Anda di halaman 1dari 20

Mekanika

Rekayasa

pemahaman mengenai konsep


keseimbangan gaya pada perhitungan reaksi dan gayagaya dalam struktur statis tertentu dan melatih ketrampilan
dalam perhitungan reaksi dan gaya dalam untuk berbigai
jenis struktur statis tertentu.

YUDHA NIKO CAHYONO

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
TUGAS MAKALAH
STATIKA 1
STRUKTUR STATIS TERTENTU

DOSEN PENGAMPU :
Laily Fatmawati S.T, M.Eng
DISUSUN OLEH :
Yudha Niko Cahyono

UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
2018/2019
Yudha Niko Cahyono
Statika 1 Mekanika Rekayasa
BAB 1 PENDAHULUAN

Suatu kontruksi dibuat dengan ukuran-ukuran tertentu haruslah mampu


menahan gaya-gaya yang bekerja dan harus tetap kokoh sehingga tidak rusak
maupuan hancur.kontruksi dapat dikatakan kokoh apabila dalam keadaan stabil
jika terjadi gaya-gaya dalam arah vertical maupun horizontal saling menghilang
atau sama dengan nol, demikian juga dengan momen-momen yang terjadi pada
titik buhul atau titik kumpul saling menghilang atau sama dengan nol.
Dalam ilmu statika terdapat metode penyelesaian dengan statis tak tentu dan
metode statis tertentu. Pada metode statis tertentu berlaku prinsip keseimbangan
gaya-gaya dalam arah vertical, horizontal dan keseimbangan momen pada
tumpuan-tumpuannya. Ada beberapa syarat-syarat terjadinya keseimbangan
sebagai berikut :
Ʃv = 0
Ʃh = 0
Ʃm = 0
Keterangan :
Ʃv = Gaya-gaya vertical
Ʃh = Gaya-gaya horizontal
Ʃm = Momen
Maka nilai gaya dari arah vertical maupun horizontal haruslah sama dengan
nol dan momen pada titik tumpuan haruslah sama dengan nol.
Pada makalah ini akan dibahas tentang metode statis tertentu pada gaya
lintang, gaya normal dan momen yang bekerja pada balok yang ditumpu oleh dua
tumpuan, balok geber, balok kentilever dengan berbagai penyelesaian. Untuk lebih
mudah dalam memahami pembelajaran tentang metode statis tertentu maka kita
harus memahami hal-hal berikut :
1.1 Gaya
Gaya merupakan kekuatan yang dapat membuat objek pada keadaan diam
menjadi bergerak. Gaya biasanya dilambangkam sebagai besaran yang mempunyai
arah gaya yang bekerja pada bidang yang dilaluinya disebut garis kerja gaya.

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
Apabila pada suatu benda terjadi sebuah gaya baik diangkat, ditarik atau didorong
maka akan terjadi perlawanan gaya (Reaksi) dan besarnya reaksi sama dengan
besarnnya gaya yang dikerjakan (Aksi).
Jika gaya aksi lebih besar dari gaya reaksi maka posisi benda akan
berpindah, apabila gaya reaksi sama dengan gaya aksi maka objek akan tetap
dalam keadaan diam.
Apabila ada 2 buh gaya atau lebih yang bekerja pada sebuah objek makan
dapat dilakukan penggabungan gaya tersebut yang disebut Resultan Gaya (R).

Jika gaya yang bekerja searah maka resultannya adalah penjumlahan dari
gaya-gaya tersebut.dan apabila gaya yang bekarja berlawanan arah maka
resultannya adalah pengurangan.

Jika gaya yang bekerja saling tegak lurus maka penggabungan resultannya
dapat dilakukan dengan membentuk persegi dari kedua gaya tersebut dan besarnya
resultan sebesar diagonal dari persegi tersebut atau jumlah kuadrat dari akar gaya-
gaya tersebut.

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
Jika gaya yang bekerja membentuk sudut dengan bidang datar maka
penggabungan resultannya dapat dilakukan dengan melukiskan jajar genjang dari
kedua gaya tersebut dan besarnya resultan sebesar diagonal dari jajar genjang
tersebut.

1.2 Momen
Momen terjadi apabila sebuah gaya bekerja mempunyai jarak tertentu dari
titik yang akan menahan momen tersebut dan besarnya momen tersebut adalah
gaya dikalikan dengan jaraknya.

Apabila gaya sebesar P dikerjakan dititik B maka akan timbul momen


dititik A sebesar :
Ma = P.L (+)
Mb = 0
Momen pada titik A bertanda positif karena putaran gaya P terhadap titik A
berputar searah dengan jarum jam. Momen pada titik B adalah nol sebab tidak aja
jarak antar posisi gaya P dengan titik B.

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
Ma = P.L (-)
Mb = 0
Momen pada titik A bertanda negatif karena putaran gaya P terhadap titik A
berputar berlawan arah dengan jarum jam. Momen pada titik B adalah nol sebab
tidak aja jarak antar posisi gaya P dengan titik B.

1.3 Tumpuan
Tumpuan merupakan tempat perletakan kontruksi atau dukungan bagi
kontruksi dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja ke pondasi. Ada 3 jenis
tumpuan dalam statika, yaitu :

a. Tumpuan Sendi
Tumpuan sendi (Engsel) mampu memberikan reaksi arah vertical (Rv) dan
reaksi horizontal (Rh). Tumpuan sendi tidak dapat menahan momen.

b. Tumpuan Rol
Tumpuan Rol adalah tumpuan yang dapat bergeser ke arah horizontal
sehihingga tidak mampu menahan gaya horizontal. Tumpuan rol terdapat roda
yang dapat bergeser berguna untuk mengakomodir pemuaian kontruksi agar tidak
terjadi kerusakan.

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
c. Tumpuan jepit
Tumpuan jepit berupa balok yang terjepit pada tiang (kolom), tumpuan ini
mampu menahan reaksi vertical, reaksi horizontal maupun reaksi putaran momen.

1.4 Muatan
Muatan adalah beban luar yang bekerja pada kontruksi. Muatan terbagi
menjadi dua jenis yaitu muatan terpusat dan muatan merata.
Muatan terpusat adalah beban yang bekerja secara terpusat di satu titik saja
sedangan muatan merata adalan beban yang bekerja secara merata disepanjang
balok tergantung.

Pada gambar A merupakan muatan terpusat(P1 dan P2) dan pada gambar B
merupakan muatan merata yang besarnya q (t/m’).
Muatan juga dapat dibedakan sebagai muatan tetap dan muatan bergerak.
Muatan tetap adalah muatan yang tetep pada kedudukannya baik besaranya
maupun letaknya sedangkan muatan bergerak adalah muatan yang berubah-ubah
besarnya dan letaknya.

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
BAB 2 BALOK DIATAS DUA TUMPUAN

2.1 Reaksi Tumuan


Reaksi tumpuan terjadi akibat adanya aksi. Pada balok sederhana reaksi
tumpuan dapat dihitung dengan prinsip keseimbangan gaya, yaitu gaya vertical,
gaya horizontal dan momen harus sama dengan nol.
2.1.1 Reaksi tumpuan titik terpusat

Keterangan :
Ra = Reaksi tumpuan pada titik A
P = Beban terpusat yang bekerja pada balok AB
a = Jarak beban P dari sisi kiri Balok AB
L = Panjang bentang balok AB
Ʃm.a = 0 maka semua gaya dimomenkan ke titik A

Keterangan :
Rb = Reaksi tumpuan pada titik B
P = Beban terpusat yang bekerja pada balok AB
a = Jarak beban P dari sisi kiri Balok AB
L = Panjang bentang balok AB
Yudha Niko Cahyono
Statika 1 Mekanika Rekayasa
Untuk balok yang dibebani lebih dari 1 muatan terpusat, maka reaksi
tumouan dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut:

Ʃm.b = 0 maka semua gaya dimomenkan ke titik B

Keterangan :
Ra = Reaksi tumpuan pada titik A
P1 P2 = Beban terpusat yang bekerja pada balok AB
a = Jarak beban P dari sisi kiri Balok AB
L = Panjang bentang balok AB
Ʃm.a = 0 maka semua gaya dimomenkan ke titik A

Keterangan :
Rb = Reaksi tumpuan pada titik B
P1 P2 = Beban terpusat yang bekerja pada balok AB
a = Jarak beban P dari sisi kiri Balok AB
L = Panjang bentang balok AB

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
2.1.2 Reaksi tumpuan beban terbagi rata
Sebuah balok sederhana sepanjang L dibebani dengan beban terbagi rata
sebesar q (t/m’)

Reaksi tumpuan dapat ditentukan berdasarkan diagonalnya maka beban


terbagi rata bekerja di tengah bentang. Berat beban terbagi rata ditentukan
besarnya dengan persamaan :
Q = q.L
Keterangan :
Q = Berat Beban terbagi rata pada pusat beratnya
q = Beban terbagi rata persatuan panjang
L = Panjang beban terbagi rata
Ʃm.b = 0 maka semua gaya dimomenkan ke titik B

Keterangan :
Q = Berat Beban terbagi rata pada pusat beratnya
Ra = reaksi tumpuan pada titik A
Ʃm.a = 0 maka semua gaya dimomenkan ke titik A

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
2.2 Bidang momen
Bidang momen adalah besarnya momen yang bekerja pada segmen balok
atau titik yang ditinjau dan hasilnya nanti akan digambarkan dalam bentuk gambar
bidang agar dapat dibaca dengan mudah.
Gaya yang bekerja terhadap titik sumbu yang ditinjau searah jarum jam
maka tandanya positif dan diarsir vertikal sebaliknya gaya yang bekerja terhadap
titik sumbu yang ditinjau berlawan arah jarum jam maka tandanya negatif dan
diarsir horizontal.

Apabila gaya bekerja ke arah atas atau arah kanan maka tandanya positif
sebaliknya jika gaya yang bekerja ke arah bawah atau arah kiri akan bertanda
negative.

2.2.1 Bidang momen beban terpusat


Pada balok sederhana sepanjang L dibebani dengan beban terpusat sebesar P
dengan jarak a dari titik A, maka momen yang bekerja dapat ditentukan dengan
cara :
Momen pada ujung batang sama dengan nol.
MA = MB = 0
Momen pada titik C diselesaikan dengan persamaan
MC = RA.a

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
Momen pada titik C, D, E diselesaikan dengan persamaan :

MC = RA.a
MD = RA.B-P1(b-a)
ME = RA.c-P1(c-a)-P2(c-b)

2.2.2 Bidang momen beban terbagi rata


Sebuah balok sederhana sepanjang L dibebani dengan beban terbagi rata
sebesar q (t/m’) disepanjang balok. Pusat berat beban terbagi rata bekerja ditengah-
tengah bentang L maka momen maksimum yang terjadi ditengah-tengah bentang L
sebesar :

Keterangan :
M.maks = Momen maksimum yang terjadi (tm)
RA = Reaksi tumpuan di titik A
Q = Berat Beban terbagi rata pada pusat beratnya (ton)
q = Beban terbagi rata persatuan Panjang (t/m’)
L = Panjang beban terbagi rata(m)
Yudha Niko Cahyono
Statika 1 Mekanika Rekayasa
Gambaran bidang momen yang terbentuk adalah garis lengkung. Untuk
menentukan momen maksimum yang terjadi dapat diasumsikan pada sejarak x dari
sisi kiri balok sehingga momen maksimum yang terjadi sebesar :

Untuk mengetauhi jarak x dari sisi kiri balok dimana terjadi momen
maksimum adalah turunan yang pertama.

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
2.3 Bidang Gaya Lintang
Gaya lintang adalah gaya-gaya tegak lurus terhadap balok. Bidang gaya lintang
dibagian atas garis horizontal sebagai garis referensi nol maka tanda bidang adalah
positif (arah kerjanya keatas) dan diarsir vertical, sebaliknya jika bidang tersebut
dibagian bawah garis referens nol maka tanda bidangnya adalah negatif (arah
kerjanya kebawah) dan diarsir horizontal.

2.3.1 Bidang gaya lintang beban terpusat


Pada balok sederhana sepanjang L dibebani dengan beban terpusat sebesar P
dengan jarak a dari titik A, maka bidang gaya lintang yang bekerja dapat
ditentukan dengan cara :

Pada titik A gaya yang tegak lurus pada balok adalah gaya reaksi RA arah
keatas maka gaya lintang pada titik A
DA = RA
Titik C dipengaruhi oleh gaya tegak lurus dengan gaya sebesar P dengan
arah kerja gaya kebawah maka gaya lintang pada titik C sebesar :
DC = RA-P
Titik B dipengaruhi oleh gaya tegak lurus dengan gaya sebesar RB dengan
arah kerja gaya kebawah maka gaya lintang pada titik B sebesar :
DB = DC+P=(RA-P)+P = 0

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
Pengertian dari nol pada DB menunjukkan bahwa penggambaran bidang
gaya lintang menutupi dari titik B

Untuk balok yang dibebani lebih dari 1 muatan terpusat maka gaya lintang
yang timbul dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut :

Hasil penyelesaian gaya lintang tersebut digambarkan dalam bentuk gambar


bidang gaya lintang seperti berikut :

Untuk balok yang dibebani lebih dari 1 muatan terpusat dan terdapat beban
miring dengan sudut tertentu maka gaya lintang pada tiap titik dapat diselesaikan
dengan menguraikan gaya miring tersebut terhadap seumbu vertikal dan hotizontal,
gaya lintang digunakan gaya vertikal.

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
2.3.2 Bidang gaya lintang beban terbagi rata
Gaya lintang pada beban terbagi rata terjadi disepanjang beban dan bagian
tengah beban terbagi rata gaya lintang sama dengan nol.
Sebuah balok sederhana sepanjang L dibebani dengan beban terbagi rata
sebesar q (t/m’) disepanjang balok dapat diselesaikan dengan cara :

Penggambaran bidang momen dapat dilukiskan dan diselesaikan seperti


berikut :

Untuk beban terbagi rata pada sebagian balok maka penyelesaiannya sebagai
berikut :

DA = RA
Momen maksimum terjadi pada titik x maka :
DX = 0
DC =-RB
Yudha Niko Cahyono
Statika 1 Mekanika Rekayasa
DB = -RB+RB=0
Penggambaran bidan momen dapat dilukiskan seperti berikut :

2.4 Bidang Normal


Gaya normal adalah gaya dalam yang bekerja sejajar dengan serat balok untuk
memberikan reaksi dari gaya luar yang bekerja juga sejajar serat balok.biasanya
gaya normal bekerja apabila gaya horizontal sejajar serat balok atau gaya mirin
dengan sudut tertentu(terjadi akibat beban terpusat).
Gaya normal merupakan reaksi dari gaya horizontal.gaya normal dika
srahnya kekanan maka bertanda positif dan sebaiknya jika arahnya dari kiri maka
bertanda negatif. Gaya normal digunakan persamaan Ʃh = 0

2.5 Kontruksi Kentilever (Overstek)


Kontruksi kentilever sering disebut jga over hang karena terdpat salah satu
ujung baloknya terjepit sementara ujung balik yang lainnya bebas atau tanpa
tumpuan.

2.5.1 Kontruksi kentilever beban terpusat


Pada kontruksi kentilever dengan bentang sepanjang L pada ujung balok
bekerja beban terpusat sebesar P maka momen, gaya lintang dan gaya normal yang
bekerja dapat ditentukan dengan cara :

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
Reaksi tumpuan ;

Momen :
Untuk penyelesaian memen pada kontruksi kentilever terlebih dahuli diberi
tanda negative didepannya.

Gaya lintang :

Gaya normal terjadi jika terdapat beban horizontal atau beban sejajar serat
balok. Gambar bidang momen, bidang gaya lintang dan bidang gaya normal
sebagai berikut :

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
2.5.2 Kontruksi kentilever beban terbagi rata
Pada kontruksi kentilever dengan bentang sepanjang L pada ujung balok
bekerja beban terbagi rata q maka momen, gaya lintang dan gaya normal yang
bekerja dapat ditentukan dengan cara :

Berat beban terbagi rata ;

Reaksi tumpuan :

Momen :
Untuk penyelesaian memen pada kontruksi kentilever terlebih dahuli diberi
tanda negative didepannya.

Momen pada titik A maka x = L sehingga :

Gaya lintang :

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa
Gaya normal terjadi jika terdapat beban horizontal atau beban sejajar serat
balok. Gambar bidang momen, bidang gaya lintang dan bidang gaya normal
sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA

Wesli, Ir., 2010, Mekanika Rekayasa, Graha Ilmu,. Yogyakarta

Yudha Niko Cahyono


Statika 1 Mekanika Rekayasa

Anda mungkin juga menyukai