BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX

JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

BAGIAN II
BALOK MENERUS (CONTINUOUS BEAM)

Tujuan Umum:
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan

Dasar Teoritis, Momen Primer, Penerapan dan Aplikasi,

Skema Momen Desain dan Free Body Diagram,

Momen Lapangan dan Gaya Lintang serta Penggambaran Bidang M dan D

Materi :

1. Dasar Teoritis Analisa Struktur Balok Menerus

2. Momen Primer
3. Penerapan dan Aplikasi pada Balok Menerus
4. Skema Momen Desain dan Free Body Diagram
5. Momen Lapangan dan Gaya Lintang
6. Penggambaran Bidang M dan D
7. Rangkuman

1
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

2.1. Dasar Teoritis Analisa Struktur Balok Menerus

Hasil Belajar 1:

Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan

Dasar Teoritis Analisa Struktur Balok Menerus

Balok menerus merupakan struktur statis tak tertentu yang memiliki gaya-
gaya dalam yang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan
kesetimbangan (ΣM=0, ΣV=0 dan ΣH=0). Untuk mengetahui gaya-gaya dalam terutama
momen yang bekerja pada struktur statis tak tertentu, maka diperlukan
metode/cara penyelesaian tertentu. Salah satu metode yang dipakai yaitu Metode
Matrix. Keunggulan dari metode ini yaitu dapat menyelesaikan banyak sekali
persamaan yang memiliki bilangan yang belum diketahui. Dalam Metode Matrix
untuk analisa struktur balok menerus atau gelagar menerus yang tentunya
merupakan struktur statis tak tertentu, maka beberapa bagian penting yang perlu
kita ketahui antara lain : asumsi/anggapan, momen primer dan juga tahapan atau
diargam alir perhitungan. Anggapan dalam metode matrix bahwa jika tumpuan
sendi, maka tumpuan tersebut akan berputar ke kanan yang di-lambang-kan huruf
P-X (Pi-Xi) akibat dari beban luar yang bekerja. Sedangkan untuk tumpuan jepit,
maka akibat beban luar tidak ada putaran pada tumpuan akibat dari beban luar
yang bekerja. Kondisi ini dinamakan dalam Diagram Koordinat Struktur (diagram
P-X) atau Diagram Aksi.
Dari adanya aksi berupa beban luar yang bekerja tentunya ada reaksi yang
tercipta yang dalam metode matrix disebut Diagram F-E (Fi-Ei). Menurut asumsi dari
metode matrix, arah dari diagram F-E adalah positif (searah jarum jam) sama
dengan arah diagram P-X. Diagram F-E ini dinamakan Diagram Koordinat Elemen
atau Diagram Reaksi. Perlu diperhatikan bahwa keduanya merupakan ASUMSI atau
ANGGAPAN yang kemudian akan di-bukti-kan dengan hasil akhir (momen
desain/momen rencana).
2
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

Penjelasan terhadap kedua asumsi yang telah disampaikan ditampilkan

dalam Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 berikut ini.

SOAL

P1-X1 P2-X2 P3-X3

P-X

F1-E1 F3-E3 F5-E5

F-E
F2-E2 F4-E4 F6-E6

Gambar 2.1. Diagram Koordinat Struktur dan Diagram Koordinat Elemen

untuk tumpuan Sendi-Jepit

Pada Gambar 2.1 diatas menunjukkan bahwa salah satu tumpuan tepi
adalah tumpuan sendi yang memiliki 1 (satu) aksi atau P-X. Sedangkan tumpuan
tepi jepit tidak memiliki aksi. Oleh karena menurut teori metode matrix, tumpuan
jepit tidak mengalami perubahan akibat beban luar yang bekerja.
Perhatikan Gambar 2.2 dan Gambar 2.1 yang terdapat perbedaan pada
diagram koordinat strktur (DKS), sedangkan pada diagram koordinat elemen (DKE)
tidak ada perubahan.

SOAL
P1-X1 P2-X2

P-X

F1-E1 F3-E3 F5-E5

F-E
F2-E2 F4-E4 F6-E6

Gambar 2.2. Diagram Koordinat Struktur dan Diagram Koordinat Elemen

untuk tumpuan Jepit-Jepit
3
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

Dengan melihat uraian dan penjelasan terhadap dua kondisi pada Gambar
2.1 dan Gambar 2.2 disimpulkan bahwa jika bentuk tumpuan diganti atau berbeda,
maka tentunya hasil analisa struktur yang merupakan Momen Desain/Momen
Rencana dipastikan berbeda karena pada tumpuan SENDI tidak ada Momen (M=0).

2.2. Momen Primer

Hasil Belajar 2:

Mahasiswa dapat memahami dan mampu menghitung

serta menjelaskan Momen Primer

Menurut teori-teori analisa struktur bahwa pijakan atau awal kita mencari
gaya dalam (momen desain) patutlah dicari Momen Primer atau momen mula-mula
dengan didasarkan pada kondisi/type tumpuan dan bentuk serta posisi beban.
Kedua kriteria ini yang menentukan besar atau nilai momen primer. Sehingga
Momen Primer diartikan sebagai asumsi mula-mula momen yang bekerja
berdasarkan bentuk beban dan kondisi tumpuan kiri dan kanan (sendi atau jepit).
Beberapa kode/lambang Momen Primer yang dipakai dari pustaka beberapa
penulis, seperti :
1. Hardy Cross (metode Cross) >>> M0IJ = Momen Primer tumpuan IJ;
2. Takabeya (metode Takabeya) >>> MIJ = Momen Primer tumpuan IJ;
3. Chu Kia Wang (metode Matrix) >>> MIJ = Momen Primer tumpuan IJ;
4. F.X. Teddy Boen (metode Matrix) >>> MIJ = Momen Primer tumpuan IJ;
5. Pengarang Lainnya >>> FEMIJ = Fixed End Moment
atau Momen Primer tumpuan IJ.
Dimana : I yaitu notasi tumpuan kiri
J yaitu notasi tumpuan kanan

4
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

Untuk itu dengan mengikuti kode etik, maka kita gunakan gaya penulisan
Chu Kia Wang atau F.X. Teddy Boen. Perlu diketahui juga, bahwa jika beban yang
bekerja arahnya dari atas ke bawah, maka pada tumpuan kiri arah momen primer
minus (-) dan tumpuan kanan plus (+) dan sebaliknya jika arah beban dari bawah ke
atas, maka pada tumpuan kiri arah momen primer plus (+) dan tumpuan kanan
minus (-).
Penjelasan hitungan momen primer, MIJ untuk beberapa kondisi tumpuan
dan beban. Kondisi tumpuan dibagi atas 3 (tiga) kondisi, yaitu : Tumpuan Bebas
(Cantilever Terjepit), Tumpuan Sendi-Jepit dan Tumpuan Jepit-Jepit. Sedangkan
untuk bentuk/jenis beban dibagi 4 (empat), yaitu : beban terpusat, beban segitiga,
beban trapesium dan beban merata.

A. Momen Primer Tumpuan Bebas

(1) Beban Terpusat (F)
F
MAB
MAB = – F . l
A B
l

(2) Beban Terpusat (F)

F1 F2
MAB
MAB = – F1 . a – F2 . (a+b)
A B
a b atau,

l MAB = – F1 . a – F2 . l

(3) Beban Merata (q)

MAB q

MAB = – q . b . ((1/2 . b) +
A B a)
a b
l

5
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

(4) Beban Merata (q)

MAB q

MAB = – q . l . ( 1/2 . l )
A B
l

(5) Beban Segitiga (q)

q
MAB
MAB = – q . (1/2) . b . ((2/3 . b) + a)
A B
a b
l

(6) Beban Segitiga (q) q

MAB
MAB = – q . (1/2) . l . (2/3 . l)
A B
l

(7) Beban Segitiga (q)

q
MAB
MAB = – q . (1/2) . b . ((1/3 . b) + a)
A B
a b
l

(8) Beban Segitiga (q)

MAB
MAB = – q . (1/2) . l . (1/3 . l)
A B
l

6
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

B. Momen Primer Tumpuan Sendi-Jepit

(1) Beban Terpusat (F)

F
MBA
MBA = + F . a . ( l 2 – a 2 )
A a b B
A B
l

(2) Beban Terpusat (F)

F1 F2
MBA
MBA = + F1 . a1 . ( l 2 – a12 ) + F2 . a2 . ( l 2 –
A B a22 )
a1 b1
a2 b2
l

(3) Beban Terpusat (F)

F
MAB

MAB = – F . b . ( l 2 – b 2 )
A B
a b
l

(4 Beban Terpusat (F)

F1 F2
MAB
MAB = – F1 . b1 . ( l 2 – b12 ) – F2 . b2 . ( l 2 –
A B b22 )
a1 b1
a2 b2
l

7
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

(5) Beban Merata (q)

q
MBA
MBA = + (9/128) . q . l 2

A l/2 l/2 B

(6) Beban Merata (q)

q
MBA
MBA = + (7/128) . q . l 2

A B
l/2 l/2
l

(7) Beban Merata (q)

q
MBA
MBA = + (1/8) . q . l 2
A B
l

(8) Beban Mereta (q)

MAB q

MAB = – (7/128) . q . l 2
A B
l/2 l/2
l

(9) Beban Merata (q)

MAB q

MAB = – (9/128) . q . l 2
A B
l/2 l/2
l

8
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

(10) Beban Merata (q)

MAB q

MAB = – (1/8) . q . l 2

A B
l

(11) Beban Segitiga (q)

MAB
MBA = - (7/256) . q . l 2 di-recheck-an

A B
l

(12) Beban Segitiga (q)

q
MAB

MAB = – (18/256) . q . l 2 di-recheck-an

A B
l

(13) Beban Segitiga (q)

q
MBA
MBA = + (5/64) . q . l 2
A B
l/2 l/2
l

(14) Beban Trapesium (q)

q
MBA
MBA = + (1/8.l) . q . ( l 3 – 2.a 2.l + a
A B
2
)
a b a
l
9
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

C. Momen Primer Tumpuan Jepit-Jepit

(1) Beban Terpusat (F)

F
MAB MBA
MAB = – ( 1/l 2) . F . a . b 2

MBA = + ( 1/l 2) . F . b . a 2
A B
a b
l

(2) Beban Terpusat (F)

F1 F2
MAB MBA
MAB = – ( 1/l 2) .F1 . a1 . b1 2 – ( 1/l 2) .F2 . a2 . b2
2

A B MBA = + ( 1/l 2) .F1 . b1 . a1 2 + ( 1/l 2) .F2 . b2 . a2

2
a1 b1
a2 b2
l

Beban Segitiga (q)

(4) Beban Segitiga
q (q)

MAB MBA q
MAB MAB = – (1/30) . q .M
l2
BA
MAB = – (5/96) . q . l 2
A B MBA = + (1/20) . q . l 2

l B MBA = + (5/96) . q . l 2
A
l/2 l/2
l

10
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

(5) Beban Trapesium (q)

q
MAB MBA
MAB = – (1/12.l) . q . ( l 3 – 2.a 2.l + a
2
)
A B MBA = + (1/12.l) . q . ( l 3 – 2.a 2.l + a
a b a 2
)
l

(6) Beban Merata (q)

MAB q MBA
MAB = – (11/192) . q . l 2
MBA = + (5/192) . q . l 2
A B
a b
l

(7) Beban Merata (q)

MAB q M
BA
MAB = – (1/12) . q . l 2

A B MBA = + (1/12) . q . l 2
a b
l

Seluruh momen primer yang telah dijelaskan diatas telah menjelaskan

secara detail sesuai dengan kondisi/type tumpuan dan bentuk beban (dikutip dari
Mekanika Rekayasa III, 2012, H. H. Roberth, edisi 1, JTS, Ambon). Harap
diperhatikan bahwa idealisasi beban-beban yang bekerja dibuat sedemikian
mendekati kondisi sebenarnya sehingga momen primer dan momen desain yang
diperoleh tidak menyimpang.

11
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

2.3. Penerapan dan Aplikasi pada Balok Menerus

Hasil Belajar 3:

Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan

Penerapan dan Aplikasi pada Balok Menerus

Pada bagian ini disajikan penyelesaian soal yang menjelaskan tahapan

analisis serta perhitungan balok menerus dengan tumpuan sendi-jepit dan tumpuan
jepit-jepit untuk mendapatkan Momen Desain selanjutnya akan dihitung seluruh
gaya-gaya dalam sepanjang bentangan dan penggambaran hasil perhitungan.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mengetahui Gaya Yang Bekerja
pada Struktur Statis Tak Tentu diperlukan Metode Kajian Tertentu. Satu diantara
beberapa Metode adalah Metode Matrix. Analisa Struktur dapat diaplikasikan
dengan memberikan Soal dan Jawab selanjutnya yang akan dibahas.

2.3.1. Diagram Alir Analisa Struktur Balok Menerus

Ada 12 (duabelas) tahapan penyelesaian Analisa Struktur menggunakan
Cara/Metode Matrix dijelaskan dalam diagram alir pada Gambar 2.8 berikut.

Tentukan Soal Tergambar Yang

START
Akan Dikerjakan Secara Jelas

Buatkan Diagram DKS & Diagram DKE

Matrix-kan Ke-2 Diagram menjadi

Matrix Statis [A]

12
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

Tranpose-kan Matrix [A]

menjadi Matrix [B] = [A]T

Menghitung Matrix Kekakuan Elemen [K]

Menghitung Matrix Perpindahan Gaya [C] = [S]x[B]

Menghitung Matrix Kekakuan Global [K] = [A]x[C]

Menghitung Invers Matrix Kekakuan Global

[K]-1 = [K]CT / I K I
dimana,
[K]CT : Cofactor Transpose Matrix [K]
I K I : Determinat Matrix [K]

Menghitung Momen Primer, F0i

Menghitung Matrix Gaya Luar [P] = -ΣF0i

Menghitung Matrix Displacement [X] = [K]-1x[P]

Menghitung Matrix Gaya/Momen Dalam

[Fi] = [C]x[X]

Menghitung Momen Desain/Rencana

Mi = F01 + Fi FINISH

Check / Periksa
ΣM = 0  MB=MBA+MBC=0 ; MC=MCB+MCD=0 ; dst..

Gambar 2.2. Diagram Alir Perhitungan Balok Menerus

13
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

2.3.2. Penerapan Analisa Struktur Metode Matrix Balok Menerus

Untuk menjelaskan analisa struktur dengan cara matrix pada balok menerus
sesuai diagram alir yang dijelaskan pada Gambar 2.2 akan diaplikasikan dalam
penyelesaian Soal dan Jawab berikut ini.

SOAL + JAWAB (S-01)

SOAL S-01 : Suatu Balok/Gelagar Menerus dengan Tumpuan Ke-2 Ujung Terjepit
yang dibebani Beban Terpusat (Titik) dan Beban Merata.
Data Beban : F1 = 2.2 kN ; F2 = 2.6 kN
q1 = 1.8 kN/m ; q2 = 1.5 kN/m
Dimintakan : A. Hitunglah Momen Rencana (Momen Tumpuan)
B. Hitung Momen Lapangan dan Gaya Lintang
C. Gambar Hasil Perhitungan (Bidang M dan D)

q1 F1
q2 F2

8.0Ic 2.5Ic 12.0Ic

A B C D
4.00 2.00 3.00 2.60 3.40

4.00 5.00 6.00

Gambar 2.3. Gelagar Menerus Soal 01

JAWAB S-01 :
A. MENGHITUNG MOMEN RENCANA (MOMEN TUMPUAN)
1). Membuat Diagram Koordinat Struktur dan Diagram Koordinat Element.
a). Diagram Koordinat Struktur
P1-X1 P2-X2

A B C D
Gambar 2.4. Diagram Koordinat Struktur
14
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

b). Diagram Koordinat Element

F1-e1 F3-e3 F5-e5

F2-e2 F4-e4 F6-e6

A B C D

Gambar 2.5. Diagram Koordinat Element

Keseimbangan Titik (Tiap Tumpuan)

Titik A
∑MA ≠ 0  karena Tumpuan Jepit
Titik B
∑MB = P1-X1 = F2-e2 + F3-e3
Titik C
∑MC = P2-X2 = F4-e4 + F5-e5
Titik D
∑MD ≠ 0  karena Tumpuan Jepit

2). Membuat Matrix Statis [A]

Dari Ke-2 Diagram diatas yang merupakan Asumsi Hubungan Antara Gaya
Luar (P-X) dan Gaya Dalam (F–e), maka dapat ditulis dalam Matrix berikut:

F1 F2 F3 F4 F5 F6
P1  0.00 1.00 1.00 0.00 0.00 0.00
P2  0.00 0.00 0.00 1.00 1.00 0.00 2x6

Sehingga di-jadi-kan Matrix Statis [A] berikut :

0.00 1.00 1.00 0.00 0.00 0.00

A =
0.00 0.00 0.00 1.00 1.00 0.00 2x6

15
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

3). Membuat Matrix Deformasi [B] = [A]T

0.00 0.00
1.00 0.00
1.00 0.00
B =
0.00 1.00
0.00 1.00
0.00 0.00 6x2

4). Menghitung Matrix Kekakuan Element [S]

(*) Data Yang Perlu Diketahui
a). Basic Formula Stiffness : Kij = 4EI/L + 2EI/L
dimana,
Kij : angka kekakuan elemen ij (kN)
E : elastisitas elemen dari jenis material (kN/m3)
I : inertia (m4)
L : panjang bentang (m)
Note : dalam membuat matrix tak dipakai satuan
sampai mendapatkan Momen Rencana.
b). Elastisitas Material, E
Material Seragam (beton bertulang) sehingga E = constant = 1
c). Inertia Material, I
Inertia Material tergantung dari Dimensi Material
IAB = IBA = 8.0 Ic
IBC = ICB = 2.5 Ic
ICD = IDC = 12.0 Ic
d). Panjang Bentang, L
Diukur dari Pusat ke Pusat Tumpuan
LAB = LBA = 4.00 m
LBC = LCB = 5.00 m
LCB = LDC = 6.00 m

16
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

(*) Menghitung Angka Kekakuan

a). Bentang AB
KAB = 4EI/L + 2EI/L
= 4 . (1) . (8.0 . Ic) / 4.00 + 2 . (1) . (8.0 . Ic) / 4.00
= 32 Ic / 4.00 + 16 Ic / 4.00
= 8.0 Ic + 4.0 Ic
b). Bentang BA
KBA = 2EI/L + 4EI/L
= 2 . (1) . (8.0 . Ic) / 4.00 + 4 . (1) . (8.0 . Ic) / 4.00
= 16 Ic / 4.00 + 32 Ic / 4.00
= 4.0 Ic + 8.0 Ic
c). Bentang BC
KBC = 4EI/L + 2EI/L
= 4 . (1) . (2.5 . Ic) / 5.00 + 2 . (1) . (2.5 . Ic) / 5.00
= 10 Ic / 5.00 + 5 Ic / 5.00
= 2.0 Ic + 1.0 Ic
d). Bentang CB
KCB = 2EI/L + 4EI/L
= 2 . (1) . (2.5 . Ic) / 5.00 + 4 . (1) . (2.5 . Ic) / 5.00
= 5 Ic / 5.00 + 10 Ic / 5.00
= 1.0 Ic + 2.0 Ic
e). Bentang CD
KCD = 4EI/L + 2EI/L
= 4 . (1) . (12.0 . Ic) / 6.00 + 2 . (1) . (12.0 . Ic) / 4.00
= 48 Ic / 6.00 + 24 Ic / 6.00
= 8.0 Ic + 4.0 Ic
f). Bentang DC
KDC = 2EI/L + 4EI/L
= 2 . (1) . (12.0 . Ic) / 6.00 + 4 . (1) . (12.0 . Ic) / 6.00
= 24 Ic / 6.00 + 48 Ic / 6.00
= 4.0 Ic + 8.0 Ic
17
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

(*) Di-Matrix-kan
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat dibuatkan kedalam suatu
Matrix Kekakuan Element [ S ] seperti berikut :

8.00 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00

4.00 8.00 0.00 0.00 0.00 0.00

0.00 0.00 2.00 1.00 0.00 0.00

S = Ic
0.00 0.00 1.00 2.00 0.00 0.00

0.00 0.00 0.00 0.00 8.00 4.00

0.00 0.00 0.00 0.00 4.00 8.00 6x6

5). Menghitung Matrix Perpindahan Gaya [C] = [S] . [B]

4.00 0.00

8.00 0.00

2.00 1.00
C = Ic
1.00 2.00

0.00 8.00

0.00 4.00 6x2

6). Menghitung Matrix Kekakuan Global [K] = [A] . [C]

10.00 1.00
K = Ic
1.00 10.00 2x2

18
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

7). Menghitung Invers Matrix Kekakuan Global [ K ]-1

(*) Formula Invers Matrix [ K ] -1 = [ K ]CT / I K I
dimana,
[ K ]CT : cofactor transpose atau Adjoint Matrix K
IKI : determinant Matrix K

(*) Menghitung Determinat [K] = I K I

10.00 1.00
Biru : operasi nilai plus
K = Merah : operasi nilai minus
1.00 10.00 2x2

IKI = ( 10.00 x 10.00) – (1.00 x 1.00)

= 99

(*) Menghitung Cofactor Transpose atau Adjoint Matrix [ K ]CT

Formula [K]CT  Aij = (-1)i+j . aij
Jika untuk Matrix “ordo” (2x2) dapat dijelaskan :

A11 A12 A11 A21

K C
= K CT
=
A21 A22 2x2 A12 A22 2x2
Sehingga dari Formula diatas, diperoleh:
A11 = (-1)i+j . aij = (-1)1+1 x a11 = (-1)2 x 10.00 = 10.00
A12 = (-1)i+j . aij = (-1)1+2 x a12 = (-1)3 x 1.00 = - 1.00
A21 = (-1)i+j . aij = (-1)2+1 x a21 = (-1)3 x 1.00 = - 1.00
A22 = (-1)i+j . aij = (-1)2+2 x a22 = (-1)4 x 10.00 = 10.00

10 -1 10 -1
K C
= K CT
=
-1 10 2x2 -1 10 2x2

19
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
Dengan Formula Invers Matrix [K] -1 = [K]CT / I K I
10 -1
Ic
-1 10 2x2
-1
K =
99

+0.1010 -0.0101
-1
K = 1/Ic
-0.0101 +0.1010 2x2

8). Menghitung Momen Primer ( F0ij )

F 01 = M AB = - (1/12).q 1.l 12
F 02 = M BA = + (1/12).q 1.l 12
F 03 = M BC = - (1/12).q 2.l 22 - (1/l 22).F 1.a 1.b 12
F 04 = M CB = + (1/12).q 2.l 22 + (1/l 22).F 1.b 1.a 12
F 05 = M CD = - (1/l 32).F 2.a 2.b 22
F 06 = M DC = + (1/l 32).F 2.b 2.a 22
F 07 = M DE =
F 08 = M ED =
2
= - (1/12) x 1.8 x 4.00 = -2.40 kN.m
2
= + (1/12) x 1.8 x 4.00 = 2.40 kN.m
2 2 2
= - (1/12)x1.5x5.00 - (1/5.00 )x2.2x2.00x3.00 = -4.71 kN.m
2 2 2
= + (1/12)x1.5x5.00 + (1/5.00 )x2.2x3.00x2.00 = 4.18 kN.m
2 2
= - (1/6.00 )x2.6x2.60x3.40 = -2.17 kN.m
2 2
= + (1/6.00 )x2.6x3.40x2.60 = 1.66 kN.m

9). Menghitung Matrix Gaya Luar [ P ] = - ( ∑F0i )

Menghitung Matrix Gaya Luar [P] = - ΣF 0i = - ΣM ij .

Joints A : tidak ada P >>> karena tumpuan jepit .

Joints B : P1 = - ( F 02 + F 03 ) = - { ( +2.00 ) + ( -4.71 ) = 2.31
Joints C : P2 = - ( F 04 + F 05 ) = - { ( +4.18 ) + ( -2.17 ) = -2.01
Joints D : tidak ada P >>> karena tumpuan jepit .

Sehingga, Matrix Gaya Luar, [P] dapat di- tulis -kan :

2.31
[P] =
-2.01 2x1

20
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
10). Menghitung Matrix Displacement [ X ] = [ K ]-1 . [ P ]

+0.2536
X = 1/Ic
-0.2263 2x1

11). Menghitung Gaya/Momen Dalam [ Fi ] = [ C ] . [ X ]

+ 1.01  F1

+ 2.03  F2

+ 0.28  F3
Fi =
- 0.20  F4

- 1.81  F5

- 0.91  F6
6x1

12). Menghitung Momen Rencana, Mij = F01 + Fi

MAB = F01 + F1
= (-2.40) + (+1.01) = - 1.39 kN.m
MBA = F02 + F2
= (+2.40) + (+2.03) = + 4.43 kN.m
MBC = F03 + F3
= (-4.71) + (+0.28) = - 4.43 kN.m
MCB = F04 + F4
= (+4.18) + (-0.20) = + 3.98 kN.m
MCD = F05 + F5
= (-2.17) + (-1.81) = - 3.98 kN.m
MDC = F06 + F6
= (+1.66) + (-0.91) = + 0.75 kN.m

21
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
2.4. Skema Momen Desain dan Free Body Diagram

Hasil Belajar 4:

Mahasiswa dapat memahami dan mampu membuat

Skema Momen Desain
serta menghitung dan menjelaskan Free Body Diagram

Bagian ini merupakan lanjutan penyelesaian SOAL & JAWAB untuk jawaban
soal bitem penyelesaian B. Selanjutnya berdasarkan Hasil Analisa Struktur yang
telah diperoleh berupa Momen Desain atau Momen Rencana dan setelah diperiksa
(di-check) ke-BENAR-annya dan HASIL-nya BENAR, maka perlu dibuatkan atau
dirangkum secara Sitematik dalam sebuah SKEMA sehingga mempermudah dan
mensederhanakan penyelesaian berikutnya.

2.4.1. Skema Momen Desain

Cara membuat dan menggambarkan skema momen desain yaitu kita

mengumpulkan/merangkum semua momen desain yang telah ada dan digambarkan
seperti Gambar berikut ini.

Gambar 2.6.a. Skema Momen Desain dengan Posisi/Letak Pe-NAMA-an Momen

Gambar 2.6.b. Skema Momen Desain dengan Nilai/Harga Momen

22
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
2.4.2. Free Body Diagram

Menurut H. H. Roberth, 2012, Mekanika Rekayasa III, Free Body Diagram

merupakan salah satu cara yang sistematik untuk mendapatkan gaya-gaya dalam
(selain momen desain) berupa reaksi-reaksi yang terjadi pada setiap tumpuan. Ada
juga Direct Method atau Cara Langsung. Dalam Buku ini kita pakai FBD Method yang
akan diuraikan seperti pada Gambar 2.7 berikut ini.

Gambar 2.7. Free Body Diagram

Penjelasan Perhitungan Reaksi (Gaya-Gaya Dalam) Cara FBD :

a. Gambarkan secara TERPISAH Element/Bentang A-B ; B-C dan C-D yang
diambil dari Skema Momen Rencana;
b. Buatkan Garis-Garis Lurus Vertical TERPISAH pada setiap TUMPUAN
ELEMENT yang akan di-PAKAI sebagai Garis KODE REAKSI akibat AKSI dari
BEBAN dan MOMEN;

23
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
c. Perhatikanlah, pada SOAL kita Jumlah REAKSI-REAKSI yang TERJADI
AKIBAT BEBAN (AKSI), yakni Reaksi Akibat : Beban q1, Beban q2, Beban q3,
Beban F1, Beban F2, Beban F3, Momen MKiri dan Momen MKanan;

d. Perhitungan Reaksi-Reaksi :
1). Bentang A-B
Reaksi Akibat Beban q1 = 1.8 kN/m
Reaksi AB  ΣMB = 0
RAB(L) - q1(L)(L/2) =0
RAB(4.00) = 1.8x4.00x4.00/2
RAB = 3.60 kN (Arah ke Atas)
Reaksi BA  ΣMA = 0
- RBA(L) + q1(L)(L/2) = 0
-RBA(4.00) = -(1.8x4.00x4.00/2)
RBA = 3.60 kN (Arah ke Atas)

Reaksi Akibat Beban MKiri = 1.39 kN.m

Reaksi AB  RAB = MKiri / L
RAB = 1.39 / 4.00 = 0.35 kN
(Reaksi Lawan Arah Momen  Sesuai Jarum Jam)
 KIRI ke-ATAS -- KANAN ke-BAWAH

Reaksi Akibat Beban MKanan = 4.43 kN.m

Reaksi BA  RBA = MKanan / L
RAB = 4.43 / 4.00 = 1.11 k
(Reaksi Lawan Arah Momen  Anti Jarum Jam)
 KANAN ke-ATAS -- KIRI ke-BAWAH

24
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
2). Bentang B-C
Reaksi Akibat Beban q2 = 1.5 kN/m
Reaksi BC  ΣMC = 0
RBC(L) – q2(L)(L/2) =0
RBC(5.00) = 1.5x5.00x5.00/2
RBC = 3.75 kN (Arah ke Atas)
Reaksi CB  ΣMB = 0
- RBC(L) + q2(L)(L/2) = 0
-RBC(5.00) = -(1.5x5.00x5.00/2)
RBA = 3.75 kN (Arah ke Atas)
Reaksi Akibat Beban F1 = 2.2 kN
Reaksi BC  ΣMC = 0
RBC(L) – F1(b) =0
RBC(5.00) = 2.2x3.00
RBC = 1.32 kN (Arah ke Atas)
Reaksi CB  ΣMB = 0
- RCB(L) + F1(a) =0
-RCB(5.00) = -(2.2x2.00)
RCB = 0.88 kN (Arah ke Atas)
Reaksi Akibat Beban MKiri = 4.43 kN.m
Reaksi BC  RBC = MKiri / L
RBC = 4.43 / 5.00 = 0.35 kN
(Reaksi Lawan Arah Momen  Sesuai Jarum Jam)
 KIRI ke-ATAS -- KANAN ke-BAWAH
Reaksi Akibat Beban MKanan = 3.98 kN.m
Reaksi CB  RCB = MKanan / L
RCB = 3.98 / 5.00 = 1.11 k
(Reaksi Lawan Arah Momen  Anti Jarum Jam)
 KANAN ke-ATAS -- KIRI ke-BAWAH

25
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
3). Bentang C-D
Reaksi Akibat Beban F2 = 2.6 kN
Reaksi CD  ΣMD = 0 ; RCD(L) – F2(b) = 0
RCD(6.00) = 2.6x3.40
RCD = 1.47 kN (Arah ke Atas)
Reaksi DC  ΣMC = 0 ; - RDC(L) + F2(a) = 0
-RDC(6.00) = -(2.6x2.60)
RDC = 1.13 kN (Arah ke Atas)
Reaksi Akibat Beban MKiri = 3.98 kN.m
Reaksi BC  RBC = MKiri / L
RBC = 3.98 / 6.00 = 0.66 kN
(Reaksi Lawan Arah Momen  Sesuai Jarum Jam)
 KIRI ke-ATAS -- KANAN ke-BAWAH
Reaksi Akibat Beban MKanan = 0.75 kN.m
Reaksi CB  RCB = MKanan / L
RCB = 0.75 / 6.00 = 0.13 k
(Reaksi Lawan Arah Momen  Anti Jarum Jam)
 KANAN ke-ATAS -- KIRI ke-BAWAH
e. Kontrol Hasil (Ke-BENAR-an)  Prinsip Mekanika : AKSI = REAKSI
1). Bentang A-B
Aksi  q1 (L) = 1.8 x 4.00 = 7.20 kN
Reaksi  RAB + RBA = 2.84 + 4.36 = 7.20 kN
2). Bentang B-C
Aksi  q2 (L) = 1.5 x 5.00 = 7.50 kN
F1 = 2.20 kN
Reaksi  RBC + RCB = 5.16 + 4.54 = 7.70 kN
3). Bentang C-D
Aksi  F2 = 2.60 kN
Reaksi  RCD + RDC = 2.00 + 0.60 = 2.60 kN

26
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
Atau dapat di-KONTROL/PERIKSA, seperti berikut ini :
Pemeriksaan Hasil Free Body Diagram

Hasil Free Body Diagram perlu diperiksa agar dapat “Yakin Benar” hasil
perhitungannya sehingga kita boleh melanjutkan ke perhitungan Gaya Dalam
sepanjang bentangan.

Check : Aksi (Gaya Luar) = Reaksi (Gaya Dalam)

Gaya Luar Gaya Dalam
(1). Bentangan AB : Aksi = Q1= q1 x L1 Reaksi = VA + VBkiri
Q1= 1.8 kN/m x 4.00 m = 2.84 kN + 4.36 kN
= 7.20 kN = 7.20 kN >>> OK

(2). Bentangan BC : Aksi = Q2+F1 = (q2 x L2) + F1 Reaksi = VBknn + VCkiri

Q2+F1 = (1.5 kN/m x 5.00 m) + 2.2 kN = 5.16 kN + 4.54 kN
= 9.70 kN = 9.70 kN >>> OK

(3). Bentangan CD : Aksi = F2= F2 Reaksi = VCknn + VD

F2= 2.6 kN = 2.00 kN + 0.60 kN
= 2.60 kN = 2.60 kN >>> OK

Ternyata dari Hasil Pemeriksaan diperoleh bahwa Jumlah Gaya Luar (Aksi)
sama dengan Jumlah Gaya Dalam (Reaksi).

27
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
2.5. Momen Lapangan dan Gaya Lintang

Hasil Belajar 5:

Mahasiswa dapat memahami dan mampu

Menghitung Momen Lapangan dan Gaya Lintang

Dengan Free Body Diagram, kita telah peroleh “Semua Gaya Dalam” yang
terjadi pada Tumpuan (Momen dan Reaksi).
(a) Bentang A-B
Nilai qx dan Qx :
qx = q = 1.8 kN/m
Qx = qx . x = 1.8 x
Untuk : 0.00 ≤ x ≤ 4.00
Mx = VAB (x) - Qx (1/2)x +
MAB
= 2.84x - 1.8 x (x/2) -
1.39
= 2.84x - 0.9 x2 - 1.39
Untuk Persamaan Gaya Lintang diperoleh dari Turunan Persamaan
Momen.  Mx /  x = 0 ---> turunan 1 dari Pers. (1)

Dx = 2.84 - 1.8x ………….……..... (2)

Jika : D = 0, maka M = Mmax sehingga Pers. (2) diselesaikan berikut.

Dx = 2.84 - 1.8x = 0

Dengan Nilai D = 0 dan M = Mmax , diperoleh Nilai “x” :

2.84 - 1.8x = 0  x = -2.84/-1.8 = 1.58 m

Jika : M = 0 (peralihan Momen dari positif ke negatif atau sebaliknya) ,
maka pakai Pers. (1) diselesaikan berikut (Formula ABC)
Mx = 2.84x - 0.9 x2 - 1.39 ………………... (1)
b b 2  4 ac
x 1, 2 
2a
Dimana, a = - 0.9 ; b = + 2.84 ; c = - 1.39

28
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

Nilai x1 dan x2 diselesaikan Formula ABC sehingga dapat memperoleh

“Nilai M = 0 (peralihan Momen)” :
2a = - 1.8
-b = - 2.84
b2 = + 8.0656
4ac = + 5.004

b b 2  4 ac
x 1, 2 
2a
Penyelesaian :
x1 = 0.61 m ; x2 = 2.55 m

Hasil Perhitungan di-TABEL-kan

0.00 m ≤ x ≤ 4.00 m

X (m) 0.00 0.61 1.58 2.55 4.00

M (kN.m) - 1.39 0.01 + 0.85 0.00 - 4.43

D (kN) + 2.84 + 1.74 0.00 - 1.75 - 4.36

(b) Bentang BC (Segmen 1)

Nilai qx dan Qx :
qx = q = 1.5 kN/m
Qx = qx . x = 1.5 x

Untuk : 0.00 ≤ x ≤ 2.00

Mx = VBC (x) - Qx (1/2)x + MBC

= 5.16x - 1.5 x (x/2) - 4.43
= 5.16x - 0.75 x2 - 4.43 …….. (3)

29
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

Untuk Persamaan Gaya Lintang diperoleh dari Turunan Persamaan

Momen.

 Mx /  x = 0 ---> turunan 1 dari Pers. (3)

Dx = 5.16 - 1.5x ………………………..... (4)

Jika : D = 0, maka M = Mmax sehingga Pers. 4 diselesaikan berikut.

Dx = 5.16 - 1.5x = 0

Dengan Nilai D = 0 dan M = Mmax , diperoleh Nilai “x” :

5.16 - 1.5x =0
x = -5.16/-1.5 = 3.44 m (No Ok)
Jika : M = 0 (peralihan Momen dari positif ke negatif atau sebaliknya) ,
maka pakai Pers. (1) diselesaikan berikut (Formula ABC)
Mx = 5.16x - 0.75 x2 - 4.43 ………………... (3)
b b 2  4 ac
x 1, 2 
2a
Dimana,
a = - 0.75 ; b = + 5.16 ; c = - 4.43

Nilai x1 dan x2 diselesaikan Formula ABC sehingga dapat memperoleh

“Nilai M = 0 (peralihan Momen)” :
2a = - 1.5
-b = - 5.16
b2 = + 26.63
4ac = + 3.65

b b 2  4 ac
x 1, 2 
2a
Penyelesaian :
x1 = 1.01 m ; x2 = 5.87 m

30
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

Penyelesaian :
x1 = 1.01 m ; x2 = 5.87 m (out inspect)

Hasil Perhitungan di-TABEL-kan

0.00 m ≤ x ≤ 2.00 m

X (m) 0.00 0.50 1.01 1.50 2.00

M (kN.m) - 4.43 - 2.04 0.00 + 1.62 + 2.89

D (kN) + 5.16 + 4.79 + 4.41 + 2.91 + 2.16

(c) Bentang BC (Segmen 2)

Nilai qx dan Qx :
qx = q = 1.5 kN/m
Qx = qx . x = 1.5 x
Nilai q dan Q :
q = 1.5 kN/m
Q = q . L1
= 1.5 . 2.00
= 3.0 kN

Nilai qx dan Qx :
qx = q = 1.5 kN/m
Qx = qx . x = 1.5 x

Untuk : 0.00 ≤ x ≤ 3.00

Mx = VBC (2.00+x) - Q [(1/2)L1 + x] - Qx (1/2)x – F1 (x) + MBC

= 5.16 (2.00 + x) - 3.0 [(2.00/2) + x] - 1.5 x (x/2)
– 2.2 (x) + (-4.43)
= 10.32 + 5.16x – 3.00 – 3.0x - 0.75 x2 – 2.2x – 4.43
= – 0.75 x2 – 0.04x + 2.89 ………... (5)

31
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

Untuk Persamaan Gaya Lintang diperoleh dari Turunan Persamaan

Momen.

 Mx /  x = 0 ---> turunan 1 dari Pers. (5)

Dx = - 0.04 - 1.5x ………………………..... (6)

Jika : D = 0, maka M = Mmax sehingga Pers. 6 diselesaikan berikut.

Dx = - 0.04 - 1.5x = 0

Dengan Nilai D = 0 dan M = Mmax , diperoleh Nilai “x” :

- 0.04 - 1.5x =0
x = + 0.04 /- 1.5 = - 0.03 m (No Ok)
Jika : M = 0 (peralihan Momen dari positif ke negatif atau sebaliknya) ,
maka pakai Pers. (1) diselesaikan berikut (Formula ABC)
Mx = – 0.75 x2 – 0.04x + 2.89 ………………... (5)
b b 2  4 ac
x 1, 2 
2a
Dimana,
a = - 0.75 ; b = - 0.04 ; c = + 2.89

Nilai x1 dan x2 diselesaikan Formula ABC sehingga dapat memperoleh

“Nilai M = 0 (peralihan Momen)” :
2a = - 1.5
-b = + 0.04
b2 = + 0.0016
4ac = - 8.67

b b 2  4 ac
x 1, 2 
2a
Penyelesaian :
x1 = - 1.99 m (No) ; x2 = 1.94 m (Yes)

32
MATERI KULIAH
Penyelesaian :
x1 = - 1.99 m (out inspect) ; x2 = 1.94 m (in inspect)
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

(d) Bentang CD (Segmen 1 dan 2)

Nilai F2 , MCD dan MDC :

F2 = 2.6 kN
MCD = 2.0 kN.m
MCD = 0.6 kN.m

Segmen 1 (Bentang CD)

Untuk : 0.00 ≤ x ≤ 2.60

Persamaan Momen :

Mx = VCD (x) + MCD

= 2.00 x - 3.98 ……….. (7)

Persamaan Gaya Lintang :

Dx = VCD
= 2.00 kN

33
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)

Penyelesaian :
M = 0 kN.m  x = 1.99 m (in inspect … Ok)

Hasil Perhitungan di-TABEL-kan

0.00 m ≤ x ≤ 2.60 m

X (m) 0.00 1.00 1.99 2.00 2.60

M (kN.m) - 3.98 - 1.98 0.00 + 0.02 + 1.22

D (kN) + 2.00 + 2.00 + 2.00 + 2.00 + 2.00

Segmen 2 (Bentang CD)

Untuk : 0.00 ≤ x ≤ 3.40

Persamaan Momen :

Mx = VCD (2.60 + x) – F2 (x) + MCD

= 5.20 + 2.00 x – 2.60 x - 3.98
= 1.22 – 0.60 x ……….. (8)

Persamaan Gaya Lintang :

Dx = VCD – F2
= + 2.00 – 2.60 = – 0.60 kN

Penyelesaian :
M = 0 kN.m  x = 2.03 m (in inspect … Ok)

Hasil Perhitungan di-TABEL-kan

0.00 m ≤ x ≤ 3.40 m

X (m) 0.00 1.00 2.03 3.00 3.40

M (kN.m) + 1.22 + 0.62 0.00 - 0.58 - 0.82

D (kN) - 0.60 - 0.60 - 0.60 - 0.60 - 0.60

34
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
2.6. Penggambaran Bidang M dan D

Hasil Belajar 6:

Mahasiswa dapat memahami dan mampu

menghitung dan menggambarkan Bidang Momen (M) dan Bidang Lintang

4.43kNm
3.98kNm Bidang M

1.39kNm 0.75kNm
- - - -
- -
+ + +
+ + +
0.85kNm
0.61m 1.01m 1.99m 1.22kNm
2.89kNm
1.58m 2.00m 2.60m

2.55m 1.94m 2.03m

5.16kN
m
4.41kN Bidang D
2.38kN
2.00kN 2.00kN
+
+ +

0.04kN -
- - 0.60kN 0.60kN

4.54kN
4.36kN

4.00m 5.00m 6.00m

35
MATERI KULIAH
 BUKU AJAR - ANALISA STRUKTUR METODE MATRIX
JURUSAN TEKNIK SIPIL – POLITEKNIK NEGERI AMBON (Herry Henry Roberth, ST.MT.)
2.7. Rangkuman

Metode Analisa Struktur untuk Balok Menerus dengan menggunakan Metode Matrix
merupakan salah satu diantara beberapa metode yang baik untuk digunakan. Dengan
mempelajari, memahami dan mengerjakan secara teliti, maka akan diperoleh hasil yang
benar.

Kriteria Penilaian:

 Dapat mengerti dan memahami dasar teoritis analisa struktur balok menerus
 dapat memahami dan mengerjakan momen primer
 dapat memahami penerapan dan aplikasi pada balok menerus
 dapat memahami dan mengerjakan skema momen desain dan free body diagram
 dapat memahami dan mengerjakan momen lapangan dan gaya lintang
 dapat memahami dan mengerjakan penggambaran bidang M dan D

Kebutuhan Sumber Daya:

1. Calculator
2. Spidol 4 warna (hitam, merah, biru dan hijau)
3. White Board
4. Peralatan In Focus / Slide

Referensi:

1. Roberth Herry Henry, Mekanika Rekayasa III (Buku Ajar-JTS), 2012, Politeknik Negeri
Ambon, Ambon.
2. Roberth Herry Henry, Mekanika Teknik Statis Tak Tertentu (Bahan dan Tugas Kuliah
1993-1996), 2000, Self-Around.
3. Siswadi-dkk, Analisis Struktur Statis Tertentu, 1998, Univ. Atma Jaya, Jogjakarta.
4. Sonawan Herry, Mekanika Teknik (Latihan Menyelesaikan Soal-Soal Disertai
Penjelasan), 2004, Mekanikal, Bandung.
5. Wang Chu Kia, Intermediate Structure Analysis, 1992, Erlangga, Jakarta.

36
MATERI KULIAH