“STATIKA”
DISUSUN OLEH:
SARNI
E1A120090
UNIVERSITAS HALUOLE
FAKULTAS TEKNIK
S1 TEKNIK SIPIL
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar di atas menunjukkan sebuah benda pada posisi 1 di beri gaya aksi yang
mengakibatkan benda berpindah tempat pada posisi 2, hal ini terjadi karena gaya aksi
lebih besar dari gaya reaksi. Apabila gaya reaksi sama dengan gaya aksi, maka benda
akan tetap dalam keadaan diam. Gaya reaksi ditimbulkan dari gaya gesekan antara
berat benda dengan lantai tempat benda tersebut berada.
C. Gaya internal
Gaya-gaya dalam dibedakan menjadi tiga, yaitu gaya normal, gaya lintang dan
momen lentur.
Gaya normal adalah suatu gaya yang garis kerjanya berimpit/sejajar dengan
sumbu batang.
Notasi:
a. Positif Jika gaya normal tarik
b. Negatif Jika gaya normal tekan
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa adanya gaya normal diakibatkan oleh
adanya beban sebesar Pα, yang apabila diuraikan gayanya menjadi gaya vertikal dan
horisontal. Selanjutnya, gaya arah horizontal (arah ke kiri) akan dilawan oleh gaya
PH (arah ke kanan). Pada akhirnya, timbulah gaya normal tekan (negatif) karena
serat pada balok tersebut tertekan (memendek).
Momen adalah hasil kali antara gaya dengan jaraknya. Jarak disini adalah jarak
tegak lurus dengan garis kerja gayanya. Dalam Gambar di atas berarti bahwa pada
titik C terjadi momen sebesar:
Mc = RA. L1
Bidang momen diberi tanda positif jika bagian bawah atau bagian dalam yang
mengalami tarikan. Bidang momen positif diarsir tegak lurus sumbu batang yang
mengalami momen. Sebaliknya, apabila yang mengalami tarikan pada bagian atas
atau luar bidang momen, maka diberi dengan tanda negatif. Bidang momen negatif
diarsir sejajar dengan sumbu batang. Perlu diketahui bahwa momen yang berputar ke
kanan belum tentu positif dan momen yang berputar ke kiri belum tentu negatif. Oleh
karena itu, perjanjian tanda perlu diperhatikan dengan teliti.
1.2. TUMPUAN
1.2.1. PENGERTIAN TUMPUAN
Tumpuan Sendi, yaitu tumpuan yang terdiri dari poros dan lubang sendi. Pada
tumpuan demikian dianggap sendinya licin sempurna, sehingga gaya singgung antara
poros dan sendi tetap normal terhadap bidang singgung, dan arah gaya ini akan
melalui pusat poros. Tumpuan sendi sering disebut dengan engsel karena cara
bekerjanya yang mirip dengan cara kerja engsel. Tumpuan sendi mampu memberikan
reaksi arah vertikal dan reaksi arah horizontal artinya tumpuan sendi dapat menahan
gaya vertikal dan horizontal atau terdapat 2 variabel yang akan diselesaikan (Rv dan
Rh). Tumpuan sendi ini tidak dapat menerima / menahan momen artinya jika diberi
momen maka akan berputar, seperti sifat engsel.
Gambar di samping merupakan bentuk
pemodelan tumpuan sendi pada suatu
struktur jembatan, yang bertugas untuk
menyangga sebagian dari jembatan.
Pada Jembatan Kali Gajahwong bentuk tumpuan sendi berbentuk seperti pada
umumnya, dimana ada 2 segitiga yang mengapit sebuah rol sehingga tumpuan
tersebut akan mampu menerima gaya baik vertikal maupun horizontal. Di Jembatan
ini, terdapat 4 tumpuan sendi sekaligus yang terletak sejajar menyamping di bawah
jembatan.
Pada Jembatan Kali Progo di Boyolali bentuk tumpuan sendi berbentuk seperti
ada 2 lingkaran yang membentuk sebuah sendi pada satu tumpuan. Bentuk sendi
pada jembatan ini berbeda dengan bentuk sendi pada jembatan sebelumnya. Pada
jembatan modern (baru) bentuk sendi sudah mengalami berbagai variasi salah
satunya seperti pada Jembatan Kali Progo di Boyolali. Tetapi meskipun berbeda
bentuk, sendi pada jembatan ini tetap memiliki konsep yang sama dengan sendi pada
umumnya yaitu dapat menerima gaya dari segala arah tetapi tidak mampu menahan
momen.
Kesimpulan:
Ada bermacam-macam bentuk atau variasi sendi pada tiap jembatan dan sendi
dapat diartikan struktur yang tidak mengalami defleksi arah vertikal maupun
horizontal dan hanya mengalami rotasi pada tumpuannya.
Pada Jembatan Kali Gajahwong bentuk tumpuan rol terlihat jelas seperti pada
gambar, dimana tumpuan tersebut akan mampu menerima gaya secara vertikal. Di
Jembatan ini, terdapat 4 tumpuan rol yang terletak sejajar menyamping di bawah
jembatan. Letaknya sendiri berada di sisi lain atau bersebrangan dengan letak
tumpuan sendi.
Pada Jembatan Kali Progo, sama seperti tumpuan sendi di jembatan ini, bentuk
tumpuan rol pada jembatan ini pun memiliki variasi bentuk yang berbeda dengan rol
pada umumnya. Rol di Jembatan ini terdapat 2 buah rol yang berjajar dan bentuknya
hampir menyerupai katrol. Letaknya pun bersebrangan dengan letak tumpuan sendi.
Kesimpulan:
Terdapat variasi bentuk rol pada tiap jembatan dan rol dapat diartikan struktur
yang tidak mengalami defleksi vertikal dan memiliki rotasi serta defleksi horizontal.
Pada konstruksi bangunan besar, seperti Stadion Sultan Agung, Bantul pun
memiliki tumpuan jepit yang sama seperti pada konstruksi rumah. Dimana kolom
dan balok disilangkan untuk membentuk tumpuan jepit. Pada Stadion ini, terdapat
banyak sekali tumpuan jepit dengan ukuran yang bervariasi, karena ukuran Stadion
ini sendiri memang besar.
2. Tumpuan pendel, diberi notasi
Tumpuan pendel yaitu suatu perletakan yang titik tangkap dan garis kerjanya
berimpit. Garis kerja reaksi pada batang pendel berhimpit dengan batang itu sendiri,
memberi peluang berputar ke segala arah. Bentuk tumpuan pendel ini jika pada
suatu struktur jembatan bertugas untuk menyangga sebagian dari baja. Pendel
tersebut hanya bisa menyangga sebagian jembatan yang hanya searah dengan sumbu
pendel tersebut, maka hanya mempunyai satu reaksi yang searah dengan sumbu
pendel.
a. Tumpuan sendi adalah tumpuan yang dapat menerima gaya dari segala
arah, akan tetapi tidak mampu menahan momen.
Sifat-sifat tumpuan sendi :
Mampu menerima 2 reaksi gaya :
a) gaya vertikal (Fy)
b) gaya horisontal (Fx)
Tidak dapat menerima momen (M).
Jika diberi beban momen, maka akan berotasi karena bersifat seperti engsel.
b. Tumpuan rol adalah tumpuan yang hanya dapat menahan gaya bekerja
tegak lurus (vertical) dan tidak dapat menahan momen.
Sifat-sifat tumpuan rol :
Dapat memberikan reaksi berupa gaya vertikal (Ry = Fy)
Tidak dapat menerima gaya horisontal (Fx).
Tidak dapat menerima momen
Jika diberi gaya horisontal, akan bergerak/menggelinding karena sifat rol.
c. Tumpuan jepit adalah tumpuan yang dapat menahan gaya dalam segala
arah dan dapat menahan momen.
Sifat-sifat tumpuan jepit :
Dapat menerima semua reaksi:
a) gaya vertikal (Fy)
b) gaya horizontal (Fx)
c) momen (M)
Dijepit berarti dianggap tidak ada gerakan sama sekali.
d. Tumpuan pendel yaitu suatu perletakan yang titik tangkap dan garis
kerjanya berimpit. Pendel tersebut hanya bisa menyangga sebagian
jembatan yang hanya searah dengan sumbu pendel tersebut, maka hanya
mempunyai satu reaksi yang searah dengan sumbu pendel.
3. Gaya lintang (shear forces diagram) adalah susunan gaya yang tegak
lurus dengan sumbu batang.
4. Momen adalah hasil kali antara gaya dengan jarak (jarak garis lurus
terhadap garis kerjanya).