Anda di halaman 1dari 13

Sebuah konstruksi dibuat dengan ukuran-ukuran fisik tertentu haruslah mampu

menahan gaya-gaya yang bekerja dan  konstruksi tersebut harus kokoh sehingga tidak
hancur dan rusak. Konstruksi dikatakan kokoh apabila konstruksi tersebut dalam
keadaan stabil , kestabilan tersebut akan terjadi bila gaya-gaya yang bekerja pada
konstruksi dalam arah vertical dan horizontal saling menghilangkan atau sama dengan
nol, demikian dengan momen-momen yg bekerja pada konstruksi tersebut pada setiap
titik kumpul  saling menghilangkan ata sama dengan nol.

Dalam analisa struktur terdapat metode penyelesaian dengan statis tertentu dan
metode statis tak tentu. Pada metode statis tertentu berlaku prinsip berlaku prinsip
gaya-gaya  dalam arah vertical dan horizontal  dan keseimbangan momen pada
tumpuan dan dapat dinyatakan sebagai berikut :

 ∑Kv = 0
 ∑Kh =0
 ∑M = 0
Kv           = Gaya Vertikal

Kh           = Gaya Horizontal

M            = Momen

 GAYA
Gaya merupakan kekuatan yg dapat membuat benda dalam keadaan diam menjadi
bergerak. Gaya biasa dilambangkan sebagai besaran yang mempunyai arah dan
digambarkan dalam ilmu fisika seperti vector. Contohnya apabila pada sebuah benda
dikerjakan pada sebuah gaya baik diangkat, ditarik atau didorong maka akan ada
perlawanan terhadap gaya tersebut dan gaya perlawanan tersebut disebut dengan
reaksi.  Satuan untuk gaya ialah (Newton, Kg , Ton ).

 RESULTAN GAYA
Apabila ada 2 buah gaya atau lebih bekerja pada sebuah benda maka dapat dilakukan
penggabungan gaya-gaya tersebut yang disebut Resultan Gaya (R). Satuan untuk gaya
ialah (Newton, Kg , Ton ).
F1           = Gaya 1
F2           = Gaya 2
FR           = Resultan Gaya
 

 MOMEN
Momen terjadi apabila sebuah gaya bekerja mempunyai jarak tertentu dari titik yang
akan menahan momen tersebut dan besarnya momen tersebut adalah besarnya yang
dikalikan dengan jaraknya. Satuan untuk momen ialah (N/m, Kg/m ,  Kg/cm, Ton/m, ).

 TUMPUAN
Tumpuan ialah tempat perletakan konstruksi  atau dukungan bagi konstruksi dalam
meneruskan gaya-gaya yang bekerja ke pondasi.
Dalam ilmu analisa struktur dikenal 3 jenis tumpuan yaitu tumpuan sendi, tumpuan rol
dan tumpuan jepit.

a.  Tumpuan Sendi
Tumpuan sendi sering disebut juga sebagai tumpuan engsel, karena cara kerjanya
mirip dengan engsel. Tumpuan mampu memberikan reaksi gaya horizontal dan vertikal,
artinya tumpuan sendi dapat menahan gaya vertikal maupun gaya horizontal dan tidak
dapat menahan momen.

b. Tumpuan Rol
Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat bergeser kea rah horizontal sehingga
tumpuan ini tidak dapat menahan gaya horizontal. Pada tumpuan rol terdapat roda yang
dapat bergeser yang gunanya untuk mengakomodir pemuaian pada konstruksi
sehingga konstruksi tidak rusak. Tumpuan rol hanya mampu memberikan reaksi arah
vertikal saja, artinya tumpuan rol hanya bias menahan gaya secara vertikal saja dan
tidak bias menahan gaya horizontal dan momen.
b. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit ialah merupakan tumpuan  berupa balok yang terjepit pada tiang atau
kolom. Pada tumpuan ini mampu memberikan reaksi terhadap gaya vertikal, horizontal
bahkan mampu memberikan reaksi  terhadap putaran momen.

Bangunan teknik sipil pada umumnya terbuat dari struktur beton, kayu, baja dan lain-lain.
Dalam pembuatan struktur-struktur tersebut perlu diketahui ukruan atau yang lazim disebut
dengan demensi dari tiap-tiap elemen strukturnya (balok, kolom, pelat, dansebagainya). Untuk
menentukan demensi-demensi dari elemen struktur tersebut, memerlukan gaya dalam.

Macam-macam Gaya dalam


Suatu balok terletak pada 2 perletakan dengan beban seperti pada gambar, maka balok
tersebut akan menderita beberapa gaya dalam yaitu :
-Balok menderita beban lentur yang menyebabkan balok tersebut berubah bentuk melentur.
Gaya dalam yang menyebabkan pelenturan balok tersebut disebut momen yang bernotasi M.
-Balok tersebut menderita gaya tekan karena adanya beban P dari kiri dan kanan. Balok yang
menerima gaya yang searah dengan sumbu batang, maka akan menerima beban gaya dalam
yang disebut Normal yang diberi notasi N.
-Balok tersebut menderita gaya lintang, akibat adanya reaksi perletakan atau gaya-gaya yang
tegak lurus sumbu batang, balok tersebut menerima gaya dalam yang disebut gaya lintang dan
diberi notasi D.

Gaya Dalam Momen

a)Pengertian Momen (M)


Suatu balok yang terletak diatas 2 tumpuan dengan beban seperti
pada gambar, ada beban terbagi rata q (kg/m’) dan beban terpusat
P (kg).
Balok tersebut akan menerima beban lentur sehingga balok akan
melendut, yang berarti balok tersebut menerima beban lentur
atau momen. (atau menerima gaya dalam momen).

Momen adalah perkalian antara gaya x jarak.


Balok yang terletak antara tumpuan A dan B menderita (menerima) momen. Momen untuk
daerah balok antara perletakan A ke perletakan B dengan variable x bisa ditulis sebagai
berikut :
Kalau  menghitung besarnya momen di c-c boleh dari kiri potongan seperti pada persamaan (1)
ataupun menghitung dari kanan potongan seperti pada persamaan (2) dan hasilnya pasti sama.

Tanda Gaya Dalam Momen

Untuk memberi perbedaan antara momen-momen yang mempunyai arah berbeda, maka perlu
memberi tanda terhadap momen tersebut.
Jika momen tersebut mampu melentur suatu balok sehingga serat atas tertekan dan serat
bawah tertarik maka momen tersebut diberi tanda (+) = positif. Demikian juga sebaliknya.

Gaya Lintang (D)

Kalau dilihat, balok yang terletak diatas 2 (dua) perletakan A dan B, menerima gaya-gaya yang
arahnya (tegak lurus) terhadap sumbu balok. Gaya-gaya tersebut adalah R A ; q dan RB  gaya-
gaya tersebut yang memberi gaya lintang terhadap balok A-B tersebut.

Gaya lintang adalah gaya-gaya yang  dengan sumbu batang.

Kalau kita ambil salah satu potongan antara perletakan A-B yaitu c-c, maka coba gaya-gaya apa
saja yang arahnya   (tegak lurus) terhadap sumbu AB.

-Kalau dilihat dari C ke kiri potongan, maka


(1)Dc = RA – q x = RA – Q1 (gaya lintang di c yang dihitung dari kiri 
 potongan)

-Kalau dihitung dari titik c ke kanan potongan, maka

(2)D1 = RB – q (l-x) – P
      = RB – Q2 – P (gaya lintang di c yang dihitung dari kanan potongan)

Tanda Gaya Lintang


Untuk membedakan gaya lintang, maka perlu memberi tanda (+) dan (-).
Definisi :
-Gaya lintang diberi tanda positif jika dilihat di kiri potongan titik yang ditinjau,   jumlah gaya
arahnya ke atas, atau kalau dilihat di kanan potongan, jumlah gaya arahnya ke bawah.

Dilihat dari kiri potongan C, gaya yang ada hanya RA, jadi jumlah gaya-gayanya
yang  sumbu hanya RA dengan arah  (keatas) jadi tanda gaya lintang adalah positif.

 
 Jika dilihat dari kanan potongan c, gaya yang ada   terhadap
sumbu adalah RB  keatas dan P kebawah. Karena RB adalah
merupakan reaksi, maka P > RB sehingga jumlah antara P dan RB
arah  kebawah, jadi tanda gaya lintang adalah positif.

Gaya lintang diberi tanda negatif, jika dilihat di kiri titik potongan yang ditinjau arahnya
kebawah dan bila ditinjau di kanan titik potongan  yang ditinjau arahnya ke atas.

Dilihat dari kiri potongan D, gaya-gaya yang   sumbu hanya RA dan P, karena RA  adalah  reaksi.
Jadi RA < P, maka resultante gaya-gaya antara RA dan P arahnya adalah kebawah , maka gaya
lintangnya tandanya negatif.

Jika dilihat di sebelah kanan potongan gaya-gaya yang tegak lurus sumbu hanya RB dengan
arah ke atas, Jadi  gaya lintangnya tandanya adalah negatif
Jadi untuk menghitung gaya lintang, baik dihitung dari kiri ataupun kanan hasilnya harus sama.

Gaya Normal (N)

Gaya normal adalah gaya-gaya yang arahnya sejajar (//) terhadap sumbu beban balok.
-Jadi kalau kita lihat balok yang seperti pada Gambar yang mana tidak ada gaya-gaya yang
sejajar sumbu batang, berarti balok tersebut tidak mempunyai gaya normal (N).

Kalau dilihat pada Gambar  dimana ada gaya-gaya yang // (sejajar) sumbu batang yaitu P, maka
pada batang AB  menerima gaya normal (N) sebesar P.

Tanda Gaya Normal


-Jika gaya yang ada arahnya menekan balok, maka tanda gaya normalnya adalah negatif (-) 

-Jika gaya yang ada arahnya menarik balok, maka tanda gaya normalnya adalah positif (+) 

Anda mungkin juga menyukai