Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1.

Maret 2011 ISSN 2087-9334 (17-23)

ANALISA BANGKITAN PERGERAKAN DAN DISTRIBUSI


PERJALANAN DI KOTA MANADO
Mecky R. E. Manoppo
Dosen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi

Theo K. Sendow
Dosen Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Pertambahan penduduk serta meningkatnya pembangunan pada pusat–pusat kegiatan perkotaan yang tidak tertata
dengan baik akan mengakibatkan timbulnya permasalahan-permasalahan, salah satunya adalah masalah transportasi.
Permasalahan transportasi seperti kemacetan, keterlambatan adalah akibat bangkitan pergerakan yang terjadi pada
waktu bersamaan sehingga terjadi pembebanan lalu lintas yang begitu besar pada ruas jalan yang menuju pada pusat-
pusat kegiatan. Penelitian ini bertujuan memodelkan bangkitan pergerakan serta pola distribusi perjalanan yang
dilakukan keluarga di sembilan kecamatan yang ada di kota Manado.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner
sesuai jumlah sampel dimasing-masing kecamatan yang ada. Hasil survey di analisa dengan menggunakan persamaan
Linear berganda.Variabel bebas yang diukur yaitu komposisi keluarga(X1), jumlah anggota keluarga bekerja (X2),
jumlah anggota keluarga yang belajar (X3), jumlah anggota keluarga yang bekerja dan belajar (X4), kepemilikan
kendaraan (X5), penghasilan keluarga (X6), dan variabel terikat (Y) sebagai jumlah pergerakan keluarga perhari.
Hasil pemodelan diperoleh persamaan terbaik untuk jumlah pergerakan keluarga perhari yaitu Y = 0,125 + 0,927 X1 +
0,082 X2 + 0,129 X3.. di mana X1 adalah komposisi, X2 adalah jumlah anggota keluarga yang bekerja dan X3 adalah
jumlah anggota keluarga yang belajar. Diperoleh juga distribusi perjalanan masyarakat kota Manado sebesar 36,74 %
menuju ke Kecamatan Wenang yang digambarkan dalam bentuk garis keinginan .
Dengan persentase terbesar untuk jumlah perjalanan ke kecamatan Wenang, disarankan perlu adanya perbaikan sistim
tata guna lahan yang ada dengan tidak lagi membangun pusat-pusat kegiatan yang baru untuk wilayah kecamatan
Wenang sebagai pusat kota, tetapi memusatkan pengembangan sarana potensial di wilayah masing-masing kecamatan.
Penelitian ini dapat dilanjutkan ketahap berikutnya dari empat tahap yang ada.
Kata kunci : Bangkitan Pergerakan dan Distribusi Perjalanan

LATAR BELAKANG Artinya, keterkaitan antar wilayah ruang sangatlah


berperan dalam menciptakan pergerakan.
Transportasi merupakan kebutuhan turunan Permasalahan transportasi seperti kemacetan,
(derived demand) akibat adanya aktifitas ekonomi, keterlambatan akan terjadi sebagai akibat
sosial, budaya dan sebagainya. Dalam kerangka pergerakan atau perjalanan yang dilakukan
makro ekonomi, transportasi merupakan tulang sehingga terjadilah pemusatan asal bangkitan
punggung perekonomian baik di tingkat nasional, pergerakan dalam waktu yang bersamaan serta
regional maupun lokal, untuk wilayah perkotaan adanya pembebanan lalu lintas yang begitu besar
maupun pedesaan. pada jalur jalan yang menuju pusat-pusat kegiatan
di kota Manado.
Kota Manado sebagai ibu kota provinsi dengan
potensi yang cukup besar baik dibidang sektor Jika ditinjau lebih jauh lagi akan dijumpai
pararawisata maupun industri memberikan nilai kenyataan bahwa lebih dari 90 % perjalanan
lebih terhadap pelbagai peluang bisnis dan berbasis rumah tangga, artinya perjalanan dimulai
investasi. Dengan demikian aktifitas yang terjadi dari rumah dan diakhiri kembali dirumah. Salah
akibat terbentuknya pusat-pusat kegiatan/tata guna satu usaha untuk dapat mengatasi permasalahan
lahan seperti pusat administrasi pemerintahan, tersebut adalah dengan memahami pola pergerakan
pemukiman, sekolah, rumah sakit, fasilitas yang akan terjadi dari setiap rumah tangga yang
hiburan, pusat perbelanjaan, pusat akomodasi ada dia kota Manado, misalnya dari mana dan
kepariwisa-taan, menyebabkan bangkitan hendak ke mana, besarnya, dan kapan terjadinya.
pergerakan yang begitu besar yang akibatnya Oleh karena itu perlu suatu penelitian mengenai
berpengaruh terhadap sistim transportasi yang ada. jumlah bangkitan yang terjadi dalam memprediksi
kebutuhan akan sarana dan prasarana tahun-tahun
Pergerakan yang terjadi disebabkan karena mendatang. Prosesnya adalah dengan menganalisis
pemenuhan kebutuhan yang tersedia ditempat lain. jumlah pergerakan keluarga per-hari sebagai
17
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (17-23)

variabel terikat dengan faktor-faktor yang


mempengaruhinya sebagai variabel bebas sehingga
diperoleh model bangkitan pergerakan berbasis
rumah tangga di wilayah kota Manado.
Perencanaan jaringan transportasi hendaknya i d
tergantung pada permintaan pergerakan/
perpindahan manusia dan barang. Permintaan
pergerakan ini dapat di informasikan dalam bentuk Trip Production Trip Attraction
garis keinginan. Dalam studi ini sedapat mungkin
akan digambarkan garis keinginan pergerakan
orang di kota Manado dengan survai wawancara Gambar 1. Trip Production Dan Trip Attraction
rumah tangga.
Bangkitan dan tarikan pergerakan digunakan untuk
TUJUAN PENELITIAN menyatakan bangkitan pergerakan pada masa
sekarang, yang akan digunakan untuk meramalkan
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini pergerakan pada masa mendatang. Bangkitan
adalah : Memperoleh Model bangkitan pergerakan pergerakan ini berhubungan dengan penentuan
untuk wilayah Kota Manado Serta pola distribusi jumlah keseluruhan yang dibangkitkan oleh sebuah
perjalanan yang diakibatkan oleh adanya kawasan. Parameter tujuan perjalanan yang
pergerakan di wilayah administrasi Kota Manado berpengaruh di dalam produksi perjalanan
(Levinson, 1976), adalah: Tempat kerja, kawasan
TINJAUAN PUSTAKA perbelanjaan, kawasan pendidikan, kawasan usaha,
kawasan hiburan.
Bangkitan Pergerakan
Dalam sistem perencanaan transportasi terdapat
Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah empat tahap yang saling terkait satu dengan yang
tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah lain. Dalam bahasan model empat tahap (Mc
pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata Nally, 2000) merupakan kilas pandang penerapan
guna lahan atau jumlah pergerakan yang tertarik ke model konvensional dari peramalan perjalanan,
suatu tata guna lahan atau zona (Tamin, 2000). dikenal sebagai model 4 tahap. Pilihan pendekatan
Bangkitan pergerakan (Trip Generation) adalah empat tahap ini bukan karena terbaik, tetapi hanya
banyaknya lalu lintas yang ditimbulkan oleh suatu pendekatan yang tersedia, dengan batasan institusi
zona atau tata guna lahan persatuan waktu (Wells, dan finansial. Dalam peramalan transportasi perlu
1975). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) direpresentasikan pendekatan berbasis kegiatan
adalah jumlah perjalanan yang terjadi dalam yang dikembangkan untuk pendekatan lebih baik
satuan waktu pada suatu zona tata guna lahan perilaku perjalanan. (Tamin, 2000), Empat tahap
(Hobbs, 1995). tersebut adalah :
Bangkitan pergerakan (Trip generation)
Waktu perjalanan bergantung pada kegiatan kota, Distribusi perjalanan (Trip distribution)
karena penyebab perjalanan adalah adanya Pemilihan moda (Modal split)
kebutuhan manusia untuk melakukan kegiatan dan Pembebanan jaringan (Trip assignment)
mengangkut barang kebutuhannya. Setiap suatu
kegiatan pergerakan mempunyai zona asal dan
tujuan, dimana asal merupakan zona yang
menghasilkan perilaku pergerakan, sedangkan Konsep Pemodelan Bangkitan Pergerakan
tujuan adalah zona yang menarik pelaku
melakukan kegiatan. Jadi terdapat dua pembangkit Model dapat didefinisikan sebagai alat bantu atau
pergerakan, yaitu : media yang dapat digunakan untuk mencerminkan
Trip Production adalah jumlah perjalanan yang dan menyederhanakan suatu realita (dunia
dihasilkan suatu zona sebenarnya) secara terukur (Tamin, 2000). Model
Trip Attraction adalah jumlah perjalanan yang merupakan penyederhanaan dari keadaan
ditarik oleh suatu zona sebenarnya dan model dapat memberikan petunjuk
Trip production dan trip atrtaction dapat dilihat dalam perencanaan transportasi. Karakteristik
pada Gambar 1. berikut ini: sistem transportasi untuk daerah-daerah terpilih
seperti CBD sering dianalisis dengan model.
18
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (17-23)

Model memungkinkan untuk mendapatkan n n n

penilaian yang cepat terhadap alternatif-alternatif n  ( x i y i )   ( x i ) ( y i )


transportasi dalam suatu daerah (Morlok, 1991). b i 1 i 1 i 1
2
(2)
Model dapat digunakan untuk mencerminkan n
  n

hubungan antara sistem tata guna lahan dengan n ( x )    xi 


2
i
sistem prasarana transportasi dengan i 1  i 1 
menggunakan beberapa seri fungsi atau persamaan a  y  bx (3)
(model matematik). Salah satu alasan penggunaan y dan x adalah nilai rata-rata dari yi dan xi.
model matematik untuk mencerminkan sistem
tersebut adalah karena matematik adalah bahasa 2. Model Analisis Regreasi Linear Berganda
yang jauh lebih tepat dibandingkan dengan bahasa Dalam pemodelan bangkitan pergerakan,
verbal. Ketepatan yang didapat dari penggantian metode analisis regresi linear berganda (Multiple
kata dengan simbol sering menghasilkan Linear Regression Analysis) yang paling sering
penjelasan yang jauh lebih baik dari pada digunakan baik dengan data zona (agregat) dan
penjelasan dengan bahasa verbal (Black, 1981). data rumah tangga atau individu (tidak agregat).
Tahapan permodelan bangkitan pergerakan Model analisis regresi linear berganda yang
bertujuan meramalkan jumlah pergerakan pada digunakan untuk menguji hipotesis dalam
setiap zona asal dengan menggunakan data rinci penelitian ini adalah sebagai berikut:
mengenai tingkat bangkitan pergerakan, atribut
sosial-ekonomi, serta tata guna lahan. Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6
(4)
Konsep Metode Analisis Regresi Keterangan :
Y = Jumlah pergerakan keluarga per-hari
1. Model Analisis Regresi Linear yang
Analisis regresi linear adalah metode statistik yang merupakan variabel tergantung
dapat digunakan untuk mengukur besarnya (Dependent Variable)
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat X1...X6 = Variabel Bebas
dan memprediksi variabel terikat dengan a = konstanta regresi
menggunakan variabel bebas. (Riduwan, 2009) b1-b6 = koefisien regresi
mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian
terhadap hubungan satu variabel yang disebut Untuk mendapatkan nilai a, b1, b2, b3, b4, b5 dan b6
sebagai variabel yang diterangkan (the explained dapat digunakan Metode Jumlah Kwadrat Terkecil
variabel) dengan satu atau dua variabel yang (Least Square Method) yang menghasilkan
menerangkan (the explanatory). persamaan normal.
Untuk Regresi linear sederhana, yaitu regresi
linear yang hanya melibatkan dua variabel Hubungan Transportasi dan Penggunaan
(Variabel X dan Y),persamaan regresinya Lahan
dinyatakan dalam persamaan (1) berikut :
Bangkitan perjalanan (trip generation) berhubu-
y=a+bx (1) ngan dengan penentuan jumlah perjalanan
Keterangan : keseluruhan yang dibangkitkan oleh suatu
y = peubah tidak bebas/variabel terikat kawasan. Dalam kaitan antara aktifitas manusia
(Jumlah produksi perjalanan) dan antar wilayah ruang sangat berperan dalam
X1 … XZ = peubah bebas menciptakan perjalanan.
(faktor-faktor berpengaruh)
a = intersep atau konstanta regresi 1. Model Interaksi Transportasi dan Penggunaan
b = koefisien regresi Lahan
Bangkitan pergerakan bukan saja beragam dalam
Parameter a dan b dapat diperkirakan dengan jenis tata guna lahan tetapi juga tingkat
menggunakan metode kuadrat terkecil yang aktifitasnya. Makin tinggi tingkat aktifitas suatu
meminimumkan total kuadratis residual antara tata guna lahan, makin tinggi pula tingkat
hasil model dengan hasil pengamatan. Nilai kemampuannya dalan menarik lalulintas .
parameter a dan b bisa didapatkan dari persamaan
(2) dan (3) berikut: 2. Penggunaan Lahan Ditinjau Dari Sistem
Kegiatan
19
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (17-23)

Sistem kegiatan secara komprehensif dapat dituangkan dalam Matrix Asal Tujuan (MAT)
diartikan sebagai suatu upaya untuk memahami seperti pada Tabel 1.
pola-pola perilaku dari perorangan, lembaga yang
mengakibatkan terciptanya pola-pola keruangan Tabel 1. Matrix Asal Tujuan
didalam wilayah. Perorangan ataupun kelompok
masyarakat selalu mempunyai nilai-nilai tertentu To 1 2 3 … N Oi
terhadap penggunaan setiap lahan (Hadi Yunus, From
2005). 1 T11 T12 T13 . T1N O1
2 T21 T22 T23 . T2N O2
Perjalanan (Trip ) 3 T31 T32 T33 . T3N O3
Perjalanan biasanya didefinisikan dalam buatan
. . . . . . .
model angkutan sebagai satu kali perjalanan yang
dilakukan oleh seseorang antara dua tempat . . . . . . .
dengan satu jenis angkutan dan untuk suatu . . . . . . .
maksud tertentu (Tamim, 2000). N TN1 TN2 TN3 . TNn On
Dd D1 D2 D3 . Dn T
1. Maksud Perjalanan
Secara spesifik terdapat kategori maksud Dalam Tabel 1 diatas untuk setiap sel matriks
perjalanan : berisi informasi pergerakan antar zona. Sel dari
a. Perjalanan berdasarkan rumah, dimana tempat setiap baris i berisi informasi mengenai pergerakan
asal atau tujuan perjalanan adalah dari atau mengenai pergerakan yang berasal dari zona i
menuju rumah. tersebut kesetiap zona tujuan d.
b. Perjalanan lainnya yang tidak bersangkut paut Keterangan :
dengan rumah. Tid = Pergerakan dari zona asal i ke zona tujuan d
Oi = Jumlah pergerakan yang berasal dari zone i
2. Karakteristik Pelaku Perjalanan D = Jumlah pergerakan yang menuju zone tujuan d
Faktor penting yang termasuk dalam kategori ini T = Total matriks
adalah yang berkaitan dengan ciri sosial-ekonomi
pelaku perjalanan termasuk tingkat penghasilan, METODOLOGI PENELITIAN
kepemilikan kendaraan, struktur dan besarnya
keluarga, kerapatan pemukiman, macam pekerjaan Waktu dan Tempat Penelitian
dan lokasi tempat pekerjaan (Bruton, 1985).
Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan
3. Karakteristik Perjalanan Maret 2009 sampai dengan bulan Mei 2009. Objek
Perjalanan mempunyai karakteristik sebagai penelitian berlangsung diwilayah administrasi
berikut : daerah asal, daerah tujuan, tujuan Kota Manado dengan melibatkan 9 Kecamatan
perjalanan, mode perjalanan, maksud perjalanan, yang ada yaitu : Kecamatan Malalayang,
route yang dilalui, waktu perjalanan. Kecamatan Sario, Kecamatan Wanea, Kecamatan
Wenang Kecamatan Tikala, Kecamatan Mapanget,
4. Distribusi Perjalanan Kecamatan Singkil, Kecamatan Tuminting dan
Distribusi perjalanan adalah proses menghitung Kecamatan Bunaken.
jumlah perjalanan yang terjadi antara satu zone
dan semua zone lainnya dalam daerah studi. Pola Definisi Operasional Penelitian
pergerakan sering dijelaskan dalam bentuk arus
pergerakan (orang, kendaraan, dan barang) yang Tujuan utama dari defenisi variabel operasional
bergerak dari zona asal ke zona tujuan didalam adalah untuk menghindari penafsiran ganda
daerah tertentu dan selama periode tertentu. (double defenition) terhadap variabel-variabel
Matriks pergerakan atau matriks asal tujuan yang digunakan dalam suatu penelitian. Oleh
(MAT) adalah matriks berdimensi dua yang berisi karena itu variabel-variabel dalam penelitian ini
informasi besarnya pergerakan antar lokasi (zona) didefenisikan sebagai berikut:
didalam daerah tertentu. Baris menyatakan zona Produksi perjalanan (Y) adalah jumlah perjalanan
asal dan kolom menyatakan zona tujuan,sehingga yang dihasilkan oleh tiap rumah tangga.
sel matriksnya menyatakan besanya arus dari zona Variabel yang berhubungan dengan produksi
asal kezona tujuan. Bentuk pola distribusi perjalanan (X) yaitu : Komposisi keluarga, jumlah
anggota keluarga yang bekerja, jumlah anggota
20
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (17-23)

keluarga yang belajar, jumlah anggota keluarga


yang bekerja dan belajar, kepemilikan kendaran, N
penghasilan keluarga. n= (5)
Nd² + 1
Metode Pengambilan Data
Keterangan :
Dalam mencapai tujuan dari penelitian ini dilaku- n = Jumlah sampel
kan beberapa tahapan yang dianggap perlu. N = Jumlah populasi (Rumah Tangga)
Pelaksanannya secara garis besar dapat diberikan d = Presisi yang ditetapkan
sebagai berikut : (Presisi sebesar 95 % maka d = 0,05)
1. Tahapan pertama adalah melakukan studi lite-
ratur dalam usaha memperoleh teori-teori yang Dengan menggunakan rumus diatas jumlah sampel
berhubungan dengan penyelesaian penelitian yang diambil dari masing-masing kecamatan
ini. adalah 11180 sampel.
2. Tahap kedua adalah menentukan jumlah dan
distribusi sampel yang sesuai pada daerah Model Penelitian
penelitian.
3. Tahap ketiga adalah pengorganisasian data Uji korelasi dan proses kalibrasi dilakukan dengan
yang dibutuhkan, metode pengumpulan data bantuan program microsoft office excel (santoso,
dan penyajian data yang diperoleh dari survei. 2005). Ada beberapa tahapan dalam pemodelan
4. Tahap keempat adalah melakukan home inter- dengan metode analisis regresi linear berganda
view yaitu wawancara yang dilakukan ke (Algifari, 2000), adalah sebagai berikut :
masing-masing responden yang dipilih secara 1. Tahap pertama adalah analisis bivariat, yaitu
acak. analisis uji korelasi untuk melihat hubungan
5. Tahap kelima mengedit data yang telah dikum- antar variabel yaitu variabel terkait dengan
pulkan dan membuat tabulasi. variabel bebas. Variabel bebas harus
6. Tahap akhir adalah melakukan aalisis data hasil mempunyai korelasi terhadap variabel terikat
survei dengan menggunakan Program micro- dan sesama variabel bebas tidak boleh saling
soft office excel, untuk analisis Regresi Linear berkorelasi. Apabila terdapat korelasi diantara
berganda. variabel bebas, pilih yang mempunyai nilai
korelasi yang terbesar terhadap variabel terikat
Jenis dan Sumber Data untuk mewakili.
2. Tahap kedua adalah analisis multivariant, yaitu
Dalam penulisan ini data primer yang dimaksud analisis untuk mendapatkan model yang paling
adalah data yang sumbernya diperoleh langsung sesuai menggambarkan pengaruh satu atau
dari responden/rumah tangga, yaitu data komposisi beberapa variabel bebas terhadap variabel
keluarga, jumlah anggota keluarga yang bekerja, terikatnya, dapat digunakan analisis regresi
jumlah anggota keluarga yang belajar, jumlah linear berganda (Multiple Linear Regression).
anggota yang bekerja dan belajar, kepemilikan Tahapan ini termasuk uji T dan uji F.
kendaran serta penghasilan keluarga. Sedangkan
data sekunder adalah data yang lebih dulu HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dikumpulkan dari instansi-instansi terkait dan
perpustakaan. Analisis Model Perhitungan Bangkitan Pergerakan

Metode Pengambilan Sampel. Analisis untuk mengetahui variabel-variabel mana


Dalam penelitian ini, populasi yang diambil adalah yang akan digunakan dalam pemodelan selanjut-
populasi (rumah tangga) masyarakat di wilayah nya, dilakukan proses penyelesaian variabel
administrasi Kota Manado yang terdiri dari 9 dengan cara melakukan uji korelasi antara semua
Kecamatan. Sampel yang dipilih (restricted variabel-variabel yang ditinjau.
random sample) atau teknik penarikan sampel
yang digunakan adalah Stratified Random 1. Analisis Bivariant.
Sampling yaitu sampel acak berstrata . Jumlah Diperoleh variabel yang mempunyai hubungan
sampel yang dibutuhkan menurut (Riduwan, 2008) signifikan atau pengaruh besar terhadap produksi
adalah dengan menggunakan rumus dari Taro perjalanan (Y) Yaitu X1 sebesar 0.878, X2 sebesar
Yamane sebagai berikut : 0,465 dan X3 sebesar 0,565.

21
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (17-23)

df SS MS F Sig F
2.Analisis Multivariat.
Regression 3 20494.341 6831.447 12856.678 0.000
Dari persamaan–persamaan regresi yang telah
dihitung di urutkan berdasarkan nilai R2 (koefisien Residual 11176 5938.412 0.531
determinasi) yang terbesar atau yang paling
Total 11179 26432.753
mendekati satu, dan nilai konstanta yang paling
kecil. Berdasarkan koefisien determinan dan nilai Sumber: Hasil Olahan
konstanta disusun persamaan regresi yang me-
wakili sesuai kritera tersebut seperti pada tabel 2. Dengan demikian, hasil uji F menyatakan bahwa
H0 ditolak dan Ha diterima dan secara simultan
Tabel 2. Urutan Persamaan Regresi yang Terbaik variabel komposisi keluarga(X1), jumlah anggota
keluarga yang bekerja (X2), dan jumlah anggota
Jumlah keluarga yang belajar(X3), berpengaruh terhadap
Peubah
No Persamaan Regresi R2
Bebas
Peubah jumlah pergerakan anggota keluarga per-hari.
Bebas
b. Uji t. Dengan menggunakan bantuan program
1
Y = 0.125 + 0.927 X1 +
0.775 X1,X2,X3 3
Microsoft Office Excel, seperti yang ditampilkan
0.082 X2 + 0.129 X3
Y = 0.054 + 1.004 X1 +
dalam Tabel 4.
2 0.771 X1,X2 2
0.037 X2
3
Y = 0.128 + 0.970 X1 +
0.102 X3
0.774 X1,X3 2 Tabel 4. Nilai T Untuk Persamaan Terbaik
Y = 0.005 + 0.983 X1 +
X1,X2,X
4 0.043 X2 + 0.554 X4 + 0.777 5 Standard
4,X5,X6 Coefficients t Stat P-value
0.012 X5 + 0.025 X6 Error
Y = 0,13872 + 0,88346 X1 +
X1,X2,X 0.023
0,10629 X2 + 0,15955 X3 + Intercept 0.125 5.459 0.000
5 0.784 3,X4,X5, 6
0,68382 X4 + 0,01005 X5 + Komposisi
0.008
116.70
X6 0.927 0.000
0,01083 X6 Keluarga 4
Sumber: Hasil Olahan Jumlah Anggota
Keluarga yang 0.082 0.009 9.137 0.000
Bekerja
Dari Tabel 2. diambil persamaan regresi terbaik Jumlah Anggota
Keluarga yang 0.129 0.009 14.830 0.000
untuk jumlah pergerakan anggota keluarga per-hari Belajar
yaitu: Y = 0.125 + 0.927 X1 + 0.082 X2 + 0.129 Sumber: Hasil Olahan
X3, dengan R2 = 0.775. Kuat hubungan yang
ditunjukkan oleh persamaan ini adalah pada
variabel bebas terhadap variabel terikat lebih besar Nilai T untuk masing-masing variabel X1,X2 dan
serta konstanta dan koefisien regresinya lebih kecil X3 diperoleh thitung > ttabel ( nilai ttabel = 1.960)
dibanding persamaan lainnya. Karena meng- maka H0 ditolak. Selanjutnya dapat dilihat bahwa
gunakan tiga variabel bebas, maka koefisien signifikan < 0.05 berarti H0 ditolak. Dengan
determinasi yang digunakan adalah angka dari R demikian, hasil uji t menyatakan bahwa H0 ditolak
Square sebesar 0.775 atau 77.5 %. Angka ini Ha diterima. Artinya variabel X1, X2 dan X3
menunjukan pergerakan anggota keluarga per-hari berpengaruh terhadap jumlah pergerakan anggota
dipengaruhi oleh komposisi keluarga, jumlah keluarga per-hari.
anggota keluarga yang bekerja, dan jumlah
anggota keluarga yang belajar sebesar 77.5 % Distribusi Perjalanan
sedangkan sisanya 22.5 % dipengaruhi oleh faktor-
faktor atau variabel lain diluar variabel bebas yang Berdasarkan survey kuisioner di 9 Kecamatan
digunakan. Selain faktor-faktor diatas pengujian yang ada di Kota Manado, diperoleh pola
lain yaitu : distribusi perjalanan terbesar menuju ke
a. Anova (Uji F). Anova Regresi (F) merupakan Kecamatan Wenang dengan persentase 36,74 %
nilai uji kelinearan hubungan variabel terikat yang digambarkan dalam bentuk garis keinginan
dengan variabel bebasnya. Sesuai yang pada Gambar 2
ditampilkan pada Tabel 3. Jadi dapat dilihat bahwa
Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. Selanjutnya dapat
dilihat bahwa nilai signifikan F = 0,000 < 0.05
yang berarti Ha diterima.

Tabel 3. ANOVA

22
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 1, No. 1. Maret 2011 ISSN 2087-9334 (17-23)

Penelitian ini dapat dilanjutkan ketahap


berikutnya dari empat step model yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alqifari 2000. Analisis Regresi (Teori, Kasus


dan Solusi). Penerbit BPFE Yogyakarta.

2. Black J.A. 1981. Urban transport Planning


(Theory and Products), London Crom Helm.

3. Bruton M.J. 1985, Introduction To


Gambar 2. Peta Garis Keinginan Transportation Planning. Hutchinson
Technical Education, London

KESIMPULAN 4. Hobbs F. D. 1999. Perencanaan dan Teknik


Lalu Lintas. Gajah Mada University Press.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
dilakukan, maka dapat diambil beberapa 5. Hadi Sabari Yunus. 2005. Struktur Tata
kesimpulan sebagai berikut : Ruang Kota, Penerbit Pustaka Pelajar
Yogyakarta.
1. Variabel yang mempengaruhi bangkitan per-
gerakan keluarga di Kota Manado adalah 6. Levinson H.S. 1976. Transportation And
komposisi keluarga, jumlah anggota keluarga Traffic Engineering Handbook, New Jersey.
yang bekerja dan jumlah anggota keluarga yang
belajar. Hasil ini dirumuskan dalam persamaan 7. Morlok, E. K. 1991. Pengantar Teknik dan
linear berganda sebagai model untuk jumlah Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga
pergerakan keluarga perhari yaitu : Y = 0.125 + Jakarta.
0.927 X1 + 0.082 X2 + 0.129 X3 . Nilai Kofisien
Determinan (R²) yang diperoleh yaitu sebesar 8. Mc Nally G. Michael. 2000. The Four Step
77,5 %. Hal ini berarti jumlah produksi Model, University of California, Paper
perjalanan yang dihasilkan dapat dijelaskan UCIITS-AS-WP-00-5, Irvine, USA
oleh variabel-variabelnya sebesar 77,5 %.
9. Riduwan dan Akdon. 2008. Rumus dan Data
2. Distribusi perjalanan yang terjadi dari ditiap-tiap Dalam Analisis Statiska, Alfabeta Bandung.
zona atau kecamatan terdapat 36,74 %
responden melakukan perjalanan ke kecamatan 10. Riduwan dan Sunarto. 2009. Pengantar
Wenang. Hasil ini menunjukkan pola Statistika. Alfabeta Bandung.
pergerakan yang digambarkan lewat peta garis
keinginan. 11. Santosa Purbayu Budi dan Ashari. 2005.
Analisis Statistik dengan Microsoft Excel &
SPSS. ANDI Yogyakarta.
SARAN
12. Tamin Ofyar, Z. 2000. Perencanaan dan
Dengan persentase terbesar untuk jumlah Pemodelan Transportasi, Edisi kedua. ITB
perjalanan menuju ke kecamatan Wenang, maka Bandung.
perlu adanya perbaikan sistim tata guna lahan yang
ada dengan tidak lagi membangun pusat-pusat 13. Wells G.R. 1975. Comprehensive Transport
kegiatan yang baru untuk wilayah kecamatan Planning, London Charles Griffin.
Wenang sebagai pusat kota, tetapi memusatkan
pengembangan sarana potensial di wilayah
kecamatan masing-masing.

23

Anda mungkin juga menyukai