh angkutan
umum yang ditempuh tiap armada/hari.
JP = JR/hr x Pr. Dimana:
JP = Jarak perjalanan
JR /hr = Jumlah rata-rata rit/armada/hari
Pr = Panjang rute (km)
c) Tingkat Konsumsi Bahan Bakar
Volume bahan bakar (liter) yang dipergunakan untuk menempuh perjalanan.
KBB = JBB / JP. Dimana:
KBB = Konsumsi bahan bakar (km/liter)
JBB = Jumlah bahan bakar (liter)
JP = Jarak perjalanan
d) Faktor Muatan (load factor)
Perbandingan antara jumlah penumpang yang diangkut dengan daya tamping
pada tiap segmen jalan sebagai load factor yang mewakili satu lintasan
jalan.Perhitungan load factor hanya berdasarkan pada penumpangyang naik
pada tiap segmen jalan.
LF = P/K x 100%. Dimana:
LF = Faktor muatan (load factor)
P = Jumlah penumpang yang diangkut pada tiap segmen jalan
K = Kapasitas atau banyaknya tempat duduk yang diijinkan
7. Operasional adalah batasan pengertian yang dijadikan sebagai pedoman untuk
melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaan
8. Kinerja operasional AU adalah pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial yang
dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian dan
pengawasan angkutan umum
9. Kualitas pelayanan Angkutan Kota meliputi beberapa indikator seperti :
a) Headway
Headway merupakan rata-rata waktu kedatangan dari dua kendaraanangkutan
kota yang merupakan interval waktu antara saat dimana bagiandepan suatu
kendaraan melewati suatu titik pengamatan sampai bagian depankendaraan
berikutnya melewati titik pengamatan yang sama.
b) Waktu Tunggu
Waktu tunggu adalah jumlah waktu rata-rata dan maksimum penumpang saat
menunggu angkutan umum. Dalam mengestimasi waktu tunggu
diasumsikanbahwa kedatangan angkutan umum bersifat acak dan tidak
berdasarkanjadwal yang jelas, sehingga rata-rata waktu tunggu yang
diperlukan penggunaangkutan umum diasumsikan sama dengan setengah
headway.
WT = 0,5 x H, Dimana :
WT = Waktu tunggu (menit)
H = Headway (menit)
c) Waktu Perjalanan
Waktu perjalanan yaitu waktu maksimum yang diperlukan dalam
melakukanperjalanan, termasuk dalam waktu perjalanan ini adalah waktu
tunggu waktuberjalan menuju pemberhentian angkutan serta waktu selama
bergerak.
WP = Wt – Wb. Dimana :
WP = Waktu perjalanan
Wt = Waktu tiba
Wb = Waktu berangkat
d) Kecepatan
Kecepatan adalah kecepatan rata-rata yang ditempuh angkutan umum dalam
km/jam. Diperoleh dari pencatatan waktu saat kendaraan berangkat dan
kembali lagi ke tempat asal dari perjalanan.
V = JP / WP. Dimana:
V = Kecepatan rata-rata (km/jam)
JP = Jarak perjalanan (km)
WP = Waktu perjalanan (jam)
BAB II
DATA DAN FAKTA PERMASALAHAN MANAJEMEN ANGKUTAN UMUM
A. Penyelenggaraan Angkutan Umum
Dasar hukum penyelenggaraan angkutan penumpang umum antara lain :
- UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan
- PP No 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara RI Tahun 1993
Nomor 59 dan tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3527)
- Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 68 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum
- Keputusan Direktur jendral Perhubungan Darat No 274/HK.105/DRJD/96
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di
Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur
Kode trayek 03
Kapasitas : 12 orang
Panjang rute : 13 km
Pengkajian ini dilakukan sebagai dasar pertimbangan guna perbaikan dari kinerja
operasional angkutan kota di Kota Bandung, demi terciptanya kelancaran, ketertiban,
keamanan dalam pelayanan. Selain itu juga sebagai bahan pertimbangan operator dalam
pengoperasian angkutan kota, apakah dalam pengoperasiannya operator mendapat
keuntungan atau kerugian.
1. Jenis Pelayanan Angkutan Orang dengan Kendaaan Bermotor Umum dalam Trayek
di Kota Bandung yaitu Angkutan Perkotaan. Termasuk ke dalam trayek tetap dan
teratur, dimana merupakan pelayanan angkutan yang dilakukan dalam jaringan
trayek secara tetap dan teratur dengan jadwal tetap atau tidak berjadwal untuk
pelayanan angkutan orang.
2. Jenis Transit paada trayek 03 dan trayek 06 yaitu :
Jadwal yang pasti dan kendaraan dapat berhenti (menaikkan atau menurunkan
penumpang) di sepanjang rutenya. Contohnya: angkutan kota
BAB III
PEMBAHASAN PERMASALAHAN MANAJEMEN ANGKUTAN UMUM
06 40 38 95% MEMENUHI
Dari Tabel V.1 dapat disimpulkan bahwa dari dua trayek yang menjadi
kajian terdapat satu trayek yang mempunyai tingkat operasi yang sesuai dari
standar yang telah ditetapkan yaitu 70% adalah trayek 06 sebesar 95%,
sedangkan untuk tingkat operasi terendah adalah trayek 03 sebesar 48%.
2. Frekuensi Pelayanan
Dari Tabel dapat dilihat frekuensi pada kondisi eksisting dimana jumlah
kendaraan yang lewat setiap jam rata – rata untuk trayek 03 sebanyak 3
kendaraan dan untuk trayek 06 sebanyak 10 kendaraan. Standar frekunsi
kendaran sendiri harus memenuhi yaitu 12 kendaraan per jam pada waktu peak
dan 6 kendaraan pada waktu offpeak. Untuk trayek 03 belum memenuhi
standar sedangkan untuk trayek 06 telah memenuhi standar.
Dari Tabel V.5 dapat disimpulkan bahwa seluruh trayek tidak memenuhi
kriteria standar. Hal ini disebabkan karena rendahnya demand masyarakat dalam
menggunakan angkutan umum. Selain itu juga terdapat penyedia jasa lain yang
menjadi pesaing dalam memberikan pelayanan.
KODE PANJANG LAY KECEPATAN
WAKTU
TRAYEK TRAYEK OVER (km/jam)
PERJALANAN
(KM) TIME
(menit)
(menit)
03 13 68 10 11,4
06 12 42 8 17,2
6. Waktu Perjalanan
Sumber : Hasil Analisis Tim PKL Kota Bandung Tahun, 2018
Dari Tabel V.6 dapat diketahui panjang trayek dari angkutan kota trayek 03
adalah 13 km untuk trayek 06 adalah 12 km, waktu perjalanan atau travel time 68
menit untuk trayek 03 sedangkan trayek 06 adalah 42 menit, lay over time untuk
trayek 03 adalah 10 menit untuk trayek 06 adalah 8 menit, sedangkan untuk kecepatan
perjalanan trayek 03 adalah 11,4 km perjam dan untuk trayek 06 adalah 17,2 km
perjam.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil data yang didapat, diketahui kesimpulan yang diperoleh dari hasil
analisis kinerja operasional angkutan umum di Kota Bandung adalah sebagai
berikut :
1. Penyelenggaraan angkutan umum dilihat dari manajemen operasional
angkutan umum, manajemen pengawasan angkutan umum, dan kinerja
operasional angkutan umum masih dikatakan buruk. Karena angkutan
umum masih belum bisa diterima menjadi moda yang pilihan utama untuk
masyarakat.
2. Pada kondisi eksisting dari angkutan kota, diketahui tingkat operasi
kendaraan untuk trayek 03 adalah 48% dan untuk trayek 06 adalah 95%,
Frekuensi rata-rata kendaraan perjam untuk trayek 03 adalah 3 kendaraan
dan untuk trayek 06 adalah 10 kendraan, headway rata-rata dari trayek 03
adalah 23 menit dan untuk trayek 06 adalah 7 menit, dan untuk faktor muat
rata-rata trayek 03 adalah 30% dan untuk trayek 06 adalah 33%.
3. Untuk peningkatan penyelenggaraan angkutan umum perlu dilakukan
pembaruan data untuk perencanaan angkutan umum yang lebih sesuai
dengan kondisi masyarakat. Perlunya penjadwalan ulang agar headway dan
frekuensi kendaraan angkutan umum agar lebih sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan masyarakat dan tidak merugikan operator.
4. Peran pemerintah sangatlah penting dalam menentukan kebijakan untuk
berjalanya operasional kendaraan yang baik serta system yang di-reset dan
diatur Kembali dengan efektif dan efisiens.
B. Saran
Setelah melakukan analisa dari permasalahan yang ada di Kota Bandung,
maka ada beberapa saran yang diberikan agar dapat membantu pihak terkait dalam
pelaksanaan operasional angkutan umum. Berikut adalah beberapa saran yang
diberikan :