TENTANG:
1. STRUKTUR
2. FORMASI STRUKTUR
3. GAYA DAN MOMEN
4. KESEIMBANGAN
5. KESTABILAN
6. GAYA DAN MOMEN INTERNAL SERTA
EKSTERNAL
Pengertian Analisa Strukur
Analisa struktur adalah suatu proses dimana engineer menentukan respons suatu struktur
terhadap suatu pembebanan. Respons struktur dinyatakan dengan gaya-gaya yang terjadi didalam
struktur dan deformasi yang dialami. Metode-metode analisa struktur biasanya dinyatakan
sebagai algoritma matematis; sebenarnya metode-metode ini didasari oleh informasi-informasi
yang diperoleh dari aplikasi mekanika rekayasa, penelitian di laboratorium, eksperimen
model/lapangan, pengalaman, dan engineering judgment. Yang dimaksud dengan Engineering
Judgment atau Nalar pertimbangan yang baik dan dapat dilatih. Struktur adalah sebuah sistem,
artinya gabungan atau rangkaian dari berbagai macam elemen-elemen yang dirakit sedemikian
rupa hingga menjadi satu kesatuan yang utuh.Beban dibedakan dalam beberapa arti :
1. Beban Gravitasi : Tegak Lurus Kebumi, vertikal ke bumi, beban yang secara alami
dimiliki oleh setiap benda di muka bumi.
2. Beban Lateral atau Horizontal :Tegak Lurus terhadap beban gravitasi atau mendatar
relatif sejajar permukaan bumi.
Struktur merupakan ilmu untuk menentukan efek dari beban pada struktur fisik dan
komponennya. Adapun cabang pemakaiannya meliputi analisis bangunan, jembatan, perkakas,
mesin, tanah, dll. Analisis struktur menggabungkan bidang mekanika teknik, teknik material dan
matematika teknik untuk menghitung deformasi struktur, kekuatan internal, tekanan, reaksi
tumpuan, percepatan, dan stabilitas. Hasil analisis tersebut digunakan untuk memverifikasi
kekuatan struktur yang akan maupun telah dibangun. Dengan demikian analisis struktur
merupakan bagian penting dari desain rekayasa struktur.
Sejarah analisis struktur lahir dari ilmu mekanika yang merupakan cabang dari fisika. Tulisan
tertua yang berisi ilmu ini dibuat oleh Archimedes (287-212 SM) yang membahas prinsip
pengungkit dan prinsip kemampuan mengapung. Kemajuan yang besar diawali oleh hukum
kombinasi vektor gaya oleh Stevinus (1548-1620), yang juga merumuskan sebagian besar dari
prinsip-prinsip statika. Penyelidikan tentang lentur pertama kali dilakukan Galileo Galilei (1564-
1642) namun baru dipecahkan dengan baik oelh Auguste Coloumb (1736-1806). Robert Hooke
(1635 - 1703) menemukan kelakuan material yang dikenal dengan hukum Hooke sebagai dasar
dari ilmu elastisitas. Metode kerja maya dikembangkan awalnya oleh Leibnitz untuk
menyelesaikan masalah mekanika biasa. Selanjutnya pendekatan ini benar-benar sangat berguna
dan penggunaannya diperluas dalam berbagai kasus. Berbeda dengan ilmuwan lain yang
menekankan persamaan analitik, Christian Otto Mohr (18351918) mengembangkan metode
grafis yang antara lain lingkaran Mohr (untuk menentukan tegangan), dan diagram Williot-Mohr
(untuk menentukan perpindahan truss). Tokoh lain yang terlibat dalam perkembangan ilmu
analisis struktur awal diantaranya, Marotte, D'Alembert, Euler (teori balok dan tekuk), Navier,
Bernoulli (teori balok), Maxwell (Prinsip Maxwell), Betti (hukum Betti), St. Venant (torsi),
Rayleigh, dan Castigliano (teori defleksi). Teori balok Euler-Bernoulli dibuktikan kebenarannya
dengan diselesaikannya pembangunan Menara Eiffel di Paris. Sebelumnya teori itu hanya dibahas
oleh para ilmuwan semata.
Pada abad modern, perkembangan besar ilmu bahan dilakukan oleh ilmuwan Rusia-AS
Stephen P. Timoshenko. Maha karyanya Strength of Material merupakan buku wajib mahasiswa
teknik sipil hampir diseluruh dunia. Penemuan penting lain adalah metode distribusi momen oleh
Hardy Cross pada tahun 1930 dalam tulisannya di jurnal ASCE. Kontribusi lain Cross adalah
metode analogi kolom. Namun metode klasik yang mulai digantikan seiring dengan
berkembangnya kemampuan dan kecepatan komputer. Maka dari itu penggunaan metode elemen
hingga semakin meluas oleh insinyur struktur. Analisis yang sebelumnya memakan banyak kertas
dengan ketelitian semakin berkurang dengan banyaknya variabel berhasil diatasi. Metode ini
pertama kali dipakai dalam menganalisis gedung Opera Sydney oleh firma konsultan kenamaan
Ove Arup. Bisa dikatakan metode elemen hingga merupakan penemuan terpenting dalam bidang
analisis struktur.
Formasi Struktur
Struktur tarik dan tekan terdiri dari elemen-elemen yang mengalami tekanan atau
tarikan murni. Struktur semacam ini bisa sangat efisien dalam pemakaian material
karena tegangan yang terjadi besarnya konstan pada suatu penampang
Salah satu formasi struktur tarik yang paling sederhana seperti pada struktur
jembatan atau atap yang digantungkan pada kabel. Komponen utama pada
struktur seperti ini adalah kabel penggantungnya.
Struktur tekan yang paling umum adalah pelengkung. Struktur jenis ini, yang
bentuknya seperti kabel penggantung terbalik, akan mengalami gaya tekan murni
pada rusuk-rusuknya apabila dibebani sesuai dengan rencana.
Formasi struktur yang mengkombinasikan komponen tertekan dan tertarik adalah
struktur rangka batang. Masing-masing elemen mengalami gaya tekan atau gaya
tarik murni dan bekerja sama sebagai satu sistem struktur yang stabil
Struktur Permukaan
Struktur permukaan membentuk konfigurasi ruang dengan permukaan tiga
dimensi kontinyu, dan memikul beban dengan permukaannya sendiri. Formasi
struktur seperti ini misalnya: pelat, pelat terlipat, cangkang, dome, struktur kulit,
dan membran. Jenis struktur ini sangat efisien dalam penggunaan material
struktur dan sangat flexibel.
Gaya dan Moment
Gaya dapat didefisinikan sebagai sesuatu yang menyebabkan benda (titik materi) bergerak baik
dari diam maupun dari gerak lambat menjadi lebih lambat maupun lebih cepat. Dalam teknik
bangunan gaya berasal dari bangunan itu sendiri berat.
Kesetaraan gaya adalah kesamaan pengaruh antara gaya pengganti (resultan) dengan gaya yang
diganti (gaya komponen) tanpa memperhatikan titik tangkap gayanya. Dengan demikian pada
suatu keadaan tertentu, walaupun gaya sudah setara atau ekuivalen, ada perbedaan pengaruh antara
gaya pengganti dengan yang diganti.
Keseimbangan gaya adalah hampir sama dengan kesetaraan gaya bedanya pada arah gayanya.
Pada kesetaraan gaya antara gaya pengganti dengan gaya yang diganti arah yang dituju sama,
sedang pada keseimbangan gaya arah yang dituju berlawanan, gaya pengganti (reaksi) arahnya
menuju titik awal dari gaya yang diganti (aksi).
Besar (magnitude)
Arah
Titik tangkap (garis kerja)
Gaya dapat diuraikan menjadi komponen-komponen pada arah yang dikehendaki:
Gaya (2)
Hitung resultan seperti pada penjumlahan dua gaya yang saling tegak lurus.
Momen
Momen gaya terhadap suatu titik didefisinikan sebagai hasil kali antara gaya dengan
jaraknya ke titik tersebut. Jarak yang dimaksud adalah jarak tegak lurus dengan gaya tersebut.
Momen dapat diberi tanda positif atau negatif bergantung dari perjanjian yang umum, tetapi dapat
juga tidak memakai perjanjian umum, yang penting bila arah momen gaya itu berbeda tandanya
harus berbada.
Momen terhadap suatu sumbu, akibat suatu gaya, adalah ukuran kemampuan gaya tersebut
menimbulkan rotasi terhadap sumbu tersebut. Momen didefinisikan sebagai:
dimana r adalah jarak radial dari sumbu ke titik kerja gaya dan adalah sudut lancip
antara r dan F. Karena jarak dari sumbu ke garis kerja gaya adalah , momen sering
juga didefinisikan sebagai
Momen (2)
Momen (3)
Sistem gaya yang bekerja pada stuktur dapat digantikan dengan sistem yang
ekivalen secara statis, yaitu sistem yang menimbulkan efek translasi dan rotasi
yang sama terhadap suatu benda
Gaya-gaya yang bekerja melalui satu titik yang sama dapat digantikan dengan
resultan gaya-gaya tersebut yang bekerja melalui titik perpotongannya.
Gaya-gaya yang tidak melalui titik yang sama dapat digantikan dengan gaya yang
besarnya sama dengan resultan gaya-gaya, dengan garis kerja diatur sehingga
momen yang ditimbulkan terhadap suatu titik sama dengan penjumlahan momen-
momen akibat semua gaya-gaya tersebut
Gaya-gaya sejajar
R = F1 + F2
Mo = a1.F1 + a2 .F2 M0 = a.R
a1.F1 + a2 .F2 = a.R a = (a1.F1 + a2 .F2 )/R
Gaya Terdistribusi
R w .dx rR M 0 w . x .dx
l l
w . x .dx
a l
w .dxResultan = luas bidang gaya terdistribusi
l
Garis kerja resultan melewati titik berat penampang bidang gaya
Contoh: gaya terdistribusi merata dan terdistribusi linier
Dalam bidang teknik sipil kita selalu diajak berbicara tentang bangunan gedung, jembatan
dan lain sebagainya. Bangunanbangunan tersebut supaya tetap berdiri, maka struktur-strukturnya
harus dalam keadaan seimbang, hal itu merupakan syarat utama. Apa saja syarat-syaratnya supaya
suatu bangunan tetap seimbang, dan bagaimana cara menyelesaikannya, kita perlu mengetahuinya.
Sebuah kotak yang dilem diatas meja, maka kotak tersebut dalam keadaan seimbang,
yang berarti kotak tersebut tidak bisa turun, tidak bisa bergeser horisontal dan tidak bisa
berguling.
Struktur dalam keadaan seimbang apabila kondisi awalnya diam dan tetap diam pada saat
dibebani gaya-gaya luar. Persyaratan keseimbangan dicapai apabila potensi untuk
mengalami translasi dan rotasi dihilangkan. Apabila suatu struktur memenuhi kondisi
seimbang ini, setiap bagian dari struktur juga dalam kondisi seimbang.
Struktur 2-dimensi:
Keseimbangan gaya:
Keseimbangan momen
Struktur 3-dimensi:
Keseimbangan gaya
Keseimbangan momen:
Kestabilan Struktur
Struktur akan mengalami perubahan bentuk pada saat dibebani. Pada struktur stabil,
perubahan bentuk yang timbul umumnya kecil, dan akibat gaya internal yang timbul,
struktur mempunyai kecenderungan untuk kembali ke bentuk semula apabila bebannya
dihilangkan. Pada struktur tidak stabil, perubahan bentuk yang timbul mempunyai
kecenderungan untuk terus bertambah selama struktur tersebut dibebani dan
berkecenderungan untuk tidak kembali ke bentuk semula. Struktur tidak stabil mudah
mengalami keruntuhan secara menyeluruh dan seketika begitu dibebani.
Kestabilan struktur sangat ditentukan oleh konfigurasi elemen-elemen pembentuknya dan
sistem penopangnya. Konfigurasi struktur yang meliputi: banyaknya elemen struktur,
cara menyusun dan menyambungkan elemen struktur.
Masalah kestabilan struktur juga bisa timbul dalam situasi lain. Elemen-elemen struktur
yang langsing seperti batang yang panjang atau cangkang yang tipis mempunyai potensi
kehilangan kestabilannya apabila dibebani gaya tekan.
Salah satu syarat agar sebuah bangunan memenuhi syarat dan layak dipakai adalah
kestabilan struktur yang bagus. Kestabilan memiliki arti bangunan tidak akan runtuh (collapse)
jika mendapat pengaruh gaya-gaya dari luar. Lihat gambar di bawah ini sebagai contoh
memahami kestabilan sebuah struktur.
Pada gambar yang berada di sebelah kiri, struktur yang sangat sederhana akan mengalami
perpindahan (deformasi) yang cukup besar jika diberi beban luar. Struktur ini akan jatuh
(collapse) dan dikatakan tidak stabil terhadap perubahan gaya dari luar. Kondisi ini berbeda jika
kita melihat gambar yang berada di sebelah kanan, struktur yang diberi pengaku (bracing)
dikatakan stabil ketika menerima beban-beban dari luar.
Setidaknya ada 3 cara yang bisa dilakukan untuk membuat struktur yang stabil:
Pemasangan pengaku, selain untuk membuat struktur stabil, biasanya dilakukan untuk
membantu mencegah struktur mengalami deformasi yang besar pada arah horizontal. Pengaku
biasanya banyak dipasang pada strukur yang terbuat dari kayu atau baja. Pada struktur bangunan
tinggi (lebih dari 300 meter), pemasangan pengaku biasanya lebih sering dilakukan dibandingkan
dengan struktur bangunan yang rendah dengan alasan struktur yang rendah masih sangat rigid
(deformasinya kecil) dan tidak membutuhkan bantuan bracing.
Bidang rangka kaku atau biasa disebut diaphragm adalah sistem di mana dinding atau
pelat lantai dipasang sangat kaku pada rangka struktur. Hal ini menyebabkan sambungan (joint)
tidak lagi berperilaku sebagai sendi, namun sambungan ini akan kaku dan berubah fungsi sebagai
jepit. Contoh yang bisa kita lihat adalah pelat lantai yang terbuat dari beton yang disambung
dengan balok-balok di sekelilingnya.
Jika pada sistem diaphragm kita memasang bidang yang akan mengubah perilaku
sambungan, maka pada cara yang ketiga ini, sambungan secara langsung dipasang dengan kaku
tanpa perlu bantuan dinding atau pelat. Biasanya sistem seperti ini bisa dilakukan pada
sambungan las baja atau sambungan balok kolom pada beton bertulang.
Jumlah minimum pengaku atau bidang yang diperlukan untuk kestabilan struktur.
Untuk membuat sistem struktur yang stabil, paling tidak diperlukan sejumlah elemen-
elemen minimum yang dipasang pada struktur. Pada gambar di atas, bidang pengaku dan
pengaku diagonal hanya dipasang di sebuah bidang di sebuah sisi struktur. Struktur pada kondisi
ini sudah stabil, namun jika ada gaya horizontal pada arah tegak lurus bracing, struktur
akanmengalami torsi yang cukup besar akibat pemasangan struktur yang tidak simetris. Untuk
itulah diperlukan pemasangan elemen-elemen yang simetris pada struktur.
Dengan pemasangan struktur yang stabil dan tepat, diharapkan struktur tidak akan
mengalami jatuh (collapse), memenuhi syarat deformasi yang ditetapkan, dan mampu
memberikan kuat layan yang baik untuk dipakai para penggunanya .
Konfigurasi Struktur Menentukan Kestabilan
Gaya atau momen yang timbul didalam struktur sebagai respons terhadap gaya eksternal
disebut internal. Gaya atau momen ini timbul untuk mempertahankan integritas struktur
sehingga terpenuhi keseimbangan pada setiap titik didalam struktur. Gaya atau momen
internal dapat dibedakan menjadi:
Gaya geser dan momen lentur seringkali muncul bersamaan pada suatu elemen struktur.
Gaya dan Momen Eksternal: Aksi dan Reaksi
Gaya dan Momen internal timbul didalam struktur sebagai akibat adanya sistem
gaya/momen eksternal yang bekerja pada struktur dan berlaku bersama-sama sebagai sesuatu yang
mempertahankan kesetimbangan partikel atau elemen dari suatu struktur. Struktur secara
keseluruhan maupun pada setiap bagian (elemen) struktur harus memenuhi kondisi kesetimbangan
statis (static equilibrium). Sistem gaya-gaya eksternal membentuk suatu sistem kesetimbangan.
Sistem gaya-gaya eksternal dan internal juga membentuk suatu sistem kesetimbangan.
Gaya normal atau gaya aksial adalah gaya yang garis kerjanya sejajar dengan sumbu
longitudinal batang.
Gaya yang bekerja adalah W (yang besarnya sama dengan berat blok, bila berat sendiri
kabel diabaikan). W bekerja sentris (yaitu garis kerjanya berimpit dengan sumbu longitudinal
batang), disebut juga gaya aksial/normal sentris.
Pada tumpuan kabel timbul reaksi R = W.
Kabel seolah-olah dipotong pada potongan a-a :
Pada masing-masing bagian kabel (sebelah atas dan sebelah bawah potongan a-a) juga akan
tercapai kesetimbangan dimana kesetimbangan ini dicapai dengan adanya gaya internal didalam
kabel. Gaya internal ini adalah N dengan arah berlawanan dengan gaya eksternal yang bekerja
(yaitu W) dan besarnya sama dengan W.
N ini adalah gaya internal yang disebut Gaya Normal (Aksial) Tarik.
Catatan :
Besar dan arah gaya internal yang timbul adalah sedemikian rupa sehingga semua bagian
struktur berada dalam kesetimbangan. Tidak peduli bagian struktur mana yang ditinjau.
Dalam analisis gaya normal tarik diberi tanda + (positif) dan sebaliknya bila gaya normal
itu berupa tekan (desak) diberi tanda (negatif).
GAYA LINTANG
Gaya internal ini timbul pada elemen struktur yang memikul sistem gaya eksternal yang
bekerja transversal terhadap sumbu longitudinal batang.
Bagian sebelah kanan setimbang terhadap bagian kiri potongan (demikian pula sebaliknya
bagian sebelah kiri setimbang terhadap bagian kanan potongan).
Bagian sebelah kiri potongan akan bergerak ke atas dan bagian sebelah kanan potongan
akan bergerak ke bawah. Untuk merintangi gerakan tersebut maka pada potongan a-a harus bekerja
gaya-gaya internal yang arahnya berlawanan dengan arah gaya yang diimbanginya.
Jadi sebelah kiri potongan timbul gaya dalam (internal) D = RA dengan arah ke bawah. (D
adalah gaya internal pada potongan a-a dengan arah tegak lurus/melintang terhadap sumbu
longitudinal balok). Untuk sebelah kanan potongan timbul gaya internal D = P RB dengan arah
ke atas (dimana P > RB).
Catatan :
Perjanjian tanda untuk gaya lintang D :
Apabila sebelah kiri potongan berkehendak bergeser (bergerak) ke atas, maka gaya lintang
D bertanda + (positif) jadi gaya lintang D disebelah kiri potongan berarah ke bawah bertanda
+.
atau : apabila sebelah kanan potongan berkehendak bergeser (bergerak) ke bawah, maka
gaya lintang D bertanda + (positif) jadi gaya lintang D disebelah kanan potongan berarah ke
atas bertanda +.
Sekarang tinjau potongan b-b :
Lihat sebelah kiri potongan :
Agar setimbang maka pada potongan timbul gaya lintang D = P RA dengan arah ke atas.
Untuk sebelah kiri potongan apabila D berarah ke atas bertanda . Apabila ditinjau
sebelah kanan potongan D = RB dengan arah ke bawah (dalam hal ini bertanda ).
Sehingga :
Pada potongan a-a : Bagian kiri naik terhadap bagian kanan
D = +
Bagian kanan turun terhadap bagian kiri
Pada potongan b-b : Bagian kiri turun terhadap bagian kanan
D =
Bagian kanan naik terhadap bagian kiri
A x B
x
RA
RB
x
Gaya tarik adalah adalah gaya yang mempunyai kecenderungan untuk menarik elemen
hingga putus. Kekuatan elemen tarik tergantung pada luas penampang elemen atau material yang
digunakan. Elemen yang mengalami tarik dapat mempunyai kekuatan yang tinggi, misalnya kabel
yang digunakan untuk struktur bentang panjang. Kekuatan elemen tarik umunya tergantung dari
panjangnya. Tegangan tarik terdistribusi merata pada penampang elemen.
Gaya tekan cenderung untuk menyebabkan hancur atau tekuk pada elemen. Elemen
pendek cenderung hancur, dan mempunyai kekuatan yang relatif setara dengan kekuatan elemen
tersebut apabila mengalami tarik. Sebaliknya kapasitas pikul beban elemen tekan panjang akan
semakin kecil untuk elemen yang semakin panjang. Elemen tekan panjang dapat menjadi tidak
stabil dan secara tiba-tiba menekuk pada taraf beban kritis. Ketidakstabilan yang menyebabkan
elemen tidak dapat menahan beban tambahan sedikitpun bisa terjadi tanpa kelebihan pada material.
Fenomena ini disebut tekuk (buckling). Adanya fenomena tekuk ini maka elemen tekan yang
panjang tidak dapat memikul beban yang sangat besar.
Lentur adalah keadaan gaya kompleks yang berkaitan dengan melenturnya elemen
(biasanya balok) sebagai akibat adanya beban transversal. Aksi lentur menyebabkan serat-serat
pada sisi elemen memanjang, mengalami tarik dan pada sisi lainnya akan mengalami tekan. Jadi
keadaan tarik maupun tekan terjadi pada penampang yang sama. Tegangan tarik dan tekan bekerja
dalam arah tegak lurus permukaan penampang. Kekuatan elemen yang mengalami lentur
tergantung distribusi material pada penampang dan juga jenis material. Respon adanya lentur pada
penampang mempunyai bentuk-bentuk khusus yang berbeda-beda.
Geser adalah keadaan gaya yang berkaitan dengan aksi gaya-gaya berlawanan arah yang
menyebabkan satu bagian struktur tergelincir terhadap bagian di dekatnya. Tegangan akan timbul
(disebut tegangan geser) dalam arah tangensial permukaan yang tergelincir. Tegangan geser
umumnya terjadi pada balok.
Torsi adalah puntir. Tegangan tarik maupun tekan akan terjadi pada elemen yang
mengalami torsi.
Tegangan tumpu terjadi antara bidang muka kedua elemen apabila gaya-gaya disalurkan
dari satu elemen ke elemen yang lain. Tegangan- tegangan yang terjadi mempunyai arah tegak
lurus permukaan elemen.