I.1 PENDAHULUAN
Analisis struktur yang sebelumnya bernama Mekanika Rekayasa merupakan llmu dasar
dalam pendidikan sarjana teknik sipil di Indonsia, Statika dan Dinamika merupakan
bagian dari Analisis struktur dimana Statika adalah ilmu tentang semua benda yang tetap,
yang statis. Sedangkan Dinamika adalah ilmu tentang semua benda yang bergerak, jadi
keduanya mempelajari gaya dan pergerakan, namun dalam statika yang kita pelajari
adalah pergerakannya V = 0, ini berarti bahwa ilmu statika kita hanya bekerja dengan
dengan gaya-gaya yang tidak bergerak, dengan keadaan pergerakan = 0. Ini baru terjadi,
bila semua gaya yang membebani suatu benda saling menutupi, sehingga semua gaya
seimbang, oleh sebab itulah ilmu statika juga disebut ilmu keseimbangan.
I.2 GAYA
Gaya serta sifat2nya perlu difahami dalam ilmu analisis struktur karena dalam ilmu
tersebut mayoritas membicarakan tentang gaya, jadi dengan memahami sifat2 gaya
mahasiswa akan lebih mudah memahami permasalahan yang ada pada Analisis Struktur,
Beban yang membebani konstruksi teknik sipil adalah suatu beban luar yang ditampilkan
Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi
Gaya mempunyai besar serta arah gaya dilukiskan sebagai suatu vektor dimana panjang
vektor melukiskan besar gaya, sedang ujung panah menunjukkan arah kerja gaya.
Tempat pegangan suatu gaya terhadap suatu benda dinamakan titik tangkap.
1
Garis yang melalui titik tangkap serta ditarik menurut arah kerja gaya disebut garis kerja.
gaya Kongkuren
berlawanan).
Sejumlah gaya dapat diganti dengan satu gaya yang disebut resultan . Kita dapat
titik 0.
K1 dan K2.
Kxl = kl.cos l
Kx2 = k2.cos l
Kyl = kl.sin l
Rx = Kxl + Kx2
Ry = Kyl + Ky2
R=
tg = Ry/Rx
3
Segitiga Gaya ( Lukisan )
Dapat kita lukiskan besar serta arah Resultan ( R ) dari gays Kl den K2 ( gbr. a ) lukisan
Untuk mempercepat pekerjaan gambar a tersebut boleh digambar separuh saja (gbr. b).
Pada gambar c K3 adalah gaya yang mengimbangi gaya Kl dan K2, karena. R itu
Poligon Gaya
4
Akan kita lukiskan gaya yang bersifat kongkuren, pertama kita lukis vektor 01 sama dan
sejajar dengan Kl, vektor 12 sama dan sejajar dengan K2, ... , vektor ( n-1 )n sama dan
Kite dapatkan vektor On = 06 yang besar dan arahnya melukiskan resultan ( R ) yang
bekerja melalui titik 0 juga. Poligon 0-n disebutpoligon gaya. Jika kita tambahkan gaya K
n+l = K7 = - R make Kn+l ini mengimbangi gaya K1 ... Kn. Ini berarti gaya Kl ... Kn+l
membentuk kaseimbangan.
Poligon Batang
5
Pada Poligon batang dapat ditentukan Resultan dari beberapa gaya yang tidak kongkuren,
o 01 sama dan searah Kl, 12 sama dan searah K2, vektor On = 06 melukiskan
di sebut Diagran Kutub, Titik S di sebut Titik Kutub, garis Sl, S2, ... Sn, disebut
Radius Kutub.
Ambil titik A semberang di kiri Kl, tank garis sejajar SO melalui A mematok K1 di
I ... dst sampai tercapai lukisan AI-II-III ... IVB yang kits sebut dengan poligon
6
batang.
Gaya Kl diuraikan menjadi K03 dan KS1 yang besar serta arahnya
Gaya K2 diuraikan menjadi K1S dan KS2, ternyata gaya KS1 dari Kl
tinggal KOS dan KS6 yang ada dan perpotongan pads titik C. Jadi
Resultan untuk Kl s.d K6 ialah Resultan KOS dan KS6 yang melalui
Beban merupakan berat benda atau barang yang didukung oleh suatu konstruksi bangunan
1. beban mati : yaitu beban yang tidak bergerak den tidak berubah beratnya berat
2. beban hidup : yaitu beban yang bergerak jadi berubah-ubah tempatnya atau beban
beban terpusat atau beban titik adalah : beban yang cara bekerjanya pada suatu konstruksi
dianggap sebagai titik. gaya yang didukung oleh kolom diteruskan ke konstruksi lain sebagai beban
titik. beban roda kendaraan. beban terbagi rata adalah beban yang merupakan berat sendiri dari konstruksi,
berat tegel diatas pelat lantai, berat air, dsb.
Contoh :
7
Suatu balok ukuran 50/60 ditumpu pada A dan B, jarak A dan B = 3 m. berat jenis beton
2400 kg/m3, jadi beban terbagi rata pada AB = 0,5 x 0,6 x 2400 = 720 kg/m 0,72 t/m,
Beban segitiga : yang merupakan beban segitiga adalah tekanan air pada sebuah kolam
I.4 Tumpuan
Dalam bidang teknik sipil selalu membicarakan masalah bangunan seperti gedung,jembatan dan
lain sebagainya, bangunan2 tersebut harus terletak diatas permukaan bumi, hubungan antara
bangunan tersebut dengan lapisan permukaan bumi dikaitkan dengan suatu pondasi.
Bangunan yang terletak diatas permukaan bumi disebut bangunan atas, sedang yang masuk pada
lapisan permukaan bumi disebut bangunan bawah hubungan antara bangunan atas dan bangunan
8
Dalam analisis struktur perletakan berfungsi untuk menjaga struktur supaya kondisinya stabil
Sendi = Engsel
Sendi dapat mendukung gaya tarik dan desak yang berarah sembarang serta garis kerjanya
selalu melalui pusat Sendi, Karna semua struktuk harus stabil maka perletakan Sendi tidak
boleh turun jika kena beban dari atas oleh karena itu Sendi harus mempunyai reaksi vertical
(RV) dan perletakan Sendi tidak boleh bergeser kearah horizontal maka harus ada reaksi
horizontal (RH), Sendi tersebut bisa berputar bila diberi beban momen sehingga momen pada
Sendi = nol. Jadi pada sendi mempunyai 2 buah reaksi yang belum diketahui.
Rol
9
Karena struktur harus stabil maka tumpuan Rol tidak boleh turun jika kena beban dari atas
oleh karena itu Rol harus mempunyai reaksi vertical (RV) dan perletakan Rol boleh bergeser
kearah horizontal maka Rol tidak mempunyai reaksi horizontal dan tumpuan Rol tersebut bisa
berputar bila diberi beban momen sehingga momen pada Rol = nol
Tumpuan Rol hanya menerima gaya vertikal (Rv) saja. Tumpuan rol tidak menahan gaya
horizontal dan momen, pada perhitungan kita menentukan satu nilai yang belum di ketahui
Pendel
Berupa sebuah batang dengan sendi di ujung-ujungnya. Dapat meneruskan gaya tarik dan
Jepitan
Jepit dapat meneruskan segala macam gaya, Horizotal (H), Vertikal (V), don Momen (M) ada
10
tiga anu.
Suatu konstruksi yang reaksi-reaksinya dapat di cari hanya dengan menggunakan syarat-syarat
kesetimbangan (∑ Kh = 0 ; ∑Kv = 0 ; ∑M = 0 )
Rav
Rbh
11
Suatu konstruksi yang di bebani satu atau lebih gaya, dengan perantaraan bangunan gaya
itu kepada bagian yang lain atau menerimanya dari bagian yang lain. Hal ini menimbulkan
gaya dalam.
Pada batang lurus yang ditarik oleh 2 gaya N yang sama besar dan berlawanan arah dan
garis kerjanya berhimpit dengan sumbu batang, kedua gaya itu saling mengimbangi,
dengan perantara batang tersebut. Jika kita potong pad titik T bagian kiri akan tertarik ke
kiri dan bagian kanan ke kanan. Untuk mencegah hal itu harus ada gaya yang menarik
ujung kanan bagian kiri ke kanan begitu juga untuk yang kiri. Kedua gaya ini sama
besarnya dengan N dan terdapat pada semua tampang sembarang pada batang tadi. Gaya
tampang itulah yang kita namai dengan gaya Normal Tarik (+). Apabila gaya luar N tadi
dibalik arahnya, sifatnya menjadi menekan, gaya dalam yang ditimbulkan dinamakan gaya
12
Normal Tekan (-).
sebagai berikut :
Sebaliknya bila kita potong begian kanan C, yaitu potongan II – II, pada batang begian kiri
timbul RB ke bawah dan bagian kanan RB ke atas make di daerah CB timbul bidang
Lintang ( - )
Pada, balok A-B bekerja momen pada kedua ujungnya yang berlawanan arah dan sama
besarnya. Sumbu balok yang semula lurus, sekarang berbentuk garis lengkung, yang
cembung (konvek) ke bawah atau cekung ( konkaf) ke etas. Kejadian ini disebut
lentur(sumbu balok melentur ).
Oleh karena sumbu ini melentur, tampang itu tidak berdiri vertikal lagi, melainkan serong
13
dengan sudut (p. Kita katakan tampang berpusar sudut.
Jika kita membelah balok pada suatu tempat T pada bagian konvek akan terjadi retak,
sebab ujung kiri akan berputar ke kiri mengikuti M di B untuk memulihkan keadaan
diperlukan momen pada tiap-tiap ujung bagian dan arah putarnya, berlawanan, jugs
besamya, = M. Momen itulah yang disebut dengan gays dalam dan dihasilkan oleh
tegangan bahan, atau yang biasa, disebut Momen Lentur.
Kekuatan P jugs dapat menimbulkan momen lentur pada suatu tampang. Pada. A terjadi
reaksi : Va. = P
Ma = P. a()
persamaan keseimbangan ∑ Mτ = 0
kita membelah balok pada. T, ujung belah kanan berputar kekanan, ujung belah kiri
berputar kekiri, menurut arah putaran momen, dengan demikian akan tejadi kerak pada
bagian konvek, yang dapat di pulihkan oleh momen yang besarnya sama (Px) dan
berlawanan arahnya, dengan demikian terjadi pula momen lentur dalam pada T.
Momen lentur juga di buat tanda positif atau negatif berdasarkan kepada cara melenturnya
balok Momen lentur itu positif, jika lenturannya bersifat konveks ke bawah den negatif
bile konkaf. Untuk menghitung momen lentur dapat kita hitung jumlah momen yang di
timbulakan oleh gaya di sebelah kiri atau kanan tampang tersebut. Nilai mutlak harus
14
sama, dan tanda positif (+) atau negatif (-) berdasarkan lenturan
15