Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI BANGUNAN 2

(Studi Kasus Mengenai Struktur Kaku, Kantilever, dan Core)


Dosen Pengampu Mata Kuliah : Asri Mariza Oktavia, S.T., M.Ars

Disusun Oleh : Musthofa Khamal (321910060)

Program Studi Teknik Arsitektur


Universitas Pelita Bangsa
BAB I
Pendahuluan

Sistem-sistem struktur pada bangunan merupakan inti


kekokohannya bangunan di atas permukaan tanah. Sistem struktur
ini berfungsi menahan dan menyalurkan beban gaya horizontal dan
vertikal secara merata pada sistem-sistem struktur inti dan struktur
pendukung, sehingga bangunan dapat memikul beban horizontal
dan vertikal maupun gaya lateral.
BAB II
Jenis-jenis Sistem Struktur Bangunan tinggi
1. Sistem Struktur Kaku (Rigid
Frame)
Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-elemen linier,
umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joints yang dapat mencegah
rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkan, dengan demikian elemen struktur menerus pada
titik hubung tersebut, seperti halnya balok menerus struktur rangka kaku adalah struktur statis tak tentu,
banyak struktur rangka kaku yang tampaknya sama dengan sistem post dan bea,  tetapi pada kenyataannya
struktur rangka ini mempunyai perilaku yang sangat berbeda dengan sistem post dan beam, hal ini karena
adanya titik-titik hubungan pada rangka kaku, titik hubung bisa cukup kaku sehingga memungkinkan
kemampuan untuk memikul beban lateral pada rangka, dimana beban demikian tidak dapat bekerja pada
struktur rangka yang memperoleh kestabilan dari hubungan kaku antara kaki dengan papan horizontalnya.
Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari balok horizontal dan kolom
vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku (rigid). Sistem Rangka
Kaku (Frame) atau sering disebut sebagai Struktur Portal, banyak digunakan pada bangunan gedung. Struktur
Portal sepintas memiliki konfigurasi bentuk yang sama dengan jenis Struktur Balok-Kolom, tetapi
sebenarnya mempunyai aksi struktural yang berbeda karena adanya titik hubung atau sambungan yang kaku
antara elemen balok dan elemen kolom. Adanya sambungan ini memberikan kestabilan struktur terhadap
gaya lateral.
Prinsip Rangka
Kaku
• Cara yang paling tepat untuk memahami perilaku struktur rangka kaku adalah
dengan membandingkan perilakunya terhadap beban dengan struktur post and
beam. 
• Perilaku kedua macam struktur ini berbeda dalam hal titik hubung, dimana titik
hubung ini bersifat kaku pada rangka dan tidak kaku pada struktur post and
beam.

Kesimpulan

Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen linier, umumnya balok
dan kolom, yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh joint yang dapat mencegah
rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkannya.
Kekakuan struktural terletak pada sambungan kaku (rigid connection).
Contoh Struktur Kaku

• gabungan komponen struktural:

kolom dan balok

• rangka melintang sejajar pada dua sumbu

• Posisi kolom membentuk grid-grid dengan


jarak yang sama
Contoh Bangunan Struktur
Kaku
2. Sistem Struktur Kantilever

kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan jepit dan ujung lain menggantung
(bebas). Balok kantilever yang menahan beban gavitasi menerima momen negatif pada keseluruhan panjang
balok tersebut. Akibatnya tulangan balok kantilever ditempatkan pada bagian atas atau sisi tariknya seperti
yang diperlihatkan pada gambar 1.1 untuk batang seperti pada gambar, momen maksimum terjadi pada
penampang di bagian peletakan. Akibatnya sejumlah besar tulangan diperlukan pada titik ini. Tulangan tidak
dapat hanya sampai pada tumpuan, harus dipanjangkan atau diangkur pada beton di sebelah luar tumpuan.
Perpanjangan ini disebut sebagai panjang penyaluran (development length). Panjang penyaluran ini tidak
harus lurus seperti yang diperlihatkan pada gambar, karena tulangan akan dikaitkan pada 90 derajat atau 180
derajat.

Gambar 1.1. Balok Kantilever


Hingga saat ini hanya batang statis tertentu yang telah banyak dibicarakan, namun situasi yang sering
terjadi untuk balok dan pelat adalah menerus di atas bebarapa perletakan seperti pada gambar 1.2. Karena
tulangan diperlukan pada daerah tarik balok, tulangan tersebut ditempatkan pada bagian bawah ketika momen
positif dan pada bagian atas ketika momen negatif. Ada beberapa cara dalam mengatur letak tulangan untuk
menahan momen positif dan negatif pada beban menerus.

Gambar 1.2. Balok Kantilever

Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap lantai antara untuk
memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan yang berada di dalam lantai rangka di
atasnya dapat di gunakan sebagai wadah untuk kegiatan aktivitas lainya.
Contoh Struktur Kantilever
Contoh Bangunan Struktur Kantilever
3. Sistem Struktur Inti (Core)

Inti bangunan (core) adalah bagian dari bangunan bertingkat yang merupakan area atau tempat
berkumpulnya fungsi-fungsi ruang tertentu, jaringan, instalasi, sirkulasi bangunan, dan lain-lain, atas tuntutan
persyaratan teknis dan efisiensi.
Secara fisik inti bangunan berbentuk ruang-ruang yang ukurannya relatif kecil seperti ruang-ruang
KMWC, lift, ruang AC, ruang tangga, dan lain-lain, yang kesemuanya dikonfigurasikan menjadi satu
gubahan yang efisien.
Gubahan dinding dan ruang seperti ini secara struktural inti bangunan akan menjadi kaku dan solid.
Kesinambungan inti bangunan dari masing-masing lantai mulai dari bawah ke atas menjadikan inti
bangunan menjadi satu gubahan yang kaku dan solid secara vertikal setinggi bangunan.
Hal ini sekaligus menjadi komponen bangunan yang berkontribusi terhadap kekakuan struktur
bangunan secara keseluruhan.
Fungsi Inti Bangunan

• Sarana Akumulasi Utilitas Bangunan


Inti bangunan sebagai sarana terkumpulnya seluruh kebutuhan baik ruang, jaringan, maupun
sirkulasi, dan lain-lain yang berhubungan dengan utilitas bangunan.

• Komponen Struktur Bangunan

Inti bangunan secara keseluruhan pada bangunan bertingkat banyak mempunyai kontribusi
secara struktural pada kekakuan, kestabilan, dan kekuatan bangunan.
Jumlah Inti Bangunan

Bangunan bertingkat tinggi besaran, bentuk, konfigurasi sangat bermacam-macam.


Demikian pula jumlah dan letak inti bangunan pada bangunan tersebut juga banyak macamnya tergantung
bentuk massa bangunan.
Jumlah inti bangunan pada prinsipnya hanya dua yaitu tunggal atau ganda.
Letak inti bangunan juga kalau tidak ditengah bangunan pasti ditepi atau dipojok bangunan.

Bentuk Core Paling Optimum


Contoh-contoh Inti Bangunan

Anda mungkin juga menyukai