ANGKUTAN UMUM
Tujuan Pembelajaran :
Pada akhir pembelajaran ini, mahasiswa harus mampu :
Mendeskripsikan pengertian angkutan umum
Mengetahui dan memahami tujuan angkutan umum
Mengetahui dan memahami peranan angkutan umum
Mengetahui dan memahami karakteristik pelayanan sistem angkutan umum
Mengetahui dan memahami karakteristik operasional angkutan umum
Mengetahui dan memahami cara penentuan wilayah pelayanan angkutan
penumpang umum
Uraian materi :
3) Penghematan energy
Pengelolaan angkutan umum ini pun berkaitan dengan penghematan penggunaan
bahan bakar minyak (BBM). Sudah diketahui bahwa cadangan energi bahan bakar
minyak dunia (BBM) terbatas, bahkan diperhitungkan akan habis dalam waktu dekat
dan sudah ada upaya untuk menggunakan sumber energi non BBM. Untuk itu, layanan
angkutan umum perlu ditingkatkan, sehingga jika layanan angkutan umum sudah
sedemikian baik dan mampu menggantikan peranan kendaraan pribadi bagi mobilitas
masyarakat, maka sejumlah besar kendaraan dapat ‘dikandangkan’ selama waktu
tertentu; misalnya selama hari Senin hingga Jum’at. Akibat lanjutannya adalah
penghematan konsumsi BBM bagi operasi angkutan. Apabila kendaraan pribadi
mengkonsumsi BBM rata-rata sebanyak 10 L/hari, maka 1000 buah kendaraan sudah
dapat menghemat 10.000 L/hari.
4) Pengembangan wilayah
Berkaitan dengan perkembangan wilayah, angkutan umum juga sangat berperan
dalam menunjang interaksi sosial budaya masyarakat. Pemanfaatan sumber daya alam
maupun mobilisasi sumber daya manusia serta pemerataan daerah beserta hasil-
hasilnya, didukung oleh sistem perangkutan yang memadai dan sesuai dengan tuntutan
kondisi setempat.
1. Trayek tetap dan teratur adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dalam
jaringan trayek secara tetap dan teratur dengan jadwal tetap atau tidak berjadwal
untuk pelayanan angkutan orang.
2. Tidak dalam trayek, pengangkutan orang dengan angkutan umum tidak dalam
trayek terdiri dari:
- Pengangkutan dengan menggunakan taksi
- Pengangkutan dengan cara sewa
- Pengangkutan untuk keperluan pariwisata
Psg
Lf = ×100 % ............................(1.1)
C
Dimana :
Jaringan Trayek
Jaringan trayek menurut pedoman teknis penyelengaraan angkutan penumpang
umum di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur adalah kumpulan trayek
yang menjadi satu kesatuan pelayanan angkutan orang. Faktor yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jaringan trayek adalah sebagai
berikut :
a. Pola tata guna tanah
Pelayanan angkutan umum diusahakan mampu menyediakan aksesibilitas yang
baik. Untuk memenuhi hal itu, lintasan trayek angkutan umum diusahakan
melewati tata guna tanah dengan potensi permintaan yang tinggi. Demikian
juga lokasi-lokasi yang potensial menjadi tujuan bepergian diusahakan menjadi
prioritas perjalanan.
b. Pola pergerakan penumpang angkutan umum
Rute angkutan umum yang baik adalah rute yang mengikuti arah pola
pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih
effisien. Trayek angkutan umum harus dirancang sesuai dengan pola
pergerakan penduduk yang terjadi, sehingga transfer moda yang terjadi pada
saat penumpang mengadakan perjalanan dengan angkutan umum dapat
diminimumkan.
c. Kepadatan penduduk
Salah satu faktor yang menjadi prioritas angkutan umum adalah wilayah
kepadatan penduduk yang tinggi, pada umumnya merupakan wilayah yang
mempunyai potensi permintaan yang tinggi. Trayek angkutan umum yang ada
diusahakan sedekat mungkin menjangkau wilayah tersebut.
d. Daerah pelayanan
Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah potensial
pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada. Hal ini sesuai
dengan konsep pemerataan pelayanan terhadap penyediaan fasilitas angkutan
umum
e. karakteristik jalan
Kondisi jaringan jalan akan menentukan pola pelayanan trayek angkutan
umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi konfigurasi, klasifikasi, fungsi,
lebar jalan, dan tipe operasi jakur. Operasi angkutan umum sangat dipengaruhi
oleh karakteristik jaringan jalan yang ada.
Kertas Kerja
Test Formatif.
Latihan Soal :
Kunci jawaban :
Daftar pustaka
http://eprints.umm.ac.id/35087/3/jiptummpp-gdl-tommyjulsb-46983-3-babii.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1434/05.2%20bab
%202.pdf?sequence=8&isAllowed=y
http://eprints.undip.ac.id/34433/6/2130_chapter_II.pdf
Kegiatan Belajar 2 : Penentuan Jumlah Armada Angkutan Penumpang Umum
dan Aspek Sarana dan Prasarana
Tujuan Pembelajaran :
Pada akhir pelajaran ini, mahasiswa harus mampu :
Mengetahui dan memahami cara penentuan jumlah armada angkutan penumpang
umum
Mengetahui aspek sarana dan prasarana
Uraian materi :
Jumlah armada yang “tepat” sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan, yang
dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan.Ketidakpastian itu
disebabkan oleh pola pergerakan penduduk yang tidak merata sepanjang waktu
misalnya pada jam-jam sibuk permintaan tinggi dan pada saat sepi permintaan rendah.
Dasar-dasar perhitungan berikut dibawah ini yang nantinya dipakai dalam analisis
menurut Ditjen Perhubungan Darat (2002) seperti berikut ini.
1. Faktor muat (load factor) merupakan perbandingan antara kapasitas terjual dan
kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang bisa dinyatakan dalam persen (%).
Load factor juga di definisikan sebagai perbandingan antara jumlah penumpang di
banding dengan kapasitas tempat duduk pada satu satuan tertentu. Faktor muat
untuk perhitungan tarif umumnya adalah 70%. Perhitungan load factor didasarkan
pada asumsi daya angkut bus sebagai berikut ini.
a. Untuk bus yang diijinkan berdiri menpunyai penumpang berdiri, kapasitas dihitung
sama dengan jumlah tempat duduk ditambah 30%-nya.
b. Untuk bus tanpa ijin berdiri sama dengan jumlah tempat duduk ijin dapat dilihat
pada Rumus 3.6 berikut ini.
∑ Pnp−km
LF= x 100 %
(∑ bus−km)×C
Keterangan =
LF = factor muatan
ΣPnp-km = jumlah penumpang x panjang perjalanan dalam satuan waktu
tertentu
Σbus-km = jumlah perjalanan bus x dengan panjang trayek dalam satuan waktu
tertentu
C = kapasitas bus
2. Kapasitas kendaraan adalah daya muat penumpang pada setiap kendaraan angkutan
umum dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini.
Tabel 5.1 Kapasitas Kendaraan
Catatan :
a. Angka-angka kapasitas kendaraan bervariasi tergantung pada susunan tempat
duduk dalam kendaraan.
b. Ruang untuk berdiri per penumpang dengan luas 0,17 m2 /penumpang Penentuan
kapasitas kendaraan yang menyatakan kemungkinan penumpang berdiri adalah
kendaraan dengan tinggi lebih dari 1,7 m dari lantai bus bagian dalam dengan ruang
berdiri seluas 0,17 m2 per penumpang.
3. Dasar perhitungan kendaraan pada suatu jenis trayek ditentukan oleh kapasitas
kendaraan, waktu sirkulasi, waktu henti kendaraan di terminal dan waktu antara.
a. Waktu sirkulasi dengan pengaturan kecepatan kendaraan rata-rata 20 km perjam
dengan deviasi waktu sebesar 5 % dari waktu perjalanan. Deviasi waktu perjalanan
sebesar 5% dari waktu perjalanan. TAB dan TBA ditetapkan sebesar 10% dari
waktu perjalanan dari A ke B. Waktu sirkulasi dihitung dengan Rumus 3.7 berikut
ini.
60.C . L . f
H=
P
Keterangan :
H = Waktu antara (menit)
P = Jumlah penumpang perjam pada seski terpadat
C = Kapasitas kendaraan
Lf = Faktor muat, diambil 70% (pada kondisi dinamis)
c. Kebutuhan jumlah armada dapat ditentukan bedasarkan waktu sirkulasi atau jumlah
kendaraan persirkulasi, dihitung dengan Rumus 3.9 berikut ini.
CT
K=
H Xf A
Keterangan :
K = Jumlah kendaraan
CT = Waktu sirkulasi (menit)
H = Waktu antara (menit)
FA = Faktor ketersediaan kendaraan (100%)
Kebutuhan jumlah armada pada periode sibuk dapat dihitung dengan menggunakan
Rumus 3.10 berikut ini.
W
K’= K x
CT A B A
Keterangan =
W = Periode sibuk (menit)
CT ABA = Waktu sirkulasi dari A ke B kembali ke A
K’ = Kebutuhan armada pada periode sibuk
Tugas :
Kertas Kerja
Test Formatif.
Jawab :
-Jumlah kendaraan dihitung dengan membagi waktu sirkulasi total dengan headway
-Waktu sirkulasi total dihitung sebagai berikut: