Anda di halaman 1dari 19

Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan suatu

benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda itu. Dan yang
dimaksud dengan kesetimbangan benda tegar adalah kondisi dimana suatu benda berada dalam
keseimbangan rotasi (artinya benda tersebut tidak mengalami rotasi/pergerakan).

Syarat terjadinya kesetimbangan Benda Tegar :


1. Resultan gaya terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol.
ΣF = 0
2. Resultan momen gaya harus bernilai nol
Στ = 0

Berikut ini beberapa contoh soal dan pembahasan mengenai keseimbangan benda tegar.
Contoh 1
Pada gambar berikut batang AB beratnya 100 N.

Jika sistem dalam keadaan seimbang, berat beban w adalah ...


Pembahasan:

Diketahui:
Panjang batang AB (lAB) = lAO + lOB = 0,5 + 2 = 2,5 m
Berat batang (wt) = 100 N (berat batang terletak dititik pusat batang yaitu pada titik P sehingga
AP = PB = ½ AB = ½ (2,5) = 1,25m)
Perhatikan gambar diatas, terdapat dua gaya yang bekerja pada batang AB yaitu tegangan tali T
dan wt dengan poros berada dititik O.
lOB = 2 m
lop = OB – PB = 2 – 1,25 = 0,75 m
Ditanya: berat beban w
Jawab:
Sistem dalam keadaan seimbang (∑τ = 0)
Dengan kesepakatan: searah jarum jam (-) dan belawanan arah jarum jam (+), maka:
Karena massa katrol diabaikan, maka w = T. Sehingga w = 37,5 N

Contoh 2
Sebuah batang homogen AB dengan panjang 40 cm dan berat 10 N. Pada ujung batang digantung
beban seberat 20 N, batang ditahan oleh tali T sehingga sistem seimbang. Jika sudut yang
dibentuk oleh tali T 37°, maka hitunglah tegangan tali T!

Pembahasan:

Diketahui:
berat beban (wB) = 20 N
lAB = 40 cm = 0,4 m
berat batang (Wb) = 10 N
lAO = ½ lAB = ½ (0,4) = 0,2 m
α = 37°
Ditanya: tegangan tali T
Jawab:

Contoh 3
Sebuah batang homogen AC dengan panjang panjang 4 m dan massanya 50 kg. Pada ujung C
digantungkan beban yang massanya 20 kg. Batang ditahan oleh tali T sehingga sistem seimbang.
Jika jarak BC 1 m, maka hitunglah tegangan tali T!
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut, terdapat tiga gaya yang bekerja pada batang AC yaitu tegangan tali T,
berat batang, dan berat beban. Dengan poros berada pada titik A.

Diketahui:
massa beban (mB) = 20 kg
berat beban (wB) = mB.g = 20(10) = 200 N
jarak beban terhadap poros: lAC = 4 m
Contoh 3
Sebuah batang homogen AC dengan panjang panjang 4 m dan massanya 50 kg. Pada ujung C
digantungkan beban yang massanya 20 kg. Batang ditahan oleh tali T sehingga sistem seimbang.
Jika jarak BC 1 m, maka hitunglah tegangan tali T!

Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut, terdapat tiga gaya yang bekerja pada batang AC yaitu tegangan tali T,
berat batang, dan berat beban. Dengan poros berada pada titik A.
Diketahui:
massa beban (mB) = 20 kg
berat beban (wB) = mB.g = 20(10) = 200 N
jarak beban terhadap poros: lAC = 4 m
massa batang (mb) = 50 kg
Berat batang (wb) = mb.g = 50(10) = 500 N
Titik berat batang berada di titik O, sehingga lAO = ½ lAC = ½ (4) = 2 m
tali T dikaitkan pada titik B, sehingga lAB = lAC – lBC = 4 – 1 = 3 m
α = 30°
Ditanya: tegangan tali T
Jawab:

Contoh 4
Sebuah balok bermassa 5 kg diletakkan diatas papan kayu yang bermassa 10 kg. Papan tersebut
bertumpu pada kaki A dan C. Jika jarak beban dari kaki A 1 m dan panjang papan kayu 5 m,
maka hitunglah gaya yang dialami oleh kaki A!

Pembahasan:
Berikut ilustrasi gaya-gaya yang bekerja pada papan tersebut.
Perhatikan gambar diatas, terdapat empat buah gaya yang bekerja pada sistem tersebut, yaitu N A,
wb, wp, dan Nc. karena yang ditanyakan gaya normal pada kaki A ( NA ), maka poros berada di
titik C. (Catatan: untuk menentukan letak titik poros, ambilah gaya yang belum diketahui
nilainya, namun tidak ditanyakan dalam soal)
Diketahui:
Panjang papan: lAC = 5 m
massa balok (mb) = 5 kg
berat balok (wb) = mb.g = 5(10) = 50 N
jarak balok terhadap poros (titik C): lBC = lAC – lAB = 5 – 1 = 4 m
massa papan (mp) = 10 kg
Berat papan (wp) = mp.g = 10(10) = 100 N
Titik berat papan berada di titik O, sehingga lOC = ½ lAC = ½ (5) = 2,5 m
Ditanya: Gaya normal pada kaki A ( NA )
Jawab:

Contoh 5
Sebuah tangga seberat 400 N disandarkan pada dinding seperti gambar. Jika dinding licin dan
lantai kasar, serta tangga tepat akan tergelincir maka hitunglah koefisien gesekan antara lantai
dan tangga!

Pembahasan:
Berikut ilustrasi gaya-gaya yang bekerja pada tangga tersebut. Terdapat empat buah gaya yaitu
NB, wt, NA dan f (anak panah berwarna merah).
Diketahui:
Panjang papan: lAB = 10 m
berat tangga (wt) = 400 N
Titik berat tangga berada di titik O, sehingga lOB = lOA = ½ lAB = ½ (10) = 5 m
θ = 53°
Ditanya: Koefisien gesekan antara tangga dan lantai (µ)
Jawab:
Jumlah gaya pada sumbu y (vertikal) dan sumbu x (horizontal) harus nol:

Jumlah torsi di A harus nol (karena yang ditanyakan koefisien gesekan sehingga untuk
memudahkan perhitungan, kita pilih titik A sebagai poros). Perhatikan bahwa dalam mengerjakan
soal tentang torsi, gaya yang menyebabkan benda berputar haruslah tegak lurus dengan
lengannya. sehingga NB dan wt harus dibuat tegak lurus dengan papan (lihat anak panah berwarna
biru)

substitusikan nilai NB pada persamaan (1), sehingga diperoleh:

Jadi koefisien gesekan antara tangga dan lantai sebesar 0,375


Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya
sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
1. Benda yang diam (statik),
contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.
2. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik),
contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi
inti atom,
dan lain-lain.

Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari
luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:

1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda

1. Kesetimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi
(tidak mengalami gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel
F = 0 dengan Fx = 0 (sumbu X) Fy = 0 (sumbu Y)

2. Kesetimbangan Benda Tegar


Syarat kesetimbangan benda: Fx = 0, Fy = 0, Torsi ( dalam hal ini saya tulis t ) = 0

Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara gaya
dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.
Dirumuskan: t = F . d

Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif,
sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya postif. ( ini hanya
kesepakatan , mungkin buku lain berbeda )
Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama
besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja.
Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.

Titik berat
adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda atau sistem benda. Titik berat
menurut bentuk benda dibedakan menjadi 3 antara lain:
a. Benda berbentuk garis/kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan lain-lain.
b. Benda berbentuk bidang/luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca, penggaris, dan lain-
lain.
c. Benda berbentuk bangunan/ruang, contoh : kubus, balok, bola, kerucut, tabung, dan lain-
lain
a. Benda berbentuk partikel massa
Apabila sistem benda terdiri dari beberapa benda partikel titik digabung menjadi satu, maka
koordinat titik beratnya dirumuskan:

Xo = =

Yo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
b. Benda berbentuk garis/kurva
Daftar titik beberapa benda berbentuk garis dapat dilihat dalam lampiran. Apabila sistem
benda terdiri dari beberapa benda garis digabung menjadi satu, maka koordinat titik beratnya
dirumuskan:

Xo = =

Yo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
c. Benda berbentuk bidang/luasan
Daftar titik berat berbagai macam bidang beraturan dan bidang selimut benda dapat dilihat
dalam lampiran. Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan, maka koordinat titik
beratnya dirumuskan:

Xo = =

Yo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
d. Benda berbentuk volume/ruang (homogen)
Daftar titik berat berbagai macam benda ruang beraturan dapat dilihat dalam lampiran.
Apabila sistem benda terdiri dari bidang gabungan benda, maka koordinat titik beratnya
dirumuskan:
Bila terbuat dari bahan-bahan yang sama (homogen)

Xo = =

Yo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
e. Bila terbuat dari bahan-bahan yang berbeda (heterogen)

Xo = =

Yo = =
Jadi zo (Xo,Yo)
CONTOH SOAL
Contoh Soal dan Pembahasan tentang Keseimbangan Benda Tegar, Materi Fisika kelas 2 (11)
SMA. Contoh mencakup kesetimbangan translasi, kesetimbangan rotasi pada soal-soal yang
umum dibahas di bangku SMA dengan analisa penguraian gaya dan penggunaan rumus torsi
(momen gaya). Rumus-Rumus Minimal :

Momen gaya
τ = Fd
Keterangan :
F = gaya (Newton)
d = jarak (yang tegak lurus) gaya ke poros (meter)
τ = momen gaya atau torsi (Nm)

Penguraian Gaya
Fx = F cos θ
Fy = F sin θ
Keterangan :
θ = sudut antara gaya F terhadap sumbu X

Syarat Keseimbangan Translasi


Σ Fx = 0
Σ Fy = 0

Syarat Keseimbangan Translasi dan Rotasi


Σ Fx = 0
Σ Fy = 0
Σ τ = 0

Gaya Gesek
f = μ N
Keterangan :
f = gaya gesek (N)
μ = koefisien gesekan
N = Normal Force (N)

Gaya Berat
W = mg
Keterangan :
W = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Soal No. 1
Kotak lampu digantung pada sebuah pohon dengan menggunakan tali, batang kayu dan
engsel seperti terlihat pada gambar berikut ini:

Jika :
AC = 4 m
BC = 1 m
Massa batang AC = 50 kg
Massa kotak lampu = 20 kg
Percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2
Tentukan besarnya tegangan tali yang menghubungkan batang kayu dengan pohon!

Pembahasan
Penguraian gaya-gaya dengan mengabaikan gaya-gaya di titik A (karena akan dijadikan
poros) :

Syarat seimbang Σ τA = 0

Soal No. 2
Seorang anak memanjat tali dan berhenti pada posisi seperti diperlihatkan gambar berikut!
Tentukan besar tegangan-tegangan tali yang menahan anak tersebut jika massa anak adalah
50 kg!

Pembahasan
Penguraian gaya-gaya dari peristiwa di atas seperti berikut:

Syarat seimbang Σ Fx = 0, Σ Fy = 0

(Persamaan 1)

(Persamaan 2)

Dari persamaan 2 dan 1 didapatkan :


Soal No. 3
Seorang anak bermassa 50 kg berdiri diatas tong 50 kg diatas sebuah papan kayu bermassa
200 kg yang bertumpu pada tonggak A dan C.

Jika jarak anak dari titik A adalah 1 meter dan panjang papan kayu AC adalah 4 m, tentukan :
a) Gaya yang dialami tonggak A
b) Gaya yang dialami tonggak C

Pembahasan
Berikut ilustrasi gambar penguraian gaya-gaya dari soal di atas :

WB = Wanak + Wtong = 1000 N

a) Mencari gaya yang dialami tonggak A, titik C jadikan poros


b) Mencari gaya yang dialami tonggak C, titik A jadikan poros

Soal No. 4
Seorang anak bermassa 100 kg berada diatas jembatan papan kayu bermassa 100 kg yang
diletakkan di atas dua tonggak A dan C tanpa dipaku. Sebuah tong berisi air bermassa total
50 kg diletakkan di titik B.

Jika jarak AB = 2 m, BC = 3 m dan AD = 8 m, berapa jarak terjauh anak dapat melangkah


dari titik C agar papan kayu tidak terbalik?

Pembahasan
Ilustrasi gaya-gaya :

Titik C jadikan poros, saat papan tepat akan terbalik NA = 0


Soal No. 5
Sebuah tangga seberat 500 N di letakkan pada dinding selasar sebuah hotel seperti gambar di
bawah ini!

Jika dinding selasar licin, lantai diujung lain tangga kasar dan tangga tepat akan tergelincir,
tentukan koefisien gesekan antara lantai dan tangga!

Pembahasan
Cara pertama :

μ = 1
/[2tan θ] = 1
/[2(8/6)] = 6
/ [2(8)] = 3
/8

Cara kedua :

Ilustrasi gaya- gaya pada soal di atas dan jarak-jarak yang diperlukan :

Urutan yang paling mudah jika dimulai dengan ΣFY kemudian ΣτB terakhir ΣFX. (Catatan :
ΣτA tak perlu diikutkan!)
Jumlah gaya pada sumbu Y (garis vertikal) harus nol :

Jumlah torsi di B juga harus nol :

Jumlah gaya sumbu X (garis horizontal) juga nol :

Soal No. 6
Budi hendak menaikkan sebuah drum yang bermassa total 120 kg dengan sebuah katrol
seperti terlihat pada gambar berikut.

Jari-jari drum adalah 40 cm dan tali katrol membentuk sudut 53° terhadap horizontal. Jika
percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s2, tentukan gaya besar gaya yang diberikan Budi agar
drum tepat akan terangkat!

Pembahasan
Sketsa soal di atas adalah sebagai berikut.

Gaya normal yang segaris dengan gaya berat w tidak diikutkan karena saat tepat drum akan
terangkat nilai gaya normal adalah nol, juga gaya normal pada poros tidak diikutkan karena
menghasilkan torsi sebesar nol.

Berikutnya adalah menentukan jarak gaya F ke poros dan gaya w ke poros.

Dari gambar terlihat jarak gaya F ke poros P adalah 2r.


df = 2r = 2× 40 cm = 80 cm

Jarak gaya w ke poros dapat ditentukan dengan memakai sudut yang diketahui.

dw = r cos 37°
dw = 40 cm × 0,8 = 32 cm
Terakhir, syarat kesetimbangan:
Σ τp = 0

Soal No. 7
Tiga buah beban m1, m2 dan m3 digantungkan dengan tali melalui dua katrol tetap yang licin
(lihat gambar)

Bila sistem dalam keadaan seimbang dan m2 = 500 gram tentukan:


a) massa m1
b) massa m3

Pembahasan
Dengan rumus sinus

a) massa m1
b) massa m3

Soal No. 8
Perhatikan gambar!

Balok AB = 5 m, BZ = 1 m (Z = titik berat balok). Jika berat balok 100 N, maka berat beban
C adalah...
A. 40 N
B. 60 N
C. 80 N
D. 90 N
E. 92 N
(Kesetimbangan - UAN Fisika 2002)

Pembahasan
Gaya-gaya yang bekerja pada balok AB ditunjukkan gambar berikut!

Dengan titik A sebagai poros,

Anda mungkin juga menyukai