DOSEN PENGAMPU:
MUHAMMAD SOFWAN, S.T., M.T
OLEH :
ZULKHAIRY
(173410653)
PENDAHULUAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Dalam metode analisa mengenai perencanaan transportasi, yang paling umum dikenal
ialah 4 tahap model transportasi. Model ini mengaitkan antara satu sama lain dengan tata
guuna lahan. Adapun isi dari 4 tahap model transportasi ini ialah bangkitan/tarikan
pergerakan, sebaran/distribusi pergerakan, pemilihan moda transportasi, dan pemilihan rute.
Untuk melakukan analisis dengan menggunakan model ini, perlu diprediksi atau mengetahui
pola tata guna lahan untuk masa yang akan datang, yang menggambarkan kegiatan manusia
di daerah tersebut.
Setiap suatu kegiatan pergerakan mempunyai zona asal dan tujuan, dimana asal
merupakan zona yang menghasilkan perilaku pergerakan, sedangkan tujuan adalah zona
yang menarik pelaku kelakukan kegiatan. Jadi terdapat dua pembangkit perjalanan, yaitu :
Trip production digunakan untuk menyatakan bangkitan perjalanan zona dan trip
attraction digunakan untuk menyatakan bangkitan perjalanan pada saat sekarang, sehingga
dapat digunakan untuk melakukan prediksi di masa mendatang. Berikut ilustrasi gambar
mengenai trip production dan trip attraction:
Gambar 1 : Trip Attraction Dan Trip Production
Selain itu, menurut Willumsen (1990) bangkitan juga dipengaruhi oleh jenis-jenis
perjalanan, klasifikasi pergerakan, dan factor lain yang mempengaruhi jumlah pergerakan.
1. Berikut beberapa definisi yang dapat membantu dalam menjelaskan jenis-jenis
perjalanan:
Perjalanan didefinisikan sebagai suatu perjalanan satu arah dari titik asal
ke titik tujuan. Biasanya diprioritaskan pada perjalanan yang menggunakan
moda kendaraan bermotor.
Perjalanan Home-Based, yaitu perjalanan yang menunjukkan bahwa rumah
dan pembuat perjalanan merupakan sal dan tujuan dari perjalanan.
Perjalanan Non Home-Based, yaitu suatu perjalanan yang menunjukkan bahwa
salah satu tujuan dari perjalanan bukanlah rumah pelaku perjalanan.
Produksi perjalanan (Trip Production), merupakan perjalanan yang
didefinisikan sebagai awal dan akhir dari sebuah perjalanan Home-Based
atau sebagai awal dari sebuah perjalanan Non Home-Based.
Tarikan perjalanan (Trip Attraction), perjalanan ini didefinisikan sebagai
perjalanan yang tidak berakhir di rumah bagi perjalanan yang bersifat Home-
Based atau sebagai tujuan dari suatu perjalanan Non Home-Based.
Bangkitan perjalanan (Trip Generation), didefinisikan sebagai total jumlah
perjalanan yang ditimbulkan oleh rumah tangga dalam suatu zona, baik Home
Basedmaupun Non Home-Based.
𝑇𝑖𝑑 = 𝑡𝑖𝑑 . 𝐸
Tid = pergerakan pada masa mendatang dari zona asal i ke zona tujuan d
tid = pergerakan pada masa sekarang dari zona asal i ke zona tujuan d
E = tingkat pertumbuhan
Metode analogi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu metode tanpa-
batasan, metode dengan-satu-batasan, dan metode dengan-dua-batasan.
Tid = tid .E
𝑇
𝐸=
𝑡
T = total pergerakan pada masa mendatang di dalam daerah kajian
t = total pergerakan pada masa sekarang di dalam daerah kajian
Metode Dengan-Satu-Batasan. Terdapat dua jenis metode, yaitu metode
dengan-batasan-bangkitan dan metode dengan-batasan-tarikan.
Metode dengan-batasan-bangkitan
Metode ini digunakan jika informasi yang tersedia adalah perkiraaan
bangkitan pergerakan pada masa mendatang, sedangkan perkiraan tarikan
pergerakan tidak tersedia atau dapat juga tersedia tetapi dengan tingkat
akurasi yang rendah.
Metode dengan-batasan-tarikan
Metode ini digunakan jika informasi yang tersedia adalah perkiraan
bangkitan pergerakan tidak tersedia atau dapat juga tersedia tetapi
akurasinya rendah.
Metode Dengan-Dua-Batasan. Terdapat empat buah metode yang telah
dikembangkan sampai saat ini yang pada umumnya mencoba mengatasi
kekurangan yang ada pada metode sebelumnya, yaitu permasalahan
batasan bangkitan dan tarikan pergerakan. Keempat metode tersebut
adalah:
Metode rata-rata. Merupakan suatu metode atau usaha pertama
untuk mengatasi adanya tingkat mertumbuhan daerah yang
berbeda-beda. Metode ini menggunakan tingkat pertumbuhan yang
berbeda untuk setiap zona yang dapat dhasilkan dari peramalan tata
guna lahan dan bangkitan lalulintas.
Metode Fratar (Fratar 1954), mengembangkan metode yang
mencoba mengatasi kekurangan metode seragam dan metode rata-
rata. Asumsi dasar metode ini adalah sebaran pergerakan dari zona
asal pada masa mendatang sebanding dengan sebaran pergerakan
pada masa sekarang dan sebaran pergerakan pada masa mendatang
dimodifikasi dengan nilai tingkat pertumbuhan zona tujuan
pergerakan tersebut.
Metode Detroit. Metode ini dikembangkan bersamaan dengan
pelaksanaan pekerjaan Detroit Metropolitan Area Traffic Study
dalam usaha mengatasi kekurangan metode sebelumnya dan
sekaligus mengurangi waktu operasi komputer.
Metode Furness (Furness 1965). Metodenya sangat sederhana dan
mudah digunakan. Dimana pada metode ini, sebaran pergerakan
pada masa mendatang didapatkan dengan mengalikan sebaran
pergerakan pada saat sekarang dengan tingkat pertumbuhan zona
asal atau zona tujuan yang dilakukan secara bergantian.
Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan
menggunakan setiap moda. Proses ini dilakukan untuk mengetahui atribut dan variabel-
variabel yang mempengaruhi pelaku perjalanan untuk pemilihan moda.Pemilihan moda juga
sangat dipengaruhi oleh variabel demand adalah yang berkaitan dengan kondisi sosio-
ekonomi pelaku perjalanan dan variabel supply berkaitan dengan tingkat pelayanan yang
diberikan oleh moda transportasi tersebut.
Setelah adanya bangkitan dan pemilihan tipe distribusi, tahapan model transportasi
selanjutnya adalah memilih bagaimana interaksi dari production dan attraction itu dilakukan.
Pemilihan moda transportasi bergantung dari tingkat ekonomi dari pemilik tata guna lahan
dan biaya transportasi dari moda angkutan. Orang dengan ekonomi tinggi cenderung memilih
mode angkutan pribadi dibandingkan mode angkutan umum. Jika terdapat lebih dari satu
moda, moda yang dipilih biasanya yang memiliki rute terpendek, tercepat atau termurah, atau
kombinasi ketiganya.
Pemodelan pemilihan rute dibuat untuk tujuan menentukan jumlah pergerakan yang
berasal dari zona asal i ke zona tujuan d dengan menggunakan rute r (Tidr) dari jumlah total
pergerakan yang terjadi antara setiap zona asal i ke zona tujuan d (Tid). Konsep pemodelan
pemilihan rute pada sudut pandang analisis jaringan adalah analisis kebutuhan-sediaan sistem
transportasi (pembebanan).
Faktor yang dapat mempengaruhi pengguna jalan dalam melakukan pemilihan rute,
antara lain: waktu tempuh, jarak, biaya (bahan bakar dan lainnya), kemacetan dan antrian,
jenis manuver yang dibutuhkan, jenis jalan raya (jalan tol, arteri), pemandangan, kelengkapan
rambu dan marka jalan, serta kebiasaan. Model pemilihan rute dapat dikatakan ideal jika
mengakomodasi semua faktor yang mempengaruhi prilaku pengguna jalan dalam melakukan
pemilihan rute. Tetapi jika mempertimbangkan semua faktor pengaruh yang ada maka model
akan menjadi rumit dan tidak praktis dalam penggunaannya. Dengan alasan pertimbangan
kepraktisan dalam pemodelan pemilihan rute maka faktor yang sering dipertimbangkan
sebagai biaya adalah waktu tempuh. Pendekatan lainnya adalah dengan menggunakan dua
faktor utama, yaitu biaya pergerakan dan nilai waktu. Biaya pergerakan dianggap
proporsional dengan jarak tempuh.
Faktor penentu utama dalam pemilihan rute terdiri dari: waktu tempuh, nilai waktu
dan biaya perjalanan.
KESIMPULAN
Tahap pertama adalah peramalan pola tata guna lahan untuk masa mendatang,
yang menggambarkan kegiatan manusia melalui jumlah setiap kegiatan pada daerah
yang lebih kecil yang disebut zona.
Tahap kedua ialah dengan dasar tersebut perjalanan yang berasal dan menuju ke
setiap zona akan diperkirakan, dimana cara ini disebut analisis pembangkit perjalanan (Trip
Generation).
Kemudian tahap ketiga ialah tempat asal perjalanan dikaitkan dengan dengan
beberapa tempat tujuan yang berbeda-beda, yang biasa disebut distribusi perjalanan (Trip
Distribution).
Apabila tempat asal dan tujuan diketahui, maka berbagai moda alternatif
dapat diperbandingkan untuk menentukan kemungkinan moda perjalanan (Modal Split)
serta memilih rute tertentu yang akan digunakan, yang disebut penentuan lalu lintas
(Trip Assigment)
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.maranatha.edu/index.php/jts/article/view/1274/959
https://makeyousmarter.blogspot.com/2015/09/analisis-model-4-tahap-
perencanaan_15.html
https://zainurrahman29.blogspot.com/2016/10/model-pemilihan-moda-
transportasi_97.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Distribusi_perjalanan
http://alficivilenginering.blogspot.com/2017/05/pemilihan-rute-studi-kasus-di.html
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/53302