2. Diketahui: m = 2 kg
s=2m
θ = 53°
g = 10 m/s²
Pernyataan yang tidak tepat adalah nomor 2. Karena tidak ada gaya gesek
pada system tersebut, maka total energi mekanik bola pada setiap titik dalam
perjalanan bola akan tetap konstan. Namun, gaya pegas bukanlah gaya
konservatif karena energi mekanik system tidak terjaga akibat kerja pegas.
Ketika bola menumbuk pegas, sebagian energi kinetic bola akan diubah
menjadi energi potensial pegas. Sehingga, pernyataan yang tidak tepat
adalah nomor 2.
Benda tegar yag berdiri dari partikel sangat banyak, momen inersianya
seperti dinyatakan dengan bentuk integral
I = Σ m R² = R² dm
Ketika sumbu putar di y2, momen inersia batang akan memiliki nilai yang
berbeda dengan momen inersia saaat sumbu putar di y1. Momen inersia
batang terhadap sumbu putar y2 dapat dihitung dengan menggunakan
Teorem Huygens-Steiner, yaitu I = Ic + Md², dimana Ic adalah momen
inersia batang terhadap sumbu CM (y3), M adalah massa batang, dan d
merupakan jarak sumbu putar y2 denga sumbu CM. Jadi, momen inersia
batang yang dimaksud adalah I(y2) = Ic + Md²
Ketika sumbu putar y3, momen inersia batang akan memiliki nilai yang
paling besar. Hal ini karena sumbu putar berada di salah satu ujung batang
yang jauh dari sumbu CM batang. Momen inersia batang terhadap sumbu
putar y3 dapat dihitung menggunakan persamaan momen inersia baatang
Panjang sebaatang dengaan massa M dan panjang L yaitu I(y3) = (1/3)ML².
Sehingga, pernyataan yang tepat terkait posisi sumbu putar dan momen
inersia batang adalah nomor 3 dan 4.
4. Diketahui : M1 = 8 kg
M2 = 2 kg
m1 = 2 kg, m2 = 4 kg, m3 = 8 kg, m4 = 10 kg
r1 = 6 kg, r2 = 8 kg, r3 = 4 kg, r4 = 4 kg
AB = 15 cm
Pertama kita perlu menghitun gaya yang bekerja pada setiap benda daalam
system. Pada setiap katrol, terdapaat gaya tegangan tali yang diberikan oleh
masing-masing balok. Selain itu, terdapaat gaya berat yang bekerja pada
setiap balok dan katrol.
Untuk ktarol dengan nomor 1, gaya tegangana tali dari balok 1 ke katrol
bertindak ke atas ( ke arah balok) dengan sebesar T1. Sementara itu, gaya
tegangan tali dari balok 2 ke katrol bertindak ke bawah (kearah balok)
dengan sebesar T2.Jika kita asumsikan percepatan benda di titik B pada
katrol nomor 1 adalah a1, maka kita memiliki persamaan:
T1 – T2 = (m1 + m2 ) x a1 – persamaaan 1
Selanjutnya, kita perlu menghitung momen gaya yang bekerja pada setiap
katrol. Karena setiap katrol bergerak hanya rotasi, kita perlu menggunakan
persamaaan maktor = I x α, dimana alpha ( α ) adalah percepatan sudut.
Dalam hal ini, percepatan sudut dalam katrol adalah sama dengan percepatan
translasi benda di titik B karena tuli bahwa v = r x ω. Karena ketiga gaya
tegangan tali sejajar denagn sumbu putar katrol, maka tidak ada momen
gaya yang bekerja pada katrol dalam kasus ini.
Untuk katrol nomor 1, untuk menghitung percepatan a1, kita perlu mencari
gaya tegangan tali T1 dan T2 terlebih dahulu. Kita dapat menggunakan
persamaan T2 = (m2/ (m1+ m2)) x (m1 + m2) x g = 2/10 x (8 + 2) x 10 = 20
N. Dalam kasus ini, gaya T2 dialaskan oleh balok 2. Selanjutnya, kita dapat
menentukan gaya T1 menggunakan persamaaan 1 yaitu T1 – 20 = (8+2) x
a1. Jika kita substitusikan nilai (m1 + m2) x a1 = T1 – T2, kita dapat
mencari a1 = 13/10 m/s²
Selanjutnya, kita dapat menghitung kecepatan translasi v di titik B
menggunakan persamaan v = r x ω = 3/100 x 13/10 = 39/100 m/s.
Untuk katrol nomor 2, kita dapat menggunakan metode yang sam seperti
pada katrol nomor 1. Menggunakan persaamaan yang sama, kita dapat
mencari T2 = (4/ (8+4)) x (8+4) x 10 = 20 N. Karena pada katrol nomor 2
balok 1 yang mendapapt tegangan, maka T1 = (8/(8+4)) x (8+4) x 10 = 40
N.Menggunaakan persamaan 1, kita dapat mencari a2 = 98/120 x 10-(4/12)
x 10 = 20/3 m/s ². Menggunakan persamaaan v = r x ω = 8/100 x 20/3 =
160/300 = 8/15 m/s.
Untuk katrol nmor 3, gaya tegangan yang bekerja pada katrol juga adalah 40
N. Maka, a3 = (8/(8 + 8) x 10 – (4/8) x 10 = 0. Menggunakaan persaaman
v= r x ω = 4/100 x 0 = 0.
Untuk katrol nomor 4, gaya tegangan yang bekerja juga adalah 40 N, maka
a4 = (8/(8 + 10)) x 10 – (10/ 10) x 10 = -32/9 m/s². Perceaatan negative
menandakan bahawa benda akan bergerak kearah yang berlawanan dengan
arah yang ditentukan pada gambar. Menggunkan persamaan v = r x ω =
4/100 x (-32/9) = -128/900 m/s.