Anda di halaman 1dari 24

A.

Torsi
Torsi sama dengan perkalian gaya dan
jarak yang tegak lurus dari titik O ke garis
aksi gaya. Secara matematis, torsi
dirumuskan :

dimana :
T : Torsi
F : Gaya
l : Jarak tegak lurus antara titik O
dan garis aksi gaya (dikenal
sebagai lengan)
B. Gaya yang dilakukan oleh Torsi

Perhatikan benda yang diputar di O. Gaya


tangensial P diterapkan dengan jarak r dari
poros seperti yang ditunjukkan pada gambar .
Sebagai hasil dari gaya, biarkan benda
berputar melalui sudut kecil (θ) dalam radian.
AB = r . θ
Kerja yang dilakukan oleh gaya P untuk
memutar benda dari A ke B :
P (AB) = P (r θ) = Pr (θ)

(P×r) sama dengan torsi (T). Oleh karena


itu, kerja yang dilakukan oleh torsi sama
dengan torsi (T) dikalikan dengan perpindahan
sudut (θ) dalam radian.

C. Angular Momentum (Momentum Sudut)


Total gerakan yang dimiliki oleh benda yang
berputar dan dinyatakan secara matematis
sebagai:
Momentum = Momen inersia × Kecepatan sudut
= I.ω
D. Hukum Newton tentang gerak rotasi
Berikut ini adalah tiga Hukum Gerak Rotasi
Newton:
 Hukum Gerak Rotasi Pertama Newton menyatakan,
"Setiap benda terus dalam keadaan diam atau gerak
rotasi yang seragam pada suatu sumbu, kecuali jika
itu ditindaklanjuti dengan torsi eksternal".
 Hukum Gerak Kedua Newton tentang Rotasi
menyatakan, "Laju perubahan momentum sudut suatu
benda berbanding lurus dengan impressed torsi , dan
terjadi dalam arah yang sama dengan torsi yang
bekerja".
 Hukum Gerak Rotasi Ketiga Newton menyatakan,
"Untuk setiap torsi, selalu ada torsi yang sama dan
berlawanan."
E. Momen Inersia Massa
Momen inersia pada benda padat di sekitar
garis sama dengan perkalian massa benda dan
jarak kuadrat dari garis itu. Secara
matematis :

dimana :
 m1, m2, m3 adalah massa dari berbagai
elemen benda.
 r1, r2, r3 adalah jarak dari berbagai elemen
benda.
F. Momen Inersia dari batang tipis yang
seragam dengan sumbu tengah yang
tegak lurus terhadap panjang

AB adalah batang tipis yang seragam


dengan panjang 2l dengan O sebagai titik
tengahnya seperti yang ditunjukkan pada
gambar, dimana m = massa per satuan panjang
batang.
Sehingga, total massa dari batang :
M = 2 m.l

Sekarang perhatikan sebuah strip kecil


dengan panjang dx pada jarak x dari titik
tengah O. Kita tahu bahwa momen inersia strip
hingga O :

Momen inersia seluruh batang dapat


ditemukan dengan mengintegrasikan persamaan
di atas untuk seluruh panjang batang yaitu dari
- l hingga + l. Karena itu :
G. Momen Inersia dari batang tipis yang
seragam yang salah satu ujungnya
tegak lurus dengan panjangnya.

Sebuah batang AB tipis seragam dengan


panjang 2l seperti yang ditunjukkan pada
gambar,dimana : m = massa per satuan panjang
batang.
Sehingga, total massa dari batang :
M = 2 m.l

Sekarang perhatikan potongan kecil


panjang dx pada jarak x dari salah satu
ujungnya (katakanlah A) seperti yang
ditunjukkan pada gambar. Kita tahu bahwa
momen inersia strip pada A :

Momen inersia seluruh batang dapat


ditemukan dengan mengintegrasikan persamaan
di atas untuk seluruh panjang batang yaitu dari
0 hingga 2l. Karena itu :
H. Momen inersia dari circular ring tipis

Cincin lingkaran tipis dengan jari-jari r


dan O sebagai pusat seperti yang ditunjukkan
pada gambar.

Dimana :
m = Massa per satuan panjang cincin.
Sekarang perhatikan elemen kecil panjang
dx seperti yang ditunjukkan pada gambar. Kita
tahu bahwa momen inersia pada strip hingga
sumbu pusat :

Momen inersia seluruh cincin hingga sumbu


pusat (mis.Pada sudut kanan terhadap bidang) :

Sesuai teorema sumbu tegak lurus, momen


inersia sumbu X-X atau Y-Y :
I. Momen inersia dari circular lamina
(Lamina melingkar)

Lamina melingkar dengan jari-jari r dan O


sebagai pusat.

Dimana :
m = Massa per satuan luas lamina.
Momen inersia seluruh bagian hingga sumbu
pusat dapat ditemukan dengan mengintegrasikan
persamaan di atas untuk seluruh jari-jari
lingkaran, yaitu dari 0 hingga r. Karena itu :
Sesuai teorema sumbu tegak lurus, momen
inersia pada sumbu X-X atau Y-Y :

J. Momen inersia sebuah bola padat


(solid sphere)
Bola dengan jari-jari r dengan O sebagai
pusat, dimana : m = Massa per satuan volume
bola.Total massa bola :
Perhatikan dasar pelat PQ dengan
ketebalan dx dan pada jarak x dari O seperti
yang ditunjukkan pada gambar.

Kita tahu bahwa jari-jari lempengan ini :


Sehingga massa dari pelat ini adalah :

Momen inersia pelat pada sumbu X-X yaitu :


Momen inersia dari seluruh bola dapat
ditemukan dengan mengintegrasikan persamaan
di atas dari - r ke + r. Karena itu :
L. Jari –jari Rotasi

Jika seluruh massa benda tertentu


diasumsikan terkonsentrasi pada titik tertentu,
pada jarak k dari sumbu yang diberikan, maka:

Dimana :
I adalah momen inersia dari benda
Jarak k disebut jari-jari rotasi. Dengan
demikian jari-jari rotasi benda dapat
didefinisikan sebagai jarak dari sumbu referensi
di mana seluruh massa (atau area) benda
diasumsikan terkonsentrasi.

X-X atau Y-Y, biasanya melekat pada k,


yang menunjukkan sumbu yang dievaluasi radius
girasinya. Jadi kXX akan menunjukkan jari-jari
rotasi tentang sumbu X-X. Beberapa bagian
penting dari jari-jari rotasi :
Jari-jari girasi adalah jarak yang
menunjukkan distribusi massa (atau area) dari
benda tersebut. Pada daerah lingkaran dengan
jari-jari tersebut dianggap massa (atau area)
terdistribusi secara sama. Maka dikatakan massa
sejumlah A.m terdistribusi secara merata pada
lingkaran berjari-jari r di sekitar titik pusatnya.

Jari jari adalah:


 Jarak dari pusat ke keliling lingkaran; jari-
jari (lingkaran).
 Wilayah yang mengelilingi suatu tempat yang
berjarak sama dari titik pusatnya.
Contoh: ‘
Daerah bahaya gempa itu mencapai radius 50 km
dari sumber gempa'

Anda mungkin juga menyukai