Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TUGAS

PENGANTAR TEKNOLOGI KELAUTAN I


RENCANA GARIS

Disusun Oleh :

Erika Kusumaning Ayu 21090118120012


Muhammad Ziyad Nuwaf 21090118120014
Arga Pratama 21090118120015
Andrea Nanda Alfarizky B. 21090118120017
Indra Saean 21090118120027
Arga Pratama 21090118120015

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Inersia adalah kecenderungan suatu benda agar tetap mempertahankan keadaanya


(tetap bergerak atau tetap diam) atau bisa dikatakan sebagai kelembaman suatu benda.
Sementara momen atau momen gaya adalah hasil kali antara gaya dengan lengan
momennya. Dari kedua pengertian diatas momen inersia adalah ukuran
kelembaman/kecenderungan suatu benda untuk berotasi atau bergerak pada porosnya.
Sementara momen statis penampang adalah besaran yang menyatakan seberapa besar
tingkat statis suatu penampang terhadap suatu sumbu atau titik acuan.

Kapal yang diibaratkan sebagai suatu batang pejal tentu memiliki suatu momen statis
dan momen inersia. Momen inersia pada kapal muncul saat ada gaya dari luar yang
mengenai kapal. Dalam kegiatan belajar mengajar kali ini, akan dibahas bagaimana
momen statis dan momen inersia pada kapal.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana momen inersia dan momen statis pada kapal ?
2. Bagaimana cara mengetahui momen inersia dan momen statis pada kapal?
1.3. Batasan Masalah
Mengingat pembahasan momen inersia dan momen statis sangat luas, maka pada
pembahasan kali ini akan dibatasi seputar momen inersia dan momen statis yang
berhubungan dengan kapal.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Momen Inersia

Momen Inersia adalah ukuran kelembaman/kecenderungan suatu benda untuk


berotasi atau bergerak pada porosnya. Besarnya momen inersia suatu benda bergantung
pada beberapa faktor berikut:

 Massa benda atau partikel


 Geometri atau bentuk suatu benda
 Letak sumu putar benda
 Jarak benda ke sumbu putar benda (lengan momen).
Besarnya momen inersia (I) suatu benda bermassa yang memiliki titik putar pada
suatu sumbu yang diketahui dirumuskan sebagai berikut:
I = mR². Dimana m adalah massa partikel atau benda (kilogram) dan R adalah jarak antara
partikel terhadap sumbu putar (meter). Untuk benda padat (pejal) besarnya momen inersia
dihitung sebagai besar distribusi massa benda dikali jarak sumbu putar terhadap benda.
Dimensi momen inersia dalam standar internasional (SI) adalah kg.m². Berikut dalah
gambaran momen inersia pada benda pejal.

Untuk benda yang terdiri dari beberapa partikel, maka momen inersianya
merupakan jumlah dari semua momen inesia dari masing-masing parikel. Begitu pula
untuk brnda yang memiliki bentuk yang kompleks atau terdiri dari berbagai macam
bentuk, maka besar momen inersianya adalah jumlah momen inersia dari tiap-tiap bagian-
bagiannya yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana, ∑ merupakan notasi penjumlahan sebanyak n (sebanyak partikel atau bagian-
bagian yang ada).
Berikut merupakan rumus-rumus momrn inersia untuk berbagai bentuk benda.

Rumus Momen
Benda Sumbu Putar Gambar benda Inersia

Di sebelah
partikel
dengan jarak
Partikel R

Tepat melalui
pusat dan
Batang tegak lurus
silinder batang

Melalui ujung
batang dan
Batang tegak lurus
silinder batang

Silinder Melalui titik


pejal pusat silinder
Silinder Melalui titik
berongga pusat silinder

Melintang
Silinder terhadap titik
pejal pusat silinder

Tepat melalui
Bola pejal titik pusat

Bola Tepat melalui


berongga titik pusat
Tepat melalui
Plat datar titik pusat plat

Momen Statis Dan Momen Inersia

Untuk mengetahui kekuatan kapal, kekuatan kapalnya sendiri akibat gaya-


gaya luar maupun gaya-gaya dalam, dapat diperhitungkan dengan ilmu kekuatan
yang lazim berlaku bagi bidang teknik maupun teknologi pada umumnya.

1. Luas Bidang

Gambar di atas adalah bidang A yang dibatasi oleh y = f (x), sumbu x dan ordinat-
ordinat, x = 0 (sumbu y) dan x = L. Bagian kecil yang diarsir dapat dianggap sebagai
empat persegi panjang yang mempunyai tinggi y dan lebar dx, sehingga luas bagian
kecil = y . dx. Luas seluruh bidang A yang dibatasi oleh y = f (x), sumbu x, ordinat x
= 0 dan x = L adalah A = f y dx ..................................(1)

2. Momen statis terhadap sumbu x (Sx)

Momen statis dari bagian yang diarsir dengan lebar dx, terhadap sumbu x adalah:
Luas bagian terkecil (yang diarsir) dikalikan dengan jarak titik berat bagian yang
diarsir ke sumbu x. karena bagian yang diarsir dapat dianggap sebagai empat
persegi panjang maka jarak titik berat bagian yang diarsir tersebut terhadap
sumbu x adalah = ½ y dan luas bagian yang diarsir = y . dx. Hasil perkaliannya =
y dx . ½ y = ½ y2 dx Jadi dSx = ½ y2 dx Momen statis seluruh bidang A yang
dibatasi oleh y = f (x), sumbu x, ordinat x = 0 dan ordinat x = L adalah Sx = ½ y2
dx ................................(2)

3. Momen statis terhadap sumbu y (Sy)

Bidang Momen Statis Jarak titik berat bagian yang diarsir (terhadap sumbu y
adalah = x). Momen statis dari bagian terkecil yang diarsir dengan lebar dx,
terhadap sumbu y adalah = luas bagian yang diarsir dikalikan jarak titik berat
bagian terkecil yang diarsir ke sumbu y : dSy = y dx . x atau dSy = xy dx. Jadi
momen statis (Sy) untuk seluruh bidang A yang dibatasi oleh y = f (x), sumbu x,
ordinat x = 0 dan ordinat x = L adalah Sy = ∫ xy dx .............................(3)

4. Letak (posisi) titik berat bidang A


Keterangan :
Z = titik berat bidang A
yz = jarak titik berat Z ke sumbu x
xz = jarak titik berat Z ke sumbu y
Jadi titik berat Z dari bidang A ditentukan oleh koordinat yz dan xz Harga xz
dan yz adalah sebagai berikut :

yz = Sx / A dan xz = Sy / A

dimana :
Sx = momen statis bidang A terhadap sumbu y
Sy = Momen statis bidang A terhadap sumbu x
A = Luas bidang A

5. Momen Inersia terhadap sumbu y (Iy)

Dari gambar di atas dapat ditentukan bahwa momen inersia dari bidang kecil
diarsir terhadap sumbu y adalah luas bagian kecil yang diarsir dikalikan
dengan jarak kuadrat titik berat bagian terkecil yang diarsir ke sumbu y. Jadi
dIy = y dx . x2 atau dIy = x2y dx. Jadi momen inersia seluruh bidang A
terhadap sumbu y atau
6. Momen Inersia terhadap sumbu x (Ix)

Momen inersia bidang kecil terhadap sumbu x adalah = dx dρ ρ2 Momen


inersia bidang kecil yang diarsir atau terhadap sumbu x adalah = dx dρ ρ 2
Momen inersia bidang kecil yang diarsir terhadap sumbu x adalah
Kalau persamaan di atas diselesaikan diperoleh momen inersia bidang kecil
yang diarsir terhadap sumbu x adalah

Kalau persamaan di atas diselesaikan diperoleh momen inersia bidang kecil


yang diarsir terhadap sumbu x adalah

Jadi momen Inersia seluruh bidang A terhadap sumbu x

7. Momen Inersia terhadap sumbu yang melalui titik berat bidang (Ixz dan Iyz)

Pada umumnya terdahulu kita telah menentukan momen Inersia bidang


terhadap sebuah sumbu yang tidak melalui titik berat bidang tersebut yaitu I x
dan Iy.
z = titik berat bidang
xz = jarak titik berat Z ke sumbu y
yz = jarak titik berat Z ke sumbu x
Sumbu xz melalui titik berat z dan sejajar sumbu x
Sumbu yz melalui titik berat z dan sejajar sumbu y
Iyz = Momen inersia terhadap sumbu yz
Ixz = Momen inersia terhadap sumbu xz
A = luas bidang A Momen inersia bidang terhadap sumbu xz (sumbu xz sejajar
sumbu x dan melalui titik berat z) adalah momen inersia bidang terhadap sumbu x
dikurangi dengan hasil perkalian antara jarak kwadrat kedua sumbu dengan luas
bidang.
Jadi Ixz = Ix – Yz2 . A
Momen Inersia bidang terhadap sumbu yz (sumbu yz sejajar sumbu y dan melalui
titik berat z) adalah momen inersia bidang terhdap sumbu y dikurangi dengan hasil
perkalian antara kwadrat kedua sumbu dengan luas bidang.
Jadi Iyz – xz2 . A

Anda mungkin juga menyukai