r x F =
r x dp/dt =
Tambahkan sisi kanan persamaan (dr/dt) x p, yang adalah nol karena dr/dt = v
dan v dan p adalah paralel. Oleh karena itu,
= r x dp/dt + dr/dt x p
= d(r x p)/dt
Momentum sudut sesaat L dari partikel relatif terhadap suatu sumbu
melalui titik asal O didefinisikan oleh cross product dari partikel seketika
vektor posisi r dan momentum linier sesaatnya p:
L=rxp
= dL/dt
L = mvr sin
Li = miri2
ext = I
Torsi eksternal total yang bekerja pada benda tegar yang berputar pada
:
sumbu tetap sama dengan momen inersia terhadap sumbu rotasi dikalikan
dengan percepatan sudut objek relatif terhadap sumbu. Persamaan diatas juga
berlaku untuk benda tegar yang berputar pada sumbu bergerak, disediakan
sumbu bergerak (1) melewati pusat massa dan (2) adalah sumbu simetri.
Jika objek simetris berputar pada sumbu tetap melewati pusat massanya,
maka persamaan bentuk vektor adalah L = I, di mana L adalah total
momentum sudut objek yang diukur terhadap sumbu rotasi. Selain itu,
persamaan ini berlaku untuk objek apapun, terlepas dari simetri, jika L
singkatan untuk komponen dari momentum sudut sepanjang sumbu rotasi.
Sistem Terisolasi
(Momentum Sudut)
Hukum kekekalan dalam gerak rotasi:
Total momentum sudut sistem adalah konstan dalam kedua besar dan
arah jika torsi eksternal total yang bekerja pada sistem adalah nol, yaitu jika
sistem
terisolasi.
Pernyataan ini sering dinamakan prinsip kekekalan momentum sudut dan
merupakan dasar dari versi momentum sudut dari model sistem yang terisolasi.
Maka:
Ltot = konstan atau Li = Lf
Hukum kekekalan ini sebagai Ltot = Ln = konstan, di mana indeks n
menunjukkan partikel n dalam sistem.
Ketiga versi dari model sistem yang terisolasi. Kita sekarang dapat menyatakan
bahwa energi, momentum linear, dan momentum sudut dari sistem terisolasi
adalah konstan:
Ei = E f
(jika tidak ada transfer energi melintasi batas sistem)
pi = pf
(jika gaya eksternal total pada sistem adalah nol)
Li = Lf (jika torsi eksternal total pada sistem adalah nol)
Jika sistem nonisolasi dalam hal momentum atau momentum sudut, itu
sering akan nonisolated juga dalam hal energi karena sistem memiliki gaya
total atau torsi di atasnya dan gaya total atau torsi akan melakukan usaha pada
sistem. Untuk mengidentifikasi sistem yang nonisolated dalam hal energi tapi
sistem
terisolasi
dari
segi
momentum.
a. Dua gaya yang bekerja pada giroskop, b: ke bawah gaya gravitasi Mg dan gaya
normal n bertindak pada pivot point O. gaya normal tidak menghasilkan torsi di
sekitar sebuah sumbu yang melewati poros karena lengan momen saat itu adalah nol.
Gaya gravitasi, bagaimanapun, menghasilkan torsi = r x Mg di sekitar sebuah
sumbu yang melewati O, di mana arah tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk
oleh r dan Mg. Dengan kebutuhan, vektor terletak pada bidang horizontal xy tegak
lurus terhadap vektor momentum sudut. Torsi total dan momentum sudut giroskop
adalah:
ext = dL/dt
Gambar 11.15a. Dalam hal ini, momentum sudut dari pesawat ruang angkasa di sekitar pusat
massanya adalah nol. Misalkan giroskop diatur untuk berotasi, momentum sudut giroskop
adalah nol. Tidak ada torsi eksternal pada sistem terisolasi (pesawat ruang angkasa dan
giroskop), sehingga momentum sudut sistem ini harus tetap nol sesuai dengan model sistem
yang terisolasi (momentum sudut). Nilai nol didapat jika pesawat ruang angkasa berputar ke
arah yang berlawanan dari giroskop sehingga vektor momentum sudut giroskop dan pesawat
ruang angkasa dibatalkan, sehingga tidak ada momentum sudut sistem. Hasil putaran
giroskop, seperti pada Gambar 11.15b, adalah bahwa pesawat ruang angkasa berbalik. Dengan
termasuk tiga giroskop dengan saling tegak lurus, setiap rotasi yang diinginkan dalam ruang
dapat dicapai.