TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Keselamatan
Jalan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan
terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang
disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan. (Undang
Undang No 22 Tahun, 2009). Menurut (Ramadhayanti, 2018) kelancaran dan
keselamatan lalu lintas juga dipengaruhi oleh:
II.2.1 Pengemudi
a. Jalan Arteri
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi,
dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan arteri
meliputi jalan arteri primer dan arteri sekunder. Jalan arteri primer
merupakan jalan arteri dalam skala wilayah tingkat nasional,
sedangkan jalan arteri sekunder merupakan jalan arteri dalam skala
perkotaan. Angkutan utama adalah angkutan bernilai ekonomis tinggi
dan volume besar.(Idhamrinaldi,2016).
b. Jalan Kolektor
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan
kolektor meliputi jalan kolektor primer dan jalan kolektor sekunder.
Jalan kolektor primer merupakan jalan kolektor dalam skala wilayah,
sedangkan jalan kolektor sekunder dalam skala perkotaan. Angkutan
pengumpul adalah angkutan antara yang bersifat mengumpulkan
angkutan setempat untuk diteruskan ke 7 angkutan utama dan
sebaliknya yang bersifat membagi dari angkutan utama untuk
diteruskan ke angkutan setempat. (Idhamrinaldi,2016).
c. Jalan Lokal
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata
rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lokal meliputi
jalan lokal primer dan jalan lokal sekunder. Jalan lokal primer
merupakan jalan lokal dalam skala wilayah tingkat lokal sedangkan
jalan lokal sekunder dalam skala perkotaan. Angkutan setempat
adalah angkutan yang melayani kebutuhan masyarakat setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rendah, dan frekuensi
ulangalik yang tinggi. (Idhamrinaldi,2016).
d. Jalan Lingkungan
Merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan ratarata
rendah. Jalan lingkungan meliputi jalan lingkungan primer dan jalan
lingkungan sekunder. Jalan lingkungan primer merupakan jalan
lingkungan dalam skala wilayah tingkat lingkungan seperti di kawasan
pedesaan di wilayah kabupaten, sedangkan jalan lingkungan sekunder
merupakan jalan lingkungan dalam skala perkotaan, seperti di
lingkungan perumahan, perdagangan, dan pariwisata di kawasan
perkotaan. (Idhamrinaldi,2016)
Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) adalah volume total yang
melintasi suatu titik atau ruas pada fasilitas jalan untuk kedua jurusan,
selama satu tahun dibagi oleh jumlah hari dalam satu tahun dan Volume
Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR) adalah taksiran atau prakiraan volume
lalu lintas harian untuk masa yang akan datang pada bagian jalan
tertentu (Pekerjaan Umum, 1997).
(LHR) LHR adalah volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari. LHR
diperoleh dari analisa data survei asal-tujuan dan volume lalu lintas
disekitar jalan tersebut. Lalu lintas harian rata-tata dihitung menggunakan
rumus berikut:
Arus lalu lintas yang bervariasi dari jam ke jam dalam satu hari
menyebabkan diperlukannya perencanaan volume lalu lintas dalam satu
jam, perencanaan tersebut dinamakan volume jam perencanaan. Volume
Jam perencanaan dinyatakan dalam satuan SMP/Jam dan dihitung
menggunakan rumus:
VJP = K x LHR
s
v=
T
a. Konflik primer, yaitu konflik antara lalu lintas dari arah memotor
(crossing).
b. Konflik sekunder, yaitu bergabung (merging), berpencar
(differging), pindah lajur (weaving).
4 >4 Lajur dan/ atau kecepatan Perlu penyebrang tidak sebidang (tidak
>60km/jam perlu ada ZoSS)
Batas
Kecepatan Panjang Kebutuhan Minimum Kebutuhan
No Tipe Jalan Rencana ZoSS Tambahan
(Km/Jam) (meter)
1 2 Lajur tak >40, <60 150 Marka ZoSS, zebra cross, Pita
terbagi rambu-rambu lalu lintas, penggaduh,
(2/2UD) marka jalan zigzag APILL Pelikan,
warna kuning, pemandu APILL
penyebrang. berkedip.
30-40 80 Marka ZoSS, zebra Marka jalan
cross, rambu-rambu lalu zigzag warna
lintas, pemandu kuning, pita
penyebrang. penggaduh,
APILL pelican.
2 4 Lajur tak >40, <60 150 Marka ZoSS, zebra Marka jalan
terbagi cross, rambu-rambu lalu zigzag warna
(4/2UD) lintas, pemandu kuning, pita
penyebrang. penggaduh,
APILL Pelikan.
Batas
Kecepatan Panjang Kebutuhan Minimum Kebutuhan
No Tipe Jalan Rencana ZoSS Tambahan
(Km/Jam) (meter)
30-40 80 Marka ZoSS, zebra Marka jalan
cross, rambu-rambu lalu zigzag warna
lintas, pemandu kuning, pita
penyebrang penggaduh,
APILL pelikan
3 4 Lajur >40, <60 200 Marka ZoSS, zebra cross, APILL Berkedip
terbagi rambu-rambu lalu lintas,
(4/2D) marka jalan zigzag
warna kuning, APILL
pelikan,
pemandu penyebrang.
30-40 100 Marka ZoSS, zebra cross, APILL pelican,
rambu-rambu lalu lintas, APILL berkedip
marka jalan zigzag
warna kuning, APILL
pelikan,
pemandu penyebrang.
II.1.2 Fasilitas Pelengkap Jalan yang terdapat pada Zona Selamat Sekolah
Fasilitas pelengkap jalan meliputi:
a. Marka Jalan
Berdasarkan (Menteri Perhubungan, 2014) marka jalan
adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau diatas
permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang
membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong, serta
lambang yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan
membatasi daerah kepentingan lalu lintas. Marka jalan terdiri dari
4 warna berbeda dan memiliki arti tersendiri yaitu:
1) Warna Putih menyatakan bahwa pengguna jalan wajib
mengikuti perintah atau larangan sesuai bentuknya.
2) Warna Kuning menyatakan pengguna jalan dilarang berhenti
pada area tersebut.
3) Warna Merah menyatakan keperluan atau tanda khusus.
4) Warna lainnya (hijau dan coklat) menyatakan daerah kepentingan
khusus yang harus dilengkapi dengan rambu dan/ atau petunjuk
yang jelas.
Dari warna dan arti marka diatas marka jalan terbuat dari
bahan berupa:
1) Cat
2) Thermoplastic
3) Coldplastic
4) Prefabricated marking
Dari bahan diatas harus terbuat dari bahan yang tidak licin dan
mampu memantulkan cahaya serta memiliki ketebalan minimal 2
(dua) millimeter dan paling tinggi 30 (tiga puluh) millimeter diatas
permukaan jalan.
Marka yang terdapat di Zona selamat Sekolah (ZoSS) antara lain:
1) Marka tulisan awal Zoss dan akhir ZoSS
Batas Awal ZOSS pada kedua arah ditandai dengan marka
tulisan “AWAL ZOSS” dan “AKHIR ZOSS” yang melintang
sepanjang lebar lajur seperti disajikan pada gambar II.1 di bawah.
3) Pita Penggaduh
Pita Penggaduh adalah kelengkapan tambahan pada jalan
yang berfungsi untuk membuat pengemudi lebih meningkat
kewaspadaan menjelang suatu bahaya. Pita penggaduh berupa
bagian jalan yang sengaja dibuat tidak rata dengan menempatkan
pita-pita setebal 10 mm sampai 40 mm melintang jalan pada jarak
yang berdekatan dan berjumlah 5 buah seperti disajikan pada
gambar II.3.
Gambar II. 3 Pita Penggaduh
4) Zebra Cross
Zebra cross adalah tempat penyeberangan di jalan yang
diperuntukkan bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan,
dinyatakan dengan marka jalan berbentuk garis membujur berwarna
putih dan hitam yang tebal garisnya 300 mm dan dengan celah yang
sama dan panjang sekurang-kurangnya 2500 mm. Zebra Cross
ditempatkan pada titik terdekat pintu gerbang sekolah dimana anak-
anak aman untuk menyeberang dan tidak terhalang oleh kendaraan
keluar atau masuk sekolah seperti disajikan pada gambar II.4.
ukuran
huruf rambu peringatan dengan kecepatan maksimal 30 km/jam
memiliki tinggi minimal huruf, angka dan symbol yaitu 90 mm dengan
ukuran rambu sedang antara lain A (600 mm), B ( 25 mm) dan C (37
mm). Ukuran daun rambu peringatan dengan kata – kata.
A
(1200 mm), B (1600 mm), C (15 mm), D (45 mm), E (15 mm) dan R
(40 mm).
2) Rambu Larangan
lain
A (1200 mm), B (1600 mm), C (15 mm), D (45 mm), E (15 mm)
dan R (40 mm).
4) Rambu Petunjuk.
Pada gambar II.18 rambu halte atau bus stop, sesuai dengan (Menteri
Perhubungan, 2014) tentang rambu lalu lintas.
Gambar II. 20 Tipe Jalan 2 Lajur 2 Arah Tak Terbagi (2/2 UD)
II.11 Wawancara