Anda di halaman 1dari 17

BAB 3

TUMPUAN STRUKTUR
3.1 Definisi Tumpuan Struktur
Allah SWT. Berfirman : “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-
dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan
kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” . (QS Al-
Baqarah: 127)
Makna yang dapat diambil yaitu bahwa sebuah bangunan untuk berdiri kokoh harus berdiri
didasar atau pondasi yang baik dan kokoh pula. Pondasi merupakan tumpuan dan perletakan bagi
bangunan dimana dia berada.
Tumpuan atau Perletakan Struktur adalah hubungan atau sambungan elemen struktural
baik sejenis maupun berbeda jenis yang penggunaannya bergantung pada jenis perilaku struktur
yang terjadi pada elemen tersebut, dengan mengurangi kerugian dan kerusakan seminimal
mungkin.

Plat beton penutup selokan yang ditumpu secara sederhana, kekuatan struktur penutup
selokan tersebut dipengaruhi kekuatan plat beton sebagai penutupnya dan kekuatan tumpuan di
titik A dan B.
3.2. Jenis-jenis Tumpuan Struktur
Dalam dunia konstruksi, tumpuan (support) atau disebut juga sambungan struktur dibagi
menjadi 7 golongan besar yang didasarkan pada banyaknya tumpuan tersebut digunakan dalam
aplikasi konstruksi yaitu :
3.2.1 Tumpuan Bebas atau Sederhana (Simple support)
Diletakkan secara sederhana tanpa ikatan yang kuat.
Ciri-ciri perletakan bebas atau sederhana yaitu :
1. Dengan perletakan bebas memungkinkan struktur bebas dapat bergerak keatas (vertical)
atau kekanan atau kekiri (kea rah samping secara horizontal) bergantung pada model
tumpuan yang dipakai.
2. Perletakan bebas dapat menahan gaya semua arah vertical (gravitasi) dan garis kerja gaya
tersebut melalui pusat tumpuan bebas yang dikenai aksi.
3. Perletakan bebas tidak dapat meneruskan momen atau tidak mampu menahan momen.
4. Pada perletakan bebas terdapat reaksi vertical (Ry)

Reaksi-reaksi pada tumpuan bebas (sederhana) akibat beban (gaya aksi) yaitu :

Reaksi yang terjadi pada tumpuan sederhana dengan model dukungan vertical dan horizontal.
Perilaku reaksi tumpuan :
 Tidak menahan momen terhadap titik A atau Ma(Ma=0)
 Terdapat reaksi horizontal Ha karena beban Q dan bisa ada atau tidak ada Ha(Ha=0)
tergantung tipe atau model tumpuan bebasnya.
 Terdapat reaksi vertical Va karena beban P. untuk tumpuan bebas atau sederhana reaksi
vertical mutlak dan wajib ada untuk menahan beban gravitasi, sebab reaksi yang diperlukan
untuk beban gravitasi.

Contoh aplikasi tumpuan bebas (sederhana)


 Tumpuan balok girder jembatan pada kolom
 Tumpuan tangga dalam dinding
 Tumpuan plat wastafel dalam dinding
 Plat penutup lubang septik tank dan selokan
 Plat kanopi untuk jendela dan pintu

3.2.2 Tumpuan Sendi (Hinge Support)


Adalah tumpuan yang memungkinkan struktur tidak dapat bergerak keatas atau ke bawah
(vertical), kew kanan atau kekiri ( arah samping atau arah horizontal). Istilah lain tumpuan sendi
ini disebut tumpuan pin atau pasak . tumpuan ini memiliki kerahanan yang cukup, memiliki
fleksibilitas yang baik terhadap pembebanan. Tipe (symbol) model tumpuan sendi atau engsel
yang dipakai sebagai notasi tumpuan sendi dalam ilmu mekanika bangunan yaitu :

Sendi dapat menahan gaya semua arah dan garis kerja gaya tersebut melalui pusat sendi, ciri-
cirinya :
 Perletakan sendi tidak dapat meneruskan momen atau tidak mampu menahan momen yang
dikenainya
 Pada perletakan sendi terdapat reaksi horizontal dan vertical (Rx dan Ry) atau reaksi R-
sendi dengan arah bebas.

Reaksi-reaksi yang terjadi pada perletakan atau tumpuan sendi lebih kompleks, reaksi pada
tumpuan sendi (engsel) akibat beban (gaya aksi) yaitu :
Reaksi yang terjadi pada tumpuan sendi sebagai akibat beban atau gaya luar atau eksternal (gaya
aksi P) adalah:
 Tidak mampu menahan momen yang terjadi di titik A (tumpuan) atau dinotasikan Ma.
Berarti momen di titik tumpuan (titik A) harus 0(nol) atau (Ma=0)
 Ada reaksi horizontal (Ha≠0) karena gaya P tegak.
 Ada reaksi vertical (Va≠0) karena kaya P samping.

Struktur yang menggunakan tumpuan sendi adalah :


 Jembatan jalan raya dan kereta api rangka jembatan
 Struktur sambungan balok
 Pelat lantai
 Kolom
 Dinding pada bangunan tingkat tinggi

Tumpuan sendi dipakai untuk fleksibilitas dalam reaksi batang struktur terhadap pembebanan dan
tidak tersambung secara kaku (rigid) terhadap tumpuan sebagaimana tumpuan jepit (kaku).
Pertimbangan mengapa kita perlu menggunakan tumpuan jenis ini adalah untuk menghindari
beragamnya perilaku gaya dalam dan tegangan, serta untuk mengurangi tingkat kerusakan struktur.
Kekuatan struktur tumpuan di tentukan oleh kuat karakteristik tumpuan dan landasan
pendukung tumpuan.
Tumpuan sendi banyak diterapkan pada sambungan rangka batang pada atap terutama
rangka atap yang terbuat dari kayu dan bamboo, dengan cara dipasak atau dipaku.
Dalam perhitungan kesetimbangan rangka batang, reaksi-reaksi yang ada berupa gaya
dalam tekan atau tarik saja, dan momen ditiadakan sebab sambungan antar batang pada rangka
batang menerapkan tumpuan sendi.
Tumpuan sendi sangat fleksibel terhadap beban geser lateral seperti gempa. Factor
penunjang mengapa konstruksi kayu dan bambu andal terhadap gempa, sebab system sambungan
antara kayu dan bambu tersebut memakai system sendi (engsel).
3.2.3 Pperletakan Roda atau Lereng (Roller Support)
Tumpuan sangat fleksibel yang memungkinkan struktur dapat bergerak atau
menggelinding ke kanan dank e kiri ( arah samping horizontal ). Notasi dan simbol tumpuan roll
dalam ilmu mekanika bangunan di tunjukkan seperti pada gambar ( gambar dibawah ).
Tumpuan roll tidak dapat bergerak ke atas dank e bawah (arah tegak vertical). Ciri dan perilaku
tumpuan Roll :
 Tumpuan roll tidak mampu menahan momen yang terjadi padanya
 Perletakan roll hanya dapat menahan gaya vertical saja, yang melalui pusat roll dan tidak
dapat menahan gaya horizontal.
 Pada perletakan roll terdapat reaksi vertical (Ry) yang bekerja tegak lurus pada bidang
perletakan.

Reaksi tumpuan roll lebih feksibel dibandingkan dengan tumpuan engsel, roll lebih
memberikan keleluasan batang, roll sangat cocok untuk beban lateral yang tinggi dan dinamis.
Reaksi pada tumpuan roll akibat beban (gaya aksi ) ditunjukkan pada gambar berikut :

Reaksi roll yang terjadi pada gambar di atas adalah :


 Tidak mampu menahan momen padanya atau Ma, dengan kata lain momen di titik A harus
0 (nol) disebut Ma=0
 Tidak ada reaksi horizontal Ha (Ha=0). Seandainya ada gaya horizontal, maka gaya
tersebut tidak dilawan melainkan diteruskan oleh tumpuan.
 Terdapat reaksi Vertikal (Va≠0) ada karena gaya aksi P tegak.

Struktur yang sesuai dalam penerapan roll adalah struktur dengan beban yang dinamis dan
tingkat momen struktur yang tinggi. Contoh struktur yang menggunakan tumpuan Roll adalah :
 Jembatan jalan raya dan kereta api
 Bangunan pabrik
 Dermaga
 Pelabuhan
 Bandara

3.2.4 Tumpuan Jepit atau Kaku


Tumpuan ini merupakan tumpuan yang bersifat permanen dan tetap. Menyambungkan
antara satu elemen dengan elemen yang lainnya. Gaya yang dapat ditahanoleh tumpuan jepit
ialah vertical dan horizontal. Selain itu juga dapat meenahan momen.

Gambar diatas menunjukkan reaksi yang terjadi pada batang


a. Mampu menahan momen Ma.
b. Terdapat reaksi horizontal.
c. Terdapat reaksi vertical.

Contoh tumpuan jepit pada bangunan


(gambar)

3.2.5 Tumpuan Pendel


Pendel adalah suatu konstruksi batang ang hanya dapat menahan gaya vertical saja.
Tumpuan ini berupa tumpuan sendi diujung-ujungnya.
Struktur pendel jarang kita temui di sekitar kita. Terkadang digunakan pada infrastruktur
yang memiliki tujuan khusus. Contoh struktur yang menggunakan pendel adalah jembatan,
struktur rangka baja, beton, dll.

Reaksi yang muncul pada tumpuan ini ialah,


a. Tak mampu menahan momen, momen = 0
b. Tak ada reaksi horizontal.
c. Ada reaksi vertical.

3.2.6 Tumpuan Kabel


Tumpuan ini hanya dapat menahan gaya tarik saja. Namun dengan mdifikasi tumpuan ini
dapat menahan gaya vertical maupun horizontal. Contoh dari tumpuan kabel :

Perilaku reaksi pada tumpuan kabel yang dikenaiak ak gaya aksi p ialah
Pada gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa :
a. Tak mampu menahan momen.
b. Tak ada reaksi horizontal.
c. Terdapat reaksi vertical.
Contoh tumpuan kabel pada sebuah infrastruktur : gambar

3.2.7 Tumpuan Pegas


Ini merupakan tumuan yang menggunakan prinsip elastisitas. Tumpuan ini dapat
diletakkan dalam berbagai posisi (tergantung kebutuhan).

Tumpuan pegas sering diterapkan pada bangunan yang tinggi, missal pondasi,kolom-
balok,plat lantai-kolom,dll.
Gambar diatas menjelaskan reaksi yan terjadi pada tumpuan pegas adalah
a. Tak mampu menahan momen.
b. Tak mampu menahan beban horizontal.
c. Terdapat reaksi vertical.
Tumpuan lain yang sejenis dengan tumpuan pegas adalah elastomeric bearing, yang memadukan
dua tumpuan yaitu tumpuan tetap pada baja dengan dukunga plat elastomeric bearing. Tumpuan
ini memakai sifat karakteristik bantalan baja karet yang elastis.

3.3 Tumpuan struktur yang ideal


Struktur yang ideal adalah paduan komponen semua struktur termasuk tumpuan menjadi
penopang bangunan secara aman dan berkinerja baik yang sejati. Pada dasarnya elemen struktur
menjadi tumpuan atau penopang elemen struktur lainnya. Susunan saling menumpu tersebut
membentuk system yang menjadi satu kesatuan dan bekerja sama dalam bereaksi terhadap
pembebanan. Gambar 3.51 menunjukkan susunan sederhana struktur balok dengan beberapa
jenis tumpuan dan topangan. Susunan model demikian biasa disebut balok sederhana (simple
beam)

Untuk mendapat struktur yang ideal, maka para perancang struktur dan engineer harus
betul memahami perilaku dan karakteristik tumpuan struktur yang hendak dipakai. Berikut table
perilaku dan spesialisasi tumpuan struktur sebidang (koplanar).
Gaya-gaya terpusat dan momen-momen yang ditunjukkan pada table 3.1. menyajikan resultan-
resultan dari distribusi beban ini. Perilaku struktur selaras dengan model yang ditetapkan untuk
perhitungan: kemungkinan-kemungkinan deformasi dari tumpuan atau sambungan harus
digambarkan dengan benar dalam analisis model (Daryanto,2001:159). Berikut gambar model
tumpuan dan sambungan struk
3.4 Ketertentuan dan Kestabilan
3.4.1 Ketertentuan (Determinacy)
Bila semua gaya pada suatu struktur dapat ditentukan secara jelas hanya dengan persamaan ini,
struktur dikatakan sebagai statis tertentu (statically determinate) yang memiliki gaya-gaya tak
diketahui lebih banyak daripada persamaan kesetimbangan yang tersedia, dikatakan sebagai
statis tak tentu (statically indeterminate), Pada suatu aturan, suatu struktur dapat diidentifikasikan
baik sebagai struktur statis tertentu ataupun sebagai struktur statis tak tentu dengan
menggambarkan diagram benda bebas (freebody) dari seluruh anggota bagian, atau bagian
tertentu dari anggota bagiannya, dan kemudian membandingkan jumlah total komponen momen
dan gaya yang tak diketahui dengan jumlah total persamaan kesetimbangan yang tersedia
(Hibbeller, 2002:31). Untuk suatu struktur koplanar, berada pada sebagian besar tiga persamaan
kesetimbangan setiap bagian, sehingga komponen total n bagian (batang atau bidang) dan r gaya
dan momen (reaksi),
R=3n, struktur statis tertentu
r>3n, struktur statis tak tentu
Jika suatu struktur berupa statis tertentu, persamaan tambahan yang diperlukan untuk
memecahkan reaksi tak diketahui diperoleh dengan menghubungkan beban yang diberikan dan
reaksi-reaksi pada pergeseran atau kemiringan di berbagai titik pada struktur. Persamaan, yang
disebut sebagai persamaan kompatibilitas mencakup sifat-sifat geometrik dan fisik dari struktur.
Contoh 10

Dari Gambar 3.57 didapatkan jumlah reaksi (r)=3, banyaknya komponen (n)=1 maka: r=3n atau
r>3n→3=3.1→3=3→Struktur statis tertentu.
Contoh 11:

Dari Gambar 3.58 didapatkan jumlah reaksi (r)=5, banyaknya komponen (n)=1, maka: r=3n atau
r >3n →5>3.15> 3 →Struktur statis tak tentu pada derajat kedua.
Contoh 12:
Dari Gambar 3.59 didapatkan jumlah reaksi (r)=6, banyaknya komponen (n)=2, maka: r=3n atau
r>3n→6>3.2-6=6→ statis tentu.

3.4.2 Kestabilan (Stability)


Untuk menjamin kesetimbangan suatu struktur atau komponen per bagian, tidak hanya perlu
memenuhi persamaan kesetimbangan, tetapi anggota bagian harus juga diperkuat atau dikekang
oleh komponen struktur penunjang atau penopang yang lain (tambahan) (Hibbeller, 2002:36). Di
dalam Hibbeller (2002) disebutkan terdapat dua pengekangan, yakni:
 Pengekangan Parsial (Partial Constraints). Pada beberapa kasus, sebuah struktur atau
salah satu anggota bagiannya bisa memiliki lebih sedikit dari persamaan kesetimbangan
yang harus dipenuhi. Struktur kemudian menjadi terkekang secara parsial. Sebagai
contoh, perhatikan anggota bagian yang ditunjukkan pada Gambar 3.66. dengan diagram
ben da bebasnya (freebody) yang sesuai. Di sini persamaan jumlah gaya horisontal adalah
0 (nol) atau dinotasikan EH-0 tidak akan terpenuhi untuk gaya reaktif yang kondisi
pembebanan dan karena itu anggota bagian akan menjadi tidak stabil Ketidakstabilan
struktur tersebut bisa terjadi sebab kedua tumpuan bertipe Roll (roda), sedangkan gaya
yang terjadi ada unsur berarah horisontal Padahal Roll hanya mampu menahan gaya
vertikal dan tidak mampu menahan gaya horisontal dan momen
 Pengekangan Tak Sempurna (Improper Constraint). Pada beberapa kasus bisa terdapat
jumlah gaya-gaya yang tidak diketahui sebanyak persamaan-persamaan kesetimbangan;
tetapi ketidakstabilan atau pergerakan dari suatu struktur atau anggota-anggota bagian
dapat muncul karena pengekangan yang tidak sempurna oleh penopang-penopang. Hal
ini terjadi jika semua reaksi penopang terjadi bersamaan pada suatu titik. Salah satu
contoh pada Gambar 3.67. Dari diagram benda bebas balok terlihat bahwa penjumlahan
momen sekitar titik O tidak akan sama dengan nol (P.d 0); kemudian putaran sekitar titik
O akan terjadi.

Cara lain dimana pengekangan tak sempuma dapat menimbulkan ketidakstabilan terjadi
bila gaya-gaya reaksi seluruhnya berada dalam keadaan sejajar. Salah satu contoh dari
kasus ini ditunjukkan pada Gambar 3.68. Di bila gaya kemiringan P dipakai,
penjumlahan gaya-gaya dalam arah horisoeta tidak akan sama dengan 0 (nol).

Pada umumnya, suatu struktur menjadi tidak stabil dan rapuh secara geometrik, artinya struktur
akan bergerak sedikit atau roboh jika gaya-gaya reaksi yang lebih sedikit dari banyaknya
persamaarn kesetimbangan atau jika terdapat reaksi yang cukup, ketidakstabilan akan terjadi jika
garis-garis kerja dari gaya-gaya reaksi memotong suatu titik umum atau sejajar antara satu
dengan lainnya.
r<3n, struktur tidak stabil
r2>= 3n, struktur statis tidak stabil jika reaksi anggota-anggota bagian terjadi bersamaan atau
sejajar atau beberapa komponen- komponen membentuk suatu mekanis yang dapat runtuh
Gambar 3.71 menunjukkan anggota-anggota bagian berada dalam keadaan tidak stabil, karena
ketiga reaksi terjadi secara bersamaan dan tergolong statis tentu (r=3n). Kemudian pada Gambar
3.72 menggambarkan bahwa batang balok berada dalam keadaan tidak stabil sebab tiga reaksi
seluruhnya berada sejajar. Balok ini (Gambar 3.72) termasuk struktur statis tentu (r-3n).

Anda mungkin juga menyukai