Anda di halaman 1dari 26

DASAR-DASAR

TRANSPORTA
SI

ALFRIDUS GADO, ST., MT.


MANAJEMEN TRANSPORTASI

ADD A FOOTER 2
PENGERTIAN
(Khisty & Lall, 2003) memberikan batasan
mengenai manajemen sistem transportasi
(MST) yaitu usaha untuk mengatur
pengadaan pelayanan (jasa) sistem
transportasi ke arah yang lebih maksimal
dalam memenuhi kebutuhan perjalanan
dari pemakai jasa transportasi di lingkup
wilayah tertentu dengan menggunakan
sumber-sumber yang ada.

ADD A FOOTER 3
1. Implementasi Manajemen Dalam Sistem
Transportasi

Tujuan

Tujuan utama dari MST adalah memaksimalkan mobilitas pergerakan (lalu


lintas) meliputi lalu lintas jalan raya dalam lingkup tata ruang kota, lalu lintas
kereta api antar wilayah, lalu lintas pesawat dalam ruang udara dan lalu
lintas kapal dalam perairan serta laut.

Implementasi kebijakan MST dalam masing-masing sistem transportasi


dapat dilihat dalam table berikut ini:
ADD A FOOTER 4
Tabel 1. Implementasi kebijakan manajemen sistem transportasi

ADD A FOOTER 5
Jenis-Jenis MST

Pada umumnya manajemen transportasi dibagi menjadi tiga jenis


sesuai dengan ruang lingkup atau obyek manajemennya, yaitu:

a. Manajemen sistem kegiatan dan kebutuhan perjalanan

b. Manajemen sistem dan penyediaan jasa transportasi

c. Manajemen lalu lintas dan sistem pergerakan

ADD A FOOTER 6
a. Manajemen sistem kegiatan dan kebutuhan
perjalanan
Pengertian

Manajemen kebutuhan perjalanan merupakan cara untuk mempengaruhi


perilaku para pelaku perjalanan dengan tujuan untuk mengurangi besarnya
kebutuhn akan perjalanan atau menyebarkan jumlah arus perjalanan dalam
ruang (ke berbagai tempat/lokasi) dan waktu (ke berbagai waktu/jam).

ADD A FOOTER 7
Contoh

• Membagi jumlah perjalanan antar waktu (jam) yang berbeda -)


pengaturan jam masuk kantor dan jam masuk sekolah supaya tidak
serentak sehingga bisa mengurangi kemacetan
• Membagi jumlah perjalanan antar lokasi yang berbeda -) pengaturan
rute trayek agar menjangkau semua kawasan dalam sebuah wilayah
• Membagi jumlah perjalanan antar moda transportasi yang berbeda -)
penyediaan moda transportasi yang variatif supaya memberi pilihan
bagi pengguna sesuai dengan kebutuhannya
• Membagi jumlah perjalanan antar tempat kegiatan -) tata ruang
wilayah sesuai dengan peruntukannya
• Melakukan perjalanan untuk kegiatan yang produktif -) edukasi
kepada masyarakat tentang skala prioritas dalam melakukan
perjalanan, pemilihan moda transportasi dan waktu perjalanan
ADD A FOOTER 8
b. Manajemen sistem dan penyediaan jasa transportasi
Menurut (Salim, 2004) pengelolaan komponen dalam sistem
transportasi dapat dilakukan dengan teknik pengukuran kinerja antara
lain:
• Kapasitas; contoh: kapasitas angkut kendaraan, kapasitas terminal
penumpang, kapasitas jalan raya, dll.
• Kondisi teknis dengan justifikasi layak pakai atau tidak layak pakai atau perlu
perbaikan; contoh: pemeriksaan kondisi perkerasan jalan raya, fasilitas
layanan terminal, kondisi teknis kendaraan (kapal, busway, kereta api, dll).
• Peralatan penunjang; contoh: pelabuhan memiliki peralatan penunjang berupa
alat bongkar muat barang, bandar udara memiliki sistem radar pemantauan
pesawat, lalu lintas jalan raya memiliki fasilitas ERP dan APILL. 9
• Kualitas personil (SDM) pengelola; contoh: pengelolaan sistem
transportasi MRT melibatkan tenaga ahli perancangan dan
manajemen yang berpengalaman di bidang MRT.

• Jaringan trayek, waktu operasi, wilayah pelayanan transportasi;


contoh: pengelolaan sebuah wilayah/kota harus didukung
sarana dan prasarana transportasi yang memadai dengan
mengandalkan semua moda transportasi yang memungkinkan.
Jakarta dilayani dengan moda busway, MRT, KRL, kereta api
jarak jauh, kapal laut, pesawat udara.

ADD A FOOTER 10
Kinerja tersebut di atas dikelola dengan prinsip-prinsip manajerial
dengan tujuan akhir adalah efisiensi yang lebih sering dikenal dengan
sebutan QCD (Quality-Cost-Delivery).

ADD A FOOTER 11
c. Manajemen lalu lintas dan sistem pergerakan
Pengertian
• Manajemen lalu lintas adalah proses penerapan teknik pengelolaan ruas jalan
raya / rute kapal / rute pesawat terbang / rute kereta api agar terjadi
kesetimbangan antara pengguna lalu lintas dan fasilitas yang ada.
• Dalam jangka panjang manajemen lalu lintas bisa menghasilkan analisa
peramalan kebutuhan sarana-prasarana transportasi guna memenuhi
permintaan pengguna di masa yang akan datang.
• Manajemen lalu lintas paling sering digunakan dalam pengaturan lalu lintas
jalan raya baik di ruas jalan maupun di persimpangan, ruang parkir, fasilitas
layanan pengguna jalan raya dll.
ADD A FOOTER 12
ADD A FOOTER 13
ADD A FOOTER 14
2. Sistem Kelembagaan
Tabel 2. Institusi yang terlibat dengan pengoperasian sistem transportasi

ADD A FOOTER 15
ADD A FOOTER 16
ADD A FOOTER 17
ADD A FOOTER 18
3. Permasalahan sistem transportasi

Dikelompokan Menjadi Dua macam Yaitu:

1. Permasalahan Secara Umum

2. Permasalahan Secara Khusus

ADD A FOOTER 19
1. Permasalahan Secara Umum
• Pada umumnya permasalahan trasnportasi adalah tidak seimbangnya antara jumlah
kebutuhan perjalanan pengguna dengan pengadaan sistem transportasi yang ada sehingga
sistem transportasi yang ada mengalami penurunan kualitas baik dari segi waktu, biaya,
kenyamanan dan keamanan.
• Hal ini adalah sebagai akibat dari:
- Pertambahan jumlah penduduk yang begitu drastis
- Peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya
- Perkembangan kota dan wilayah
- Peningkatan pembangunan fisik kota dan wilayah
- Peningkatan hasil produksi industri manufaktur dan pertanian
- Urbanisasi, transmigrasi, hubungan sosial, politik, ekonomi dll
ADD A FOOTER 20
2. Permasalahan Secara Khusus

Permasalahan secara khusus yang merupakan turunan


spesifik dari permasalahan umum di atas terdapat pada
karakteristik operasi setiap moda transportasi, antara lain:

ADD A FOOTER 21
Tabel 3. Permasalahan yang dihadapi moda transportasi di Indonesia

ADD A FOOTER 22
ADD A FOOTER 23
Upaya Penyelesaian
Idealnya sistem kelembagaan yang terkait dengan
operasional transportasi juga melakukan hal-hal
seperti:
• Pengumpulan data dan dijadikan data base
secara detail, terperinci dan menyeluruh
• Pengawasan operasional dan regulasi yang ketat
• Pengukuran baik kualitatif maupun kuantitatif
sebagai bahan evaluasi
• Penegakan hukum berupa sanksi sesuai UU yang 24

berlaku bagi para pelaku pelanggaran


Berbagai permasalahan dapat diatasi dengan pendekatan seperti pada gambar di bawah
ini:

ADD A FOOTER 25
THANK YOU!

ALFRIDUS GADO, ST., MT


Phone:
0821 4465 8484
Email:
alfridusg@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai