Anda di halaman 1dari 3

Konsep torsi dalam fisika, juga disebut momen, diawali dari kerja Archimedes dalam lever.

Informalnya, torsi dapat dipikir sebagai gaya rotasional. Analog rotational dari gaya, masa, dan
percepatan adalah torsi, momen inertia dan percepatan angular. Gaya yang bekerja pada lever,
dikalikan dengan jarak dari titik tengah lever, adalah torsi. Contohnya, gaya dari tiga newton
bekerja sepanjang dua meter dari titik tengah mengeluarkan torsi yang sama dengan satu newton
bekerja sepanjang enam meter dari titik tengah. Ini menandakan bahwa gaya dalam sebuah sudut
pada sudut yang tepat kepada lever lurus. Lebih umumnya, seseorang dapat mendefinisikan torsi
sebagai perkalian silang:

di mana

r adalah vektor dari axis putaran ke titik di mana gaya bekerja

F adalah vektor gaya.

Momen inersia (satuan SI kg m2) adalah ukuran ketahanan objek terhadap perubahan laju
rotasinya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Dengan kata lain, besaran ini adalah
kelembaman sebuah benda tegar yang berputar terhadap rotasinya. Momen inersia berperan
dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara
momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran
lain. Meskipun pembahasan skalar terhadap momen inersia, pembahasan menggunakan
pendekatan tensor memungkinkan analisis sistem yang lebih rumit seperti gerakan giroskopik.

Lambang I dan kadang-kadang juga J biasanya digunakan untuk merujuk kepada momen inersia.

Konsep ini diperkenalkan oleh Euler dalam bukunya a Theoria motus corporum solidorum seu
rigidorum pada tahun 1730.[1] Dalam buku tersebut, dia mengupas momen inersia dan banyak
konsep terkait.

[sunting] Definisi skalar


Definisi sederhana momen inersia (terhadap sumbu rotasi tertentu) dari sembarang objek, baik
massa titik atau struktur tiga dimensi, diberikan oleh rumus:

di mana m adalah massa dan r adalah jarak tegak lurus terhadap sumbu rotasi.
[sunting] Analisis

Momen inersia (skalar) sebuah massa titik yang berputar pada sumbu yang diketahui
didefinisikan oleh

Momen inersia adalah aditif. Jadi, untuk sebuah benda tegar yang terdiri atas N massa titik mi
dengan jarak ri terhadap sumbu rotasi, momen inersia total sama dengan jumlah momen inersia
semua massa titik:

Untuk benda pejal yang dideskripsikan oleh fungsi kerapatan massa ρ(r), momen inersia
terhadap sumbu tertentu dapat dihitung dengan mengintegralkan kuadrat jarak terhadap sumbu
rotasi, dikalikan dengan kerapatan massa pada suatu titik di benda tersebut:

di mana

V adalah volume yang ditempati objek


ρ adalah fungsi kerapatan spasial objek
r = (r,θ,φ), (x,y,z), atau (r,θ,z) adalah vektor (tegaklurus terhadap sumbu rotasi) antara
sumbu rotasi dan titik di benda tersebut.

Diagram perhitungan momen inersia sebuah piringan. Di sini k adalah 1/2 dan adalah jari-jari
yang digunakan untuk menentukan momen inersia

Berdasarkan analisis dimensi saja, momen inersia sebuah objek bukan titik haruslah mengambil
bentuk:

di mana

M adalah massa
R adalah jari-jari objek dari pusat massa (dalam beberapa kasus, panjang objek yang
digunakan)
k adalah konstanta tidak berdimensi yang dinamakan "konstanta inersia", yang berbeda-
beda tergantung pada objek terkait.

Konstanta inersia digunakan untuk memperhitungkan perbedaan letak massa dari pusat rotasi.
Contoh:

 k = 1, cincin tipis atau silinder tipis di sekeliling pusat


 k = 2/5, bola pejal di sekitar pusat
 k = 1/2, silinder atau piringan pejal di sekitar pusat.

Anda mungkin juga menyukai