Anda di halaman 1dari 17

STATIKA

MODUL 3
REAKSI PERLETAKAN STRUKTUR STATIS
TERTENTU
Materi Pembelajaran :
A. Perletakan Dan Reaksi Perletakan
B. Reaksi Perletakan Balok Kantilever
C. Reaksi Perletakan Balok Sederhana

WORKSHOP/PELATIHAN

Tujuan Pembelajaran :

Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang jenis-jenis perletakan menghitung reaksi


perletakan dengan menggunakan prinsip keseimbangan gaya untuk reaksi perletakan balok
kantilever dan reaksi perletakan balok sederhana

Fakultas : Teknik Tatap Muka Kode Mata Kuliah :

Program Studi : Teknik Sipil


03 Disusun Oleh : Muhammad Iqball
PEMBAHASAN

PERLETAKAN DAN REAKSI


PERLETAKAN
Suatu konstruksi direncanakan untuk suatau keperluan tertentu. Tugas utama suatu konstruksi
adalah mengumpulkan gaya akibat muatan yang bekerja padanya dan meneruskannya ke bumi.
Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik maka konstruksi harus berdiri dengan kokoh. Semua
beban yang diterimanya akan diteruskan ke bumi melalui sesingkat-singkatnya. Bagian yang
meneruskan beban itulah yang disebut perletakan/dudukan. Selain meneruskan beban, perletakan
juga akan memikul konstruksi tersebut. Perletakan bisa berupa sebuah pondasi.
Dalam memberikan perletakan, harus dipertimbangkan dengan baik agar mekanisme pendukungan
dan penyaluran beban ke bumi terjadi dengan baik. Hal yang harus dipertimbangkan adalah
stabilitas konstruksi. Suatu konstruksi akan stabil bila konstruksi diletakkan di atas pondasi yang
baik. Pondasi akan melawan gaya aksi yang diakibatkan oleh muatan yang diteruskan oleh
konstruksi kepada pondasi. Gaya lawan yang ditimbulkan pada pondasi disebut : Reaksi. Dalam
kasus ini pondasi digambarkan sebagai perletakan.

JENIS-JENIS PERLETAKAN

1. Perletakan Roll
Sifat dari Perletakan Roll : dapat bergerak dalam arah sejajar perletakan, tetapi tidak ada raksi
perletakan sejajar. Perletakan dapat berputar, tetapi tidak ada reaksi. Perletakan dalam arah
memutar tidak dapat bergerak dalam arah tegaklurus perletakan, tetapi terdapat reaksi
perletakan tegak lurus. Perletakan yang ditandai dengan anak panah merah disimbolkan R.
Pada perletakan rol terdapat 1 reaksi perletakan Rv (Reaksi vertikal).
2. Perletakan Sendi
Sifat dari Perletakan Sendi : tidak dapat bergerak dalam arah sejajar peletakan, tetapi terdapat
reaksi perletakan sejajar. Perletakan yang ditandai dengan anak panah merah dinotasikan R.
Dapat berputar tetapi tidak ada reaksi perletakan dalam arah memutar. Tidak dapat bergerak
dalam arah tegak lurus perletakan, tetapi terdapat reaksi perletakan tegaklurus perletakan yang
ditandai dengan anak panah merah disimbolkan R. Pada perletakan sendi terdapat 2 reaksi
perletakan RV (reaksi vertikal) dan RH (reaksi horizontal)
3. Perletakan Jepit
Sifat dari Perletakan Jepit : tidak dapat bergerak dalam arah sejajar dan tegak lurus perletakan.
Terdapat reaksi perletakan sejajar dan tegak lurus perletakan tidak dapat berputar, tetapi
terdapat reaksi perletakan dalam arah memutar. Pada perletakan jepit terdapat 3 reaksi
perletakan RV (reaksi vertikal), RH (reaksi horizontal), dan RM (reaksi Momen). Jika ada gaya
(P yang miring) maka harus diuraikan menjadi sumbu x dan y.

MENGHITUNG REAKSI PERLETAKAN

Agar suatu sistem (balok) dalam keadaan statis/tidak bergerak, harus ada beberapa perletakan pada
sistem tersebut agar gaya-gaya luar dilawan/diimbangi oleh perletakan. Besaran gaya-gaya reaksi
perletakan juga dapat dihitung. Reaksi perletakan dapat dihitung dengan menggunakan prinsip
keseimbangan gaya yaitu : (seimbang = ketika , aksi = reaksi).

Di dalam statika ada tiga syarat statis yang harus dipenuhi:


ΣV = 0
ΣH = 0
ΣM = 0

Setiap struktur pasti terdiri dari satu sendi satu roll tidakmungkin keduanya roll karena tidak
stabil dan tidak semuanya sendi karena rentan rusak / tidak stabil. ketiga persamaan tersebut
disebut dengan Dasar Keseimbangan Struktur. diatas hanya saya bahas mengenai cara
menghitung reaksi perletakan menggunakan prinsip keseimbangan gaya.
Ingat Momen gaya adalah besar gaya dikali jarak terhadap satu titik acuan. Apabila gaya
membuat titik acuan berputar searah jarum jam, maka momen gaya bernilai positif. Apabila
gaya membuat titik acuan berputar berlawanan arah jarum jam, maka momen gaya bernilai
negatif.
Jumlah gaya vertikal, gaya horizontal, dan momen gaya harus sama dengan nol.
REAKSI BALOK KANTILEVER

A. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terpusat

Suatu balok kantilever yang dibebani muatan terpusat P, seperti pada Gambar 1. Pada struktur
demikian, gaya reaksi hanya terdapat pada perletakan jepit B, berupa reaksi vertikal VB dan
momen jepit MB, dapat dicari dengan menggunakan persamaan statika.

Gambar 1. Balok Kantilever Dengan Beban Terpusat

Keseimbangan gaya luar :

Keseimbangan gaya dalam :

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 2..
Gambar 2. Diagram Gaya Dalam Balok Kantilever Akibat Beban Terpusat

B. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terbagi rata

Suatu balok kantilever yang dibebani mutan terbagi rata, seperti Gambar 3. dengan menggunakan
persamaan statika dapat dicari gaya reaksi vertikal VB dan momen jepit MB.

Gambar 3. Balok Kantilever Dengan Beban Terbagi Rata

Bila pada suatu titik X, sejauh x dari A terdapat elemen q.dx, maka dengan menggunakan integrasi
untuk seluruh muatan didapat :
Keseimbangan gaya dalam :

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 4..

Gambar 4. Diagram Gaya Dalam Balok kantilever Akibat Beban Terbagi Rata
C. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban momen

Suatu balok kantilever yang dibebani mutan momen M, seperti Gambar 5. dengan menggunakan
persamaan statika dapat dicari gaya reaksi vertikal VB dan momen jepit MB.

Gambar 5. Balok Kantilever Dengan Beban Momen

Keseimbangan gaya luar :

Keseimbangan gaya dalam :

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 6..
Gambar 6. Diagram Gaya Dalam Balok Kantilever Akibat Beban Momen
REAKSI PERLETAKAN BALOK SEDERHANA

A. Reaksi perletakan dan gaya akibat beban terpusat

Balok diletakkan di atas dua tumpuan A dan B dibebeani muatan titik P seperti pada Gambar 1..
Pada struktur demikian reaksi-reaksi terdapat pada perletakan A berupa reaksi verikal VA dan
horizontal HA, dan reaksi pada perletakan B berupa vertical VB.

Gambar 1. Balok Sederhana Dengan Beban Terpusat

Balok AB akan seimbang bila :

Setelah memperhatikan penyelesaian reaksi perletakan balok di atas, maka dapat disimpulkan :

1. Semua gaya horizontal akan ditahan hanya oleh perletakan sendi saja
2. Reaksi-reaksi vertical didapat dengan menggunakan persamaan momen terhadap salah satu
titik perletakan.

Balok AB dibebani muatn terpusat yang miring seperti Gambar 2. untuk menentukan reaksi-reaksi
perletakan, terlebih dahulu gaya-gaya diuraikan di dalam sumbu salib xy, sehingga P menjadi Py
dan Px.
Gambar 2. Balok Sederhana Dengan Beban Terpusat Miring

Selanjutnya dengan menggunakan persamaan keseimbangan gaya horizontal dan momen pada
salah satu tumpuan, maka dapat ditentukan reaksi-reaksi perletakan di tumpuan A dan B.

Keseimbangan gaya luar :

Keseimbangan gaya dalam :

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 3..
Gambar 3. Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana Akibat Beban Terpusat

B. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban terbagai rata

Suatu balok AB yang dibebani muatan terbagi rata seperti pada Gambar 4. dengan menggunakan
persamaan keseimbangan momen pada salah satu tumpuan, maka dapat ditentukan reaksi-reaksi
perletakan di tumpuan A dan B.

Gambar 4. Balok Sederhana Dengan Beban Terbagi Rata

Keseimbangan gaya luar:


Bila a = 0, c = 0, dan b = L, maka balok dibebani muatan terbagi rata penuh, sehingga reaksinya
adalah:

Keseimbangan gaya dalam:

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 5..

Gambar 5. Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana Akibat Beban Terbagi Rata
C. Reaksi perletakan dan gaya dalam akibat beban momen

Balok AB dibebani muatan momen, seperti pada Gambar 6.engan menggunakan persamaan
keseimbangan momen pada salah satu tumpuan, maka dapat ditentukan reaksi-reaksi perletakan
di tumpuan A dan B.

Gambar 6. Balok Sederhana Dengan Beban Momen

Keseimbangan gaya luar :

Tanda negtif pada reaksi VB, berarti arahnya ke bawah.

Keseimbangan gaya dalam :

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 7..
Gambar 7 Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana Akibat Beban Momen

D. Reaksi peletakan dan gaya dalam akibat beban tak langsung

Suatu truktur sederhana dengan muatan tak langsung, seperti pada Gambar 8. Menurut pengertian
muatan tak langsung beban P dirambatkan pada balok induk melalui balok 1 dan 2. Oleh karena
itu beban P perlu diuraikan ke dalam gaya P1 dan P2, yaitu gaya yang disalurkan melalui balok
anak 1 dan 2. Uraian gaya P :

Selanjutnya P1 dan P2 meneruskan gaya tersebut ke perlelatakan A dan B melalui balok induk.
Besarnya reaksi perletakan pada tumpuan A dan B dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan keseimbangan momen salah satu tumpuan.
Gambar 8. Balok Sederhana Dengan Beban Tak Langsung

Keseimbangan gaya luar :

Dengan mensubstitusikan P1 dan P2 ke dalam persamaan VA dan VB, maka diperoleh :


Keseimbangan gaya dalam :

Diagram gaya lintang dan bidang momen dari persamaan di atas dapat dilukiskan sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 9..

Gambar 9 Diagram Gaya Dalam Balok Sederhana Akibat Beban Tak Langsung

Jadi dapat disimpulkan bahwa reaksi perletakan akibat beban tak langsung sama dengan
perhitungan beban secara langsung. Apabila bebannya berupa muatan terbagi rata, cara
menghitung reaksi perletakan tidak berbeda dengan cara muatan langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.

Anda mungkin juga menyukai