Anda di halaman 1dari 7

Mekanika teknik

Bab 1
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR PADA BANGUNAN

1. Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk
menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah, yang
berfungsi untuk memberi kekuatan dan kekakuan yang diperlukan untuk mencegah
bangunan mengalami keruntuhan.
2. Elemen-elemen utama struktur bangunan dikelompokkan menjadi tiga kelompok
utama, antara lain elemen kaku, elemen fleksibel, dan rangkaian dari elemen-elemen
tunggal. Elemen kaku, antara lain balok dan kolom, pelengkungan, pelat datar, dan
plat berkelengkungan tunggal, dan cangkang. Sedangkan yang termasuk elemen
tidak kaku atau fleksibel antara lain kabel, membran, atau bidang berpelengkung
tunggal maupun ganda. Sementara itu, rangkaian elemen-elemen tunggal antara lain
rangka, rangka batang, kubah, dan jaring.
3. Balok dan Kolom merupakan struktur yang dibentuk dengan meletakkan balok(
sebagai elemen kaku horizontal) di atas kolom (sebagai elemen kaku vertikal). Balok
berfungsi untuk memikul atau menahan beban yang bekerja secara transversal
kemudian menyalurkan beban tersebut ke kolom yang menempunya. Sehingga
kolom memikul beban aksial dari balok dan menyalurkan beban tersebut ke tanah.
4. Pelengkung merupakan struktur yang terbentuk oleh elemen garis yang melengkung
dan membentang diantara dua titik dan berbentuk menyerupai busur.
5. Flat plate adalah konstruksi pelat dasar yang berfungsi sama seperti plat, antara lain
sebagai tempat tinggal, tempat parkir di gedung bertingkat, tempat usaha, maupun
kantor pada gedung bertingkat.
6. Bentuk struktur cangkang pada dasarnya mengambil bentuk dari alam, seperti
bentuk kulit telur, tempurung kelapa, cangkang kepiting, dan cangkang keong.
7. Struktur kabel merupakan struktur yang bentuknya fleksibel. Struktur kabel adalah
sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik.
8. Struktur membran dapat menjadi alternatif untuk struktur benteng lebar yang dapat
diterapkan sebagai penutup atap bangunan.
9. Struktur rangka merupakan struktur yang paling banyak dijumpai pada konstruksi
bangunan, seperti bangunan gedung bertingkat (berantai banyak).
10. Jembatan rangka batang biasanya digunakan untuk jembatan yang membentang di
atas jalan atau rel kereta, karena dapat meminimalkan gangguan pada lalu lintas
jalan atau rel kereta.
11. Struktur jaring merupakan struktur yang menggunakan jaring dari kabel-kabel
sebagai struktur dan pembentuk ruang yang dilengkapi dengan bahan penutup
ruang, seperti kaca atau fiber.
12. Beton (kuat tekan tinggi) biasanya dipadukan dengan baja Tulangan (kuat tarik
tinggi),membentuk struktur beton bertulang.
Bab 2
MENYAJIKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR BANGUNAN

1. Desain suatu struktur bangunan adalah suatu usaha yang menghasilkan produk
bangunan yang mempengaruhi semua fungsi yang diharapkan pada bangunan yang
akan dibangun. dalam melakukan desain atau analisis struktur perlu ditetapkan
kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa struktur aman digunakan
dan sesuai dengan fungsinya (manfaat penggunaannya).
2. Kriteria pembebanan pada struktur bangunan merupakan salah satu hal penting
dalam perencanaan suatu bangunan struktur. Kesalahan dalam merencanakan dan
menganalisis beban adalah salah satu penyebab utama adanya kegagalan struktur
suatu bangunan.
3. Gaya statis adalah gaya yang bekerja terjadi secara terus-menerus dan berjalan
perlahan-lahan (bersifat konstan) pada struktur bangunan. gaya statis
dikelompokkan menjadi dua, yaitu beban mati dan beban hidup.
4. Gaya Dinamis adalah gaya yang bekerja secara tiba-tiba pada struktur. Gaya
dinamis dikelompokkan menjadi dua, yaitu beban angin dan beban gempa.
5. Beban mati (dead load) adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan
termasuk segala unsur tambahan yang merupakan satu kesatuan dengan bangunan
tersebut.
6. Beban hidup (live load) adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
penggunaan gedung, termasuk beban pada lantai yang berasal dari barang-barang
yang dapat berpindah dan beban akibat air hujan pada atap.
7. Beban angin (wind load) adalah semua beban yang bekerja pada struktur bangunan
yang disebabkan oleh adanya selisih tekanan udara (angin).
8. Besarnya beban angin yang bekerja pada suatu struktur bangunan tergantung dari
Kecepatan angin, rapat massa udara letak geografis, bentuk dan ketinggian
bangunan serta kekakuan struktur.
9. Beban gempa(earthquake) adalah semua beban yang bekerja pada struktur yang
diakibatkan oleh gerakan tanah yang merupakan akibat dari gempa bumi baik gempa
tektonik atau vulkanik yang akan memengaruhi struktur tersebut.

Bab 3
MACAM-MACAM GAYA PADA STRUKTUR BANGUNA

1. Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan memiliki sifat nilai yang dapat
dinyatakan dengan angka-angka dengan satuan tertentu. sedangkan satuan adalah
sesuatu yang digunakan untuk menyatakan ukuran suatu besaran.
2. Gaya merupakan besaran vektor yang mempunyai nilai dan arah. satuan gaya
menurut sistem satuan internasional (SI) adalah Newton dan turunan(KN)
3. Gaya biasanya disimbolkan dengan huruf f atau P terkecualian untuk gaya tekuk
menggunakan simbol K dan huruf R untuk resultan jumlah gaya.
4. Gaya mempunyai sifat-sifat tertentu pemain antara lain mempunyai besaran, arah,
dan titik tangkap.
5. Kesetaraan daya adalah kesamaan pengaruh antara gaya pengganti (resultan)
dengan gaya yang diganti (gaya komponen) tanpa memperhatikan titik tangkap
gayanya. Sedangkan keseimbangan Gaya adalah suatu kondisi benda dengan
resultan gaya dan resultan momen gaya yang sama dengan nol.

1
6. Pada kesetaraan gaya antara gaya pengganti dengan gaya yang diganti arah yang
dituju sama, sedangkan pada keseimbangan gaya yang akan dituju berlawanan gaya
pengganti (reaksi) arahnya menuju titik awal dari gaya yang diganti (aksi)
7. Gaya luar adalah gaya yang bekerja pada suatu benda atau struktur. Gaya luar
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu muatan (gaya aksi) dan reaksi tumpuan
(Gaya reaksi).
8. Gaya aksi adalah beban yang bekerja pada suatu struktur dan selalu mempunyai
besaran, arah, dan garis kerja. Sedangkan gaya reaksi merupakan gaya atau
perlawanan yang diberikan oleh tumbuhan akibat adanya gaya aksi.

Bab 4
MENYUSUN GAYA PADA STRUKTUR BANGUNAN

1. Menyusun Gaya adalah memadu gaya atau mencari resultan gaya. Pada prinsipnya
gaya-gaya yang dipadu harus setara (ekuivalen) dengan gaya resultan.
2. Gaya P¹, P² dan P³ yang mempunyai garis kerja dan arah yang sama, sehingga
secara analitis resultan gaya R dapat dicari dengan rumus: R = P¹ + P² + P³.
3. Gaya P¹, P², dan P³ yang garis kerjanya sama namun arahnya berlawanan, dengan
gaya P¹ dan P² arah gayanya ke kanan sedangkan gaya P³ arah gayanya ke kiri,
maka resultan gaya R dapat dicari dengan rumus: R =P¹ + P² + P³.
4. Gaya yang kongruen adalah gaya-gaya yang garis kerjanya berpotongan melalui
suatu titik tertentu. Secara grafis, gaya resultan dapat ditentukan dengan cara jajar
genjang gaya dan segi banyak. Sedangkan secara analitis gaya-gaya yang akan
dicari resultan yang dapat dicari dengan menguraikan gaya terhadap sumbu x dan
sumbu Y.
5. Dalam menyusun gaya yang akan dikonkuren, ada tiga hal yang akan dicarinya itu
besar, arah, dan letak resultannya.
6. Menguraikan Gaya adalah membagi gaya. Berbeda dengan resultan gaya( yang
mencari besar, arah, letak titik tangkap, dan garis kerja resultan dari beberapa gaya
komponen), membagi Gaya adalah mencari besar dan arah gaya yang sudah
diketahui garis kerjanya.
7. Menguraikan sebuah gaya menjadi dua buah gaya yang konkuren dapat dilakukan
dengan jajaran genjang gaya atau segitiga gaya.
8. Pada dasarnya, menyusun gaya yang seimbang hampir sama dengan menyusun
gaya yang setara perbedaannya hanya ada pada arah gaya yang gayanya

Bab 5
MENGHITUNG GAYA-GAYA DALAM PADA STRUKTUR BANGUNAN.

1. Gaya momen atau momen lentur adalah hasil kali antara gaya-gaya luar maupun
reaksi tumpuan terhadap suatu titik yang ditinjau.
2. Momen lentur dibedakan menjadi momen lentur positif (M ltr+) dan momen lentur
negatif(M ltr-). momen lentur dinotasikan dengan BM (bending moment)
3. Momen lantur positive ditandai dengan bagian atas serat atau penampang
mengalami tekanan dan bagian bawah penampang mengalami tarikan. Sementara

2
itu, momen lentur negatif ditandai dengan bagian atas penampang melintang batang
mengalami tarikan dan bagian bawah penampang batang mengalami tekanan.
4. Momen positif digambarkan di bawah garis netral dan diberi tanda (+) atau diarsir
tegak. Sedangkan momen negatif digambarkan di atas garis Netral dan diberi tanda
(-) atau diarsir mendatar.
5. Gaya geser adalah gaya yang bekerja tegak lurus terhadap sumbu memanjang balok
atau batang. Gaya geser disebut juga gaya Lintang karena gaya ini mempunyai arah
tegak lurus atau melintang terhadap arah serat.
6. Diagram gaya geser digambarkan di atas garis netral apabila positif dan diberi tanda
(+) atau diarsir tegak. Diagram gaya geser digambarkan di bawah garis Netral bila
negatif dan diberi tanda (-) atau diarsir mendatar.
7. Gaya normal adalah gaya yang bekerja sejajar arah saat batang struktur. Gaya
normal dapat mengakibatkan batang tertekan atau tertarik tergantung arah gaya.
8. Gaya normal yang menekan balok disebut gaya normal tekan karena mengalami
tegangan tekan ( arah gaya dalam menjauhi bagian potongan yang ditinjau).
Sedangkan gaya normal Yang Menarik balok disebut gaya normal tarik karena
mengalami tegangan tarik ( arah gaya dalam menjauhi bagian potongan yang
ditinjau).
9. Berdasarkan gaya, gaya normal dapat berupa Gaya tekan, sering disepakati dengan
tanda N-( gaya normal negatif) dan gaya tarik sebagai N+( gaya normal positif).
10. Lukisan yang menggambarkan besarnya gaya normal yang bekerja pada suatu balok
disebut diagram gaya normal (bidang N). Diagram ini berbentuk persegi panjang.
Diagram gaya normal digambarkan di bawah garis Netral dan diberi tanda (+) atau
tarik (batang memanjang) serta diarsir tegak. Diagram gaya normal digambarkan di
atas garis Netral atau diberi tanda (-) atau tekan (batang memanjang) peserta di arsir
mendatar.

Bab 6
MENGHITUNG KESEIMBANGAN GAYA PADA KONSTRUKSI BALOK SEDERHANA

1. Konstruksi balok juga disebut konstruksi batang. Konstruksi batang adalah konstruksi
yang terdiri atas satu atau lebih batang yang dapat menerima gaya normal, gaya
melintang, dan momen lentur.
2. Konstruksi balok sederhana (simple beam) adalah kontruksi yang ditumpuk oleh dua
titik tumpu, yaitu berupa tumpuan sendi dan tumpuan rol. Konstruksi balok
sederhana merupakan bagian dari konstruksi bangunan yang biasanya menerima
beban berupa beban lentur (momen lentur) dan mengalami lendutan akibat adanya
momen lentur.
3. Jenis tumpuan pada konstruksi balok sederhana dapat berupa tumpuan sendi atau
engsel (hinge) dan tumpuan gelinding (rol) atau dudukan gelincir. Tumpuan sendi
mempunyai dua reaksi tumpuan (RV dan RH) dan tumpuan normal mempunyai
Reaksi tumpuan (RV).
4. Konstruksi balok sederhana merupakan jenis statis tertentu, sehingga dapat
diselesaikan dengan persamaan keseimbangan. Rumusan dari persamaan
keseimbangan tersebut adalah: ΣM= 0 ( jika gaya-gaya horizontal), ΣV= 0 ( jumlah
gaya-gaya vertikal), dan ΣM= 0 ( jumlah momen gaya pada suatu).

3
5. Pada balok sederhana tunggal yang dibebani dengan beban merata, maka gaya
Lintang (geser) dan momen yang terjadi pada balok akan mengikuti sifat-sifat
sebagai berikut.
● Besarnya gaya geser akan terus berubah di sepanjang balok, sebanding
dengan besarnya beban merata, sehingga untuk diagram gaya geser akan
berupa garis miring.
● Diagram gaya geser berbentuk dua luasan segitiga yang sama besarnya,
dengan tanda (+ ; -) yang berlawanan.
● Diagram momen akan berbentuk parabola.
● Momen maksimal terjadi di tengah Bentang, pada posisi gaya geser nol.

Bab 7
MENGHITUNG GAYA-GAYA BATANG PADA KONSTRUKSI RANGKA SEDERHANA

1. Konstruksi rangka batang adalah suatu bagian yang terdiri atas sejumlah
batang-batang yang di sambung satu dengan yang lain pada kedua ujungnya untuk
menahan gaya luar secara bersama-sama, sehingga membentuk struktur yang
kokoh.
2. Kontruksi rangka batang pada umumnya berbentuk segitiga. Hal ini dikarenakan
beberapa hal berikut.
a. Bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling menyatu dibandingkan
dengan bentuk lain.
b. Perubahan tempat akibat adanya gaya luar menjadi lebih kecil dalam bentuk
segitiga dibandingkan dengan bentuk lain.
c. Bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling stabil (statis) dibandingkan
bentuk lain.
d. Bentuk segitiga tidak menimbulkan tegangan di dalam batang Walaupun ada
kesalahan ukuran dalam pelaksanaannya.
3. Jika setiap batang atau setiap segitiga penyusunannya mempunyai kedudukan yang
singkat, atau konstruksi terdiri atas satu kesatuan yang sama (setara) disebut
konstruksi rangka batang tunggal.
4. Jika setiap batang atau setiap segitiga penyusunannya setingkat kedudukannya,
akan tetapi konstruksi terdiri atas dua buah kesatuan konstruksi yang setara, disebut
konstruksi rangka batang ganda.
5. Jika kedudukan batang atau segitiga penyusun konstruksi ada beda tingkatnya,
dengan kata lain konstruksi anak dan konstruksi induk disebut konstruksi rangka
batang tersusun.
6. Untuk menghitung besarnya gaya batang pada rangka batang dapat dikerjakan
dengan:
a. Cara keseimbangan gaya di titik simpul (analitis);
b. Potongan cuman (grafis);
c. Potongan ritter (grafis); dan
d. Cara cremona (grafis).
7. Titik simpul yang satu dengan lainnya dapat dipisahkan, dan tiap-tiap titik simpul
tersebut dalam keadaan seimbang akibat gaya luar dan gaya dalam ( gaya batang)
yang bekerja pada titik simpul.

4
8. Gaya luar dan gaya batang itu berpotongan di titik simpul yang belum diketahui
dapat dihitung dengan persamaan berikut ini.
Σ H = 0 ( secara horizontal)
Σ V = 0 ( secara vertikal)
Σ M = 0 ( momen ) diabaikan

Bab 8
MENGHITUNG TEGANGAN TEGANGAN YANG TERJADI PADA BALOK STRUKTUR
BANGUNAN

1. Balok merupakan struktur yang menerima beban tegak lurus terhadap arah panjang.
Umumnya, balok mengalami lenturan dan besaran pada bagian di dekat dudukan.
2. Balok melentur terjadi jika suatu batang yang dikenakan oleh beban-beban yang
bekerja secara transversal terhadap sumbu pemanjangnya. Beban-beban ini
menciptakan aksi internal, atau resultan tegangan dalam bentuk tegangan normal
tegangan geser, dan momen lentur.
3. Beban yang bekerja pada balok menyebabkan balok melentur, sehingga sumbu
balok yang semula lurus akan melentur membentuk lengkungan yang disebut
lendutan balok.
4. Tegangan lentur adalah tegangan yang terjadi akibat adanya beban di samping
(lateral loads) yang bekerja pada sebuah balok menyebabkan balok melengkung
atau melentur.
5. Tegangan geser adalah tegangan yang disebabkan oleh gaya yang bekerja
sepanjang atau sejajar dengan luas penahan gaya.
6. Tegangan normal adalah intensitas gaya yang bekerja normal ( tegak lurus) terhadap
irisan yang mengalami tegangan, dan dilambangkan dengan o (sigma)
7. Bentuk-bentuk tegangan normal yaitu tegangan tarik (tensile stress) dan tegangan
tekan ( compressive stress).
8. Jenis-jenis lenturan pada balok sebagai berikut.
a. Kelenturan murni( pure bending)
Kelenturan murni adalah lenturan yang dihasilkan oleh couple dan tidak ada
gaya geser transversal yang bekerja pada batang. Balok dengan lenturan
murni hanya mempunyai tegangan normal ( tegangan lentur tarik dan tekan)
b. lenturan biasa (Ordinary bending )
Lanturan biasa adalah lenturan yang dihasilkan oleh gaya-gaya yang bekerja
pada batang dan tidak terdapat kopel. Balok dengan lenturan biasa
mempunyai tegangan normal dan tegangan geser.
9. Rumus yang digunakan untuk menghitung tegangan balok sederhana berdasarkan
tegangan yang terjadi sebagai berikut
● Tegangan lentur σ = M/ ⅙.bd²
● Tegangan geser τ = 3p/2bh
● Tegangan normal σ = p/a

5
Bab 9
MEMERIKSA KEKUATAN BALOK SEDERHANA BERDASARKAN
TEGANGAN YANG TERJADI

1. Sebuah struktur perlu diperiksa kekuatannya agar diketahui besar beban yang
mampu ditahan oleh struktur tersebut.
2. Ada dua metode untuk memeriksa kekuatan struktur, yaitu:
a. Metode berdasarkan tegangan yang terjadi, dan
b. Metode dengan faktor beban tertentu.
3. Tegangan izin adalah tegangan yang diizinkan untuk membebani struktur.
4. Rumus yang digunakan untuk memeriksa kekuatan balok sederhana berdasarkan
tegangan yang terjadi sebagai berikut.
● Tegangan lentur
σ maks ≤ σ izin
Di mana, o = M/ ⅙.bd²
● Tegangan geser
τ maks = τ izin
Di mana, τ = 3P/2bh
● Tegangan normal
τ maks ≤ τ izin
Di mana, τ = P/A
5. Penentuan tegangan izin yang lebih kecil dari tegangan batas berbeda-beda
diakibatkan oleh beberapa faktor berikut ini.
a. Besarnya beban yang bekerja pada struktur tidak dapat diketahui dengan
pasti.
b. Struktur dibangun dengan bahan yang tidak seragam.
c. Dalam membuat elemen struktur tidak dapat sama persis dalam hal ukuran,
keseluruhan, kekuatan, dan lain-lain.
d. Sulit menentukan tegangan dengan akurat untuk struktur yang rumit.
e. Kesalahan-kesalahan saat proses konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai