Anda di halaman 1dari 26

1

DAFTAR ISI

I. Pendahuluaan ............................................................................................. 1
II. Jenis-Jenis System Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi ........................... 2
1. Sistem struktur rigid frame (rangka kaku) .......................................................... 3
2. Sistem struktur rigid frame and core .................................................................. 4
3. Sistem struktur parallel bearing wall .................................................................. 5
4. Sistem struktur bearing wall & core ................................................................... 7
5. Sistem struktur flat plate .................................................................................... 8
6. Sistem struktur struktur kantilever ....................................................................... 9
7. Sistem struktur interspasial (interspasial) ..............................................................................10
8. Sistem struktur suspension .............................................................................. 11
9. Struktur self supporting boxes ......................................................................... 11
10. Sistem struktur rangka selang-seling (staggered truss) ..................................... 12
11. Sistem struktur rangka ruang (space frame) ..................................................... 14
12. Sistem struktur belt truss frame and core” ........................................................ 17
13. Sistem struktur tabung dalam tanbug (tube in tube) ......................................... 20
14. Sistem struktur kumpulan tabung (bundled tube) ............................................. 21

Daftar pustaka .......................................................................................................... 23

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
2

BAG I

PENDAHULUAN
Sistem Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi

Sistem-sistem struktur pada bangunan merupakan inti kekokohannya bangunan di


atas permukaan tanah. Sistem struktur ini berfungsi menahan dan menyalurkan beban gaya
horizontal dan vertikal secara merata pada sistem-sistem struktur inti dan struktur pendukung,
sehingga bangunan dapat memikul beban horizontal dan vertikal maupun gaya lateral.

Beberapa faktor dalam perencanaan sistempembangunan struktur bangunan tinggi adalah :

A. Pertimbangan umum ekonomi


B. Kondisi tanah
C. Rasio tinggi lebar suatu bangunan
D. Pertimbangan fabrikasi dan pembangunan
E. Pertimbangan mekanis (sistem utilitasnya)
F. Pertimbangan tingkat bahaya kebakaran
G. Pertimbangan peraturan bangunan setempat
H. Ketersediaan dan harga bahan konstruksi utama

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
3

BAG. II

BERIKUT 14 JENIS SYSTEM STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT TINGGI :

1. SISTEM STRUKTUR RIGID FRAME (RANGKA KAKU)

Struktur rangka kaku (rigid frame) merupakan struktur yang terdiri dari elemen-
elemen linier, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya
oleh joints yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkan,
dengan demikian elemen struktur menerus pada titik hubung tersebut, seperti halnya balok
menerus struktur rangka kaku adalah struktur statis tak tentu, banyak struktur rangka kaku
yang tampaknya sama dengan sistem post dan bea, tetapi pada kenyataannya struktur
rangka ini mempunyai perilaku yang sangat berbeda dengan sistem post dan beam, hal ini
karena adanya titik-titik hubungan pada rangka kaku, titik hubung bisa cukup kaku
sehingga memungkinkan kemampuan untuk memikul beban lateral pada rangka, dimana
beban demikian tidak dapat bekerja pada struktur rangka yang memperoleh kestabilan dari
hubungan kaku antara kaki dengan papan horizontalnya.

Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari balok
horizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan
sambungan kaku (rigid). Sistem Rangka Kaku (Frame) atau sering disebut sebagai
Struktur Portal, banyak digunakan pada bangunan gedung. Struktur Portal sepintas
memiliki konfigurasi bentuk yang sama dengan jenis Struktur Balok-Kolom, tetapi
sebenarnya mempunyai aksi struktural yang berbeda karena adanya titik hubung atau
sambungan yang kaku antara elemen balok dan elemen kolom. Adanya sambungan ini
memberikan kestabilan struktur terhadap gaya lateral.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
4

Prinsip Rangka Kaku :


 Cara yang paling tepat untuk memahami perilaku struktur rangka sederhana adalah
dengan membandingkan perilakunya terhadap beban dengan struktur post and beam.
 Perilaku kedua macam struktur ini berbeda dalam hal titik hubung, dimana titik
hubung ini bersifat kaku pada rangka dan tidak kaku pada struktur post and beam.

Kesimpulan

Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen linier,
umumnya balok dan kolom, yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh
joint yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang
dihubungkannya.
Kekakuan struktural terletak pada sambungan kaku ( rigid connection).

2. SISTEM STRUKTUR RIGID FRAME AND CORE

Struktur rigid frame and core merupakan rangka hybrid dimana adanya
penggabungan sistem struktur rangka kaku (rigid frame) an sistem struktur inti (core).
Rangka kaku bereaksi terhadap beban lateral, terutama melalui lentur balok dan kolom.
Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar pada bangunan dengan
ketinggian tertentu. Akan tetapi, apabila dilengkapi dengan struktur inti, ketahanan
lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan rangka. Sistem inti ini
memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.

Kelebihan :
 Dengan adanya inti di dalam sistem rigid frame membuat struktur rigid frame
and core menjadi lebih stabil. Terutama bertahan terhadap gaya torsi atau puntir
pada bangunan
 Sistem utiitas dan shaft yang tersentralisasi pada core membuat pengawasan dan
maintenance yang mudah, serta lebih simple, efisien dan praktis.
 Adanya elemen linear yang dapat menahan gaya lateral.
Kekurangan :

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
5

 Bila dibandingkan dengan jenis sistem struktur lain, rigod frame and core
termasuk baik, namun hanya dapat digunakan pada bangunan dengan ketinggian
kurang dari 50 lantai.
 Dari sedi desain kurangnya pandangan keluar secara bebas karena adanya
penghalang berupa rangka kaku.

Kemampuan menahan beban horizontal dengan sistem inti yang dikombinasi


dengan sistem rangka. Keutuhan dari struktur inti akan membentuk inti sebagai satu
kolom besar dan kokoh yang menguatkan sistem tatanan dalam denah. Penyelesaian
pertama pada struktur dengan beban vertical tersebut dapat dilakukan dengan sistem
struktur pelat dinding sejajar (bearing wall) yang terdiri dari dinding yang searah saja.
Kekakuan terhadap zontal dari sistem struktur pelat dinding ini juga dapat tercapai
dengan sistem tabung inti yang kaku, sehingga sistem bearing wall jadi kaku.
Penyelesaian kedua dengan beban vertkal tersebut dilakukan dengan sistem struktur
massif yang terdiri hanya dari dinding yang menerima beban. Kekakuan terhadap beban
horizontal struktur massif ini dapat tercapai dengan sistem tabung inti sehingga sistem
struktur berkotak menjadi kaku.

3. SISTEM STRUKTUR PARALLEL BEARING WALL

Struktur Paralell bearing wall dapat dibiliang sebagai struktur yang sistemnya
paling tradisional yang telah digunakan pada bangunan high rise. Struktur ini terdiri
dari elemen-elemen struktur vertical yang mengangkut semua beban langsung menuju
pondasi. Pada beberapa titik, daya tekan yang dikarenakan beban dinding, beban mati,
dan beban hidup melampaui daya tahan dari dinding itu sendiri. Dindingnya menjadi
sangat tebal sehingga lantai bawah menjadi tidak berguna.

Gambar 7.1
Parallel bearing Wall
Sumber: haryanto, 2007

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
6

Sistem struktur ini bergantung pada beban yang massif untuk menahan beban
lateral. Sistem ini terdiri dari unsur-unsur bidang vertical yang di pra-tekan oleh
beratnya sendiri sehingga dapat menyerap gaya aksi lateral secara efisien. Oleh karena
sistem tersebut, denah per lantai pada bangunan yang menggunakan sistem dinding
pendukung adalah seragam, serta tidak memerlukan ruang bebas yang luas sehingga
sistem struktur bangunan tinggi ini cocok jika digunakan untuk bangunan residensial
seperti hotel dan apartemen.

Terdapat beberapa jenis sitem struktur dinding pendukung, dan dapat


dikelempokkan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Sistem struktur dinding melintang.
Sistem struktur ini terbentuk dari dinding-dinding linear yang disusun secara
tegak lurus terhadap panjang bangunan.

Gambar 7.2
Dinding Melintang
Sumber: haryanto, 2007

2. Sistem struktur dinding panjang.


Merupakan dinding-dinding linear yang disusun secara sejajar dengan panjang
bangunan.

Gambar 7.3
Dinding Sejajar
Sumber: Sebastian, 2004
Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
7

3. Sistem struktur dua arah.


Sistem struktur ini terdiri dari dinding-dinding linear yang diletakkan pada kedua
arah.

Gambar 7.4
Struktur Dua Arah
Sumber: Sebastian, 2004

Melihat ciri khas sistem struktur dinding pendukung, dimana dindingnya


berperan sebagai penopang, maka penentuan ketebalan dinding juga menjadi bagian
yang penting karena berkaitan dengan berapa beban yang dipikul oleh dinding per
lantai. Jika dipraktekan dalam bangunan tinggi, dinding di lantai paling bawah
biasanya memiliki ketebalan yang paling besar dikarenakan dinding tersebut
menerima paling banyak beban dari lantai-lantai diatasnya. Semakin ke atas,
ketebalan dinding juga biasanya menjadi semakin menipis. Bukaan dinding
seharusnya ditempatkan pada sumbu vertikal yang sama agar dapat terhindar dari
tegangan beban. Beban vertikal diteruskan sebagai momen melalui struktur lantai
langsung ke dinding. Dinding tersebut berperan seperti kolom tipis yang memanjang.

4. SISTEM STRUKTUR BEARING WALL & CORE


Dinding geser yang diletakkan didalam
bangunan, misalnya mengelilingi core yang berfungsi
area service, shaft dan tangga darurat yang
menyerupai bentuk kotak atau bentuk lain yang kaku
sebagai tipe dari struktur. Core Bearing Wall dibuat
agar semua alur sistem utilitas, lift, tangga, dll
berjalur dengan teratur pada arahnya, lebih efisien
karena pada bagunan tinggi butuh suatu alur yang
terarah agar alirannya tidak mampet dan cepat sampai

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
8

pada tujuannya, sehingga jikalau terjadi kerusakan tidak terlalu susah untuk mencari
sumber masalahnya

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
9

5. SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE

Pada umumnya pelat diklasifikasikan dalam pelat satu-arah atau pelat dua arah.
Pelat yang berdefleksi secara dominan dalam satu arah disebut pelat satu-arah. Jika pelat
dipikul oleh kolom yang disusun berbaris sehingga pelat dapat berdefleksi dalam dua-
arah, pelat disebut pelat dua-arah. Pelat dua-arah merupakan panel-panel beton
bertulang yang perbandingan antara panjang dan
lebarnya lebih kecil dari 2 (dua). Pelat dua-arah
dapat diperkuat dengan menambahkan balok di
antara kolom, dengan mempertebal pelat di
sekeliling kolom (drop panel), dan dengan penebalan
kolom di bawah pelat (kepala kolom / capital).

Flat plate (pelat datar) adalah pelat beton pejal dengan tebal merata yang
mentransfer beban secara langsung ke kolom pendukung tanpa bantuan balok atau kepala
kolom atau drop panel. Flate plate dapat dibuat dengan cepat karena bekisting dan
susunan tulangan yang sederhana. Pelat ini memerlukan tinggi lantai terkecil untuk
memberikan persyaratan tinggi ruangan dan memberikan fleksibilitas terbaik dalam
susunan kolom dan partisi. Pelat ini juga memberikan sedikit penghalang untuk
pencahayaan dan ketahanan api yang tinggi karena hanya ada sedikit sudut-sudut tajam
dimana pengelupasan beton dapat terjadi. Flat plate mungkin merupakan sistem pelat
yang paling umum dipakai saat ini untuk hotel beton bertulang bertingkat banyak, motel,
apartemen, rumah sakit, dan asrama.

Flat plate kemungkinan memunculkan masalah dalam transfer geser disekeliling


kolom. Dengan kata lain , ada bahaya dimana kolom akan menembus pelat. Oleh karena
itu seringkali perlu memperbesar dimensi kolom atau ketebalan pelat atau menggunakan
shear head. Shear head terbuat dari baja I atau kanal yang ditempatkan dalam pelat
melintasi kolom. Meskipun prosedur ini tampak mahal, bekisting sederhana yang
digunakan untuk flat plate biasanya menghasilkan konstruksi yang ekonomis sehingga
biaya ekstra untuk shearhead tergantikan. Tetapi untuk beban yang berat atau bentang
yang panjang diperlukan beberapa jenis sistem lantai lain.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
10

Flat slab (pelat slab) termasuk pelat beton


dua-arah dengan kapital, drop panel, atau keduanya.
Pelat ini sangat sesuai untuk beban berat dan bentang
panjang. Meskipun bekisting lebih mahal
dibandingkan untuk flat plate (pelat datar), flat slab
akan memerlukan beton dan tulangan yang lebih
sedikit dibandingkan dengan flat plate untuk beban
dan bentang yang sama. Flat slab biasanya ekonomis
untuk bangunan gedung, parkir dan pabrik, dan bangunan sejenis dimana drop panel atau
kepala kolom yang terbuka diizinkan.

Pada gambar di samping, diperlihatkan pelat


dua-arah dengan balok. Sistem lantai seperti ini
digunakan karena lebih murah dibandingkan dengan flat
plate atau flat slab. Dengan kata lain, jika beban atau
bentang atau keduanya sangat besar, ketebalan pelat dan
ukuran kolom yang diperlukan untuk flat plate dan flat
slab menjadi besar dan lebih ekonomis jika digunakan
pelat dua-arah dengan balok, meskipun biaya bekisting
lebih mahal.

Sistem lantai lainnya adalah waffle slab, yang


contohnya pada gambar di samping. Lantai dibuat
dengan menyusun fiberglass persegi atau cetakan
logam dengan sisi-sisi mengecil dan jarak
diantaranya, ketika beton dicor di dalam dan diantara
cetakan akan terbentuk waffle. Jarak antar cetakan
akan membentuk web balok. Web ini agak tinggi
dan memberikan lengan momen besar untuk
tulangan. Dengan waffle slab, berat beton akan
sangat tereduksi tanpa banyak merubah tahanan momen dari sistem lantai. Seperti halnya
dalam flat plate, geser dapat menjadi masalah dekat kolom. Akibatnya, lantai waffle
biasanya dibuat solid didekat kolom untuk meningkatkan tahanan geser.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
11

6. SISTEM STRUKTUR STRUKTUR KANTILEVER

Balok kantilever adalah balok yang salah satu ujungnya terdapat tumpuan jepit dan
ujung lain menggantung (bebas). Balok kantilever yang menahan beban gavitasi menerima
momen negatif pada keseluruhan panjang balok tersebut. Akibatnya tulangan balok
kantilever ditempatkan pada bagian atas atau sisi tariknya seperti yang diperlihatkan pada
gambar 1 untuk batang seperti pada gambar, momen maksimum terjadi pada penampang
di bagian peletakan. Akibatnya sejumlah besar tulangan diperlukan pada titik ini.
Tulangan tidak tidak dapat hanya sampai pada tumpuan, harus dipanjangkan atau diangkur
pada beton di sebelah luar tumpuan. Perpanjangan ini disebut sebagai panjang penyaluran
(development length). Panjang penyaluran ini tidak harus lurus seperti yang diperlihatkan
pada gambar, karena tulangan akat dikaitkan pada 90 derajat atau 180 derajat.

Gambar 1.1 Balok Kantilever

Hingga saat ini hanya batang statis tertentu yang telah banyak dibicarakan,
namun situasi yang sering terjadi untuk balok dan pelat adalah menerus di atas
bebarapa perletakan seperti pada gambar 1.2. Karena tulangan diperlukan pada
daerah tarik balok, tulangan tersebut ditempatkan pada bagian bawah ketika momen
positif dan pada bagian atas ketika momen negatif. Ada beberapa cara dalam
mengatur letak tulangan untuk menahan momen positif dan negatif pada beban
menerus.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
12

7. SISTEM STRUKTUR INTERSPASIAL (INTERSPASIAL)

Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap
lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan
yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di gunakan sebagai wadah untuk
kegiatan aktivitas lainya.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
13

SISTEM STRUKTUR SUSPENSION

Yaitu sistem struktur yang menggunakan kabel Baja sebagai penggantung


(menahan gaya tarik) suatu konstruksi.
Sistem gantung (suspension)
Sistem ini memanfaatkan bahan secara efisien dengan memanfaatkan
penggantung untuk mendukung beban. Beban grafitasi didukung oleh kabel-kabel untuk
membentuk rangka konsol pada core pusat.
Pada dasarnya sistem gantung ini meniru konstruksi jembatan gantung pada
umunya
Fungsi
A. Digunakan untuk konstruksi jembatan, atap, penggantung untuk lantai bangunan
tinggi.
B. Sistem dengan pembebanan vertikal tidak langsung sistem gantung (suspension
C. Sistem dengan beberapa lantai gantung pada balok di tengah
D. Sistem dengan gantung yang menerus
E. Sistem dengan kombinasi penggantung dan pendukung pada beberapa kelompok
lantai

Struktur self supporting boxes

8. STRUKTUR SELF SUPPORTING BOXES


Struktur self supporting boxes atau yang sering disebut struktur box berdiri
sendiri ini adalah struktur cetakan pabrik (pra cetak) yang dibuat berdasarkan
pemesanan.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
14

Boks-boks ini ditumpuk seperti bata dengan pola English Bond sehingga terjadi
susunan balok dinding berselang-seling.

9. SISTEM STRUKTUR RANGKA SELANG-SELING (STAGGERED TRUSS).

Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap
lantai bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka begitupun di
bagian bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka ini
akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan beban
angin ke dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan plat lantai.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
15

KONSEP DASAR STAGGERED TRUSS .

Konsep dasar sistem staggered truss yaitu perilaku keseluruhan kerangka


(frame) sebagai balok kantilever ketika sistem diberi beban lateral. Dalam konteks ini,
seluruh kolom yang terletak pada sisi eksterior dari gedung berfungsi sebagai sayap
balok, sementara truss yang membentang dalam arah transversal pada keseluruhan
lebar di antara kolom berfungsi sebagai badan dari balok kantilever.

Sistem staggered truss diibaratkan sebagai kantilever vertikal.

Dengan kolom hanya pada sisi eksterior dari gedung dan biasanya kolom
interior dihilangkan, maka sistem staggered truss memberikan suatu bentang lebar yang
bebas kolom. Pengaturan bergantian dari rangka batang tersusun setinggi lantai (floor-
deep trusses) terletak pada level-level alternatif garis kolom yang berdekatan, yang
mengijinkan bentang pelat lantai adalah sejarak kedua kolom yang menjadi tumpuan
truss. Sehingga sistem tersebut menyediakan kebebasan pengaturan fungsi lantai bagi
arsitek.

Pola bergantian truss pada sistem struktur

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
16

Sistem lantai membentang dari tepi atas salah satu truss ke tepi bawah truss lain
yang berdekatan. Selanjutnya, lantai menjadi komponen utama dari sistem kerangka
struktur yang berperan sebagai suatu diaphragm yang memindahkan gaya geser lateral
dari satu garis kolom ke garis kolom yang lainnya. Jadi memungkinkan struktur
berperilaku sebagai single braced frame, meskipun truss terletak pada dua bidang yang
sejajar.
1. Kolom memiliki momen lentur yang relatif kecil dibandingkan sistem portal karena
adanya aksi kantilever dari sistem double-planar kerangka.
2. Kolom-kolom yang diorientasikan dalam sumbu kuat dapat bermanfaat untuk
menahan gaya lateral dalam arah longitudinal gedung. Staggered truss dengan
panjang lebih dari 15 m selain bermanfaat untuk menahan gaya lateral dalam arah
transversal gedung, juga bermanfaat memberikan keleluasaan pengaturan fungsi
ruang bagi arsitektural.
3. Lantai membentang pada lebar bentang yang pendek, yang disediakan oleh bentang
spasi dua kolom atau dua truss. Maka, tebal pelat lantai dapat dibuat seminimal
mungkin.
4. Bentang area terbuka yang sangat lebar untuk parkir atau tempat berkumpul banyak
orang adalah dimungkinkan pada level lantai pertama, karena kolom-kolom
berlokasi hanya pada sisi luar gedung.
5. Drift (simpangan antar tingkat) yang terjadi adalah kecil, karena keseluruhan frame
berperilaku sebagai truss kaku dengan beban aksial langsung bekerja pada seluruh
elemen struktur.
6. Struktur baja yang relatif ringan dapat dicapai jika menggunakan baja mutu tinggi
dan sistem kerangka yang efisien

Aksi double-planar pada sistem struktur staggered truss

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
17

Sistem staggered truss dapat dijadikan salah satu alternatif struktur bentang
lebar pada gedung bertingkat dengan pertimbangan sebagai berikut:

10. SISTEM STRUKTUR RANGKA RUANG (SPACE FRAME)

Struktur Space Frame ialah konstruksi rangka ruang dengan suatu sistem
sambungan antara batang / member satu sama lain yang menggunakan bola / ball joint
sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga
Space Frame adalah suatu rangka ruang yang terbuat dari bahan pipa besi hitam
berikut conus, hexagon dan baut baja yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan ball
joint / bola sebagai mediatornya.Ball joint ini dapat terbuat dari baja padat atau stainless
steel. Finishing untuk ball joint dan member yaitu dengan Elektrostatic powder coating,
duco atau hotdip zincalume galvanized
Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah:

--‐Rangka batang bidang


--‐Piramid dengan dasar segiempat membentuk oktahedron
--‐Piramid dengan dasarsegitiga membentuk tetrahedron

Gambar . Elemen dasar pembentuk sistem rangka ruang


Sumber : Schodek, 1999

Beberapa sistem selanjutnya dikembangkan model rangka ruang berdasarkan


pengembangan sistem konstruksi sambungannya,antaralain:
--‐Sistem Mero

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
18

--‐Sistem space deek


--‐Sistem Triodetic
--‐Sistem Unistrut
--‐Sistem Oktaplatte
--‐Sistem Unibat
--‐Sistem Nodus
--‐Sistem NS SpaceTruss

Kelebihan dari struktur Space Frame


Struktur space frame memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:

1. Salah satu keuntungan yang paling besar dari sebuah struktur space frame adalah
strukturnya yang ringan. Hal ini dikarenakan setiap materi didistribusikan secara
spasial dengan sedemikian rupa sehingga mekanisme transfer beban bekerja menjadi
beban-beban aksial. Akibatnya, semua bahan di setiap elemen yang dipasang dapat
digunakan secara maksimum. Selain itu juga, struktur space frame saat ini dibangun
dengan bahan baja atau aluminium, dengan berat sendiri bahan yang relatif ringan.
Hal ini menjadi dasar yang sangat penting dalam perencanaan atap bentang besar.

2. Batang-batang space frame biasanya diproduksi secara massal di pabrik sehingga


dapat memberikan keuntungan sistem industri konstruksi. Space frame dapat
diproduksi secara sederhana melalui prefabrikasi unit, sesuai dengan ukuran dan
bentuk standar yang sering digunakan. Unit-unit tersebut dapat lebih mudah diangkut
dan lebih cepat dirakit oleh tenaga kerja semi-terampil. sehingga struktur space frame
dapat dibangun dengan biaya yang lebih rendah.

3. Sebuah struktur space frame memiliki kekakuan yang cukup meskipun memiliki
struktur yang ringan. Hal ini disebabkan oleh adanya elemen tiga dimensi unsur-unsur
penyusunnya yang bekerja secara penuh dalam menahan beban beban terpusat
simetris. Struktur space frame juga memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar
dalam tata letak dan posisi kolom.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
19

4. Struktur space frame memiliki bentuk yang fleksibel. Para Arsitek pun
mengakui keindahan visual dan kesederhanaan yang mengesankan dari struktur space
frame.

Kekurangan Struktur Space Frame


a. Mahal. Elemen-elemenya dipesan dari pabrik, sehingga mahal.
b. Tenaga ahlinya masih sedikit. Struktur Space Frame jarang digunakan, hanya
pada bangunan-bangunan tertentu saja. Sehingga ahli dalam bidang ini masih
sedikit.
c. Tidak tahan api. Struktur yang digunakan berbahan dasar logam. Kita tahu
bahwa logam tidak tahan panas, dapat leleh akibat panas

SAMBUNGAN
Sambungan sistem Konstruksi Baja Space Frame berupa baut, mur, ring, elektroda las
harus memenuhil persyaratan sebagai berikut:
 Pengikat sambungan baja ke bukan baja harus terbuat dari baja karbon yang

memenuhi persyaratan ASTM A370


 Pengikat sambungan baja ke baja harus terbuat dari baja karbon yang memenuhi

persyaratan ASTM A325 dan/atau ASTM A490.


 Pengikat sambungan logam yang berlainan (tidak sama) harus terbuat dari baja tahan

korosi yang memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau tipe-tipe lainnya dari
baja tahan korosi.

11. SISTEM STRUKTUR BELT TRUSS FRAME AND CORE”

Sistem struktur belt truss frame dan core merupakan gabungan dari 2 sistem
struktur dimana sistem struktur belt truss berfungsi mengikat kolom fasade ke inti
sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti. Pengakuan ini dinamai cap trussing
apabila berada pada bagian atas bangunan, dan belt trussing apabila berada di bagian
bawahnya.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
20

Denah dan potongan sistem belt trussed frame and core

Denah struktur penempatan rangka pada struktur belt truss serta analisis model sistem belt
truss frame and core

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
21

Bagian dari sistem strukrur belt truss yaitu braced core, cap truss dan coloum exterior

Cara Kerja sistem belt truss frame and core


Rangka yang diperkaku menjadi tidak efisien lagi di atas ketinggian 40 lantai
karena banyak sekali diperlukan bahan untuk membuat pengaku yang cukup kaku dan
kuat. Efisiensi struktur bangunan akan meningkat sebesar 30% dengan menggunakan
rangka sabuk atau belt truss horisontal untuk mengikat rangka ke inti. Rangka tersebut
diikat secara kaku ke inti dan dihubungkan dengan kolom eksterior. Apabila inti geser
melentur, maka belt truss berlaku sebagai lengan yang menyalurkan tegangan-tegangan
aksial langsung ke kolom luar. Selanjutnya kolom-kolom ini berlaku sebagai strut untuk
melawan lendutan dari inti. Artinya, inti tersebut mengumpulkan gaya geser horisontal,
dan rangka sabuk meneruskan gaya geser vertikal dari inti ke rangka fasade. Dengan
demikian bangunan akan berlaku sebagai suatu kesatuan, serupa dengan tabung kantilever.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
22

Perbandingan struktur dengan hanya menggunakan sistem core truss dengan


diperkuat dengan belt trussed frame, sehingga bangunan yang diperkuat dengan belt
truss frame menjadi lebih kaku dan tahan terhadap goncangan.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
23

Jumalah tingkat bangunan yang dapat dibangun dengan rangka baja berdasar
sistem strukturnya. Dapat terlihat sistem belt truss mampu membuat bangunan hingga
sekitar 40 lantai

12. SISTEM STRUKTUR TABUNG(TABULAR SYSTEM)

Sistem tabung(tabular system struktur tabung merupakan struktur yang mirip


tabung dan berdiri seperti cerobong amp. Untuk suatu bangunan tinggi struktur tabung
ini merupakan struktur yang paling baik digunakan untuk menahan beban lateral. Contoh
gambar sistem tabung

a. Tabung Rangka (Frame Tube)

b. Tabung Pengikat (Musses Tube):


1. Tabung Rangka Kolom Diagonal (Column Diagonal Trussed Tube);
2. Tabung Rangka Lattice (Lattice Mussed Tube)

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
24

c. Tabung Penguat Dalam (Interior Braced lithe):


(i). Tabung Dinding Pendukung/Geser Sejajar (tube with Parallel. Shear Wall);

13. Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube)

Pengertian Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube) Struktur Kumpulan


Tabung ( Bundeled Tube) atau Struktur Tabung Majemuk adalah struktur yang
menggabungkan antara tabung individual yang satu dengan yang lain yang didesain
menjadi satu kesatuan struktur yang memiliki tabung multiuse (serbaguna) karena tabung
majemuk dapat di Determinasi (pengurangan) pada tiap ketinggian secara bebas tanpa
kehilangan kekuatan strukturnya. Sehingga seorang Arsitek dalam menerapkan struktur
tabung majemuk pada sebuah bangunan dapat dengan mudah menerapkannya dengan
berbagai variasi pada pola dan layout tiap lantai bangunan. 2.2. Sistem Struktur
Kumpulan Tabung (Bundled Tube) Sistem struktur kumpulan tabung memiliki konsep
struktur dimana tiap kolom interior bertindak sebagai jaring internal dari struktur
kantiliver untuk menghasilkan peningkatan substansial pada kekakuan terhadap gaya
geser. Kerena penerapan tabung individual di rangka interior dapat menambah Resistansi
terhadap gaya putar/momentum yang terdapat pada bangunan. Sehingga salah satu cara
untuk mengatasi gaya putar/momentum dan meningkatkan kekakuan struktur adalah
dengan menyusun tabung individual menjadi struktur tabular dimana hanya kolom
perimeter yang menahan beban lateral yang terjadi pada bangunan. analisis system
struktur blunded tube Sumber : 3 oktober 2017 (permadi,pdf) 2.3.

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
25

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Kumpulan Tabung (Bundled Tube)


a. Kelebihan Struktur Kumpulan Tabung, yaitu :
1) Ketinggian Sistem rangka ini dapat mencapai 100 lantai
2) Desain bundel pada tabung tidak hanya sangat efisien dalam hal ekonomi, tetapi
juga inovatif dalam potensinya untuk formulasi serbaguna dari ruang arsitektur
3) Sistem kumpulan tabung dapat menghasilkan bentuk bangunan dengan ketinggian
yang ekstrim
4) Lantai yang luas bisa di terapkan pada sistem ini. karena pada sistem ini, semakin
luas pada bagian bawah, maka semakin kuat berdirinya suatu bangunan.
5) Bentuk bangunan juga tidak harus terikat pada bentuk kotak seperti halnya
bentuk bangunan pada umumnya. Sistem ini dapat menerapkan berbagai macam
bentuk yang bervariasi.
6) Tiap tabung dapat di potong sesuai dengan keinginan, baik untuk fungsi tertentu
maupun untuk layout lantai bangunan.
7) Kumpulan tabung merupakan Struktur yang sangat kaku, sehingga kekuatan
terhadap bangunan terpercaya.
8) Resistant terhadap gaya putar dan gaya geser.

b. Kekurangan Struktur Kumpulan Tabung ( Bundled Tube), yaitu :


1) Pengerjaan tabung yang cukup lama, karena harus merakit tabung-tabung individu
untuk di jadikan satu kelompok tabung.
2) Terdapat kolom interior, sehingga pembagian ruang cukup rumit

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.
26

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/301730202/Pengertian-Struktur-Rangka-Kaku
https://id.scribd.com/doc/187274376/Rigid-Frame-and-Core
https://id.scribd.com/doc/269005933/Parallel-Bearing-Wall\
https://berandaarsitek.blogspot.com/2015/10/sistem-struktur-inti-core-structure.html
https://id.scribd.com/doc/163747898/Struktur-Flat-Slab
https://id.scribd.com/document/369879204/Sruktur-Kantilever-Slab
https://www.slideshare.net/RatnaDhani/struktur-interspasial
http://billywijayainsanjamil.blogspot.com/2016/10/jembatan-suspension-bridgei-
gantung.html
https://id.scribd.com/presentation/261915538/SELF-SUPPORTING-BOXES-
STRUCTURE-pptx
https://id.scribd.com/document/359497509/Staggered-Truss
https://id.scribd.com/doc/100799352/SPACE-FRAME
https://id.scribd.com/doc/213100660/Belt-Trussed-Frame-and-Core

https://www.slideshare.net/ersads1/bundled-tube-structure

Prinsip Struktur &Konstruksi Berkelanjutan Prodi Arsitektur Universitas Bung Hatta –DR.Ir.H.Hendrino.M,Arch Eng.

Anda mungkin juga menyukai