Anda di halaman 1dari 45

DINAMIKA ROTASI FISIKA TERAPAN

DIAN RANGGINA S.SI., M.T.


PENDAHULUAN
 Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami
perubahan bentuk bila gaya dikerjakan pada benda tersebut
baik gaya tekan, gaya gesek dan sebagainya.
 Benda tegar adalah benda yang ikatan antar atomnya
sangat kuat sehingga tidak terjadi gerakan relatif antar atom.
 yang dapat terjadi adalah gerak bersama dengan
mempertahankan jarak antar atom.
Hampir semua benda padat termasuk ke dalam benda
tegar, kecuali yang berwujud plastisin.
 Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan yaitu,
translasi dan rotasi.
a. Gerak Translasi adalah gerak yang disebabkan gaya (Hukum
Newton II).
b. Gerak rotasi adalah gerak yang disebabkan momen
gaya/torsi dan menimbulkan percepatan sudut.
 Dari definisi kecepatan sudut, arah kecepatan sudut searah
dengan pergeseran sudut atau searah dengan sumbu putar, yaitu

 Sedangkan percepatan sudut 𝛼Ԧ dinyatakan sebagai


MOMEN INERSIA
 Momen inersia merupakan salah satu besaran yang penting yang
dimiliki benda tegar.
 Momen inersia dipengaruhi oleh massa benda, berat benda, bentuk
benda dan letak sumbu putar.

 Gambar diatas merupakan benda bermassa m yang ditempatkan


diujung sebuah tongkat. Massa tongkat dianggap nol. Panjang tongkat
adalah r. Salah satu ujung tongkat dikaitkan dengan poros sehingga
benda m dapat berputar dengan bebas terhadap poros tersebut
 Jika benda berotasi terhadap sumbu dengan kecepatan
sudut ω maka:
 Kecepatan translasi benda:
𝑣 = 𝜔𝑟
 Energi kinetik benda:
1 1
Ek = 𝑚𝑣 2= 𝑚(ω𝑟)2
2 2
1
= (𝑚𝑟 2 )ω2
2
 Jika dibandingkan persamaan energi kinetik antara gerak
translasi dan rotasi:
1
a. Energi Kinetik untuk gerak tranlasi:Ek = 𝑚𝑣 2
2
1
b. Energi kinetik untuk gerak rotasi: Ek = (𝑚𝑟 2 ) ω2
2
 𝒎𝒓𝟐 memiliki fungsi yang sangat mirip dengan m pada gerak
translasi. Pada gerak translasi, m disebut massa atau inersia.
Sedangkan dalam gerak rotasi sebagai momen inersia.
 Jadi untuk benda titik yang berotasi terhadap sumbu berjarak
dari sumbu rotasi, momen inersianya memenuhi:
I = 𝑚𝑟 2
Momen inersia sangat bergantung pada jarak benda dari
sumbu. Benda yang sama memiliki momen inersia berbeda
jika jarak sumbunya berbeda
MOMEN INERSIA SISTEM SEDERHANA DAN HOMOGEN
A. BATANG TIPIS

Subtitusi dm = 𝜆 𝑑𝑥, dengan 𝜆 adalah massa per satuan panjang dan


batas integrasi dari x = -l sampai x = L-l, diperoleh
𝐿
Oleh karena massa batang tipis M = ‫= 𝑚𝑑 ׬‬ ‫׬‬0 𝜆 𝑑𝑥 = 𝜆 𝐿 maka

𝐿
Apa bila sumbu putar O terletak ditengah-tengah batang atau I = maka
2
momen inersia akan bernilai
1
𝐼= 𝑀𝐿2
12
CONTOH SOAL:
Sebuah batang tipis dengan rapat massa 0,5 kg/m diputar
pada salah satu ujungnya. Jika panjang batang 2 m dan
kecepatan sudutnya 30 𝑗Ƹ rad/s, maka hitung momen inersia dan
momentum sudut batang tipis tersebut?
Jawab: Momen inersia batang tipis
tersebut dihitung dengan pers.
1
𝐼= 𝑀(𝐿2 − 3𝐿𝑙 + 3𝐿2 )
3
1
(dalam hal ini l = 0) sehingga 𝐼 = 𝑀𝐿2 ,
3
Dengan panjang batang L = 2 m dan
Massa = 1 kg akan diperoleh
Sedangkan momentum sudutnya,

Arahnya menuju ke sumbu y positif.


B. PIRINGAN TIPIS
Momen inersia piringan dihitung melalui pers.:
𝑑𝑚 = 𝜎 𝑑𝐴
𝑑𝐴 = 2𝜋 𝑟𝑑𝑟 sehingga:

Oleh karena massa piringan


Maka momen inersia piringan tipis terhadap sumbu simetrinya
dapat dinyatakan sebagai
C. SILINDER BERONGGA KONSENTRIS
Dalam hal ini elemen massa dm dihitung
elemen volume silinder setebal dr dan
berjarak r dari sumbu rotasinya. Jika
rapat massa silinder adalah 𝜌, maka
dapat dinyatakan

Sehingga,
Jika kerapatan massa selinder 𝜌 tidak homogen maka
penyelesaian integral tersebut bergantung hubungan 𝜌 terhadap r.
Untuk memudahkan penyelesainnya 𝜌 dianggap tetap dan tidak
bergantung pada r , sehingga:

Karena massa total silinder konsentris


Maka secara umum momen inersia silinder berongga tersebut
jika dinyatakan dalam massa total M, jari jari luar R2 dan jari-
jari dalam R1 menjadi

Sehingga untuk silinder pejal berjari- jari R (R1 = 0 dan R2 = R),


momen inersia adalah
MOMEN INERSIA DARI BERBAGAI BENTUK
GERAK BENDA TEGAR
Momentum Sudut : 𝐿 = 𝐼𝜔
Momentum linier : 𝑝Ԧ = 𝑚𝑣Ԧ
Dalam hal ini 𝐿 analog dengan 𝑝,
Ԧ lalu I analog dengan m, dan
𝜔 analog dengan 𝑣.
Ԧ
Jika kedua persamaan momentum di deferensialkan terhadap waktu,
bentuk juga identik, yaitu:
𝑑𝑤 ෝ 𝑑 𝐿෠
Besaran tidak lain adalah percepatan sudut 𝛼,
Ԧ sedangkan analog
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑 𝑝ො 𝑑 𝐿෠
dengan yang merupakan gaya penggerak 𝐹. Ԧ Oleh karena itu,
𝑑𝑡 𝑑𝑡
merupakan penggerak dari gerakan rotasi yang disebut momen gaya
(torsi).
 Momen gaya/torsi suatu titik didefinisikan sebagai hasil kali antara
gaya yang tegak lurus terhadap jarak titik poros ke gaya.
𝜏 = 𝐹. 𝑟 atau 𝜏Ԧ = 𝐼. 𝛼Ԧ
Dimana: 𝜏 = torsi (N/m) 𝛼Ԧ = percepatan sudut
F = gaya (N)
r = jarak gaya ke poros
 Lengan momen (l) adalah sebutan untuk jarak titik poros rotasi sampai
ke gaya yang saling tegak lurus.
Jika momen gaya 𝜏Ԧ memutar benda dari kedudukan sudut 𝜃1 ke
sudut 𝜃2 , maka kerja yang dilakukan adalah

Dengan 𝑑 𝜃Ԧ adalah vektor perpindahan sudut, jika disubtitusi


persamaan
𝜏Ԧ = 𝐼. 𝛼Ԧ

1
Besaran 𝐼𝜔2 disebut sebagai energi kinetik rotasi benda tegar.
 Nilai torsi:
a. Torsi positif, jika arahnya berlawanan jarum jam.
b. Torsi negatif, jika arahnya searah jarum jam.
 Contoh: Tentukan torsi di titik A, B, C, dan D pada batang
homogen AD berikut:
CONTOH SOAL
Tentukan momen gaya yang bekerja pada benda yang sedang bergerak
jatuh saat sudutnya 300 terhadap horisontal. Panjang batang adalah 1,2
𝑘𝑔
meter dengan massa per satuan panjang 𝜇 = 25
𝑚
Jawab:
Karena massa batang tersebar homogen (rapat massa konstan)
maka pusat massa berada di tengah-tengah batang. Vektor
posisi pusat massa adalah

Gaya yang bekerja pada batang berpusat di pusat massa yaitu


sama dengan berat benda
Momen Gaya,
MOMEN GAYA TOTAL
Jika pada sebuah benda bekerja sejumlah gaya secara bersamaan, maka
momen gaya total merupkan jumlah vektor dari momen gaya yang
dihasilkan oleh masing – masing gaya. Seperti pada gambar dibawah,
momen gaya yang dihasilkan oleh masing-masing gaya adalah

atau

Sehingga momen gaya total yang dihasilkan:


GERAK MENGGELINDING

 Gerak menggelinding merupakan gerak campuran, yaitu


gerakan translasi pusat massa dan gerak rotasi.
 Tinjau gambar diatas, sebuah silinder bermassa M dengan jari-
jari R . Titik P, O, dan Q masing-masing adalah titik dasar yaitu
titik singgung antara tanah dengan silinder, pusat massa dan
puncak silinder
 ditijau dari gerakan translasi, Kecepatan linear pada ketiga
titik dasar = kecepatan pusat massanya di O yaitu vo
 ditinjau dari gerakan rotasinya, silinder berotasi terhadap
sumbu putar di O dengan kecepatan sudut 𝜔,
 Kecepatan tangensial di P dan Q sama besar yaitu 𝑉𝑇 = 𝜔 𝑅,
yang besarnya = kecepatan linier pusat massanya sehingga,
𝑉𝑜 = 𝑉𝑇 = 𝜔 𝑅
 Energi kinetik yang dimiliki oleh silinder yang menggelinding
adalah jumlahan dari Ek translasi pusat dan Ek rotasi silinder
ANALOGI BESARAN GERAK TRANSLASI DAN GERAK ROTASI
GERAK GASING
 Sebuah gasing berputar (spinning)
pada sumbu simetrinya, titik tumpu
gasing terletak pada titik O.
 Selain gerakan spin, dan melakukan
gerak presesi yaitu gerak sumbu
simetrinya mengelilingi sumbu tegak
(sumbu z).
 Momen gaya terhadap titik O
adalah
 Arah momen gaya tegak lurus terhadap m g dan 𝑟.
Ԧ Akibat
adanya momen gaya ini maka gasing akan bergerak presisi.
 Perubahan momentum 𝑑𝐿 terhadap waktu, yaitu

 Ujung vektor 𝐿 berotasi pada bidang horizontal membentuk


lintasan lingkaran dengan kecepatan sudut 𝜔𝑝 (berarah ke atas)
sebesar
 Momen gaya dapat dinyatakan sebagai
𝜏 = 𝜔𝑝 𝐿 sin(𝜃)
 secara vektor ditulis dalam bentuk

 Oleh karena 𝜏 = 𝑚 𝑔 sin( 180𝑜 -𝜃) = 𝑚 𝑔 𝑟 sin(𝜃) dan jika


subtitusikan
𝜏
𝜔𝑝 =
𝐿 sin(𝜃)

𝑚𝑔𝑟
𝜔𝑝 =
𝐿
 Prinsip kekealan momentum sudut:
𝑑𝐿
Jika 𝜏 = 0, maka = 0 sehingga 𝐿= konstan. Jika resultan momen
𝑑𝑡
gaya eksternal yang bekerja sama dengan nol, maka momentum sudut total
sistem tetap (konstan).
 Suatu benda tegar berotasi mengelilingi sumbu yang tetap, momentum
sudut menjadi:
𝐿 = 𝐼 𝜔 karena konstan maka, 𝐼 𝜔 = 𝐼0 𝜔0
 Prinsip ini dipakai oleh penari balet, peloncat indah atau pemain ski untuk
berputar lebih cepat, yaitu dengan mengatur rentangan tangan maupun
kakinya.
KESEIMBANGAN SISTEM BENDA TEGAR
Suatu sistem benda tegar akan seimbang jika memenuhi dua
syarat, yaitu:
a. Resultan gaya luar (eksternal) yang bekerja sama dengan nol.
σ 𝐹Ԧ = 0 maka akan terjadi kesetimbangan translasi

b. Resultan momen gaya luar (eksternal) yang berkerja sama


dengan nol.
σ 𝜏Ԧ = 0 maka akan terjadi keseimbangan rotasi.
c. Jika terjadi σ 𝐹Ԧ = 0 dan σ 𝜏Ԧ = 0 akan terjadi keseimbangan
total .
MODULUS ELASTISITAS

 Sifat elastis adalah sifat bahan yang cenderung kembali


ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda
di hilangkan.
 Untuk membedakan bahan berdasarkan keelastisannya,
maka didefinisikan besaran yang namanya Modulus
Young. Benda yang lebih elastis (lebih lunak) memiliki
modulus elastis yang lebih kecil.
MODULUS YOUNG
Misalkan sebuah benda memiliki panjang L. Jika benda
tersebut ditarik dengan gaya tertentu, maka benda
bertambah ∆𝐿 . Besar pertambahan panjang tersebut
berbanding lurus dengan panjang semula, atau

Konstanta 𝛿 dikenal dengan regangan atau strain.


Yang lebih menetukan perubahan panjang benda bukan
besarnya gaya secara langsung, tetapi gaya per satuan luas
penampang. Besar gaya per satuan luas penampang ini disebut
tekanan atau stress.
Berdasarkan hasil percobaan sejumlah besar bahan diamati sifat
menarik, yaitu perbandingan tekanan dan regangan untuk suatu
benda selalu konstan.

Konstanta Y dikenal dengan modulus Young bahan. Dengan


mensubtitusi persamaan sebelumnya, didapatkan persamaan:

 Atau
Bandingkan persamaan dengan hukum Hooke untuk pegas
Terlihat ada kesamaan, dimana konstanta pegas (k) analog dengan

Contoh Soal
MODULUS GESER
 Gaya juga dapat menyebabkan bentuk berubah. Misalkan
balok karet yang satu sisinya dilengketkan dipermukaan meja.
Pada sisi atas diberikan gaya menyinggung permukaan karet.
Maka bentuk benda menjadi miring di mana sisi atas bergeser.
 Besarnya perubahan bentuk benda bergantung pada jenis
bahan.
 Untuk membedakan respon benda terhadap gaya geser
tersebut maka didefinisikan suatu besaran yang namanya
modulus geser. Makin sulit benda berubah bentuk, maka makin
besar nilai modulus gesernya.
 Pergeseran posisi ujung atas benda saat dikenai gaya geser
sebanding dengan tinggi benda, atau ∆𝐿∞𝐿
 ∆𝐿 = 𝛿𝐿, besarnya perubahan posisi ujung benda tidak
bergantung langsung pada besarnya gaya geser, tetapi
bergantung pada gaya geser per satuan luas permukaan yang
disentuh gaya.

 Perbandingan antara tegangan geser dan regangan geser selalu


konstan
Konstanta G, dinamakan modulus geser.
𝜎 𝐹/𝐴
𝐺= =
𝛿 ∆𝐿/𝐿

𝐺𝐴
𝐹= ∆𝐿 , mengambil bentuk hukum Hooke, dengan
𝐿
“konstanta pegas”
TAKE HOME
Mikrajuddin Abdullah, Bab 9. Benda Tegar
dan Elastisitas Hal 719 No. 1-10

Anda mungkin juga menyukai