Anda di halaman 1dari 68

MEKANIKA TERAPAN

Keterangan
PENGERTIAN
Mekanika
1) Mekanika (Mechanics) adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari gerakan suatu benda serta efek gaya dalam
gerakan benda itu.
2) Cabang ilmu Mekanika terbagi dua ; Mekanika Statik dan
Mekanika Dinamik, sedang Mekanika Dinamik dapat
dibagi dua pula, yaitu Kinematika dan Kinetika
(dinamika)

MST-1.0
1) Mekanika Terapan atau Mekanika Teknik adalah adalah
ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip
mekanika. Mekanika terapan mempelajari analisis dan
disain dari sistem mekanik.
2) Fokus utama dari mekanika terapan adalah aplikasi
kesetimbangan dan gaya di bidang rekayasa terutama
bidang Teknik Mesin dan Teknik Sipil.

MST-1.0
Besaran
1) Besaran  adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau
dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai
satuan.
2) Dalam fisika, besaran dibedakan menjadi 2 yakni besaran
pokok dan besaran turunan.
3) Besaran pokok adalah besaran yang ditentukan lebih
dulu berdasarkan kesepakatan para ahli fisika
4) Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari
besaran pokok.

MST-1.0
Besaran Pokok

MST-1.0
Besaran Turunan

MST-1.0
Statika
1) Statika  adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem
gaya dalam keadaan diam.
2) Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dapat merubah
keadaan benda yang diam atau dapat mempengaruhi
kondisi benda yang bergerak.
3) Gaya termasuk besaran vektor karena mempunyai besar
dan arah dan digambarkan dengan garis yang diberi
tanda panah.

MST-1.0
Vektor Gaya

MST-1.0
Resultan Gaya
1) Resultan Gaya  adalah sebuah gaya yang menghasilkan
efek yang sama jika menggantikan beberapa gaya.
2) Resultan gaya dari beberapa gaya yang sejajar dan
searah adalah jumlah dari gaya-gaya tersebut. Arah gaya
resultan sama dengan arah gaya-gaya tersebut.
Sedangkan jika berlawana arah maka resultan gaya sama
dengan selisih dar gaya-gaya tersebut dengan arah sama
dengan arah gayaterbesar.

MST-1.0
8N 10 N 8N 5N
5N 10 N
Resutan =(8+5)-10 = 3 N

MST-1.0
1) Resultan gaya dari beberapa gaya yang arahnya tidak
sejajar digunakan metode poligon gaya.
2) Setiap vektor gaya digambarkan dengan skala yang
sesuai, kemudian pangkal vektor gaya kedua diletakkan
pada ujung gaya pertama, pangkal vektor gaya ketiga
diletakkan pada ujung vektor gaya ketiga dan seterusnya.

MST-1.0
MST-1.0
Equilibran
Equilibran adalah gaya tunggal yang apabila ditambahkan ke
suatu sistem gaya akan menyebabkan benda dalam keadaan
ksetimbangan.

MST-1.0
Segitiga Gaya
Jika tiga gaya bekerja pada suatu titik dalam keadaan
kesetimbangan, maka jika diagram vektor digambarkan
dengan skala yang sesuai akan membentuk segitiga
tertutup.

MST-1.0
Poligon Gaya
Jika beberapa gaya bekerja pada suatu titik dalam keadaan
kesetimbangan, diagram vektor yang digambarkan dengan
skala yang sesuai akan membentuk poligon tertutup.

MST-1.0
Gaya Coplanar dan Concurrent
Garis-garis aksi 3 gaya sebidang (coplanar) dalam
kesetimbangan atau sejumlah gaya yang mana dapat
direduksi menjadi 3 gaya, garis aksi gaya-gaya tersebut pasti
akan bertemu pada titik (concurrent) yang sama (atau
paralel satu dengan lainnya).

MST-1.0
Komponen Gaya
Sebuah gaya dapat diuraikan menjadi komponen gaya
vertikal (Fy) dan gaya horizontal (Fx).

Fx = F cos 
Fy = F sin 

MST-1.0
Contoh : Sebuah benda
ditarik dengan gaya
seperti disamping. Maka
komponen-komponen
gayanya adalah :

Fx = F cos  = 100 cos 600 = 100 x 0,5 = 50 N


Fy = F sin  = 100 sin 600 = 100 x 0,866 = 86.6 N

MST-1.0
Penjumlahan Gaya

Penjumlahan gaya dengan metode jajaran genjang


MST-1.0
Untuk tiga buah segitiga dalam keadaan setimbang, maka
dapat menggunakan aturan segitiga sinus.

Aturan segitiga sinus


MST-1.0
Contoh Kasus:
Sebuah benda tergantung
seperti gambar di samping.
Tentukan gaya yang bekerja
pada tali.

Penyelesaian : pertama-tama kita gambarkan


diagram vektor untuk kasus di atas dengan
menggunakan aturan segitiga gaya.
MST-1.0
Besarnya sudut c adalah :
c = 180 – (60+50) = 70o
Gaya pada tali ac :
ac/sin b = ab/sin c
ac/sin 50 = 400/sin 70
ac = (400.sin 50)/sin 70  ac = 326 N
Gaya pada tali bc :
bc/sin a = ab/sin c  bc/sin 60 = 400/sin 70
bc =(400.sin 60)/sin 70  bc = 368,6 N
MST-1.0
Contoh Kasus:
Sudut antara jib dan tiang vertikal
(vertical post) pada JIB Crane
adalah 42o dan sudut antara tie dan
jib adalah 36. Jika kepala JIB Crane
diberi beban dengan massa 37,5 kg,
maka gaya pada tie dan jib adalah :

MST-1.0
Penyelesaian : Gambarkan diagram ruang dan diagram
vektor pada kasus di atas.

MST-1.0
Contoh Kasus:
Gunakan aturan segitiga gaya.
a = 180 – (42+36) = 102o
Gaya pada JIB :
bc/sin a = ab/sin c  bc/sin 102 = 37,5/sin 36
bc = (37,5.sin 102)/sin 36  bc = 62,38 kg
Gaya pada tie :
ac/sin b = ab/sin c  ac/sin 42 = 37,5/sin 36
ac =(37,5.sin 42)/sin 36  ac = 42,69 kg

MST-1.0
Mekanisme
torak pada
kompresor
reciprocating

MST-1.0
Contoh Kasus:
Piston pada torak mesin mendorong dengan gaya 160 kN
pada crosshead ketika crank 35o dari pas top dead center,
Jika langkah pada piston adalah 0,9 m dan panang
connecting rod adalah 1,65 m, maka gaya pada crosshead
guides dan gaya pada connecting rod adalah :
Penyelesaian : Berdasarkan diagram ruang diperoleh :
Panjang crank = ½xlangkah = ½x0,9 = 0,45 m

MST-1.0
Panjang connecting rod (ac) = 1,65 m
bc/sin = ac/sin 
0,45/sin  = 1,65/sin 35
sin  = 0,45.sin 35 / 1,65 = 0,1564
 = 9o
Berdasarkan diagram vektor :
tg  = F_guide / F_piston
F_guide = F_piston.tg 
F_guide = 160 .tg 9 = 25,34 kN
MST-1.0
Berdasarkan diagram vektor :
cos  = F_piston / F_connecting rod
F_connecting rod = F_piston/cos 
F_connecting rod = 160/cos 9
F_connecting rod = 162 kN

MST-1.0
Momen Gaya atau Torsi
Ukuran keefektifan sebuah gaya yang bekerja pada sebuah
benda untuk memutar benda terseut terhadap suatu poros
tertentu.

Momen Gaya
atau Torsi = F.L

MST-1.0
Kesetimbangan Rotasi
1) Ketika sebuah benda dikenai sejumlah gaya dalam
kesetimbangan rotasi, maka jumlah momen gaya atau
torsi yang bekerja pada benda terssbut sama dengan nol.
2) Atau dengan lain perkataan jumlah momen gaya yang
searah jarum jam sama dengan jumlah momen yang
berlawanan arah dengan arah jarum jam.

MST-1.0
MST-1.0
Momen Kopel
Kopel atau momen kopel adalah pasangan dua buah gaya
yang sama besarnya tapi arah berlawanan bekerja pada
sebuah benda dengan garis aksi kedua gaya tidak satu garis
lurus.

MST-1.0
Contoh : Kopel

MST-1.0
Kesetimbangan Statis
Kesetimbangan benda akibat sistem gaya coplanar
(sebidang) non-concurrent (tidak bertemu di satu titik)
secara matematik dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut :

MST-1.0
Contoh Kasus:
F1 = 10 N, F2 = 15 N dan F4 = 10 N, bekerja pada balok ABCD
seperti pada gambar. Panjang balok ABCD adalah 20 meter.
Tentukan F3  agar balok setimbang rotasi. Terhadap titik C
Abaikan massa balok.

MST-1.0
Contoh : Kesetimbangan Rotasi

MST-1.0
Contoh Kasus:
Untuk menyelesaikan kasus di atas, kita harus menentukan
titik pusat rotasi karena akan menentukan hasil, misal kita
pilih titik C.
M C 0
F1.(5  5)  F4 .(5  5)  F3 .(5)  0
10.(10)  10.(10)  F3 .(5)  0
100  100  5 F3  0
5F3  200  F3  40 N
MST-1.0
Contoh Kasus:
Tuas atau pengungkit

Momen terhadap titik F


Pxa=Wxb
MST-1.0
Contoh Kasus:
Seorang pria dan anak mengangkat beban 300 N dengan
menggunakan batang yang panjangnya 2 m dan beratnya
100 N. Pria dan anak mengangkat pada ujung-ujung batang
sedangkan beban diletakkan di antara pria dan anak.
Dimana letak beban supaya pria memikul beban dua kali
lebih besar dibandingkan dengan yang dipikul anak.

MST-1.0
MST-1.0
Contoh Kasus:
Hitunglah kuasa yang diperlukan pada ujung besi yang
beratnya 100 N dan panjang 6 meter untuk mengangkat
beban 1500 N pada ujung yang lain. Titik tumpu dijaga
berada pada jarak 4,5 m daari ujung di manakuasa
diberikan.

MST-1.0
MST-1.0
Contoh Kasus:
Seorang anak bermassa 50 kg berdiri di atas tong 50 kg
diatas sebuah papan kayu bermassa 200 kg yang bertumpu
pada tonggak A dan C. Jika jarak anak dari titik A adalah 1
meter dan panjang papan kayu AC adalah 4 m, tentukan :
Gaya yang dialami tonggak A dan Gaya yang dialami tonggak
C.

MST-1.0
MST-1.0
Contoh Kasus:
Tuas Katup Pengaman

MST-1.0
P = 10 T
A B

RA RB
2m 3m

MST-1.0
Contoh Kasus:
Sebuah batang homogen AB dengan
panjang 40 cm dan berat 10 N. Pada
ujung batang digantung beban seberat
20 N, batang ditahan oleh tali T sehingga
sistem seimbang. Jika sudut yang
dibentuk oleh tali T 37°, maka hitunglah
tegangan tali T!

MST-1.0
Penyelesaian :

Ada tiga buah gaya yang


bekerja pada batang AB,
yakni tegangan tali, gaya
berat dan beban. Kita
hitung jumlah momen
total terhadap titik A
kemudian disamakan nol.
M A 0
MST-1.0
Contoh Kasus:
Sebuah batang homogen AC
dengan panjang panjang 4 m dan
massanya 50 kg. Pada ujung C
digantungkan beban yang
massanya 20 kg. Batang ditahan
oleh tali T sehingga sistem
seimbang. Jika jarak BC 1 m, maka
hitunglah tegangan tali T!

MST-1.0
Tentukan momen
akibat beban
pada titik A, dan
tentukan gaya-
gaya ada tali

MST-1.0
E
Free Body diagram BC

F B
D C

10 ton 10 ton
10 ton

MST-1.0
Free Body diagram pada titik C
T1  FV  0
T1sin 30
T1 sin 30  10  T1. 1 2  10
30
C T1  20
T1cos 30
10 ton T2sin 45 E T1sin 60
Free Body diagram E 60

T1cos 60 T1
T2 T2cos45
MST-1.0
Dari free Body diagram pada titik E

 FH  0  T 2 sin 45  T1 sin 60

T2 1
2 2  20. 1 2 3  T2  24,5

MST-1.0
25 T 10 T
X

30 T
Tentukan X jika panjang batang 4 m dan berat
batang 120 kg ?
MST-1.0
Konsep Tegangan - Regangan
1) Beban yang diberikan kepada benda solid akan
menimbulkan reaksi berupa gaya internal untuk
melawan besarnya beban. Intensitas dari dari gaya
internal inilah yang dinmakan tegangan (stress)
2) Tegangan yang terjadi di dalam bahan dapat
menyebabkan bahan mengalami deformasi atau
elongasi. Besarnya pertambahan panjang inilah yang
dinamakan regangan (strain)

MST-1.0
Macam – Macam Beban
1. Beban Aksial
Tegangan Normal

MST-1.0
2. Beban Geser

Tegangan Geser :

MST-1.0
Contoh Kasus :
Untuk Batang BC

MST-1.0
Untuk Batang AB

MST-1.0
Regangan (Strain)

MST-1.0
Uji tarik materil untuk mendapatkan diagran
tegangan-regangan.
MST-1.0
Diagram Tegangan - Regangan

Diagram tegangan-regangan hasil uji tarik


MST-1.0
MST-1.0
MST-1.0
Deformasi Elastis
Modulus Elastisitas (E) :
  P
E    
 E AE
Karena

      .L
L
PL

AE
MST-1.0
TERIMA KASIH

MST-1.0

Anda mungkin juga menyukai