Anda di halaman 1dari 28

Fisika Kelas XI

Jika ditemukan tercecer,


mohon diberikan kepada yang namanya dibawah ini:

Semoga Allah membalas kebaikanmu…..

Hak Mencipta hanya pada Allohu Subhanahu wa Ta'ala


Tidak Dilarang Keras mengcopy, memperbanyak, dan mengedarkan
asal bukan untuk kepentingan komersial
Dzulhijjah 1434 H

= SMA Negeri 8 Pekanbaru =


Kesetimbangan Benda Tegar 1

“Sesungguhnya orang-orang yang bertawakallah


yang dapat menerima pelajaran”
(QS Az-Zumar : 9)

1. KESETIMBANGAN BENDA TEGAR


Pada umumnya benda yang sedang bergerak mengalami gerak translasi dan
rotasi. Suatu benda dikatakan setimbang apabila benda memiliki kesetimbangan
translasi dan kesetimbangan rotasi. Dengan demikian, syarat kesetimbangan benda
adalah resultan gaya dan momen gaya terhadap suatu titik sembarang sama
dengan nol.
Secara matematis dapat dituliskan:

  F = 0 dan  = 0 ….............................. (9 - 1)

Partikel atau benda yang seimbang mungkin berada dalam salah satu dari
dua keadaan berikut
1. diam, disebut setimbang statis
2. bergerak dengan kecepatan konstan, disebut setimbang dinamis

JENIS-JENIS KESETIMBANGAN STATIK

1. Kesetimbangan Stabil.
Benda dikatakan dalam kesetimbangan stabil
(mantap) bila benda diberi sedikit usikan atau
gaya, dan kemudian usikan dihilangkan benda
kembali ke posisi keseimbangan semula (pusat
gravitasi benda akan naik bila benda
menggelinding)

Misalkan sebuah kelereng yang


ditempatkan dalam bidang cekung. Ketika diberi
gangguan kecil dan kemudian dihilangkan,
kelereng akan kembali ke posisi semula.
Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya
kenaikan titik benda jika dipengaruhi suatu gaya.

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 2
2. Kesetimbangan Labil
Benda dikatakan dalam keseimbangan
labil bila benda diberi sedikit usikan, dan
kemudian usikan dihilangkan, benda menjauhi
posisi keseimbangan semula/jatuh (pusat
gravitasi benda turun bila benda mengelinding).
Misalkan sebuah kelereng yang
ditempatkan di atas bidang cembung. Ketika
diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan,
kelereng tidak akan pernah kembali ke posisi
awalnya. Keseimbangan labil ditandai oleh
adanya penurunan titik berat benda jika
dipengaruhi suatu gaya.

3. Kesetimbangan Netral (Indiferen)


Benda dikatakan dalam keseimbangan
netral (indiferen) bila benda diberi sedikit usikan,
dan kemudian usikan dihilangkan, benda
membentuk keseimbangan baru di dekat posisi
keseimbangan semula.
Misalkan sebuah kelereng yang
ditempatkan di atas sebuah bidang datar. Ketika
diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan,
kelereng akan kembali diam pada kedudukan
yang berbeda. Keseimbangan netral ditandai oleh
tidak adanya perubahan pasti titik berat jika
dipengaruhi suatu gaya.

Contoh Soal .1.

Massa batang AB = 8 kg, di beri beban m =


20 kg. Tentukanlah Tegangan Tali (T), dan
gaya yang bekerja di engsel A
T

B
m

a. Langkah pertama yang dilakukan adalah menggambar diagram gaya bebas


pada sistem ini.

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 3

Batang AB memiliki berat wAB, karena tidak


disebutkan dimana titik pusat berat AB makakita
A letakan di tengah-tengah batang AB
Fy T Pada poros (engsel) karena kita belum
mengetahui besar dan arah gaya yang bekerja
Fx maka kita gambarkan dengan dua buah
C komponen gayanya yaitu Fx dan Fy

wAB
w
b. Kemudian gunakan syarat kesetimbangan rotasi yaitu  = 0
Ambil titik A sebagai poros, maka
A = 0
0 = – ( ½ AB) (wAB) – (AB)(w) + (AB sin 370)T

Ingat, ketentuan menghitung torsi ini terutaman arah dan lengan momennya
Jika panjang AB = L, maka

0 = – ( ½ L) (wAB) – (L)(w) + (L sin 370)T


= – ( ½ L) (8) – (L)(20) + (L (0,6)T
= – 24 L – 0,6 LT
0,6 L T = 24 L  T = 40 N (Jawaban)

c. Untuk menghitung besarnya gaya di engsel (titik A) dapat digunakan


persamaan syarat kesetimbangan yang kedua yaitu F = 0
Sebelum menggunakan persamaan ini, untuk mudahnya pindahkan semua
gaya-gaya yang bekerja pada batang AB ke dalam kordinat cartesian, dan
proyeksikan gaya-gaya yang membentuk sudut ke sumbu x dan sumbu y
Fy A Fx = 0
T
Ty 0 = Fx – Tx
0 = Fx – T cos 37
Fx 0 = Fx – 40 (0,8)  Fx = 50 N
Tx
Fy = 0
w 0 = Fy + Ty – w – wAB
0 = Fy + 40 sin 37 – 20 – 4
0 = Fy + 24 – 24  Fy = 0
w AB
FA = ∑ Fx 2 + ∑ Fy 2 = 50 2 + 0 2 = 50 N
∑ Fy 0
Arah gaya di A, tan  = ∑ F = 50 = 0,   = 00
x
Jadi besarnya gaya di engsel (titik A) adalah 50 N ke arah sumbu x positif

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 4

3 w Soal Latihan 9.1.


Fx T w
T
1. Seorang pekerja yang tingginya 160 cm memikul dua beban yang masing-
masing beratnya 200 N dan 600 N dengan menggunakan sebuah batang
homogen yang panjangnya 1,8 m. Supaya kedudukan kedua beban dapat
setimbang, tentukan jarak masing-masing beban dengan pundak pekerja!

2. Jarak sumbu roda belakang dan roda depan sebuah mobil adalah 230 cm. Mobil
tersebut memiliki massa totalnya 1 ton dengan letak pusat massa berada 1 m
dari roda depan. Berapa beban yang dipikul kedua roda depan tersebut?

3. Batang AC bermassa 40 kg dan


panjangnya 3 m. Jarak tumpuan A dan B
adalah 2 m (di B papan dapat berputar)
seorang anak bermassa 25 kg berjalan
dari A menuju C. Berapa jarak minimum
anak dari titik C agar papan tetap
setimbang (ujung batang A hampir
terangkat)?

4. Sebuah papan yang beratnya 40 N


diduduki oleh ayah dan anak seperti
pada gambar. Berat ayah dan anak
masing-masing adalah 800 N dan
300 N. Pusat gravitasi papan
(fulcrum) berada 1 m dari ayah (a)
tentukanlah besar gaya ke atas (n)
yang dimiliki oleh papan, dan b)
tentukan kedudukan anak (x) agar
papan tersebut setimbang.

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 5
5. Massa batang AC = 8 kg, m = 20 kg. Tentukanlah Tegangan Tali (T), dan gaya
di A

6. Massa batang AC = 4 kg, m = 20 kg, Tentukanlah Tegangan Tali (T), dan gaya di
A!

Soal 5 soal 6

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 6
7. Gambar di bawah melukiskan batang homogen AB dengan berat 20 N. Ujung A
adalah engsel, ujung B digantung dengan tali dan digantungkan beban P yang
beratnya 10 N, seperti tampak pada gambar. Jika sistem setimbang, hitunglah:
a. besar gaya tegang tali BC
b. gaya engsel di A!

8. Massa batang AC = 8 kg, dan AB = 4/5 AC, Tentukanlah Tegangan Tali (T) ,
dan gaya di A!

Soal 7 soal 8

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 7
9. Sebuah batang homogen yang panjangnya 8 m
dan berat 200 N dihubungkan ke dinding
dengan sebuah pin, dan ujung yang lain
dikaitkan ke dinding dengan sebuah kabel yang
membentuk sudut 530 dengan horizontal.
Seseorang yang beratnya 600 N berdiri 2 m dari
dinding. Perhatikan gambar. Tentukanlah
tegangan kabel dan juga besar serta arah gaya
yang bekerja pada pin.

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 8

10. Sebuah tangga dengan panjang L dan berat


50 N bersandar pada dinding yang licin. Jika
koefisien gesekan antara tangga dengan lantai
adalah 0,4, tentukan sudut minimum dari
tangga dengan lantai agar tangga tidak
tergelincir,

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 9
11. Seekor monyet dengan massa 20 kg memanjat
sebuah tangga yang panjangnya 5 m dan
massanya 5 kg pada sebuah lantai yang
kasar seperti pada gambar. Jika dinding licin,
dan monyet tersebut hanya dapat memanjat
tangga sejauh ¼ dari ujung titik A sebelum
tangga tepat akan tergelincir; tentukanlah
besarnya koefisien gesekan lantai dengan
tangga dan besarnya gaya-gaya yang bekerja
pada lantai dan dinding!

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 10
12. Jika massa batang AC = 2 kg, m = 15 kg. Tentukanlah Tegangan Tali (T)

13. Jika massa batang AC = 4 kg, m = 13 kg. Tentukanlah tegangan Tali (T)!

Soal 14 soal 15

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 11

2. TITIK BERAT DAN TITIK PUSAT MASSA


Setiap benda terdiri atas titik-titik materi atau partikel yang masing-masing
memiliki berat. Resultan dari seluruh berat partikel disebut gaya berat benda. Titik
tangkap gaya berat merupakan titik berat benda.

Titik pusat massa adalah sebuah titik dimana seluruh mass benda dapat
dipusatkan padanya. Jika resultan gaya bekerja melalui titik pusat massa, maka
benda akan bergerak translasi murni.
Titik berat benda adalah titik tangkap gaya berat yang bekerja pada sebuah
benda, secara kuantitatif, titik berat sebuah benda dapat dihitung dengan:
Misalnya, sebuah benda tegar dengan
bentuk tidak teratur berada pada bidang xy
seperti Gambar. Jika berat masing-masing
partikel penyusun benda adalah w1, w2, w3 ... wn
dengan koordinat (x1, y1), (x2, y2), (x3, y3), ...
(xn, yn), dan koordinat titik berat benda (x0, y0),
maka momen gaya berat benda terhadap sumbu
x adalah:

𝑥0 = 𝑤1 𝑥1 + 𝑤2 𝑥2 + 𝑤3 𝑥3 + ... + 𝑤𝑛 𝑥𝑛

𝑤1 𝑥1 +𝑤2 𝑥2 +...+𝑤𝑛 𝑥𝑛
𝑥0 = 𝑤

𝑤1 𝑥1 +𝑤2 𝑥2 +...+𝑤𝑛 𝑥𝑛
𝑥0 = 𝑤1 +𝑤2+...+𝑤𝑛

Jika percepatan gravitasi yang dialami oleh setiap partikel dianggap sama,
maka:
m1 g x1 + m2 g x2 +…+ mn g xn
x0 =
m1 g + m2 g +…+ mn g

m1 x1 +m2 x2 +…+mn xn ∑mixi


x0 = x0 = .............. (9 - 2)
m1 +m2 +…+mn ∑mi

Dengan cara yang sama koordinat titik berat benda pada sumbu y dapat

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 12
dinyatakan:

m1 y1 +m2 y2 +…+mn yn ∑miyi


y0 = y0 = .............. (9 - 3)
m1 +m2 +…+mn ∑mi

Untuk benda-benda homogen, berat atau massa benda dapat dinyatakan dalam
volume, luas, dan panjangnya.

Untuk benda homogen berbentuk ruang (yang memiliki volume V), maka:

∑Vi xi V1 x1 +V2x2 +…+Vn xn


x0 = x0 = .............. (9 - 4)
∑Vi V1 +V2+…+Vn

∑Viyi V1 y1 +V2y2 +…+Vn yn


y0 = y0 = .............. (9 - 5)
∑Vi V1 +V2+…+Vn

Tabel 9.1. Titik Berat Benda Pejal Yang Berbentuk Ruang

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 13
Tabel 9.2. Titik Berat Benda Berupa Selimut Benda Yang
Berbentuk Ruang

Untuk benda homogen berbentuk bidang (yang memiliki luas A), maka:

∑Aixi A1 x1 +A2x2 +…+An xn


x0 = x0 = .............. (8- 6)
∑Ai A1 +A2+…+An

dan

∑Aiyi A1 y1 +A2y2 +…+An yn


y0 = y0 = .............. (9 - 7)
∑Ai A1 +A2+…+An

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 14

Tabel 9.3. Titik Berat Benda Yang Berbentuk Bidang

Untuk benda homogen berbentuk garis (yang memiliki panjang l), maka:

∑lixi l1 x1 +l2 x2 +…+ln xn


x0 = x0 =
∑li l1 +l2 +…+ln
dan
∑liyi l1 y1 +l2 y2 +…+ln yn
y0 = y0 =
∑li l1 +l2 +…+ln

Tabel 9. 4. Titik Berat Benda Yang Berbentuk Garis

Sebenarnya letak titik pusat massa benda pada umumnya tidak sama
dengan letak titik pusat berat benda, namun untuk sebuah benda yang letaknya
dekat dengan permukaan bumi, dimana g dianggap konstan, letak pusat massa dan
titik berat sebuah benda dapat dianggap berhimpit.

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 15

Contoh Soal 2

Perhatikan contoh kordinat titik berat bidang-bidang berikut

Bidang Kordinat Bidang Kordinat


Titik Berat Titik Berat
9

4
(3,2) (2,3)

6 4

9
4

(2,6) (6,2)

4 9

9 9

(2,3) (4,3)

6 6

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 16

Soal Latihan 9.2.

14. Sebuah sistem terdiri atas dua massa masing-masing bermassa 3 kg. Massa
1 kg terletak di titik (0,0), masa kedua di titik (0,4) di manakah pusat massa
benda?

15. Suatu bidang datar homogen bentuk dan ukurannya seperti pada gambar.
Tentukan koordinat titik berat bidang tersebut!

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 17
16. Gambar yang diarsir menunjukkan keping homogen.
Tentukan koordinat pusat massa keping tersebut!

17. Gambar di bawah menunjukkan sebuah silinder berjari-


jari R dan tinggi 2R. Bagian atas dilubangi berbentuk
setengah bola. Tentukan koordinat titik berat silinder
tersebut!

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 18
18. Sebuah potongan pelat baja ditunjukkan seperti pada
gambar. Tentukan kordinat titik pusat massa bidang
tersebut.

19. Silinder homogen dan pejal berjari-jari R,


tinggi 2R, massa jenisnya 6 kg/m3 salah
satu ujungnya dilubangi berbentuk
setengah bola (lihat gambar) dan diisi zat
dengan r = 9 kg/m3. Ujung yang lain
dilubangi berbentuk kerucut.

Sumbu setengah bola dan kerucut


berimpit. Agar titik berat tepat di A,
tentukan massa jenis zat yang dapat
diisikan dalam kerucut tadi!

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 19
20. An menyusun 5 buah batang membentuk huruf R seperti pada gambar.
Tentukanlah Koordinat titik berat tersebut!

2
3
4

4 8 12 14

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 20
21. Sebuah bidang luasan berbentuk seperti pada gambar! Hitunglah koordinat titik
berat luasan tersebut!

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 21

22. Sebuah bidang luasan berbentuk seperti pada gambar! Hitunglah koordinat titik
berat luasan tersebut!

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 22
23. Mu memiliki sebuah silinder pejal yang ditutup dengan sebuah kerucut dan
dibagian bawah silinder dlubangi dengan bentuk setengah bola. Tentukanlah
titik berat benda tersebut!

24. Fa memiliki sebuah silinder pejal yang direbahkan dimana silinder tersebut
ditutup dengan setengah bola dan dibagian bawah silinder dlubangi dengan
bentuk kerucut. Tentukanlah titik berat benda tersebut!

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 23

3 9 8 12 Soal-soal Latihan
8
1
25. Perhatikan gambar di bawah ini!

Bila massa batang AB diabaikan, maka besar


dan titik tangkap gaya resultannya adalah ….
a. 30 N dan 2 m di kanan A
b. 30 N dan 0,7 m di kiri A
c. 30 N dan 1 m di kiri A
d. 30 N dan 2 m di kiri A
e. 30 N dan 0,7 m di kanan A

26. Pada gambar di bawah ini, Z adalah titik


berat batang AB. Jika sistem dalam keadaan
seimbang, maka massa batang AB adalah
….
a. 5 kg
b. 10 kg
c. 15 kg
d. 20 kg
e. 30 kg

27. Batang AB homogen, panjang 12 m, berat 200 N


bersandar pada dinding vertikal licin di B dan
bertumpu pada lantai horizontal di A yang kasar.
Batang AB membentuk sudut 600 di A. Jika batang
tepat akan menggeser, maka besar koefisien gesekan
di A adalah ….
a. ½ 3 d. (1/6)3
b. (2/3)3 e. (1/3)3
c. (1/6)2

28. Pada batang homogen seberat 200 N digantungkan


beban 440 N dengan panjang L (lihat gambar). Besar
gaya yang dilakukan penyangga pada batang adalah ....

a. FA = 210 N ; FB = 330 N
b. FA = 430 N ; FB = 210 N
c. FA = 200 N ; FB = 440 N
d. FA = 210 N ; FB = 430 N
e. FA = 440 N ; FB = 200 N

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 24

29. Benda bidang di bawah akan dilubangi tepat di R,


kemudian digantungkan pada paku di dinding. Benda
tersebut akan mencapai keseimbangan indiferen bila
titik berat benda berada di titik ….
a. P d. S
b. Q e. T
c. R

30. Di bawah ini adalah bidang homogen yang


merupakan gabungan benda I dan benda II.
Jika Zo titik berat benda tersebut, dan Z1 titik
berat benda I, maka jarak Zo ke Z1 adalah
….

a. 0,3 h
b. 0,6 h
c. 0,9 h
d. 1,0 h
e. 1,3 h

31. Titik berat dari sistem dua partikel adalah ….


a. Terletak pada garis hubung keduanya dan ditengah-tengah antara kedua
partikel
b. Terletak pada garis hubung keduanya pada suatu titik dengan jarak dari
masing-masing partikel sebanding dengan kuadrat massa partikel
c. Terletak pada garis hubung keduanya dan pada sumbu titik dengan jarak
masing-masing berbanding terbalik dengan kuadrat massa
d. Terletak pada garis hubung keduanya pada suatu titik dengan jarak dari
masing-masing partikel berbanding terbalik dengan massa partikel
e. Terletak pada garis hubung keduanya pada suatu titik dengan jarak dari
masing-masing partikel sebanding dengan massa partikel

32. Perhatikan gambar di bawah ini!

Koordinat titik berat (2,3). Jika x1 = 2, y1 = 2


dan y2 = 8. Maka x2 = ….
a. 3 d. 6
b. 4 e. 8
c. 5

33. Benda A dan B merupakan bangun luas yang


homogen. Jarak dari titik berat benda gabungan
A dan B ke titik berat benda A adalah ….
a. 0,6 cm d. 4,0 cm
b. 2,4 cm e. 5,0 cm
c. 3,0 cm

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 25
34. Sebuah bus yang massanya 1,5 ton mogok
di atas jembatan AB. AB = 30 m, AC = 10 m
dan massa jembatan di abaikan, maka
besar gaya normal di A dan B adalah ….

a. 10.000 N dan 5.000 N


b. 5.000 N dan 10.000 N
c. 500 N dan 500 N
d. 7.500 N dan 7.500 N
e. 1.000 N dan 500 N

35. Tangga AB homogen panjang 5 m, berat 200 N


bersandar pada dinding licin dan lantai kasar.
Seseorang yang beratnya 600 N dapat menaiki tangga
sampai sejauh 2,5 m, sebelum tangga tergelincir.
Koefisien gesekan statik antara lantai dengan tangga
adalah ….
a. 0,170
b. 0,230
c. 0,250
d. 0,250
e. 0,375

36. Sebuah tangga homogen dengan berat 300 N


bersandar pada dinding licin. Kaki tangga terletak pada
bidang kasar seperti pada gambar.
Jika seorang anak yang beratnya 450 N menaiki tangga
sejauh 2 m, besar koefisien gesekan antara tangga dan
lantai saat batang sesaat akan tergelincir adalah ...
a. 0,27
b. 0,30
c. 0,33
d. 0,36
e. 0,39

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 26

DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. 2003. Schaum Easy Outline : Applied Physics. New York: McGraw
Hill.
Bueche, Frederick and Eugene Hescht. 2006. Schaum’s Outline of College
Physics, 10th Edition (Paperback). New York: McGraw-Hill Companies,
Inc.
Clifford, J and Philpott, G. 2002. Physics. London: Longman.
Curran, Greg. 2005. Homework Helpers: Physics. New York: Career Press, Inc.
Cutnell, John D and Kenneth W. Johnson. 2009. Physics Studen Study Guide
(Paperback). New York: John Willey & Sons Inc.
Dale Ewen, Neill Schurter, and Erik Gundersen. 2008. Applied Physics (9th
edition); New Jersey: Prentice Hall.
Duncan, Tom. 2000. Advanced Physics, Fifth Edition. London: John Murray
(Publisher) Ltd.
Giancoli, Douglas C. 2000. Physics for Scientists and Enginers with Modern
Physics, Third Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Halliday, David, Robert Resnick and Jearl Walker. 2001. Fundamental of Physics.
Sixth Edition. New York: John Willey & Sons.
Kuhn, Karl F. 2009. Basic Physics, A Self-Teaching Guide. Second Edition. New
York: John Willey & Sons, Inc.
Menzel, Donald H. 2008. Fundamental Formulas of Physics. New York: Dover
Publication Inc.
___. 2008. The Free High School Science Textx: Textbooks for High School
Students Studying the Science Physics Grade 10 – 12. Boston. USA

@rudisisyanto
Kesetimbangan Benda Tegar 27

3m

@rudisisyanto

Anda mungkin juga menyukai