Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS STRUKTUR I

PRINSIP DASAR STATIKA (GAYA, RESULTAN GAYA


DAN PERSAMAAN BENDA TEGAR)

DOSEN PENGAMPU: YOHANES LAKA SUKU


I. GAYA
Gaya merupakan suatu besaran vektor, artinya gaya memiliki
besaran, arah kerja dan titik tangkap. Gaya digambarkan dalam
bentuk vektor yang arahnya ditunjukkan dengan anak-panah,
sedangkan panjang vektor digunakan untuk menunjukkan
besaran gaya. Gaya pada suatu sistem struktur adalah sebuah
aksi yang cenderung menyebabkan deformasi pada sistem
struktur tersebut.
Contoh: kita amati sebuah benda yang jatuh ke bawah,
disebabkan karena ada gaya yang menarik ke bawah. Gaya itu
adalah berat sendiri dari benda tersebut akibat pengaruh
gravitasi. Gaya berat tersebut mempunyai arah ke bawah dan
bekerja melalui titik berat benda. Gaya dinyatakan dalam satuan
berat yaitu Newton.
Garis kerja gaya
Besaran gaya

Dalam ilmu analisis struktur, gaya dibagi menjadi 4 komposisi, adalah :


1. Gaya Koplanar adalah bila gaya-gaya bekerja dalam garis kerja yang
satu bidang datar.
2. Gaya Konkuren adalah bila gaya-gaya yang kerjanya berpotongan pada
sebuah titik.
3. Gaya Kolinier adalah bila gaya-gaya mempunyai garis kerja dalam satu
garis lurus.
4. Gaya-gaya sejajar, adalah gaya-gaya yang garis kerjanya sejajar satu
sama lain.
Gaya Koplanar Gaya Konkuren

Gaya Kolinier

Gaya Sejajar

P = 50 N

5 cm
Skala: 1 cm = 10 N
JENIS/MACAM GAYA

1. Gaya Terpusat/beban titik (point load): Akibat berat


orang, Berat, Roda kenderaan, Dll.

P P P

2. Gaya/beban Terbagi Rata (distributed load): Akibat


berat lantai, balok pada bangunan, angin pada
bangunan dsb.
3. Gaya Momen: Momen lentur dan Momen Torsi
(puntir) dimana momen = gaya x lengan gaya.
II. RESULTAN GAYA
(MENCARI ARAH DAN BESARAN GAYA RESULTAN)

Apabila ada sejumlah gaya yang bekerja pada


suatu struktur, maka kesetimbangan gayanya
dapat direduksi menjadi satu resultan gaya.
Untuk menghitung resultan dari berbagai gaya
ini dapat digunakan penjumlahan dan
pengurangan berdasarkan salib-sumbu
ortogonal XY, yang mana semua gaya dilukiskan
di dalam bidang ini agar dapat dihitung secara
aljabar, disamping itu dapat juga digunakan cara
grafis.
P1 P2 R = P1 + P2

P1 P2 R = P1 - P2

Penjumlahan dan Pengurangan gaya searah dan segaris

R = P1 + P2
P1
Jika 2 buah gaya saling tegak lurus, maka
resultannya adalah diagonal dari
P2 segiempat, R = 𝑃1 + 𝑃2
Jika gaya-gaya yang tidak tegak lurus dan mempunyai
titik tangkap yang sama, resultan dari gaya-gaya
tersebut dapat ditentukan dengan menguraikan gaya-
gaya ke dalam sumbu x dan y.

R= 𝑷𝒙 + 𝑷𝒚
𝑷𝒚
α = arc tg
𝑷𝒙
Contoh 1:

Pada suatu benda bekerja 2 buah gaya saling tegak lurus,


P1 = 4 N dan P2 = 3 N, tentukan resultan gayanya

R = P1 + P2
R = 𝑷𝟏 + 𝑷𝟐 P1

R = 𝟏𝟔 + 𝟗 = 𝟓 𝑵 P2
Contoh 2:
Contoh 3:
PR 1
III. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Suatu benda berada tegar dalam keseimbangan apabila resultan
gaya-gaya yang bekerja sama dengan nol. Hal ini dapat dipenuhi
jika jumlah semua gaya, meliputi beban-beban kerja dan reaksi
tumpuan adalah sama dengan nol. Selain itu harus terpenuhi pula
bahwa jumlah momen-momen gaya terhadap suatu titik adalah
sama dengan nol. Secara matematis persamaan kesetimbangan
struktur dapat dituliskan sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai