Anda di halaman 1dari 27

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS SRIWIJAYA

STATIKA
(ENGINEERING MECHANICS, STATICS)
MENGHITUNG RESULTAN GAYA
Gaya gaya dapat bekerja pada benda atau titik yang masing-masing memiliki
besaran dan arah yang berbeda beda. Resultan gaya-gaya concurrent yang
bekerja pada satu bidang dapat ditentukan dengan menggunakan hukum
parallelogram, atau triangle rule atau polygon rule.

F1, F2 = gaya concurrent


R = Resultan gaya

Hukum Parallelogram triangle rule


Resultan gaya adalah jumlah vector dari komponen-komponen gayanya.

Hukum parallelogram, triangle rule dan polygon rule adalah metode geometric
untuk mendapatkan resultan gaya, yang hanya dapat menggambarkan resultan
gaya tetapi tidak dapat menentukan besar dan arahnya secara tepat.
Bila terdapat beberapa gaya yang bekerja pada satu titik, maka resultan
gaya-gaya tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan polygon rule.

Gaya-gaya pada sistem 3D juga dapat ditentukan resultantenya dengan


menggunakan polygon rule.
Untuk menghitung besar dan arah resultan gaya atau untuk mengitung
kompionen gaya-gaya dapat digunakan hukum sines dan hukum cosines

Diagonal dari parallelogram PBCA adalah resultan gaya R, yang terbentuk dari is
the dua segitiga dengan gaya-gaya F1 dan F2 . Dimana jumlah semua sudut
dalam segitiga adalah 180°, maka dapat dituliskan  yang merupakan  dan
β.

 =180–  – β

Dengan menggunakan hukum sines dapat ditentukan hubungan antara gaya-


gaya dan sudutnya.

Dari hukum cosines didapatkan hubungan :


Resultan gaya dapat juga ditentukan secara analitis, menggunakan cara projeksi
gaya terhadap sumbu X dan Y. Dengan cara tersebut maka besar dan sudut arah
dari resultan gaya dapat ditentukan,

Dimana :
Fx – projeksi R pada sumbu x
Fy – projeksi R pada sumbu y
Fz – projeksi R pada sumbu z
 – sudut antara R dan sumbu x
β – sudut antara R dan sumbu y
 – sudut antara R dan sumbu z
Bila ada beberapa gaya yang bekerja pada satu titik, maka kita dapat mengitung
resultan dari projeksinya terhadap masing-masing sumbu.

Dimana n adalah jumlah gaya-gaya yang bekerja dan Fx, Fy and Fz adalah
resultan-resultan gaya yang bekerja pada masing-masing sumbu.

Besar resultan gaya adalah :

Resultan gaya pada masing-masing sumbu


dapat diekspresikan sebagai fungsi dari
resultan R.
Dengan demikian persamaan tersebut dapat juga dituliskan dalam fungsi
trigonometri dimana sudut resultan gaya pada masing-masing sumbu adalah :

Metode projeksi gaya dapat juga digunakan untuk menghitung resultan gaya
co-planar (sumbu x, y).

Contoh Soal
Gaya-gaya F1 = 2.91 N, F2 = 2.67 N, F3 = 2.47 N dan F4 = 2.23 N dan sudut
 = 60° dan β = 30°, Hitunglah sudut  resultan gaya R terhadap sumbu x.
1. Untuk mendapatkan gambaran besar dan arah resultan, maka digambarkan
polygon gaya :

Dapat dilihat bahwa besarnya resultan hampir mirip dengan gaya F3. juga sudut
 nilainya mirip . Solusi geometrical ini berguna karena kita dapat mengetahui
hasil yang diharapkan dari solusi analitis.

2. Hitung projeksi gaya pada masing-masing sumbu

3. Hitung resultan gaya, R


4. Hitung sudut resultan gaya terhadap sumbu x
JENIS - JENIS GAYA
Dalam Mekanika Teknik, gaya dapat diartikan sebagai muatan atau beban yang
bekerja pada suatu struktur atau konstruksi. Gaya dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu :
1. Gaya Terpusat (point load)
Gaya terpusat atau beban terpusat memiliki satuan Force (kN, Pound, Tf)

2. Gaya terdistribusi / terbagi (distributed load)


2.1. Terbagi merata (uniformly distributed load) atau rectangular load
Beban atau gaya terdistribusi merata memiliki besar yang sama, w
sepanjang garis kerjanya. Satuan besar gaya dalam satuan Force/Length
2.2. Terbagi teratur
Contoh gaya terdisitribusi teratur adalah beban segitiga (triangular load)
dan beban trapesium (Trapezoidal load).

Resolusi beban trapezoidal


beban segitiga beban trapesium menjadi beban rectangular
dan triangular
2.3. Terbagi tak teratur
Beban terdistribusi tidak teratur seperti beban alami berupa beban
gelombang air, tekanan turbulensi udara, beban gempa, tekanan tanah, dll

beban gelombang
3. Gaya momen
Momen : Momen lentur dan Momen Puntir (torsi)
Momen dapat ditimbulkan oleh gaya luar yang bekerja
tidak eksentris atau akibat puntir. Satuan momen adalah
force-length (kN-m ; lb-ft ; ton-m dll)
TUMPUAN ATAU PERLETAKAN
Tumpuan atau perletakan (support) merupakan tempat bertumpunya elemen
struktur seperti kabel, kolom, balok, plat yang akan memberikan pengaruh
terhadap reaksi yang timbul dan gaya-gaya dalam pada elemen struktur
tersebut. Beberapa jenis tumpuan adalah :
1. Tumpuan Jepit (Fixed)
2. Tumpuan sendi (pinned, hinged)
3. Tumpuan Rol (roller)
4. Tumpuan sederhana (simple)

M
RH
Rv
Rv

RH Rv
Jenis Tumpuan Rv Reaksi pada Tumpuan
JENIS-JENIS TUMPUAN
Hinge Support of Sydney Harbor Bridge Fixed Support – Steel Beam Fixed in Wall

Roller Support on One End of a Bridge Simple Support of Beam


GAYA LUAR DAN GAYA DALAM

Gaya luar adalah gaya-gaya yang bekerja diluar konstruksi dapat berupa
gaya terpusat (vertical atau horizontal), gaya terdistribusi, momen lentur
atau puntir. Gaya-gaya luar ini dapat ditimbulkan oleh berat sendiri
konstruksi, tekanan tanah, tekanan air, getaran gempa, tekanan angin,
beban kendaraan, dan lain sebagainya.

Gaya dalam adalah gaya-gaya yang bekerja didalam elemen struktur


atau didalam konstruksi berupa reaksi perletakan, momen, gaya geser
dan gaya normal. Gaya-gaya dalam ini timbul akibat adanya gaya-gaya
luar yang bekerja, atau sebagai respon struktur terhadap gaya-gaya luar
yang bekerja.

Keseimbangan Gaya Dalam


Gaya-gaya dalam yang timbul didalam elemen struktur atau didalam
konstruksi berupa reaksi perletakan, momen, gaya geser dan gaya
normal harus memenuhi persyaratan keseimbangan gaya.
Struktur Statis Tertentu
Statis, dapat berarti bahwa jumlah gaya-gaya dalam segala
arah sama dengan nol (seimbang, tidak bergerak). Struktur
yang demikian disebut struktur statis tertentu. (statically
determinate). Pada struktur statis tertentu reaksi yang
timbul pada tumpuan (perletakan) dan gaya-gaya dalam
dapat dihitung dari diagram free body dengan menggunakan
3 persamaan keseimbangan gaya yaitu :

(Jumlah Gaya-Gaya Vertical = Nol)

(Jumlah Gaya-Gaya Horizontal = Nol)

(Jumlah Momen = Nol)

Atau Σ H = 0, Σ V = 0 dan Σ M = 0.
Contoh Struktur Statis Tertentu

Balok cantilever Balok diatas 2 tumpuan


Struktur rangka diatas sederhana sendi-rol
2 tumpuan sendi-rol

Balok diatas tumpuan berganda


Struktur balok lengkung diatas (balok gerber)
tumpuan tiga sendi
Determinacy dan Stability
Determinacy dan stability suatu struktur dapat ditentukan dari jumlah dan
jenis tumpuan serta jumlah bagian dari struktur tersebut. Suatu struktur
adalah tertentu luar (externally determinate) jika jumlah komponen reaksi
yang timbul pada tumpuan sama dengan persamaan keseimbangan (3).
Determinacy dan stability dapat ditentukan dari :

Where :
r = number of support reactions.
C = equations of condition (two equations for one internal roller and one equation
for each internal pin).
m = number of members.
j = number of joints.
Note : m = jumlah batang yang dipisahkan antara tumpuan-tumpuan.
r = jumlah komponen reaksi pada tumpuan eksternal.
c = untuk 1 sendi internal c = 1 dan untuk 1 roll internal c = 2
j = jumlah tumpuan eksternal dan internal.
Atau dapat juga ditentukan dari persamaan :

where
r = number of support reactions.
Fi = number of reaction forces transmitted by an internal hinge or internal roller.
m = number of members.

Note : m = jumlah batang yang dipisahkan oleh tumpuan internal.


Fi = Jumlah reaksi pada sendi internal atau roll internal
r = jumlah komponen reaksi pada tumpuan eksternal
contoh struktur :

1.

: ST-US r = 7, m = 2, c = 0, j = 3. dari pers didapat : 3(2) + 7 > 3(3) + 0,


: ST-DT atau 13 > 9. sehingga, struktur balok adalah statis tak tertentu
derajat 4.
: ST-UD

: ST-US r = 7, m = 1, Fi = 0. dari pers didapat : 7 + 0 > (3)(1), atau 7 > 3.


sehingga, struktur balok adalah statis tak tertentu derajat 4.
: ST-DT
: ST-UD

2.

r = 5, m = 3, c = 1, j = 4. dari pers didapat : 3(3) + 5 > 3(4) + 1, atau 14 > 13.


sehingga, struktur balok adalah statis tak tertentu derajat 1.

r = 5, m = 2, Fi = 2. dari pers didapat : 5 + 2 > 3(2), atau 7 > 6. sehingga,


struktur balok adalah statis tak tertentu derajat 1.
3.

: ST-US r = 5, m = 5, c = 2, j = 6. dari persamaan didapat : 3(5) + 5


: ST-DT = 3(6) + 2, atau 20 = 20. sehingga, struktur balok adalah
statis tertentu.
: ST-UD

: ST-US r = 5, m = 3, Fi = 4. dari persamaan didapat : 5 + 4 = 3(3),


atau 9 = 9. sehingga, struktur balok adalah statis tertentu.
: ST-DT
: ST-UD
Free body diagram Penguraian batang
4.

: ST-US r = 3, m = 3, c = 0, j = 4. dari persamaan didapat : 3(3)


: ST-DT + 3 = 3(4) + 0, atau 12 = 12. sehingga, struktur portal
adalah statis tertentu.
: ST-UD
Note : untuk klasifikasi frame (portal, atau rangka) maka struktur
harus diuraikan menjadi bagian-bagian pada titik-titik simpulnya
agar dapat menentukan jumlah member, m dengan benar.

: ST-US r = 3, m = 1, Fi = 0. gunakan persamaan didapat : 3 + 0 =


(3)(1), atau 3 = 3. sehingga, struktur portal adalah statis
: ST-DT
tertentu.
: ST-UD
LATIHAN SOAL :
Gambarkan diagram free body dan tentukan
klasifikasi masing-masing balok (a) sampai (e).

(a) (b)

(d)

(c)

(e)
GAYA-GAYA INTERNAL (GAYA-GAYA DALAM)
Gaya-gaya internal akan timbul didalam struktur atau konstruksi
sebagai respon adanya gaya-gaya eksternal yang bekerja atau
dialami oleh struktur atau konstruksi tersebut. Adapun gaya-gaya
internal yang dapat terjadi didalam suatu struktur adalah : gaya
aksial (gaya tarik atau tekan), gaya geser, momen lentur dan
momen torsi.
Gaya Aksial (Gaya Normal) : TARIK (Positip, +) TEKAN (Negatif, -)
MENGHITUNG GAYA-GAYA INTERNAL
Pada struktur statis tertentu, menghitung reaksi yang timbul pada
tumpuan-tumpuan dan gaya-gaya internal (gaya dalam) dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan keseimbangan gaya.

(Jumlah Gaya-Gaya Vertical = Nol)

(Jumlah Gaya-Gaya Horizontal = Nol)


(Jumlah Momen = Nol)

DIAGRAM FREE BODY


Tentukan besarnya gaya dalam
pada batang AB, BC dan CD serta HA
reaksi pada tumpuan A
A B C D
P1  60  103 lb

P2  15  103 lb

P3  30  103 lb

Gunakan persamaan  Fx = 0
Suatu balok diatas dua tumpuan sendi-rol
menerima beban P. Hitunglah reaksi pada
tumpuan-tumpuan tersebut.

P
a b

B
A C

RA L RC

Anda mungkin juga menyukai