Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

“STATIKA”

DISUSUN OLEH:
SARNI
E1A120090

UNIVERSITAS HALUOLE
FAKULTAS TEKNIK
S1 TEKNIK SIPIL
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Analisa struktur 1 adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang gaya-gaya
dan pergeseran yang terjadi pada suatu struktur akibat beban-beban yang bekerja
pada struktur tersebut. Dalam analisa struktur 1 , kita akan mempelajari hal-hal dasar
perhitungan struktur sebelum perhitungan-perhitungan yang lebih dalam lagi, disini
kita perlu mengetahui konsep-konsep dasar perhitungannya, supaya lebih mudah
untuk perhitungan struktur kedepannya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
tumpuan(perletakan), meliputi pengertian, jenis-jenisnya, serta aplikasi dalam
struktur jembatan. Selain tumpuan(perletakan), makalah ini juga membehas tentang
gaya lintang dan momen. Suatu konstruksi direncanakan untuk suatu keperluan
tertentu. Tugas utama suatu konstruksi adalah mengumpulkan gaya akibat muatan
yang bekerja padanya dan meneruskannya ke bumi. Untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik maka konstruksi harus berdiri dengan kokoh. Konstruksi akan stabil bila
konstruksi diletakkan diatas pondasi yang baik. Pondasi ini akan melawan gaya aksi
yang diakibatkan oleh muatan yang diteruskan oleh konstruksi kepada pondasi. Gaya
lawan yang timbul pada pondasi disebut: Reaksi. Pondasi yang dimaksudkan disini
adalah Perletakan atau tumpuan. Untuk menjamin stabilitas suatu konstruksi harus
dipenuhi syarat aksi sama dengan Reaksi. Reaksi sebagai gaya yang bekerja pada
pondasi dapat berupa momen atau gaya, ataupun kombinasi momen dan gaya. Oleh
karena itu mempelajari tentang tumpuan, gaya lintang dan momen sangatlah penting
dalam pengerjaan suatu konstruksi. untuk mempelajari secara lanjut, disarankan agar
dapat langsung membaca makalah ini.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian, jenis-jenis dari tumpuan(perletakan pada jembatan, serta
aplikasinya dalam jembatan?
2. Apakah yang dimaksud dengan gaya lintang dan momen ?

BAB II
PEMBAHASAN

1.1. GAYA LINTANG DAN MOMEN


A. Pengertian Gaya
Gaya merupakan kekuatan yang dapat membuat benda dalam keadaan diam
menjadi bergerak. Gaya biasanya dilambangkan sebagai besaran yang mempunyai
arah dan digambarkan seperti vector. Gaya bekerja sepanjang bidang/jejak yang
dilaluinya dan disebut dengan garis kerja gaya. Titik tangkap dari sebuah gaya dapat
dipindahkan sepanjang garis kerja gaya. Apabila pada sebuah benda dikerjakan
sebuah gaya baik diangkat, itarik atau didorong, maka aka nada perlawanan terhadap
gaya tersebut dan gaya perlawanan tersebut disebut dengan reaksi. Besarnya reaksi
sama dengan besarnya gaya yang dikerjakan (aksi).

Gambar di atas menunjukkan sebuah benda pada posisi 1 di beri gaya aksi yang
mengakibatkan benda berpindah tempat pada posisi 2, hal ini terjadi karena gaya aksi
lebih besar dari gaya reaksi. Apabila gaya reaksi sama dengan gaya aksi, maka benda
akan tetap dalam keadaan diam. Gaya reaksi ditimbulkan dari gaya gesekan antara
berat benda dengan lantai tempat benda tersebut berada.

B. Gaya-gaya dalam mekanika teknik


Dalam mekanika teknik dikenal dua macam gaya, yaitu gaya eksternal(reaksi)
dan gaya internal. Gaya internal adalah muatan dan reaksi yang menciptakan
kestabilan atau keseimbangan konstruksi. Muatan yang membebani suatu kontruksi
akan dirambatkan oleh kontruksi ke dalam tanah melalui pondasi. Gaya-gaya dari
tanah yang memberikan perlawanan terhadap gaya rambat tersebut dinamakan reaksi.
Sedangkan, gaya internal adalah gaya rambat yang diimbangi oleh gaya yang berasal
dari bahan konstruksi, berupa gaya lawan, dari konstruksi. Pada makalah ini hanya
membahas mengenai gaya internal.

C. Gaya internal

Gaya-gaya dalam dibedakan menjadi tiga, yaitu gaya normal, gaya lintang dan
momen lentur.

1. Gaya normal (Normal Forces Diagram)

Gaya normal adalah suatu gaya yang garis kerjanya berimpit/sejajar dengan
sumbu batang.

Penggambaran normal forces diagram (NFD) cara grafis

Notasi:
a. Positif Jika gaya normal tarik
b. Negatif Jika gaya normal tekan
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa adanya gaya normal diakibatkan oleh
adanya beban sebesar Pα, yang apabila diuraikan gayanya menjadi gaya vertikal dan
horisontal. Selanjutnya, gaya arah horizontal (arah ke kiri) akan dilawan oleh gaya
PH (arah ke kanan). Pada akhirnya, timbulah gaya normal tekan (negatif) karena
serat pada balok tersebut tertekan (memendek).

2. Gaya lintang (Shear Force Diagram)


Gaya lintang (shear forces diagram) adalah susunan gaya yang tegak lurus
dengan sumbu batang.

Gambar Konsep SFD pada struktur balok


Notasi:
a. Positif jika searah dengan jarum jam
b. Negatif jika berlawanan arah dengan jarum jam
Penggambaran shear forces diagram (SFD) dengan cara grafis
Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai gaya lintang akan positif apabila
perputaran gaya yang bekerja searah dengan jarum jam, dan diarsir tegak lurus
dengan sumbu batang yang menerima gaya melintang. Sebaliknya, bila perputaran
gaya yang bekerja berlawanan arah dengan perputaran jarum jam, diberi tanda
negatif dan diarsir sejajar dengan sumbu batang.

3. Momen (Bending Moment Diagram)


Momen adalah hasil kali antara gaya dengan jarak (jarak garis lurus terhadap
garis kerjanya).

Penggambaran bending moment diagram (BMD)


dengan cara grafis.

Momen adalah hasil kali antara gaya dengan jaraknya. Jarak disini adalah jarak
tegak lurus dengan garis kerja gayanya. Dalam Gambar di atas berarti bahwa pada
titik C terjadi momen sebesar:
Mc = RA. L1
Bidang momen diberi tanda positif jika bagian bawah atau bagian dalam yang
mengalami tarikan. Bidang momen positif diarsir tegak lurus sumbu batang yang
mengalami momen. Sebaliknya, apabila yang mengalami tarikan pada bagian atas
atau luar bidang momen, maka diberi dengan tanda negatif. Bidang momen negatif
diarsir sejajar dengan sumbu batang. Perlu diketahui bahwa momen yang berputar ke
kanan belum tentu positif dan momen yang berputar ke kiri belum tentu negatif. Oleh
karena itu, perjanjian tanda perlu diperhatikan dengan teliti.

1.2. TUMPUAN
1.2.1. PENGERTIAN TUMPUAN

Tumpuan merupakan tempat perletakan konstruksi untuk dukungan bagi


konstruksi dalam meneruskan gaya gaya yang bekerja menuju pondasi.

1.2.2. JENIS TUMPUAN


Dalam ilmu mekanika rekayasa ada 8 jenis tumpuan yaitu :
1. Tumpuan Sendi / Engsel
2. Tumpuan Rol
3. Tumpuan Jepit
4. Pendel
5. Tumpuan Bidang
6. DatarTumpuan Tali
7. Tumpuan Gesek
8. Tumpuan Titik
Ada delapan jenis tumpuan, tetapi yang dipelajari dalam mekanika teknik
hanya 4 jenis tumpuan, yaitu tumpuan sendi, rol, jepit dan pendel.
Suatu konstruksi direncanakan untuk suatau keperluan tertentu. Tugas utama
suatu konstruksi adalah mengumpulkan gaya akibat muatan yang bekerja padanya
dan meneruskannya ke bumi. Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, maka
konstruksi harus berdiri dengan kokoh. Semua beban yang diterimanya akan
diteruskan ke bumi dengan sesingkat-singkatnya. Bagian yang meneruskan beban
itulah yang disebut perletakan/tumpuan. Selain meneruskan beban, perletakan juga
akan memikul konstruksi tersebut. Perletakan bisa berupa sebuah pondasi.
Bangunan-bangunan harus terletak diatas permukaan bumi, hubungan antara
bangunan tersebut dengan lapisan permukaan bumi dikaitkan dengan suatu pondasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Tumpuan merupakan tempat perletakan konstruksi
atau dukungan bagi konstruksi dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja pada
pondasi.
1. Tumpuan sendi, diberi notasi

Tumpuan Sendi, yaitu tumpuan yang terdiri dari poros dan lubang sendi. Pada
tumpuan demikian dianggap sendinya licin sempurna, sehingga gaya singgung antara
poros dan sendi tetap normal terhadap bidang singgung, dan arah gaya ini akan
melalui pusat poros. Tumpuan sendi sering disebut dengan engsel karena cara
bekerjanya yang mirip dengan cara kerja engsel. Tumpuan sendi mampu memberikan
reaksi arah vertikal dan reaksi arah horizontal artinya tumpuan sendi dapat menahan
gaya vertikal dan horizontal atau terdapat 2 variabel yang akan diselesaikan (Rv dan
Rh). Tumpuan sendi ini tidak dapat menerima / menahan momen artinya jika diberi
momen maka akan berputar, seperti sifat engsel.
Gambar di samping merupakan bentuk
pemodelan tumpuan sendi pada suatu
struktur jembatan, yang bertugas untuk
menyangga sebagian dari jembatan.

Karena struktur harus stabil, maka


perletakan sendi tidak boleh turun jika
tertimpa beban dari atas. Oleh karena
itu, sendi harus mempunyai reaksi
vertikal (Rv). Selain itu, tumpuan sendi
tidak boleh bergeser horizontal. Oleh
karena itu, tumpuan sendi harus
mempunyai reaksi horizontal (Rh).
Tumpuan sendi dapat berputar jika
diberi momen untuk mencegah patah
jika memuai dan melendut, maka
tumpuan sendi tidak mempunyai reaksi
momen.

Gambar pemodelan perletakan sendi


CONTOH PENGAPLIKASIAN SENDI TUMPUAN

Pada Jembatan Kali Gajahwong bentuk tumpuan sendi berbentuk seperti pada
umumnya, dimana ada 2 segitiga yang mengapit sebuah rol sehingga tumpuan
tersebut akan mampu menerima gaya baik vertikal maupun horizontal. Di Jembatan
ini, terdapat 4 tumpuan sendi sekaligus yang terletak sejajar menyamping di bawah
jembatan.
Pada Jembatan Kali Progo di Boyolali bentuk tumpuan sendi berbentuk seperti
ada 2 lingkaran yang membentuk sebuah sendi pada satu tumpuan. Bentuk sendi
pada jembatan ini berbeda dengan bentuk sendi pada jembatan sebelumnya. Pada
jembatan modern (baru) bentuk sendi sudah mengalami berbagai variasi salah
satunya seperti pada Jembatan Kali Progo di Boyolali. Tetapi meskipun berbeda
bentuk, sendi pada jembatan ini tetap memiliki konsep yang sama dengan sendi pada
umumnya yaitu dapat menerima gaya dari segala arah tetapi tidak mampu menahan
momen.

Kesimpulan:
Ada bermacam-macam bentuk atau variasi sendi pada tiap jembatan dan sendi
dapat diartikan struktur yang tidak mengalami defleksi arah vertikal maupun
horizontal dan hanya mengalami rotasi pada tumpuannya.

2. Tumpuan rol, diberi notasi


Tumpuan Rol adalah tumpuan yang selalu memiliki lubang sendi. Apabila
poros ini licin sempurna maka poros ini hanya dapat meneruskan gaya yang tegak
lurus bidang singgung di mana poros ini diletakkan. Tumpuan rol merupakan
tumpuan yang dapat bergeser ke arah horizontal, sehingga tumpuan ini tidak dapat
menahan gaya horizontal. Pada tumpuan rol terdapat roda yang dapat bergeser. Roda
tersebut berguna untuk mengakomodir pemuaian pada konstruksi, sehingga
konstruksi tidak rusak. Tumpuan rol hanya mampu memberikan reaksi arah vertikal
artinya tumpuan rol hanya dapat menahan gaya vertikal saja. Dengan demikian,
tumpuan rol hanya memiliki satu variabel yang akan diselesaikan (Ry). Tumpuan ini
tidak dapat menahan momen.

Gambar di samping merupakan bentuk


perletakan rol pada suatu struktur jembatan
yang bertgas untuk menyangga sebagian
dari jembatan.

Karena struktur harus stabil, maka


perletakan rol tersebut tidak boleh turun
jika diberi beban dari atas. Oleh karena itu,
tumpuan rol harus mempunyai reaksi
vertikal (Ry). Perletakan rol tersebut dapat
bergeser/menggelinding kea rah horizontal
artinya tumpuan ini tidak mempunyai
reaksi horizontal. Jika diberi momen,
tumpuan rol dapat berputar artinya
tumpuan ini tidak dapat menahan/
menerima momen untuk mencegah patah
jika memuai dan melendut
Gambar pemodelan perletakan rol

Aplikasi tumpuan rol pada struktur atas jembatan

Pada Jembatan Kali Gajahwong bentuk tumpuan rol terlihat jelas seperti pada
gambar, dimana tumpuan tersebut akan mampu menerima gaya secara vertikal. Di
Jembatan ini, terdapat 4 tumpuan rol yang terletak sejajar menyamping di bawah
jembatan. Letaknya sendiri berada di sisi lain atau bersebrangan dengan letak
tumpuan sendi.
Pada Jembatan Kali Progo, sama seperti tumpuan sendi di jembatan ini, bentuk
tumpuan rol pada jembatan ini pun memiliki variasi bentuk yang berbeda dengan rol
pada umumnya. Rol di Jembatan ini terdapat 2 buah rol yang berjajar dan bentuknya
hampir menyerupai katrol. Letaknya pun bersebrangan dengan letak tumpuan sendi.

Kesimpulan:
Terdapat variasi bentuk rol pada tiap jembatan dan rol dapat diartikan struktur
yang tidak mengalami defleksi vertikal dan memiliki rotasi serta defleksi horizontal.

3. Tumpuan jepit, diberi notasi

Tumpuan Jepit adalah tumpuan yang menciptakan kondisi kaku/monolit.


Tumpuan ini seolah-olah dibuat dari balok yang ditanamkan pada tumpuannya,
demikian sehingga mampu menahan gaya-gaya maupun momen dan bahkan dapat
menahan torsi. Tumpuan jepit berupa balok yang terjepit pada tiang(kolom), di mana
pada tumpuan ini mampu memberikan reaksi terhadap gaya vertikal, gaya horizontal,
bahkan mempu memberikan reaksi terhadap putaran momen. Oleh karena itum,
tumpuan jepit mempunyai 3 variabel yang akan diselesaikan (Rv, Rh dan momen).
Gambar di samping merupakan bentuk
perletakan jepit dari suatu struktur.
Tumpuan ini bertugas untuk menahan
balok sorotan jembatan agar tidak jatuh.

Karena struktur sorotan harus stabil, maka


perletakan jepit tidak boleh turun jika
diberi beban dari atas. Oleh karena itu,
tumpuan jepit harus mempunyai reaksi
vertikal((Ry). Tumpuan tersebut tidak
boleh berputar pada sambungannya jika
diberi momen. Oleh karena itu, tumpuan
ini harus mempunyai reaksi momen. Selain
itu jepit juga tidak boleh bergese ke arah

Gambar pemodelan tumpuan jepit pada jembatan

Gambar pemodelan tumpuan jepit pada bangunan


Tumpuan jepit hampir di semua konstruksi bangunan gedung memiliki bentuk
yang sama, hanya ukurannya saja yang berbeda. Seperti pada gambar , dimana balok
disilangkan dengan kolom. Dan pada persilangan atau perpotongan itulah yang
dinamakan tumpuan jepit.

Pada konstruksi bangunan besar, seperti Stadion Sultan Agung, Bantul pun
memiliki tumpuan jepit yang sama seperti pada konstruksi rumah. Dimana kolom
dan balok disilangkan untuk membentuk tumpuan jepit. Pada Stadion ini, terdapat
banyak sekali tumpuan jepit dengan ukuran yang bervariasi, karena ukuran Stadion
ini sendiri memang besar.
2. Tumpuan pendel, diberi notasi
Tumpuan pendel yaitu suatu perletakan yang titik tangkap dan garis kerjanya
berimpit. Garis kerja reaksi pada batang pendel berhimpit dengan batang itu sendiri,
memberi peluang berputar ke segala arah. Bentuk tumpuan pendel ini jika pada
suatu struktur jembatan bertugas untuk menyangga sebagian dari baja. Pendel
tersebut hanya bisa menyangga sebagian jembatan yang hanya searah dengan sumbu
pendel tersebut, maka hanya mempunyai satu reaksi yang searah dengan sumbu
pendel.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

1. Tumpuan(perletakan) merupakan tempat perletakan konstruksi atau dukungan


bagi konstruksi dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja pada pondasi.

2. Macam Perletakan (tumpuan)

a. Tumpuan sendi adalah tumpuan yang dapat menerima gaya dari segala
arah, akan tetapi tidak mampu menahan momen.
Sifat-sifat tumpuan sendi :
 Mampu menerima 2 reaksi gaya :
a) gaya vertikal (Fy)
b) gaya horisontal (Fx)
 Tidak dapat menerima momen (M).
 Jika diberi beban momen, maka akan berotasi karena bersifat seperti engsel.

b. Tumpuan rol adalah tumpuan yang hanya dapat menahan gaya bekerja
tegak lurus (vertical) dan tidak dapat menahan momen.
Sifat-sifat tumpuan rol :
 Dapat memberikan reaksi berupa gaya vertikal (Ry = Fy)
 Tidak dapat menerima gaya horisontal (Fx).
 Tidak dapat menerima momen
 Jika diberi gaya horisontal, akan bergerak/menggelinding karena sifat rol.

c. Tumpuan jepit adalah tumpuan yang dapat menahan gaya dalam segala
arah dan dapat menahan momen.
Sifat-sifat tumpuan jepit :
 Dapat menerima semua reaksi:
a) gaya vertikal (Fy)
b) gaya horizontal (Fx)
c) momen (M)
 Dijepit berarti dianggap tidak ada gerakan sama sekali.
d. Tumpuan pendel yaitu suatu perletakan yang titik tangkap dan garis
kerjanya berimpit. Pendel tersebut hanya bisa menyangga sebagian
jembatan yang hanya searah dengan sumbu pendel tersebut, maka hanya
mempunyai satu reaksi yang searah dengan sumbu pendel.

3. Gaya lintang (shear forces diagram) adalah susunan gaya yang tegak
lurus dengan sumbu batang.
4. Momen adalah hasil kali antara gaya dengan jarak (jarak garis lurus
terhadap garis kerjanya).

Anda mungkin juga menyukai