DAN
BENDA TEGAR
1. Keseimbangan Partikel.
Pengertian partikel adalah benda yang volumnya kecil dan dianggap sebagai titik. Jika
pada sebuah partikel bekerja beberapa buah gaya dan partikel dalam keadaan setimbang
(diam atau bergerak lurus beraturan) tentunya dalam keadaan ini berlaku Hukum I
Newton. Syarat partikel setimbang jika jumlah aljabar gaya-gaya yang bekerja sama
dengan nol.
∑ F=0
Jika gaya-gaya tersebut bekerja pada bidang datar, berlaku ∑ F X =0 dan ∑ F Y =0
Perhatikan gambar 3 gaya yang bekerja pada benda titik berikut!
Jika sistem di atas dalam keadaan setimbang maka perbandingan gaya dengan sinus
sudut di depan gaya adalah sama.
Contoh soal 1:
Sebuah lukisan yang massanya 4 kg, digantung dengan tali seperti ditunjukkan oleh
gambar berikut.
3
T 1. 0,8 = T 2. 0,6 → T 1= T 2 ….. pers (1)
4
∑ Y F =0 , perhatikan gaya-gaya yang bekerja pada sumbu Y, karena resultannya nol
maka berlaku T 1 sin 37 + T 2 sin 53o=W
o
3
T . 0 , 6+ T 2 . 0 ,8=4 0
4 2
1 , 25T 2=4 0
T 2=32 N
3 3
Dari pers (1), T 1= T 2 = 32 = 24 N
4 4
2. Keseimbangan Benda Tegar.
Kesetimbangan benda tegar adalah kondisi dimana momentum benda tegar sama
dengan nol. Artinya jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia akan tetap diam.
Namun jika awalnya benda tegar tersebut bergerak dengan kecepatan konstan, maka ia
akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan.
Sedangkan benda tegar sendiri adalah benda yang bentuknya (geometrinya) akan selalu
tetap sekalipun dikenakan gaya. Jadi sekalipun dia bergerak
translasi atau rotasi bentuknya tidak akan berubah, contohnya meja, kursi, bola, dll.
Untuk benda tegar/sistem dikatakan setimbang jika ia memenuhi dua syarat berikut:
1. ∑ F=0
2. ∑ τ=0
Berdasarkan kemampuan benda untuk kembali ke posisi semula, keseimbangan benda
tegar dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
Keseimbangan labil (goyah), yaitu apabila dipengaruhi gaya tidak kembali ke posisi
semula
Keseimbangan stabil (mantap), yaitu kesetimbangan pada benda apabila dipengaruhi
gaya akan kembali ke posisi semula, begitu gaya dihilangkan.
Keseimbangan netral (indeferen), yaitu apabila dipengaruhi gaya akan mengalami
perubahan posisi, tetapi tidak mengalami perubahan titik berat.
Contoh soal 2
Perhatikan gambar lukisan yang beratnya 50 N digantung pada batang bermassa 4 kg
berikut!
Berdasarkan gambar, jika panjang batang 1 m dan sistem dalam keadaan setimbang,
berapa besar gaya tegangan tali T?
Penyelesaian:
Langkah pertama kita gambar diagram bebas benda ( gaya-gaya yang bekerja pada
benda), kemudian uraikan gaya-gaya tersebut pada sumbu X dan Y.
R adalah gaya engsel pada titik A, mempunyai komponen pada sumbu X dan Y yaitu R X
dan RY
Tips memilih titik yang sebagai sumbu/ poros.
Pilih titik dimana pada titik itu ada gaya yang tidak diketahui dan tidak
ditanyakan.
Karena titik A sebagai sumbu maka kita dapat menentukan lengan untuk gaya-gaya yang
menghasilkan torsi yaitu:
1
Gaya berat batang (W B ¿ → r B = AB = 0,5 m. Jika dicermati lengan dan gaya W B sudah
2
tegak lurus, dan torsi yang dihasilkan cenderung membuat benda berputar searah jarum
jam.
Gaya berat lukisan (W L ¿ → r L = AB = 1 m. Jika dicermati lengan dan gaya W L sudah
tegak lurus, dan torsi yang dihasilkan cenderung membuat benda berputar searah jarum
jam.
Gaya tegangan tali (T sin 37 o ¿ → r T =AB = 1 m. Jika dicermati lengan dan gaya T sin 37 o
sudah tegak lurus, dan torsi yang dihasilkan cenderung membuat benda berputar
berlawanan arah jarum jam.
Contoh soal 3
Gaya engsel tidak digambar, karena A sebagai sumbu jadi gaya di A tidak menghasilkan
torsi. Selanjutnya kita tentukan lengan untuk tiap gaya yang menghasilkan torsi.
Karena AB = 5 m, dan AC = 3 m, berarti AB’ = 4 m, AA’ = 2 m.
1 '
Gaya berat batang (W B ¿ → r B = A A = 2 m. Jika dicermati lengan dan gaya W B sudah
2
tegak lurus, dan torsi yang dihasilkan cenderung membuat benda berputar searah jarum
jam ( - ).
Gaya berat lukisan (W L ¿ → r L = AB' = 4 m. Jika dicermati lengan dan gaya W L sudah
tegak lurus, dan torsi yang dihasilkan cenderung membuat benda berputar searah jarum
jam ( - )
Gaya tegangan tali T → r T =AC = 3 m. Jika dicermati lengan dan gaya T sudah tegak
lurus, dan torsi yang dihasilkan cenderung membuat benda berputar berlawanan arah
jarum jam ( + )
Bagaimana?
Sudah paham?
Contoh soal 4:
Contoh soal 5:
Seorang anak yang beratnya 500 N menaiki tangga yang beratnya 300 N. Dinding
tempat tangga disandarkan licin, sedangkan lantai kasar. Saat anak tersebut menaiki
tangga sejauh 4 m, tangga tepat akan tergelincir. Berapa koefisien gesekan antara tangga
dan lantai?
Penyelesaian:
Langkah pertama gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada tangga.
Sesaat sebelum anak tergelincir, sistem masih dalam keadaan setimbang ∑ τ B =0.
Kita bisa menggunakan gaya W T cos 37o , W A cos 37 o , N A dan f dalam perhitungan ∑ τ B =0.
Lengan gaya W T cos 53o →r T =BC =5m, arah torsi yang dihasilkan searah putaran jarum jam
( - ).
Lengan gaya W A cos 537o → r A=BD=6 m, arah torsi yang dihasilkan searah putaran jarum
jam ( - ).
Lengan gaya N A → r NA =AE=6 m, arah torsi yang dihasilkan berlawanan arah putaran jarum
jam ( + ).
Lengan gaya f → r f =BE=8 m, arah torsi yang dihasilkan searah putaran jarum jam ( - ).
∑ τ B =0 → (−r T . W T cos 53 o )+(−r A . W A cos 53 o )+r NA . N A +( −r f . f )=0
−5 . 300 .0 , 6−6 . 500 .0 , 6+ 6 .800=8 . f
−900−1800+ 4800=8 . f k
2100
f= =262 ,5 N
8
f 262 ,6
f =µ . N A → µ= = =0,328125=0 ,3 3
NA 800
Latihan Soal
Jika sistem dalam keadaan setimbang tentukan besar tegangan tali T 1 dan T 2!
2. Perhatikan gambar berikut!
3. Cermati gambar batang bermassa 10 kg yang diikat dengan tali dan di ujung digantungi
beban seberat 200 kg berikut!
4. Batman menaiki sebuah tangga yang panjangnya 5 m. Ketika dia naik sejauh 3 m, dia
turun karena tangga hampir tergelincir.
Jika posisi tangga seperti gambat di atas, berapa besar koefisien gesekan antara tangga
dan lantai?
Sekian…….semoga bermanfaat..