Anda di halaman 1dari 42

NAMA : KUMALA DEWI M

KELAS : TEKNIK GAMBAR BANGUNAN

SEKOLAH : SMKN 1 PADANG

A.RINGKASAN MATERI

BAB VII
MENGGAMBAR JARINGAN SANITASI DAN LISTRIK

GAMBAR INSTALASI SANITASI

Sistem utilitas adalah keseluruhan sistem atau jaringan yang menunjang bagi berfungsinya
bangunan. Yang termasuk sistem utilitas adalah:
- Sistem sanitasi (penyediaan air bersih dan pembuangan air kotor)
- Sistem drainase (pengelolaan air buangan)
- Sistem plumbing (sistem perpipaan)
- Sistem kelistrikan (listrik daya dan penerangan)
- Sistem penghawaan buatan (AC).
- Sistem tata suara.
- Sistem transportasi elektrik (lift, eskalator).
- Sistem pemadam kebakaran.
Contoh gambar rencana sanitasi

Gbr 1 Contoh simbol yang digunakan dalam gambar rencana sanitasi


Gbr 2 gambar rencana sanitasi

Gbr 3. Gambar instalasi listrik


Gambar Instalasi Listrik
Pembagian gambar menurut tujuan meliputi :
o Diagram yang sifatnya menjelaskan : diagram dasar, diagram lingkaran arus, dan diagram
instalasi
o Diagram Pelaksanaan, yaitu : diagram pengawatan dan diagram saluran
o Gambar Instalasi
o Gambar situasi

Sedangkan pembagian menurut cara mengambar dibedakan berdasarkan kepada :


cara menggambar dengan garis tunggal dan cara mengambar dengan garis ganda.

Diagram Pengawatan
Diagram Pengawatan memperlihatkan cara pelaksanaan pengawatan 5

peralatan instalasi listrik, seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4. Diagram pengawatan


Gambar Instalasi dan Diagram Instalasi
Gambar instalasi dapat berupa titik beban tanpa digambarkan saluran instalasinya, bagi
seorang instalatir dapat menentukan sendiri letak saluran instalasinya tetapi dengan ketentuan
harus aman dari bahaya kebakaran/hubung singkat. Untuk instalasi pada bangunan yang luas
dan melayani beban yang banyak saluran -salurannya harus digambarkan secara jelas.
Pada gambar instalasi harus disertai dengan diagram instalasi. Diagram instalasi ini
memberikan gambaran hubungan dengan meter listrik, jumlah beban yang harus dilayani,
jenis kabel, dan kapasitas pengaman yang harus dipasang pada instalasi sebenarnya.
Diagram Garis Ganda dan Diagram Tunggal
Diagram garis tunggal biasanya disebut diagram perencanaan instalasi listrik,
sedangkan diagram garis ganda disebut diagram pelaksanaan. Diagram garis tunggal
diterapkan pada instalasi rumah sederhana maupun instalasi gedung – gedung sederhana
hingga gedung besar/bertingkat dan juga pada diagram panel bagi dan rekapitulasi beban.
BAB VIII
STATIKA

Titik berat dan Momen Inersia


Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik
tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Benda akan seimbang jika pas diletakkan
di titik beratnya. Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan
rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi
sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan lintasan
gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.
Pusat Massa
Koordinat pusat massa dari benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing M1, M2,....... ,
Mi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2),........, (xi,yi) adalah:

Titik Berat
Koordinat titik berat suatu sistem benda dengan berat masing-masing W1, W2, ........., Wi ;
yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), ............, (xi,yi) adalah:
W=m.g
Dengan,
W= gaya berat (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2), maka koordinat titik berat:

Letak/posisi titik berat:


1. Terletak pada perpotongan diagonal ruang untuk benda homogen berbentuk teratur.
2. Terletak pada perpotongan kedua garis vertikal untuk benda sembarang.
Bisa terletak di dalam atau diluar bendanya tergantung pada homogenitas dan bentuknya.
Momen inersia
Ialah suatu besaran yang timbul dari bentuk penampang dengan titik beratnya terhadap sumbu
X maupun sumbu Y.
Besaran tersebut merupakan daya dukung / kemampuan dari bahan dalam menahan gaya-gaya
luar.
• Momen Inersia ada 2 jenis

Momen Inersia yang bekerja pada titik beratnya sendiri


b : lebar balok
h : tinggi balok
Ix =1/12 bh3
Iy= 1/12 bh3
• Momen Inersia yang bekerja tidak pada titik beratnya
Ix ‘ = Ix + A. Yo2
Iy ‘ = Iy +A.Xo 2
A = luas benda
X0 / Y0 : jarak titik berat benda bagian terhadap titik berat benda seutuhnya

Aksi Gaya Eksternal Pada Struktur


Aksi gaya eksternal pada struktur menyebabkan timbulnya gaya internal di dalam struktur.
Gaya internal yang paling umum adalah berupa gaya tarik, tekan, lentur, geser, torsi dan
tumpu. Pada gaya internal selalu berkaitan dengan timbulnya tegangan dan regangan.
Tegangan adalah ukuran intensitas gaya per satuan luas (N/nm2 atau Mpa), sedangkan
regangan adalah ukuran deformasi (mm/mm).

Gambar 1. Aksi gaya-gaya pada tinjauan struktur


Pemodelan Struktur
Dalam hal ini gaya yang dimodelkan adalah gaya-gaya reaksi. Contoh sederhana pemodelan
struktur untuk perletakan balok sederhana atau model rangka seperti pada Gambar

Gbr 2 pemodelan struktur


Menyusun Gaya
Besaran dan Satuan
Besaran-besaran terbagi kedalam dimensi massa/mass (M), panjang/length (L) dan besaran
waktu/time (T). Misal satuan massa kg memiliki dimensi M, sedangkan percepatan gravitasi
m/dt2 memiliki dimensi L / T2 atau LT-2 . Sedang satuan gaya Newton, yang dapat diruntut
dari kg m / dt2, memiliki dimensi M L T-2.

Besaran Skalar dan Besaran Vektor


Besaran yang kita nyatakan kadang tidak mengandung komponen arah. Besaran ini disebut
sebagai besaran skalar. Sementara besaran lain mengharuskan kita menyertakan arah terhadap
struktur atau titik acuan tertentu. Besaran ini disebut sebagai besaran vektor.

Gaya
Gaya adalah besaran usaha yang dikerjakan pada suatu titik dan atau bidang dengan arah
tertentu. Besaran gaya ini merupakan perkalian besaran massa dan besaran percepatan yang
dialami oleh benda / materi tersebut. Suatu masa 1 kg, jika ada di bumi, pasti akan mengalami
percepatan gravitasi (g) yang besarnya mendekati 10 m/dt2. Dengan begitu massa tersebut
akan memberikan gaya berat akibat gravitasi sebesar 10 Newton.

a) Arah Gaya
Berdasarkan arah pada suatu bidang datar dan terhadap titik tangkap tertentu, gaya dapat
dibagi menjadi gaya datar (horisontal), vertikal dan gaya yang berarah miring.

Gambar 3. Arah gaya pada suatu bidang: (a) Horisontal, (b) vertikal dan(c) gaya
miring / diagonal.

b) Gaya Normal
Terhadap arah serat batang struktur, gaya-gaya tersebut dapat dibedakan dan diuraikan ke
dalam gaya normal/sejajar serat dan gaya melintang/tegak lurus serat. Berdasarkan arah, gaya
normal dapat berupa gaya tekan, sering disepakati dengan tanda N – (Normal negatif) dan
gaya tarikan sebagai N + (gaya normal positif).
c) Gaya Lintang
Terhadap serat batang, gaya ini memiliki arah tegak lurus atau melintang. Karenanya, gaya ini
lebih sering disebut sebagai gaya lintang atau gaya geser. Ditinjau dari arah terhadap tampang
batang, gaya lintang dapat berupa gaya lintang positif (+) dan gaya lintang negatif (-). Momen
lentur positif ditandai dengan bagian atas serat/ tampang mengalami tekanan dan bagian
bawah tampang mengalami tarikan. Sedangkan momen lentur negatif ditandai dengan bagian
atas tampang melintang batang mengalami tarikan dan bagian bawah tampang batang
mengalami tekanan.
Selain momen lentur, momen dapat pula terdiri dari momen puntir dan momen kopel. Contoh
momen puntir yang sering dijumpai adalah momen yang dialami oleh batang obeng (screw
driver). Momen ini bekerja sejajar dengan tampang melintang batang. Sedangkan momen
kopel merupakan momen pada suatu titik pada gelegar yang bekerja sejajar arah panjang
gelegar atau batang. Ilustrasi puntir kopel ditunjukkan pada Gambar
8

Gbr 4. Momen lentur, momen kopel, momen puntir

Menguraikan dan Menggabungkan Gaya Menguraikan Gaya


Gaya yang berarah miring F dapat diuraikan terhadap bidang datar, tegak dan atau bidang
acuan tertentu. Pada Gambar 3.25. (a) gaya yang
membentuk sudut lancip (α) terhadap bidang datar (bidang X), dapat
diuraikan menjadi gaya datar Fx = F cos α , dan gaya searah bidang Fy = F
sin α.
Untuk gaya miring F terhadap bidang acuan pada gambar tertentu yang membentuk sudut
lancip α pada gambar 3.25.(b) dapat diurai menjadi gaya sejajar bidang F// = F cos α dan gaya
tegak lurus bidang F⊥ = F sin α.

Gambar 5 . Menguraikan gaya

Menggabungkan Gaya
Besaran gaya merupakan besaran vektor, karenanya untuk dapat menggabungkan atau mencari
resultannya perlu menyertakan arah dan titik tangkap gaya tersebut pada suatu bidang atau
struktur.
Gbr 6. Menggabungkan gaya

Statika Konstruksi Balok Sederhana


Bagian Struktur Bangunan
Umumnya bagunan sipil terdiri dari beberapa komponen struktur. Komponen struktur utama
tersebut dapat berupa rasuk, komponen struktur yang membentang, dan kolom, bagian struktur
yang menerima gaya aksial dan menyalurkannya ke struktur pondasi.

Gambar 7 Bentuk struktur utama : (a) Balok Konsol, (b) Balok dua dudukan, (c)
Rangka Batang, (d) Rangka Kaku, (e) Rangka 3 sendi
Dudukan dan Tumpuan (Support)
Dudukan suatu struktur bangunan dapat berupa dudukan kaku atau jepitan, paduan dudukan
sendi dan dudukan gelinding (rol) atau gelincir. Syarat kesetimbangan atau stabilitas dalam
struktur statis seperti gambar 3.30.(a) dan 3.30.(b), adalah sebagai berikut:
Ȉ H = 0 , Ȉ V = 0, Ȉ M = 0 atau
Ȉ X = 0 , Ȉ Y = 0, Ȉ M = 0 (3.3)

1. Dudukan Jepit Kaku Tunggal


Dudukan jepit kaku tunggal sering disebut sebagai struktur konsol. Dudukan ini dapat menerima
atau menguraikan gaya menjadi 3 (tiga) komponen reaksi, yaitu Ȉ H = 0 , Ȉ V = 0, Ȉ M = 0.

2. Dudukan Ganda untuk Balok


Dudukan ganda ini utamanya untuk balok atau rangka batang. Bentuk dudukan ini dapat berupa
dudukan sendi atau engsel (hinge) dan dudukan gelinding (rol) atau dudukan gelincir. Dudukan
gelincir tersebut dimasudkan agar batang struktur dan dudukan tidak menerima tarikan atau
tekanan akibat melenturnya batang atau balok yang disangga. Dudukan tersebut memungkinkan
batang yang ditumpu dapat berputar dengan bebas jika terjadi lenturan. Karenanya dudukan
tidak menahan komponen reaksi momen.

Gambar 8. Bentuk dudukan : (a) dudukan jepit kaku, (b) balok dengan sendi dan
dudukan gelincir – gelinding
Pada dudukan sendi, dudukan A, akan menghasilkan komponen reaksi vertikal (V) dan
horisontal (H), sedangkan dudukan gelinding atau gelincir, dudukan B, hanya akan menerima
komponen reaksi vertikal (V) saja.
Analisis Balok Statis Tertentu
a) Balok Terjepit Sebelah (Konsol) dengan Beban Terpusat
Beban terpusat yang bekerja pada konsol dapat saja berupa beban vertikal, miring atau diagonal
maupun horisontal. Untuk dapat menganalisis serta menghitung balok ini harus telah menguasai
kesepakatan tanda presentasi gaya lintang, normal maupun momen
Gambar 9. Konsol dengan beban terpusat

Cara Analitis:
Besaran Komponen Reaksi secara analitis adalah sebagai berikut:
Ȉ VA = 0
RAV - P1 - P2V -P3 = 0
RAV = P1 + P2V + P3
RAV = 0.40 + (1.0 x Sin 45o) + 0.80
RAV = 0.4 + 0.7 + 0.8 = 1.9 Ton (Ĺ)
Ȉ HA = 0
RAH + P2H = 0
RAH = -- (1.0 x Cos 45o)
RAH = -- 0.7 Ton (ĸ)
Ȉ MA = 0,
MA + P1 . 0.5+ P2V (0.5+0.6) + P3 *(0.5+0.6+0.6) = 0
MA = -- 2.41 Ton Meter ( Berlawanan jarum jam)
Besaran Gaya Geser / Gaya Lintang
Besaran gaya geser Bagian Batang CD Bagian Batang DB
pada tiap bagian di
sepanjang konsol dapat
dihitung sebagai
berikut: Bagian Batang
AC
DA = DC = RA DC = DD = Ra – P1 DD = DC – P2V =
DA = DC = 1.90 Ton DC = 1.90 – 0.4 = 1.50 1.50 – 10 sin
Ton 45
DD = DB1 = 1.5 – 0.7
= 0.8 ton
DB2 = DB1 - 0.8 = 0
Bagian batang AC Bagian batang CD Bagian Batang DB

Persamaa: Mx = - MA Pers : Mx = -Ma+RA Pers : Mx = -Ma+


– RA*x *x+P1*(x-0.5) RA*x + P1*(x-0.5)-
MA = -2.41+(1.9*0) = MD =- P2V*(x-1.1)
2.41 t.m 2.41+1.90*(1.1)- MB =-
MC = -2.41+(1.9 x 0.4(0.6) 2.41+1.9*1.7+0.4*1.2
0.5) = 1.46 t.m MD = -0.56 Ton meter +0.7*0.6)

Besaran Gaya Normal


Akibat beban P2 yang miring dengan sudut 45°, bagian batang konsol A – D mengalami tarikan
sebesar P2 Cos 45 = 1.0*sin 45 = 0.70 ton. Sebagaimana ditunjukkan pada diagram di atas.
b) Balok Konsol dengan Muatan Terbagi Merata.
Muatan merata / terbagi dinyatakan dalam besaran beban per satuan panjang. Beban ini dapat
ditemui pada beban sendi gelagar. Contoh persoalan dengan beban terbagi rata dapat dilihat pada
Gambar 10. berikut

Gambar 10 Balok konsol dengan beban terbagi merata


c) Balok Konsol dengan Muatan Terbagi Segitiga.
Muatan terbagi segitiga dapat dijumpai pada muatan yang diakibatkan oleh tekanan
hidrostatika maupun tekanan tanah pada dinding penahan tanah. Jika muatan tersebut di
kerjakan pada konsol, analisis dan ilustrasinya dapat ditunjukkan pada Gambar 11

Gambar 11. Muatan terbagi segitiga pada struktur konsol

d) Balok di atas Dua Dudukan


Bentuk dudukan untuk struktur balok statis tertentu umumnya salah satu dudukan itu berupa
dudukan sendi (hinge) sedang dudukan lain berupa dudukan gelinding (rol) atau dudukan
gelincir (sliding support). Dudukan ini dimaksudkan agar batang struktur tidak menahan
beban tambahan akibat lendutan atau pengaruh lain terkait dengan kembang susut batang
struktur.
Dudukan sendi dapat menahan komponen reaksi vertikal dan komponen reaksi horisontal
RV dan RH. Sedangkan dudukan gelinding atau gelincir hanya dapat menahan beban
bertikal RV saja. Ilustrasi penyelesaian secara grafis dan Analitis ditunjukkan pada Gambar
12.

Gambar 12. Balok di atas dua tumpuan

Mx = yMx*d (ton meter)


Cara Analitis.
Menentukan komponen reaksi
Untuk menentukan komponen reaksi di tiap dudukan berlaku persamaan kestabilan Ȉ M = 0 .
Berlaku pula persamaan kestabilan Ȉ V = 0 atau Ȉ P + ȈR = 0 pada struktur tersebut.
Di dudukan A
ȈMA = 0
P1*2+P2*6-VB*8 = 0
VB = (2*2+1*6)/2 = 1.25 Ton
Di dudukan B
ȈMB = 0
P2*2+P1*6-VA*8 = 0
VA = (1*2+2*6)/8 = 1.75 Ton
Ȉ V = 0 atau Ȉ P + ȈV = 0
-P1-P2+VA+VB = 0
-2-1+1.75+1.25 = 0 (ok)
Catatan : Tanda + dan – pada persamaan diberikan berdasarkan arah gaya.
Diagram Gaya Lintang
Untuk Bagian batang CD Bagian Batang DB
mempresentasikan gaya
dalam bentuk diagram
gaya, tinjau di tiap
bagian batang sebagai
berikut. Bagian batang
AC
DA = VA = 1.75 ton DC = VA-P1 = 1.75 – 2 DD = VA-P1-P2 = 1.75
DC = DA = 1.75 ton =- – 2-1 = -1.25 ton
0.25 ton DB1 = DD = -1.25 ton
DD = DC = 0.25 ton DB2 = DB1+VB = 0

Gambar 13. Balok dua dudukan dengan beban terbagi rata


Gaya Lintang D dan Momen M
Besaran Gaya lintang dan momen lentur M di sepanjang batang dengan jarak x sebesar masing-
masing Dx dan Mx dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Gaya Lintang D Momen Lentur M
Persamaan Dx = VA-qx
DA = VA (+ / positif) = +6 ton
DC = VA-1/2*q*L = 6-1/2*1.5*8 = 0 ton
DB1 = VA-q*L = 6-1.5*8 = -6 ton
DB2 = VA-q*L+VB = 6-1.5*8+6 = 0 ton
Persamaan: Mx = VA*x-(q*x)*(1/2*x)
= VA*x-1/2*q*x2
MA = 0
MC x = 4 m= 6*4-1/2*1.5*42 = 12 ton meter
MB = 0
Sebagaimana ditunjukkan di atas, persamaan momen merupakan persamaan berpangkat
2/persamaan kuadrat. Karenanya diagram momen merupakan diagram garis lengkung/parabolik.
Letak momen maksimun dapat diperoleh dari persamaan diferensial dMx/dx atau Dx = 0
dMx/dx = 0
VA-q*x = 0
X = VA/q = 6/1.5 = 4 m (dari A)
Dengan begitu Momen Maksimum dari persamaan Mx = VA*x-1/2*q*x2
Dicapai jika x = 4 m dan dapat dihitung sebagai berikut.
M maks = VA*4-1/2*1.5*42 = 24 – 12 = 12 ton meter

Analisis Rangka Batang (Truss) Sederhana


Bentuk struktur rangka batang (truss) dipilih karena mampu menerima beban struktur relatif
besar dan dapat melayani kebutuhan bentang struktur yang panjang. Bentuk struktur ini
dimaksudkan menghindari lenturan pada
batang struktur seperti terjadi pada balok. Pada struktur rangka batang ini
batang struktur dimaksudkan hanya menerima beban normal baik tarikan maupun beban tekan.
Bentuk paling sederhana dari struktur ini adalah rangkaian batang yang dirangkai membentuk
bangun segitiga (Gambar 14). Struktur ini dapat dijumpai pada rangka atap maupun jembatan.

Gambar 14. Tipikal struktur rangka batang


Titik rangkai disebut sebagai simpul/ buhul atau titik sambung. Struktur rangka statis umumnya
memiliki dua dudukan yang prinsipnya sama dengan dudukan pada struktur balok, yakni
dudukan sendi dan dudukan gelinding atau gelincir.
Metoda Kesetimbangan Titik Simpul (Buhul).
Metoda ini menggunakan prinsip bahwa jika stabilitas dalam titik simpul terpenuhi, berlaku
hukum bahwa jumlah komponen reaksi Ȉ R harus sama dengan nol, Ȉ Rh = 0, Ȉ RV = 0, Ȉ RM =
0. Dengan begitu gaya batang pada titik simpul tersebut dapat ditentukan besarnya. Metoda ini
meliputi dua cara yakni secara analitis dan grafis.
Tahapan yang perlu dilakukan untuk menentukan gaya batang pada struktur rangka batang
adalah sebagai berikut.
− Memeriksa syarat kestabilan struktur rangka batang
− Menentukan besar gaya reaksi dudukan
− Menentukan gaya batang di tiap simpul dimulai dari simpul pada
salah satu dudukan.
− Membuat daftar gaya batang
Secara grafis, skala lukisan gaya harus ditentukan lebih dahulu baru kemudian melukis gaya
yang bersesuaian secara berurutan. Urutan melukis dimaksud dapat searah dengan jarum jam
atau berlawanan arah jarum jam.
Contoh soal 3.6.1:
Tentukanlah besar seluruh gaya batang dari struktur rangka pada gambar
2.25 jika P1 = P6 = 250 kg, P2 = P3 = P4 = 500 kg, L FAB = 35o, bentang A- B = 8 meter.

Gambar 15. Sketsa contoh soal struktur rangka batang

Penyelesaian:
1. Memeriksa kestabilan struktur: 9 = 2*6 – 3 (ok)
2. Menentukan komponen reaksi
Ȉ MA = 0
- RB*8+P5*8+P4*6+P3*4+P2*2 = 0
RB = (250*8+500*6+500*4+500*2)/8
RB = 1000 kg

Ȉ MB = 0
-RA*8-P1*8-P2*6-P3*4-P4*2 = 0
RA= (250*8+500*6+500*4+500*2)/8
RA = 1000 kg
ȈP=ȈR
P1+P2+P3+P4+P5 = RA + RB
2000 = 2000 (ok)

Menentukan besarnya gaya batang


Simpul A :
Cara analitis:
Ȉ V= 0
RA-P1+S6*Sin 35o = 0
1000-250+S6*0.57 =0
S6 = -750/0.57 = -1315 kg (tekan)
ȈH=0
S6*Cos 35o+S1 = 0
-1315*0.82+S1 = 0
S1 = -(-1315)*0.82 = 1078 kg (tarik)
Cara Grafis:
Dengan mengambil skala 2 cm = 1000 kg. Gambarlah secara berurutan searah jarum jam gaya
yang berada pada simpul A, RA ʊ P1 ʊ S6 ʊ S1. Untuk menentukan gaya tekan atau tarik
ditentukan dari searah atau
kebalikan arah gaya pada grafis dengan anggapan seperti pada skema
batang.
Simpul E
Cara analitis:

Cara Grafis:
Dengan mengambil skala 2 cm = 1000 kg. Gambarlah secara berurutan searah jarum jam gaya
yang berada pada simpul A, RA ʊ P1 ʊ S6 ʊ S1. Untuk menentukan gaya tekan atau tarik
ditentukan dari searah atau
kebalikan arah gaya pada grafis dengan anggapan seperti pada skema
batang.
Simpul E
Cara analitis: Ȉ V = 0
-S6*Sin 35o-P2+S5 Sin 35o-S7*Sin 35o = 0
-(-1315)*0.57-500+S5*0.57-S7*0.57 = 0
750-500+S5*0.57-S7*0.57 = 0
250+0.57*S5-0.57*S7 = 0
ȈH=0
-S6*Cos 35o+S5*Cos 35o+S7*Cos 35o= 0
-(-1315)*0.82+S5*0.82+S7*0.82=0
1078+0.82*S5+0.82*S7= 0
Dari substitusi persamaan didapat : S5 = -877 Kg (tekan) S7 = -439 kg (tekan)

Cara Grafis:
Gambarlah secara berurutan searah jarum jam gaya yang berada pada simpul E, S6 ʊ P2ʊ S5ʊ
S7.

Simpul F
Cara analitis:
Sepanjang struktur tersebut simetris, gaya batang S4 = S5 = -877 kg. Dengan begitu gaya
batang S9 dapat kita tentukan sebagai berikut.
ȈV=0
-S5*Sin 35o-P3-S4 Sin 35o-S9 = 0
-(-877)*0.57-500-(-877)*0.57-S9=0
500-500+500-S9=0
S9 = 500 kg (tarik)
Cara Grafis:
Gambarlah secara berurutan searah jarum jam gaya yang berada pada simpul F, S5 ʊ P3ʊ S4ʊ
S9.

Membuat daftar gaya batang


Contoh persoalan struktur di atas merupakan bentuk rangka batang simetris dengan yang
simetris pula. Gaya batang yang bersesuaian akan memiliki besaran yang sama. Daftar gaya
batang dapat ditunjukkan seperti pada tabel berikut.
Batang Gaya Tarik / Batang Gaya Tarik /
Batang Tekan Batang Tekan
S1 1078 Tarik S6 -1315 Tekan
S2 1078 Tarik S7 -439 Tekan
S3 -1315 Tekan S8 -439 Tekan
S4 -877 Tekan S9 500 Tarik
S5 -877 Tekan
BAB IX
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
DAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Rencana anggaran biaya pada bangunan konstruksi adalah perhitungan berapa


banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan, upah kerja, dan biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi. Dalam menyusun rencana anggaran biaya terdapat
dua metode yaitu:
1. Angka biaya kasar
Pada metode ini, rencana anggaran biaya didasarkan pada harga persatuan luas lantai (m2).
Sebagai contoh, dinas pekerjaan umum mengeluarkan harga satuan luas bangunan sederhana
sebesar 1.000.000. Dengan dasar itu, apabila kita membangun rumah sederhana dengan lua
60 m2, maka kita harus menyiapkan anggaran sebesar 60 x 1.000.000m = 60.000.000.
2. Angka biaya teliti
Metode ini menggunakan perhitungan yang teliti dan berjenjang. Adapun langkah-
langkahnya sbb:
a. Menghitung volume setiap item pekerjaan.
b. Menentukan harga bahan dan upah berdasarkan sumber terpercaya.
c. Menentukan analisa harga satuan yang akan dipakai. Bisa analisa BOW, Soedrajad, dan
SNI.

Melakukan perhitungan antara volume item pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan.

a. Menjumlah hasil perhitungan (rekapitulasi biaya).


b. Memasukkan biaya-biaya lain yang mungkin timbul. Misal: pajak, asuransi, perijinan, dan biaya
tak terduga.

Analisis Harga Satuan Pekerjaan ( AHSP )adalah :


Perhitungan kebutuhan biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga
satuan atau satu jenis pekerjaan tertentu.

Bidang Pekerjaan Umum adalah bidang pekerjaan yang meliputi kegiatan :


Sumber Daya Air (bendung, pintu air dan hidromekanik, terowongan air, bangunan sungai,
jaringan irigasi, bangunan lepas pantai), Bina Marga (jalan, jembatan, jalan layang,
terowongan jalan, saluran tepi jalan, bahu jalan, trotoar), dan Cipta Karya ( bangunan
gedung, perumahan, infrastruktur kawasan permukiman seperti Instalasi Pengolahan Air
Minum ( IPAM ), sistem perpipaan air minum dan lain-lain).

Harga Perkiraan Perencana yang selanjutnya disingkat HPP adalah :


Perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh perencana yang
digunakan sebagai salah satu acuan dalam melakukan penawaran suatu pekerjaan tertentu.
Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya disingkat HPS adalah :
Perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh panitia dan
disahkan oleh pejabat pembuat komitmen yang digunakan sebagai salah satu acuan dalam
melakukan evaluasi harga penawaran. HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia.

Harga Satuan Dasar yang selanjutnya disingkat HSD adalah :


harga komponen dari mata pembayaran dalam satuan tertentu, misalnya : bahan (m, m2, m3,
kg, ton, zak, dan lain-lain), peralatan (unit, jam, hari, dan lain-lain) dan upah tenaga kerja
(jam, hari, bulan, dan lain lain).

Harga Satuan Dasar Alat adalah :


besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen biaya alat yang meliputi biaya pasti dan
biaya tidak pasti atau biaya operasi per satuan waktu tertentu untuk memproduksi satu satuan
pengukuran pekerjaan tertentu
.
Harga Satuan Dasar Bahan adalah :
besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen bahan untuk memproduksi satu satuan
pengukuran pekerjaan tertentu.

Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja adalah :


besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen tenaga kerja per satuan waktu tertentu
untuk memproduksi satu satuan pengukuran pekerjaan tertentu.

Mata Pembayaran adalah :


jenis pekerjaan yang secara tegas dinyatakan dalam dokumen lelang sebagai bagian dari
pekerjaan yang dilelang yang dapat dibayar oleh pemilik (owner).

Satuan Pekerjaan adalah :


satuan jenis kegiatan konstruksi bangunan yang dinyatakan dalam satuan panjang, luas,
volume dan unit.

Overhead adalah :
biaya yang diperhitungkan sebagai biaya operasional dan pengeluaran biaya kantor pusat
yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata pembayaran, biaya manajemen,
akuntansi, pelatihan dan auditing, perizinan, registrasi, biaya iklan, humas dan promosi dan
lain sebagainya.

Daftar Kuantitas dan harga atau Bill of Quantity (BOQ) adalah :


daftar rincian kebutuhan bahan pekerjaan yang disusun secara sistematis menurut
kelompok/bagian pekerjaan, disertai keterangan mengenai volume dan satuan setiap jenis
pekerjaan, mata uang, harga satuan, hasil kali volume dengan harga satuan setiap jenis
pekerjaan.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Keselamatan dan kesehatan (dalam kerja) adalah tujuan utama saat bekerja maupun
menggunakan alat dalam pekerjaan bangunan. Lebih baik lagi jika tindakan dan sikap
keselamatan harus dibiasakan bersama-sama dengan pengembangan keterampilan bekerja.
Pekerjaan konstruksi kadang menjadi sangat berbahaya, hal ini disebabkan banyak peralatan
yang dipakai dan kondisi lapangan / tempat kerja yang tersedia membuat pekerjaan konstruksi
di lapangan atau bengkel sangat berbeda dengan membuat barang elektronik di pabrik. Situasi
kerja dilapangan sangat sulit dikontrol, sehingga para pekerja harus bertanggung jawab ekstra
terhadap keselamatan diri maupun pekerja lainnya. Jatuh dari ketinggian adalah yang paling
sering terjadi di tempat kerja.
Tiap pekerja yang bekerja di ketinggian – baik itu tukang kayu, tukang batu, tukang atap
maupun tukang lainnya harus ekstra hati-hati saat bekerja. Misalnya, tangga harus dilengkapi
dengan rail (pegangan). Bagian terbuka sesaat dari atap (sky light) harus ditutup dengan papan
saat bekerja maupun saat di ditinggal. Berikut merupakan realitas penyebab kecelakaan di
tempat kerja.
 Pekerja pemula (junior) lebih sering mengalami kecelakaan dari pekerja yang senior,
alasannya mungkin pekerja senior lebih terampil dan berpengalaman. Pekerja baru
lebih sering mengalami kecelakaan dari pekerja lama karena ketidak biasaan terhadap
pekerjaan. Banyak bahan yang dibutuhkan untuk konstruksi bangunan. Pengelolaan dan
penempatan bahan yang baik akan membuat lokasi pekerjaan lebih aman. Jika mungkin
bahan diangkat menggunakan peralatan yang didesain khusus untuk tugas yang
dimaksud, hal ini akan mencegah kelelahan dan menghemat waktu kerja.

Gambar 1: Cara mengangkat beban yang (√) benar Gambar 2: Cara mengangkat beban yang
(Χ) Salah
Bahan bangunan akan menjadi licin saat basah, lebih-lebih jika banyak kotoran. Bahan
seperti plastik plywood dan bahan cover bangunan adalah bahan yng licin saat basah. Berhati-
hatilah saat bekerja di atas dan atau dengan bahan tersebut. Yakinkan bahwa membuang dan
menempatkan sisa pekerjaan dengan benar.
Buat kebiasaan : “Jangan pernah berada pada struktur yang tidak terpaku kokoh”.
Penyelenggaraan alat bantu penyokong yang benar saat memotong bahan sangat penting pula
untuk diperhatikan. Selenggarakan – atur ketinggian pemotongan bahan sehingga cukup
nyaman. Bangku yang mudah dipindahkan sangat perlu dalam hal ini. Demikian halnya dengan
penambahan alat pengencang bahan yang sedang dikerjakan.
Saat diketahui akibatnya, mungkin kesehatannya telah rusak. Dengan begitu sangat
penting menggunakan peralatan – pakaian pelindung tubuh. Masker debu mungkin dapat
menyaring debu, tapi tak dapat menyaring gas beracun. Untuk melindungi gas beracun, gunakan
alat bantu napas (respirator).
Banyak juga terjadi gangguan kesehatan diakibatkan oleh pekerjaan berulang. Bentuk
cedera jangka panjang lain dapat terjadi saat bagian tubuh digunakan pada pekerjaan berulang.
Misal untuk tukang kayu merasakan ngilu pada pergelangan setelah mengoperasikan palu atau
ketam portable dalam jangka lama. Tukang tegel dapat cedera lutut setelah bekerja dalam
jangka panjang. Idealnya tukang tegel selalu memakai alas lutut untuk mencegah cedera yang
tak dikehendaki.
Disamping itu, peralatan listrik telah menjadi bagian penting dari pekerjaan lapangan.
Oleh karenanya keselamatan dari bahaya listrik sama pentingnya dengan keselamatan kerja lain.
Walau kecelakaan listrik ini hanya sedikit menyebabkan kematian, tetapi bahaya ini perlu untuk
diperhatikan. Listrik hanya mengalir melalui bahan penghantar. Kondisi basah dapat mengubah
bahan menjadi bahan penghantar. Seseorang dapat merupakan penghantar listrik saat
menyentuh arus. Oleh karenanya menggunakan pakaian alat yang berisolator akan mencegah
dari bahaya listrik.
Tak dapat dihindari, pekerja / tukang konstruksi pasti akan melakukan pekerjaan di
ketinggian baik dengan perancah (schafolding) maupun tangga (ladder). Perancah merupakan
bentuk bangku sementara. Perancah harus cukup kuat dibebani pekerja maupun bahan yang
munkin diletakkan pada papan perancah tersebut. Jenis perancah secara umum terbagi menjadi
dua, yakni perancah kayu dan perancah buatan pabrik.

Gambar 3: Meja kerja yang dapat disesuaikan ketinggian nyaman sangat baik untuk
pencegahan cedera
Gambar 4: Pelindung lutut untuk tukang tegel merupakan kelengkapan untuk pencegahan
cedera lutut
Yakinkan tiap alat berarus besar harus di bumikan (grounded) sehingga saat ada arus tak
akan membahayakan tubuh dan akan dialirkan melalui pernghantar grounded. Peralatan
pemutus arus dan fuses idealnya diselenggarakan untuk mencegah kejutan listrik yang mungkin
terjadi .

Perlengkapan keselamatan kerja


Perlengkapan keselamatan kerja dapat berupa pakaian dan asesori kerja, perancah, tangga dan
penyikapan terhadap peralatan listrik, sumber listrik, penempatan peralatan dan bahan
Berikut merupakan butir penting terkait dengan pakaian dan assesori kerja untuk keselamatan.
 Pakai kaca pelindung mata jika bekerja dengan bahan yang mengancam mata (misalnya
debu).
 Pakai pakaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi kerja. Jangan terlalu ketat dan terlalu
kedodoran.
 Kancingkan lengan pakaian untuk menghindari sangkutan dengan paku atau alat / mesin
putar
 Jaga rambut rapi dan terlindung saat bekerja dengan mesin berputaran tinggi
 Gunakan sepatu sole berisolasi, tebal dan kesat.
 Gunakan helm pengaman untuk menghindari bahan jatuh saat menngunjungi / berada di
lokasi kerja
 Lepas kalung, gelang, jam tangan, dan perhiasan (logam) lainnya.

Gambar 5: Personalia dan pengawas harus memakai helm dan kaca mata pengaman
Gambar 6: Memakai kaca pengaman dan masker diperlukan saat bekerja dengan spayer cat maupun
debu kerja

Gambar 7: Menggunakan peralatan penggosok yang dilengkapi kantung debu sangat disarankan

Gambar 8: Menggunakan peralatan mesin ketam portable disarankan menggunakan pelindung mata

Tak dapat dihindari, pekerja / tukang konstruksi pasti akan melakukan pekerjaan di
ketinggian baik dengan perancah (schafolding) maupun tangga (ladder). Perancah merupakan
bentuk bangku sementara. Perancah harus cukup kuat dibebani pekerja maupun bahan yang
mungkin diletakkan pada papan perancah tersebut. Jenis perancah secara umum terbagi menjadi
dua, yakni perancah kayu dan perancah buatan pabrik.
Gambar 9: Tampilan perancah (Schafolding) dari bahan kayu

Gambar 10: Tampilan produk perancah buatan pabrik

Gambar 11: Tampilan produk kait penyangga papan perancah (schafolding)


Gambar 12: Tampilan produk kait penyangga papan perancah (schafolding)
Keselamatan kerja berhubungan dengan penggunaan schafolding harus dipahami dan disikapi
dengan seksama. Sangat disarankan merujuk petunjuk keselamatan yang dikeluarkan oleh pabrik.
Pemasangan schafolding harus mendatar dan stabil. Berikan pengganjal baik bahan kayu maupun baut
pengatur. Produk tertentu telah dilengkapi dengan komponen ini.
Tukang kayu konstruksi pasti akan memerlukan dan menggunakan tangga. Bahan tangga dapat
dibuat dari bambu, kayu maupun logam, baik dibuat sendiri maupun produk pabrik. Secara umum tangga
terbagi menjadi tiga bentuk, lurus, lipat dan tangga geser (extension / sliding ladder). Yang perlu
diperhatikan adalah sudut kemiringan tangga agar tidak terjadi geseran bawah maupun terguling.
Sebagai patokan keselamatan, berikut tabel tinggi tegak dan minimum panjang tangga.

Keselamatan Bekerja dengan Tangga


Berikut keselamatan bekerja umum terkait dengan tangga yang harus dipahami dan disikapi
dengan seksama. Disarankan merujuk petunjuk keselamatan yang dikeluarkan oleh pabrik.
 Periksa tangga dengan seksama terkait dengan bahan, paku, baut

Gambar 13: Posisi sandara dan cara menyimpan tangga yang disarankan

Penyimpanan Praktis Bahan dan Alat


 Bahan dan peralatan hendaknya disimpan dengan teratur
 Selenggarakan jalan untuk lewat yang bebas dari alat, bahan, dan sampah potongan bahan
 Untuk pencegahan kebakaran dan mengurangi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan,
buang dan bersihkan sampah tiap hari
 Saat memaku tak terbenam, secepatnya bengkokkan, jangan ditunda
 Saat bekerja di atas pekerja lain, selalu letakkan peralatan agar jangan sampai jatuh

Keselamatan Kerja Umum


 Selalu berjalan dengan hati-hati, jangan berlari/bergegas.
 Jangan pernah memotong konsentrasi pekerja lain saat sedang
menjalankan mesin.
 Selalu cabut plug/colokan listrik saat mengganti pisau atau menyetel
alat.
 Selalu bersihkan meja kerja mesin dari bekas potongan atau alat lain.
 Saat selesai menggunakan alat mesin, selalu matikan dan mencabut
catu daya listrik sebelum meninggalkannya.

 Selalu periksa bahan dari mata kayu, bahan logam batuan dan cacat
lain sebelum dikerjakan.
 Jangan pernah menggunakan mesin sampai anda mengerti benar
penyetelan dan operasinya.
 Selalu jaga dan jauhkan jari tangan anda dari komponen alat mesin
yang berputar
 Selalu jaga kebersihan lantai saat bekerja. Kecelakaan karena terpeleset
sangat sering terjadi.
 Selalu gunakan sikat pembersih saat membersihkan permukaan meja
dari bekas potongan.
 Selalu pusatkan mata pada pekerjaan.
 Selalu gunakan pisau peralatan tajam.
 Gunakan alat sesuai fungsi dan letakkan dengan benar.
 Laporkan suara tidak normal pada supervisor/atasan.
 Patuhi petunjuk penggunaan alat dari pabrikan atau sumber lain yang
dapat diper-tanggungjawabkan.

Pemasangan rambu-rambu peringatan seperti : peringatan bahaya dari atas, peringatan bahaya
benturan kepala, peringatan bahaya longsoran dan lain-lain.
B. MATERI YANG SULIT DIPAHAMI

Setelah memahami modul daring (dalam jaringan) PLPG sertifikasi guru tahun 2017
sumber belajar teknik gambar bangunan dari BAB VII s.d BAB IX, materi yang sulit menurut
saya adalah yang bab VII mengenai Menggambar Jaringan Sanitasi dan Listrik. Pada Bab ini
kita harus memahami konsep Jaringan Sanitasi dan Listrik yang mana sudah lama tidak saya
pelajari setelah tamat dari SMA (Sekolah Menengah Atas), terakhir dipelajari pada mata
pelajaran fisika dengan judul pelajaran rangkaian listrik. Apalagi pembahasannya sudah
meliputi gambar instalasi dan diagram pengawatan yang lebih tepatnya sering dipelajari oleh
jurusan listrik.

C. MATERI YANG DIANGGAP ESSENSIAL TAPI TIDAK ADA DALAM SUMBER


TEKNIK GAMBAR BANGUNAN

Setelah memahami modul daring (dalam jaringan) PLPG sertifikasi guru tahun 2017
sumber belajar Teknik Gambar Bangunan dari BAB VII s.d BAB IX, materi yang dianggap
esensial tetapi tidak ada dalam sumber belajar Teknik Gambar Bangunan adalah contoh materi
salah satu item pekerjaan pada pekerjaan konstruksi meliputi perhitungan volume pekerjaan,
menghitung analisa harga satuan pekerjaan, RAB total dan menghitung indeks kebutuhan
bahan.
D. MATERI YANG DIANGGAP TIDAK ESSENSIAL TAPI ADA DALAM SUMBER
BELAJAR TEKNIK GAMBAR BANGUNAN

Setelah memahami modul daring (dalam jaringan) PLPG sertifikasi guru tahun 2017
sumber belajar teknik gambar bangunan, materi yang dianggap tidak esensial tetapi ada dalam
sumber belajar teknik gambar bangunan BAB VII s.d BAB IX adalah materi cara
menggabungkan gaya dengan lukisan kutub,biasanya pengalaman mengajar statika hanya tidak
ada materi menggabungkan gaya dengan lukisan kutub yang ada hanya pengertian besaran
vector,scalar,cara menggabungkan dua gaya atau beberapa gaya,dll.

E. JAWABAN LATIHAN SOAL URAIAN

LATIHAN SOAL URAIAN VII

Soal uraian:

1. Mengapa air kotor dari dari jamban tidak boleh langsung dialirkan keresapan tetapi
harus masuk septic tank terlebih dahul? Jelaskan!
Air kotor dari jamban tidak boleh langsung dibuang ke peresapan tetapi harus melalui
septictank terlebih dahulu karena air kotor didalam septictank akan melalaui 3 tahap
/proses yaitu penghancuran,pengendapan dan pengaliran yang memakan waktu yang
cukup lama sehingga kuman/virus berbahaya yang ada pada air dari jamban akan
berkurang atau habis,setelah melalui proses dalam septictank barulah air kotor tersebut
boleh dialirkan ke peresapan.

2. Pada bangunan septic tank yang menggunakan tiga ruang/sekat seperti pada gambar
berikut, jelaskan fungsi dari masing-masing ruang/sekat?
Fungsi masingmasing sekat / ruang pada septictank adalah:
1). Ruang penghancur
Pada ruang ini kotoran yang berupa zat padat didorong oleh air penggelontor dengan
kuat dan akan membentur dinding ruang penghancur sehingga kotoran yang padat itu
menjadi hancur dan akan mengendap di ruang pengendapan.
2). Ruang Pengendapan
Pada ruangan ini kotoran yang berat akan mengendap dan yang ringan akan
terapung , bagian yang mengapung akan terbentur lagi ke dinding /sekat yang ke 3
yaitu ruang pengaliran ,sehingga yang akan terus bergerak keruangan pengaliran
hanya berupa zat cair. Jadi diruang pengendapan ini kuman/virus pada kotoran akan
tinggal selamanya
3)Ruang Pengaliran,
Pada ruangan terakhir ini cairan yang sampai sudah terbebas dari kuman / virus
sehingga air yang berada pada ruang ke 3 ini boleh langsung dialirkan ke
peresapan.Pipa yang menghubungkan septictank dengan peresapan berada pada
bagian atas/permukaan air pada septiktank.
3. Perhatikan diagram satu garis instalasi listrik pada gambar berikut. Apabila titik lampu
berdaya 10 watt dan titik kontak berdaya 350 watt, hitunglah total daya yang dibutuhkan
serta besarnya sekring yang dibutuhkan?
Soal nomor 3 ini tidak lengkap ( gambarnya tidak ada )

LATIHAN SOAL URAIAN VIII

Soal Uraian:

1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan gaya?


Gaya secara singkat dapat diartikan sebagai besaran usaha yang dikerjakan pada suatu
titik dan atau bidang dengan arah tertentu. Berdasarkan satuan metrik, satuan Newton
merupakan satuan gaya yang umum digunakan. Besaran gaya ini merupakan perkalian
besaran massa dan besaran percepatan yang dialamai oleh benda / materi tersebut. Suatu
masa 1 kg, jika ada di bumi, pasti akan mengalami percepatan gravitasi (g) yang besarnya
mendekati 10 m/dt2. Dengan begitu massa tersebut akan memberikan gaya berat akibat
gravitasi sebesar 10 Newton

2. Jika diketahui suatu balok sederhana menerima beban terbagi rata seperti gambar
dibawah ini. Apabila nilai a = 2 m dan L = 8 m sedangkan q = 2 ton/m’. Berapakah besar
reaksi pada tumpuan A dan B serta Mmax ?

q I
A B

a L = 8 m a
I
Reaksi pada tumpuan A adalah , RA =( 2 t/m’ x (2 + 8)m x 5m) : 8 m = 12,5 ton
Reaksi pada tumpuan B adalah , RB =( 2 t/m’ x(2 +8)m x 3m) = 7,5 ton
Momen maksimumnya adalah 14,025 ton meter sejarak 4,25 meter dari tumpuan A.

3. Suatu balok kantilever dengan bentuk, dimensi, dan pembebanan pada gambar dibawah.
Hitung dan lukiskan bidang gaya geser, dan momen lentur.

a. Besarnya gaya geser pada balok kantilever seperti gambar diatas adalah =( 5 kN/m’ x
4,5 m ) +(15 kN ) = 22,5kN + 15kN = 37,5 kN.
b.Besarnya momen lentur balok kantilever tersebut adalah = 118,125 kNm.

MA =1/2*q**x*x + P * 4,5
=(1/2 x5 kN x4,5 x4,5) +( 15 kN x 4,5 m)
= 50,625 kNm + 67,5 kNm
= 118,125 kN meter.
DA = q * 4,5 m + P
= 5 kN/m * 4,5 m + 15 kN
= 22,5 kN + 15 kN
= 37, 5 kilo Newton

LATIHAN SOAL URAIAN IX

Soal uraian:

1. Perbandingkan metode penyusunan rencana anggaran biaya dengan biaya kasar dan dengan
biaya teliti sehingga terlihat perbedaannya?
1. Angka biaya kasar
Pada metode ini, rencana anggaran biaya didasarkan pada harga persatuan luas lantai
(m2). Sebagai sumber rujukan harga pada umumnya diambil dari pengalaman (rerata
harga pekerjaan yang sama) dan dapat juga diambil dari harga satuan perluas yang
dikeluarkan oleh instansi terkait.
Sebagai contoh, dinas pekerjaan umum mengeluarkan harga satuan luas bangunan
sederhana sebesar 1.000.000. Dengan dasar itu, apabila kita membangun rumah
sederhana dengan lua 60 m2, maka kita harus menyiapkan anggaran sebesar 60 x
1.000.000m = 60.000.000.
2. Angka biaya teliti
Metode ini menggunakan perhitungan yang teliti dan berjenjang. Adapun langkah-
langkahnya sbb:
a. Menghitung volume setiap item pekerjaan.
b. Menentukan harga bahan dan upah berdasarkan sumber terpercaya.
c. Menentukan analisa harga satuan yang akan dipakai. Bisa analisa BOW, Soedrajad,
dan SNI.
d. Melakukan perhitungan antara volume item pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan.
e. Menjumlah hasil perhitungan (rekapitulasi biaya).
f. Memasukkan biaya-biaya lain yang mungkin timbul. Misal: pajak, asuransi, perijinan,
dan biaya tak terduga.
2. Akan dibangun sebuah pondasi sebagaimana gambar di bawah sepanjang L = 100 m.
Hitunglah kebutuhan material Pasir, kerikil dan batu kali serta baja tulangan untuk
keperluan pelaksanaan bangunan tersebut dengan mengacu koefisien kebutuhan material
sebagai berikut:
Tiap pembuatan 1 m3 beton spesi 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil butuh bahan :
Kerikil ………… 0,78 m3
Pasir ………… 0,52 m3
Semen PC ………. 232 kg

Tiap pembuatan 1 m3 pasangan batu kali spesi 1 PC : 3 Pasir butuh bahan :


Pasir ……………. 0,485 m3
Semen PC ……….. 202 kg
Batu belah ……….. 1,2 m3

Tiap pembuatan 1 m3 pasangan batu kosong/Anstampeng butuh bahan :


Pasir Urug ………. 0,3 m3
Batu belah ……….. 1,2 m3

Tiap pembuatan 1 m3 beton praktis butuh bahan :


Besi tulangan ………... 105 kg
Kawat bendraat ……….. 1,5 kg

Balok slof 15/25

lebar 30 cm

0.80 Pas. Batu kali

Batu kosong tebal 20 cm

0.70

1.00

Indeks kebutuhan bahan merupakan hasil perkalian volume item bangunan dengan indeks
bahan.
a. Perhitungan volume pasangan pondasi batu kali
1 Volume Sloof
=pxlxt
=(0,15x0,25 x 1) m
=0,0375 m3

2 Volume Pasangan batu kali


= 1/2(a+b)xt x panjang pondasi
=((1/2 (0,3+0,7))x0,8)x 1 m

=0,4 m3
3 Volume anstampang
=pxlxt
=(0,7x0,2 x 1) m
=0,14 m3

b.Perhitungan kebutuhan bahan pasangan pondasi batu kali


1 Kebutuhan bahan Sloof (volume =0,0375 m3 )
Tiap pembuatan 1 m3 beton spesi 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil butuh bahan :
Kerikil 0,78 x 0,0375 m3 = 0,02925 m3
Pasir 0,52 x 0,0375 m3 = 0,0195 m3
Semen PC 232 x 0,0375kg = 8,7 kg
Tiap pembuatan 1 m beton praktis butuh bahan :
3

Besi tulangan 105 x 0,0375 kg = 3,9375 kg


Kawat bendraat 1,5 x 0,0375 kg =0,05625 kg
2 Kebutuhan bahan pondasi batu kali(volume =0,4 m3 )
Tiap pembuatan 1 m3 pasangan batu kali spesi 1 PC: 3 Pasir butuh bahan :
Pasir 0,485 x 0,4 m3 = 0,194 m3
Semen PC 202 x 0,4 kg = 80,8 kg
Batu Belah 1,2 x 0,4 m3 = 0,48 m3
3 Kebutuhan bahan anstampang (volume =0,14 m3 )
Tiap pembuatan 1 m3 pasangan batu kosong/anstampang butuh bahan :
Pasir Urug 0,3 x 0,14 m3 = 0,042 m3
Batu Belah 1,2 x 0,14 m3 = 0,168 m3

3. Jelaskan hal-hal yang harus dipersiapkan pada seorang tukang besi ketika akan
melaksanakan pekerjaan perangkaian tulangan pada lantai 10 terkait dengan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3)?

 Kaki tumpu dan bantalan yang baik harus diselenggarakan. Gunakan plat dasar, dan
yakinkan bahwa komponen tersebut dapat menumpu dengan baik dan kuat saat
pekerja berada diatasnya.

 Batang diagonal pengaku (bracing)harus terpasang / terpaku kokoh.

 Perancah dinding harus terjangkar dengan baik.

 Perancah yang berdiri bebas harus diberi pengikat untuk mencegah bahaya roboh.

 Sandaran pelindung (guard rail) harus diselenggarakan.

 Jangan pernah memakai tangga di atas papan perancah.


 Periksa muatan / beban perancah. Spesifikasi beban aman umumnya telah di
tunjukkan oleh pabrikan.

 Jika memakai perancah kayu, yakinkan bahwa kayu perancah tersebut merupakan
kayu kokoh dan bermutu baik.

 Jika mungkin, ikat / paku / klam papan perancah ke frame penyangga perancah

 Periksa tangga dengan seksama terkait dengan bahan, paku, baut.


 Yakinkan dalam kondisi baik, kuat dan kencang. Beri pelumas pada bahan logam
yang bergerak. Jangan pernah menggunakan tangga yang telah cacat/melengkung.

 Tangga harus diletakkan/ditumpukan pada komponen kokoh.

 Gunakan selalu alas kaki yang kesat/tidak licin. Disarankan memakai sepatu anti
selip.

 Saat memanjat maupun turun harus menghadap tangga

 Tempatkan tangga sehingga cukup dekat/dalam jangkauan aman ke bagian yang akan
dikerjakan.

 Jaga agar berat tubuh saudara berada ditengah rail (tiang) tangga.

 Jaga agar titian tangga bebas/bersih dari bahan licin, minyak dan basah.

Anda mungkin juga menyukai