Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Konsep Struktur Bangunan dalam Al-Quran

Allah SWT. berfirman “Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan
Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS. Al-Hijr: 21)

Dari ayat di atas dapat diambil hikmah bahwa Allah menciptakan jagat raya dan isinya dengan
sangat rapi,teratur, dan seimbang. Ayat ini juga mengandung pesan agar dapat menerapkan sistem
struktur bangunan sesuai dengan ukuran dan takaran, maksudnya memperhatikan aspek beban dan
ketahan struktur yang dipakai. Dalam ayat lain Allah SWT. berfirman,

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menentapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqon: 2)

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. As-Shaf: 4)

Dari dua ayat di atas tergambarkan bahwa struktur bangunan harus direncanakan dengan teliti,
sistematis, dan valid. Selain itu juga struktur harus diolah secara utuh dan menyatu (integral), bukannya
malah parsial. Ini menunjukan bahwa struktur bangunan harus bekerja bersamaan dan saling mendukung,
tidak ada satu yang terkalahkan atau terkesampingkan, semua memiliki proporsi dan peran yang sama, dan
sangat penting dalam menyongkong sebuah bangunan. Prinsip ini menjadi prasyarat mutlak dalam
mendesain dan merencanakan sistem strukutr bangunan, serta muncul definisi tentang strutur yang
dikatakan sebagai himpunan elemen-elemen bahan lain yyang akhirnya diteruskan ke tanah dengan aman
(Schodek,1998:4). Tujuan akhir dari distribusi beban adalah tanah, sebab sebagian besar bangunan
merancap dan berdiri pada tanah. Sehingga klasifikasi aman secara struktural pada bangunan adalah
proses penerusan beban yang baik mulai dari tingkat atas bangunan hingga ke bagian bawah yang
berhubungan dengan tanah.

1.2.Konsep Mekanika dalam Struktur Bangunan

Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang membahas keadaan benda yang diam atau bergerak di
bawah pengaruh dan aksi gaya (Meriam dan Kraige, 2000:1). Sejarah awal ilmu ini merupakan permulaan
munculnya ilmu teknik. Pengertian yang mendalam tentang pengetahuan mekanika merupakan prasyarat
pokok untuk bekerja dalam bidang-bidang tersebut di atas maupun bidang-bidang lainnya.
Gambar 1.1. menunjukan pembagian ilmu mekanika, dimana lebih banyak menyangkut bahan
(material), yakni bahan kaku (rigid), mudah berubah bentuk (deformable), dan cairan (fluida). Bidang kajian
struktur dan konstruksi bangunan termasuk ke dalam bagian mekanika untuk bahan (material), kaku
(rigid), dan tetap (tidak berubah tempat) yang disebut statis, sementara untuk bagian dinamis fokus
penekanannya pada bahan atau suatu sistem yang dapat bergerak dan berubah-ubah. Oleh sebab itu
kajian mekanika pada ilmu bangunan adalah mekanika teknik khusus statika. Cabang statika terdiri atas
dua bagian yakni statika tertentu dan statika tak tentu. Prinsip-prinsip mekanika sangat tergantung pada
matematika yang teliti. Prinsip matematika sebenarnya tidak banyak, tetapi aplikasinya sangat luas dan
metode yang digunakan dalam mekanika dipakai di bidang-bidang teknik lainnya. Ilmu analitik di dalam
mekanika merupakan metode matematis untuk bidang teknik terapan (aplikatif),sehingga di dalamnya
banyak terdapat pengembangan-pengembangan baru yang disesuaikan dengan kondisi dan tuntutan di
lapangan. Para engineer diharapkan memiliki logika dan rasionalitas matematika yang baik sebelum
mempelajari lebih dalam tentang ilmu mekanika. Konsep-konsep dan definisi-definisi yang tepat
merupakan landasan untuk mempelajari mekanika, dan harus dimengerti dan dikuasai terlebih dahulu
(Meriam dan Kraige, 2000: 1)

Berikut beberapa istilah sebagai landasan mempelajari mekanika.

1. Ruang adalah daerah geometri yang ditempati oleh benda yang posisinya digambarkan oleh
pengukuran linear dan anguler relatif terhadap sistem koordinat. Untuk tiga dimensi diperlukan tiga
koordinat bebas, sedangkan untuk dua dimensi diperlukan dua koordinat.
2. Waktu adalah ukuran peristiwa yang berurutan dan merupakan besaran dasar dalam dinamika.
3. Massa adalah ukuran kelebaman benda, yang merupakan penghambat terhadap perubahan
kecepatan benda. Massa juga merupakan sifat setiap benda yang mengalami gaya tarik-menarik
dengan benda lain.
4. Gaya adalah aksi suatu benda terhadap benda lain. Gaya cenderung menggerakan suatu benda
menurut arah kerjanya
5. Partikel adalah sebuah benda yang dimensinya dapat diabaikan. Dalam pengertian matematis,
sebuah partikel adalah benda yang dimensinya mendekati nol sehingga dapat dianalisis sebagai
massa titik.
6. Benda Tegar, sebuah benda dianggap tegar jika gerakan relatif antar bagian-bagiannya dapat
diabaikan langsung, sebagai contoh perhitungan tarikan (tension) pada kabel yang menyangga tiang
derek mobil dalam keadaan mengangkut beban pada dasarnya tak terpengaruh oleh reganggan
(deformasi) dalam yang kecil pada anggota-anggota struktural tiang tersebut. Untuk menentukan
tegangan dan regangan dalam, karakteristik deformasi dari material (bahan tiang tersebut harus
dianalisis). Analisis jenis ini termasuk dalam pembahasan mekanika benda-benda yang dapat
berubah bentuk (deformable).

1.3.Komponen – Komponen Struktur

Struktur terdiri dari beberapa bagian komponen yang saling berkaitan dan saling menyokong.
Terdapat dua jenis bagian struktur utama, diantaranya adalah bagian strukutur dua-gaya dan bagian
struktur yang dibebani secara transversal yang terdiri dari gaya tekan dan gaya tarik (Dishongh,2003:25).
Pada Gambar 1.2. bahwa bagian struktur dua-gaya F hanya memiliki dua gaya yang bekerja pada bagian
struktur tersebut. Kedua gaya berbagi garis kerja yang sama, sama besar, dan berlawanan satu sama lain.
Kedua gaya tersebut diarahkan di sepanjang longitudinal (sepanjang bagian struktur yang lulus) dan
disebut beban aksial. Biasanya batang akan mengalami deformasi atau perubahan bentuk ketika dikenai
gaya demikian. Deformasi bisa berupa penyusutan sebagai akibat gaya F tekan dan memuai sebagai akibat
gaya F tarik. Deformasi merupakan perilaku kewajaran ketika bahan mendapat beban, asalkan tingkat
perubahan yang terjadi dari semula masih dalam range angka keamanan sebuah bahan mengalami
perubahan bentuk, dan kondisi ini bahan tidak mengalami kerusakan. Ketahanan sebuah bahan terhadap
beban bergantung pada jenis dan karakteristik bahan dan tipe pembeban itu sendiri.

Apabila gaya-gaya menarik bagian struktur pada kedua ujungnya, maka bagian struktur tersebut
berada dalam keadaan tarik. Apabila kedua gaya mendorong pada ujung-ujungnya, maka bagian struktur
tersebut berada dalam keadaan tekan dan disebut sebagai kolom. Untuk menumpu beban-beban tekan,
sebuah bagian struktur harus kekar (stocky) — anggota struktur tersebut harus memiliki luas penampang
melintang substansial dibanding dengan panjangnya — karena jika tidak, bagian struktur tersebut
cenderung mengalami tekuk. Perilaku pada model struktur pada Gambar 1.3. ini lebih kompleks dan rumit
sebab distribusi gaya dan turunannya juga bervariasi.

Bagian struktur lurus yang dibebani secara transversal menumpu beban-beban yang bekerja dalam
suatu sudut terhadap sumbu longitudinal dari bagian struktur. Bagian lurus yang dibebani secara tranversal
disebut balok. Balok dapat memiliki banyak nama, seperti balok anak (joist), balok utama (girder), kasau
atau usuk (rafter), dan gording (purlin). Balok dapat menumpu gaya-gaya aksial. Apabila gaya aksial
merupakan gaya dalam tekan, elemen struktur itu disebut balok-kolom. Tidak seperti bagian struktur dua-
gaya, terdapat lebih dari dua gaya pada sebuah balok, karena jarak antara dua gaya transversal
membentuk sebuah momen dan sebuah lengan tuas relatif yang harus ditahan oleh beban lain yang
menghasilkan momen. Pada titik A dari balok, momen yang searah jarum jam dari beban merata yang
diterapkan dibalas oleh sebuah momen yang diakibatkan oleh gaya reaktif B. Demikian juga momen-
momen di B. Struktur adalah sistem yang terdiri dari susunan bagian struktur dua-gaya dan/atau elemen-
elemen struktur yang dibebani secara transversal. Bagian struktur umumnya berbentuk lurus, dengan
pengecualian untuk bagian struktur dari bentuk struktur lengkungan dan struktur rangka.
1.4 Sistem Struktur

Sebuah bangunan merupakan sistem konstruksi yang disusun oleh beberapa komponen struktur antara
lain balok, kolom, dan seterusnya. Apabila sambungan sendi sederhana digunakan untuk mentransfer
beban vertical dari balok ke kolom dan menuju pondasi, maka sistem pengekang lateral diperlukan untuk
menyalurkan gaya-gaya lateral menuju pondasi. Apabila penyambung kaku penahan momen digunakan,
maka penyambung tersebut dapat berfungsi sebagai sambungan jepit pada sebuah struktur penahan
momen beban lateral. Untuk rangkaian seri apabila salah satu elemen tidak berfungi akan mengakibatkan
tidak berfungsinya seluruh sistem. Untuk rangkaian parallel apabila ada salah satu elemen tidak berfungsi,
maka sistem masih bisa berfungsi. Rangkaian yang lain adalah kombinasi dari keduanya.

1.5 Konsep Analisis Struktur

Filosofi pohon dijadikan landasan dalam analisis struktur, termasuk filosofi “shalat sebagai tiang agama”.
Dimana akidah, iman, dan islam seseorang ditentukan oleh shalatnya. Jika shalatnya baik, maka baik pula
amal dan akidahnya. Berlaku pula pada struktur bangunan.

Pada struktur, jika beban lebih besar, kita memerlukan suatu struktur yang lebih kuat dan bisa jadi lebih
besar dalam ukuran. Besarnya beban akan mempengaruhi besaran dimensi suatu penampang struktur.

Struktur tergantung dari bentuk elemen-elemen yang harus digunakan menurut perilaku dan karakteristik
bahannya.

Semua hal harus dipertimbangkan untuk memperkirakan bahwa struktur tersebut aman. Untuk
menganalisis suatu struktur, kita harus menyederhanakan persoalan pembebanan dalam sistem struktur
tersebut. Berikut beberapa langkah penyederhanaan :

Beban harus disederhanakan sesuai dengan kaidah dan peraturan tata cara perhitungan dan perencanaan
struktur di seluruh wilayah Indonesia.

Struktur dapat dipakai dan diaplikasikan dengan mudah dan terjangkau, sehingga konsep perencanaan
mampu diterima oleh berbahgai pihak.

Struktur harus disederhanakan dengan menghilangkan atau mengabaikan Minor Effects.

Perilaku bahan harus disederhanakan, perubahan bentuk adalah sebanding dengan beban

Stabilitas struktur

Membahas stabilitas struktur maka, tak lepas dari keseimbangan struktur bangunan. Namun sebenarnya
tidak hanya stabilisasi struktur saja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam stabilisasi struktur
bangunan. Diantaranya adl: struktur tersebut harus mencapai keadaan seimbang, harus stabil, mempunyai
kekuatan yang cukup, dan mempunyai kekakuan cukup.

1. Struktur tersebut harus mencapai keadaan seimbang.

Struktur tersebut mengalami kesetimbangan apabila resultan gaya yang diberikan adalah 0, gaya yang
dimaksud adalah gaya internal maupun eksternal.
2. Struktur harus stabil.

Stabilitas struktur didapatkan apabila struktur tidak mengalami perubahan geometri dan konfigurasi sistem
struktur, dan sebelum stabil struktur harus seimbang.

3.Mempunyai kekuatan yang cukup.

Maksudnya adalah bahwa struktur ditunjang dari sifat material yang cukup memadai agar mempunyai
kekuatan yang cukup. Kekuatan penampang struktur adalah mampu menahan perubahan bentuk lentur
ataupun lembek.

4. Struktur memiliki kekakuan yang cukup.

Kekakuan dipengaruhi oleh ketebalan dan besaran dimensi penampang yang mendapat gaya tegak lurus.
Sebuah penampang yang relatif tebal akan memiliki daya tahan terhadap benturan , kekakuan sebuah
penampang struktur turut pula dipengaruhi oleh kekuatan tumpuan pada ujung-ujung penampang
tersebut.
SOAL

1. Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi kami-lah khazanahnya, dan kami tidak
menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu (QS. Al-Hijr:21).
Mengandung pesan agar kita menetapkan sistem struktur bangunan sesuai dengan ukuran dan
takaran, maksudnya dengan memperhatikan aspek beban dan ketahanan struktur yang dipakai.
Yang kepunyaanlah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada
sekutu baginya dalam hal kekuasaannya,dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS. Al-Furqon:2).
Menggambarkan bahwa struktur bangunan harus direncanakan dengan teliti, sistematis,dan
valid.
2. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalannya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS. As-Shaf:4)
Maksudnya adalah setiap unsur dari bangunan harus tersusun rapi dan harus bekerja secara
bersamaan dan saling mendukung, tak ada satu yang terkalakan/terkesampingkan, semua
memiliki proporsi dan peran yang sama dalam menyokong sebuah bangunan.
3. Dalam ruang lingkup kajian ilmu mekanika menunjukkan pembagian ilmu mekanika,dimana
lebih banyak menyangkut bahan/material, bidang kajian struktur dan konstruksi bangunan
termasuk kedalam bagian mekanika untuk bahan (material), kaku dan tetap yang disebut statis.
4. a. Bagian struktur dua gaya
Bagian struktur dua gaya F hanya memilki kerja yag sama sama besar dan berlawanansatu sama
lain. Kedua gaya tersebut diarahkan di sepanjang sumbu longitudinal dan disebut beban-beban
aksial. Beban-beban aksial ini mengenai tepatdi ujung-ujung batang tersebut. Biasanya
batangakan mengalami deformasi atau perubahan bentuk ketika dikenai gaya demikian
b. Bagian struktur yang dibebani secara transversal
Elemen-elemen struktur yang dibebani secara transversal menumpu beban-beban yang bekerja
dalam suatu sudut terhadap sumbu longitudinal dari bagian struktur. Bagian struktur lurus yang
dibebani secara transversal menumpu beban-beban yang bekerja dalam suatusudut terhadap
sumbu longitudinal dari bagian struktur.
5. Struktur harus diolah secara utuh dan menyatu (integral), bukannya malah parsial sebab
struktur terdiri dari komponen-komponen yang saling mendukung satu sama lain yang
kesemuanya membentuk suatu sistem yang utuhdan solid. Ini menunjukkan bahwa struktur
bangunan harus bekerja secara berjamaah atau bersama dan saling mendukung, tidak ada satu
yang terkalahkan atau terkesampingan.
6. QS Al-An’aam : 152
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,
hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami
tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila
kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan
penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.
QS.Ath-Thalaaq :7
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.
Hubungan konsep analisis struktur dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al-An’aam:152 dan
Q.S.Ath-Thalaaq:7 yaitu Struktur merupakan kumpulan elemen-elemen bahan umtuk
meneruskan beban-beban ke tanah dengan aman.
7. QS Al-Fath : 29
Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku'
dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan
tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-
orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar.
Dari surat Al-Fath :29 dapat diambil bahwa yang dimaksud dari ayat tersebut adalah pohon.
Struktur pohon yang kuat dan kokoh yang dapat menyokong beban dapat diterapkan pada
bangunan yaitu daun, ranting, dahan, cabang, batang.
8. Rumah tinggal salah satu penyusun di Jl. Jemur Wonosari Gg IV direncanakan menggunakan
struktur beton bertulang untuk semua unsur strukur. Mulai dari perencanaan pelat, tangga,
balok, anak tangga, dan balok induk sampai kolom.
9. Beri definisi dan contoh aplikasinya tentang :
a. Kesetimbangan struktur
Hukum keseimbangan struktur mencakup bahwa tidak ada gaya beban sisa atau lebihan
terhadap reaksi yang dilakukan struktur. Persamaan minimal struktur dkatakan setimbang
dimana beban satu dengan yang lainnya sama maka kondisi ini dikatakan setimbang.
Contoh aplikasi :
Pada batang balok yang mengalami kesetimbangan gaya
Kesetimbangan pada sebatang balok yang ditumpu tepat di tengah-tengah bentang dan
balok supaya setimbang pada kedua sisinya mendapat beban dengan berat dan jarak
terhadap tumpuan yang sama.
b. Kestabilan struktur
Kestabilan struktur mancakup kekuatan dan kekokohan secara utuh, integral, dan mencakup
keseluruhan. Dalam struktur bangunan dikenal dengan istilah tumpuan atau perletakan
struktur yang berarti hubungan atau pertemuan antara elemen struktur yang sama dan
berbeda jenis yang merupakan unsur yang memengaruhi perkuatan struktur.
Contoh aplikasi :
Perbedaan struktur rangka persegi yang mendapat gaya lateral antara ranpa pengaku
dengan yang menggunakan pengaku tentunya akan menghasilkan kestablan yang berbeda.
Setimbang berarti tidak bergerak(diam), sedangkan stabil berarti tidak berubah
bentuk(deformasi)
10. Seorang ahli dan perencana struktur harus berpikir secara sistematis, terarah, jelasm dan selalu
mencari cara untuk menyelesaikan masalah dengan optimal sesuai dengan anjuran Rasulullah
yaitu
“ sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan dilakukan
secara itqam (tepat, terarah, jelas, dan tuntas),” HR Thabrani
Harus terus belajar ilmu Allah SWT yang tidak ada habisnya dan tanpa batas sesuai sabda
Rasulullah SAW
“ menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah) “,Hr Ibnu Majah
Dan firman Allah
“ maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang lain “ (QS. Alam Nasyrah : 7)
Maksud dari ayat tersebut adalah apabila kita telah selesai mengerjakan urusan dunia maka
kerjakanlah urusan akhirat dan apabila telah selesa mengerjakan suatu pekerjaan selanjutnya
hasil yang akan diperoleh kita serahkan pada Allah dengan penuh berserah diri(tawakkal)
Para arsitek dan insinyur sipil dalam mengemban amanah, jika suatu pekerjaan selesai
dikerjakan maka dengan segera menyelesaikan pekerjaan yang lain asalkan pekerjaan tersebut
dirishoi Allah dan memberikan manfaat.

Anda mungkin juga menyukai