Anda di halaman 1dari 21

BAB II

PEMBELAJARAN

MATERI MATAKULIAH
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2
(TSPA 2)

1. 2. 3.
Fungsi, Perenca- Metode 4.
5.
Ruang, naan & Peranca- Pemrogra
Peranca- ngan Disain
dan man
ngan Arsitektur Arsitektur
Bentuk Arsitektur
Arsitektur Arsitektur

Gambar 4. Materi Matakuliah TSPA 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 15


ORGANISASI MATERI MATAKULIAH
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 (TSPA 2)

STAGE I STAGE II STAGE III


PROBLEM HUNTING & CONCEPTUAL DESIGN:
THEMATIC PROGRAMMING (Analysis) SCHEMATIC DESIGN
EXPLORATION 2. Perencanaan & Perancangan Arsitektur 5. Disain Arsitektur
1. Fungsi, Ruang, dan 3. Metode Perancangan Arsitektur
Bentuk Arsitektur 4. Pemrograman Arsitektur

● Eksplorasi fungsi, ruang,


bentuk, & tapak melalui:
identifikasi karakter kegiatan, Analisis konsep: program Sintesis konsep:ruang, bentuk,
kebutuhan ruang, & aspek ruang, bentuk Arsitektural & Arsitektural, & tapak.
bangunan. Identifikasi peluang analisis tapak melalui sketsa- Penyelesaian Akhir menjadi
& hambatan, dan pengusulan sketsa gagasan verbal dan Rancangan Skematis
beberapa alternatif solusi visual secara freehand. (Schematic Design)
masalah
 Penjelajahan/eksplorasi, tema
spesifik rancangan

GAMBAR PERANCANGAN ARSITEKTUR

Gambar 5. Organisasi Materi Matakuliah

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 16


Sesi Perkuliahan ke : 1

I. Sasaran Pembelajaran
Pada akhir sesi ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan makna & karakteristik fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur
2. Menjelaskan kaitan fungsi, ruang, dan bentuk dalam arsitektur

II. Topik Kajian/Bahasan:

“FUNGSI, RUANG, DAN BENTUK ARSITEKTUR”

III. Deskripsi singkat:


Dalam sesi ini Anda akan mempelajari makna & karakter: fungsi, ruang dan
bentuk arsitektur, serta keterkaitannya.

IV. Bahan Bacaan Utama


1. Ching, Francis.D.K. (1989), Architecture: Form, Space & Order, John Wiley &
Sons, Inc.
2. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta:
Erlangga.
3. Sutedjo, Suwondo B. (1985), Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk
Arsitektur, Jakarta: Djambatan.

V. Bahan Bacaan Pendukung


1. Frick, Heinz (1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar
Konstruksi dala m Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius.
2. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat Rendah,
Yogyakarta: Graha Ilmu.

VI. Pertanyaan Kunci/Tugas


Pada saat Anda membaca materi berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan berikut
ini untuk memandu Anda.

1. Jelaskan makna fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur


2. Jelaskan karakteristik fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur
3. Jelaskan kaitan fungsi, ruang & bentuk dalam arsitektur

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 17


MODUL 1
FUNGSI, RUANG & BENTUK ARSITEKTUR

A. Fungsi dalam Arsitektur

Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan, fungsi juga dapat


dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan. Fungsi timbul sebagai
akibat adanya kebutuhan manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan
hidup. Fungsi dalam arsitektur menurut Geoffrey Broadbent memiliki enam
peranan yang disebut sebagai ―Multifungsionalitas Arsitektur‖, yaitu:
 Environmental Filter. Bangunan dapat mengontrol iklim, berperan sebagai
filter antara lingkungan luar dan dalam bangunan.
 Container of Activities. Bangunan sebagai wadah kegiatan yang
menempatkannya pada tempat yang khusus & tertentu.
 Capital Investment. Bangunan dapat memberikan nilai lebih pada tapak,
dan menjadi sumber investasi.
 Symbolic Function. Bangunan dapat memberikan nilai-nilai simbolik.
 Behaviour Modifier. Bangunan dapat merubah perilaku/kebiasaan
pengguna, sesuai suasana ruang.
 Aesthetic Function. Bangunan memiliki nilai visual yang indah sesuai
dengan imajinasi arsiteknya.
1. Makna Fungsi dalam Arsitektur
Makna fungsi dalam bentuk arsitektur atau Fungsionalisme Bentuk dikenal
dengan “Form Follow Function”, memiliki karakter:
 Segala rancangan arsitektur terjadi karena fungsi
 Pembedaan bagian bangunan menurut tujuannya
 Rancangan bangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia
 Bentuk berasal dari keinginan pemakai
Dalam fungsionalisme struktur, konstruksi dan bahan bangunan sampai batas
tertentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari aspek lain, dikenal dengan
“Form Follow Structure”, memiliki karakter:

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 18


 Bentuk berasal dari syarat sistem struktur, konstruksi dan bahan
bangunan
 Menurut penggunaan struktur, konstruksi yang jujur, jelas dan wajar
tanpa disembunyikan
 Rancangan struktur untuk tujuan estetik melalui elemen strukturnya
sendiri
 Rancangan bangunan memperlihatkan struktur & konstruksi serta
peralatan bangunan secara
Fungsionalisme ekspresi, dengan ciri:
 Memperlihatkan guna dan struktur secara bersama-sama dalam
arsitektur
 Bentuk merupakan wujud dari kegunaan / fungsi di dalamnya
 Bentuk secara simbolik melukiskan fungsi
Fungsionalisme geometris mencoba mengabaikan guna dan memusatkan
perhatian pada cara dimana geometri bangunan berfungsi secara visual
atau dikenal dengan ―Function Follow Form”, dengan ciri:
 Penciptaan bentuk bukan untuk menyesuaikan dengan guna, tetapi
akibat penyesuaian bentuk geometris itu sendiri
 Kesederhanaan bentuk dengan geometri dan bebas dari ornamen
 Nilai estetis diperoleh dari pengolahan elemen geometri
Dalam Fungsionalisme Organis karya arsitektur tidak hanya fungsional
tetapi juga organis (bentuk sebagai suatu proses kehidupan yang alamiah)
dimana Bentuk dan Fungsi Identik, dengan ciri:
 Karya arsitektur berwawasan lingkungan
 Bentuk tercipta dari fenomena alam dan penggalian gagasan dari
mahluk hidup
 Fungsi bangunan adalah aktifitas yang menciptakan bentuk, sehingga
bentuk adalah fungsi dari keseluruhan
Fungsionalisme ekonomis, dengan ciri:
 Pendekatan ekonomi dalam proses penciptaan karya arsitektur
 Bentuk terjadi akibat pemakaian peralatan dan bahan secara ekonomis
 Penggunaan metode dan cara yang paling efektif dan efisien

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 19


Fungsionalisme cultural, penciptaan karya arsitektur dengan menempatkan
manusia secara sentral atau “Form Follow Culture”, dengan ciri:
 Bentuk berasal dari pola perilaku, kondisi sosial budaya pemakai
 Bentuk dijiwai oleh kehidupan manusia, watak, kecenderungan dan
nafsu serta cita-cita
2. Karakteristik Fungsi
 Fungsi adalah proses, dalam proses penciptaan suatu karya arsitektur
fungsi juga sejalan dengan proses tersebut. Unsur pemakai/pengguna,
pemilihan komponen bangunan, penyusunan ruang, pengolahan bentuk
dan proses penciptaan lainnya akan dideteksi dari fungsi setiap aspek.
 Fungsi adalah tujuan, karena fungsi adalah proses, maka akan
mengarah pada satu tujuan dan karenanya arsitektur diciptakan.
 Fungsi adalah keseluruhan, fungsi mengacu pada keseluruhan/
totalitas karya Arsitektur
 Fungsi adalah perilaku, dalam sistem arsitektur, fungsi dipengaruhi
oleh kecenderungan perilaku yang timbul dalam setiap tahapan
prosesnya
 Fungsi adalah hubungan, sebagai suatu sistem, maka fungsi berada
dalam keterkaitan antara komponen satu dengan lainnya

3. Fungsi Bangunan
Fungsi bangunan adalah cara bangunan melayani pemakainya dalam
suatu kegiatan yang mengandung proses. Fungsi bangunan berarti untuk apa
bangunan digunakan. Kelompok fungsi bangunan terbagi atas: bangunan
hunian, tempat kerja, hiburan & ibadah.
 Kelompok bangungan wisma, fungsi bangunan untuk rumah tinggal.
 Kelompok bangungan karya, fungsi bangunan untuk tempat bekerja,
seperti kantor, industri, pasar.
 Kelompok bangungan suka, Fungsi bangunan untuk tempat hiburan,
seperti bioskop, restoran, pertokoan, tempat bermain.
 Kelompok bangungan tempat ibadah, Fungsi bangunan untuk tempat
beribadah, seperti mesjid, gereja, vihara.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 20


Cara membuat bangunan fungsional:
 Perancang merasakan/mengalami langsung proses yang terjadi dalam
sebuah bangunan, mencakup: jenis kegiatan, jenis ruang, persyaratan
ruang (fisik & psikis).
 Memahami rangkaian kegiatan/urut-urutan kegiatan awal-akhir, mencakup:
sirkulasi kegiatan pemakai ruang.
 Pengelompokan ruang & penyusunan organisasi ruang (diagram
hubungan), mencakup: hubungan antar ruang & pola hubungan ruang.
4. Fungsi Ruang
Sebuah bangunan terdiri dari bermacam ruang yang mempunyai fungsi
berbeda. Fungsi ruang dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:
ruang publik, ruang, privat, ruang sirkulasi, ruang servis
Ruang Publik
Syarat fisik:
 Mudah dicapai & dimasuki.
 Mudah keluar (syarat keamanan).
 Jalan masuk & keluar dihubungkan dengan ruang terbuka di luar
bangunan.
 Fleksibilitas ruang untuk perubahan fungsi.
Syarat psikis:
 Ventilasi & penerangan serta pengaruhnya terhadap suasana ruang.
 View, hubungan antara interior & eksterior
Ruang Privat, adalah ruang yang digunakan untuk kepentingan pribadi,
dengan flowing interior space terbatas. Misalnya:
 Ruang membaca, menulis, belajar & meneliti.
 Ruang wawancara & pertemuan.
 Ruang tidur & istirahat.
Ruang Servis, ruang yang ada pada bangunan karena kebutuhannya
yang vital sebagai bagian penting dalam pengoperasian bangunan,
umumnya diletakkan bukan pada tempat utama.
Ruang Sirkulasi adalah jalan perlintasan dari luar bangunan ke dalam
bangunan/sebaliknya & dari satu ruang ke ruang lain (secara vertikal
maupun horisontal).

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 21


Syarat khusus sirkulasi:
 Urut-urutan yang logis (dalam ukuran ruang, bentuk & arah).
 Pencapaian yang mudah & langsung.
 Memberikan gerak yang logis & pengalaman visual yang baik.
 Syarat umum sirkulasi: Langsung, Aman, cukup cahaya & urutan yang
logis.

B. Ruang dalam Arsitektur


1. Pengertian Ruang
Ruang selalu melingkupi keberadaan kita. Melalui volume ruang kita
bergerak melihat bentuk-bentuk, mendengar suara-suara, merasakan angin,
mencium bau semerbak bunga yang mekar di tanam. Bentuk visual ruang,
dimensi dan skalanya, kualitas cahayanya semua tergantung persepsi kita akan
batas-batas ruang yang ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya. Jika ruang
telah ditetapkan, dilingkupi, dibentuk, dan diorganisir oleh unsur-unsur massa,
maka arsitektur menjadi kenyataan.
Beberapa pengertian ruang:
Plato: Ruang adalah sesuatu yang nyata, dilihat dan diraba. Menjadi teraba
karena memiliki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya.
Aristoteles: Ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu yang
menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada.
Faraday dan Maxwell: Ruang ditentukan oleh tiga dimensi yang statis.
Albert Einstein: Ruang itu mempunyai medan nyata, dan bukan suatu ruang
yang kosong.
Rudolf Amheim: Ruang adalah sesuatu yang dapat dibayangkan sebagai satu
kesatuan yang terbatas atau tidak terbatas, seperti keadaan yang kosong
yang sudah disiapkan mempunyai kapasitas untuk diisi barang.

Generasi kedua setelah Plato, Aristoteles mengemukakan sebuah konsep


baru mengenai ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu yang
menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada.
Aristoteles mencoba mengemukakan tempat (topos), dengan memberi lima
karakteristik ruang, yaitu :

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 22


 Tempat melingkungi objek yang ada padanya.
 Tempat bukan bagian dari yang dilingkunginya.
 Tempat dari sesuatu objek tidak lebih besar dan tidak lebih kecil dari objek
tersebut.
 Tempat dapat ditinggalkan oleh objek, serta dapat dipisahkan pula dari objek
itu.
 Tempat selalu mengikuti objek, meskipun objek terus berpindah sampai
berhenti pada posisinya.

Ruang dibentuk dan dirangkai oleh unsur-unsur geometris titik, garis,


bidang dan volume. Dalam membentuk ruang interior dan ruang luar,dinding-
dinding menentukan karakter masing-masing ruang.ruang tersebut mungkin tabal
dan berat dan mengekspresikan perbedaan yang tegas antara lingkungan interior
yang tertata dan ruang luar tersebut dipisahkan. Sebagai bentuk 3 dimensi, ruang
sangat terkait dengan volume. Secara konsep, sebuah volume mempunyai tiga
dimensi, yaitu: panjang, lebar, dan tinggi. Semua volume dapat dianalisis dan
dipahami terdiri atas:
 Titik atau ujung di mana beberapa bidang bertemu.
 Garis atau sisi-sisi di mana dua buah bidang berpotongan.
 Bidang atau permukaan yang membentuk batas-batas volume.

2. Persyaratan Fisik Ruang


Setiap ruang menuntut syarat yang penting untuk dipenuhi. Terbagi atas
syarat fisik dan syarat psikis. Syarat fisik umumnya lebih mudah dipenuhi karena
lebih mudah dalam penentuan elemen-elemennya. Syarat fisik meliputi:
 Ukuran luas & tinggi ruang dalam memenuhi kegiatan.
 Ruang gerak perorangan, kelompok & standar minimum statis gerak.
 Luas ruang untuk perlengkapan tiap unit kebutuhan.
 Sirkulasi & hubungan ruang

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 23


Gambar 6. Pola sirkulasi: 1. linier, 2. radial, 3. spiral, 4. grid, 5. network
(Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)

Gambar 7. Hubungan ruang (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)


Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 24
 Pola organisasi ruang

Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait, ruang
bersebelahan, dan ruang perantara sebagai penghubung
(Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)

 Kemudahan pemeliharaan & perlengkapan mekanis.


Persyaratan psikis, yaitu syarat suasana/kesan ruang yang harus diciptakan
menurut kebutuhan fungsi.
 Penerangan
 Ventilasi
 Akustik
 View
 Bentuk ruang, garis, bidang
 Warna
C. Bentuk
1. Pengertian
Menurut vitivirus, tidak ada istilah bentuk (form). Bentuk bagi vitivurus,
bila dikaitkan dengan fungsi/utilitas merupakan gabungan antara firmitas
(thecnic) dengan venustas (beauty/delight). Obyek dalam persepsi kita
memiliki wujud/ujud (sha). Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari
permukaan-permukaan dan sisi bentuk.

Gambar 9. Wujud bentuk dari unsur utilitas, firmitas & venustas


(Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 25


Ciri-ciri visual bentuk pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan
bagaimana cara kita memandangnnya. Bentuk dapat dikenali karena memiliki
ciri-ciri visual yaitu :
 Wujud: adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan
sisi-sisi bentuk
 Dimensi: dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar, tinggi. Dimensi-
dimensi ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya ditentukan oleh
perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain di
sekelilingnya.
 Warna: corak, intensitas dan nada permukaan pada suatu bentuk. Warna
adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk
terhadap lingkunganya. Warna juga mempengaruhi bobot visual pada
bentuk.
 Tekstur: adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi
perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan
cahaya menimpa permukaan benda tersebut.
 Posisi: adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau
medan visual.
 Orientasi: adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah
mata angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya.
 Inersia visual: adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk.
Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya
terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita.

2. Jenis dan Karakter Bentuk


Bentuk disebut juga shape, dihasilkan dari garis-garis yang tersusun
sedemikian rupa. Bentuk ada yang berbentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 Dimensi
(trimatra). Setiap bentuk mempunyai arti tersendiri, tergantung budaya, geografis
dan lainnya. Bentuk dapat dibagi atas:

 Bentuk Dasar 2 Dimensi dan Variasinya


Pada dasarnya, bentuk dimulai dari segi 3 sampai segi tidak terhingga atau
lingkaran. Pada beberapa buku, bentuk yang beraturan dan dapat diukur biasa

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 26


disebut sebagai bentuk geometri dan bentuk yang tidak beraturan serta sukar
diukur disebut bentuk non geometri.

D
C

Gambar 10. A. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur, B. Bentuk


beraturan di dalam komposisi yang tidak beraturan, C. Komposisi beraturan dari
bentuk yang teratur, D. Bentuk tidak beraturan di dalam tapak beraturan
Sumber: D.K.Ching, Francis (1989)

 Bentuk Dasar 3 Dimensi dan Variasinya


Untuk mendapatkan macam-macam bentuk 3 Dimensi yang lebih lengkap dapat
menggunakan bentuk-bentuk dasar (primitive) di 3D Studio Max. Variasi dari
bentuk 3D adalah: bentuk beraturan (regular) dan tidak beraturan (irregular).

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 27


Gambar 11. Bentuk 3D solid
Sumber: D.K.Ching, Francis (1989)

Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan
hubungan antar bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak
simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk beraturan
adalah bentuk-bentuk yang berbubungan satu sama lain dan tersusun secara rapi
dan konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris
terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida
merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan bisa
berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan
ataupun hasil dari komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 28


Gambar 12. Bentuk-bentuk geometri tidak beraturan

Gambar 13. Bentuk-bentuk geometri beraturan

Bahwa bentuk–bentuk geometri yang hadir sekarang sebenarnya adalah


sebuah hasil manipulasi dari bentuk–bentuk geometri yang mendasar, misalkan
bentuk persegi, lingkaran, dan segitiga. Dari bentuk–bentuk dasar tersebut
geometri yang baru dapat tercipta dengan menggunakan konsep-konsep tertentu
(transformasi bentuk, metafora bentuk, dll), sehingga memungkinkan terjadinya
perubahan.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 29


Gambar 14. Teknik transformasi bentuk

Gambar 15. Metafora bentuk

Bagian–bagian dari sebuah bangunan yang dapat dijadikan sebagai


perwujudan dari bentuk geometri adalah:
 Bentukan dasar dari denah – denah karya arsitektur.
 Bentukan tampak dari sebuah karya arsitektur.
 Warna dari sebuah karya arsitektur.
 Permainan tekstur sebagai unsur eksterior sebuah karya arsitektur.
 Dimensi interior sebuah ruangan.
 Pengolahan grid dan sistim struktural pada facade bangunan.
 Irama dan dimensi dari pembukaan yang terdapat pada bangunan.

3. Ekspresi Bentuk
Ekspresi bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau
pengalaman sebelumnya (Smithies, 1984 ). Oleh karena itu setiap orang memiliki
latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap
ekspresi yang dimunculkan oleh subyek juga akan berbeda-beda.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 30


Setiap kerangka arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah
prinsip. Ekpresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni :
 Fungsi. Fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya desain
rumah tinggal profesi pelukis, dengan menitik beratkan pada pemenuhan
fungsi, maka akan muncul bentuk rumah yang dapat mewadahi aktivitas dan
karakter pengguna sebagai seorang seniman lukis.
 Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah bangunan
dapat melahirkan bentuk yang eksptesif pula.
 Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang dimunculkan
merupakan hasil tampilan budaya.

Gambar 16. Ekspresi bentuk arsitektur tradisional sebagai tanggapan budaya


Sumber: Frick, Heinz (1998)

D. Kaitan Fungsi, Ruang & Bentuk

Ruang dan bentuk tidak dapat dilihat secara parsial (bagian-bagian) akan
tetapi merupakan satu-kesatuan yang utuh, demikian pula fungsi harus dilihat
sebagai kesatuan fungsi, sehingga tiap bagian bentuk harus dapat saling
mendukung untuk dapat mencapai bentuk kesatuan yang fungsional.

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 31


Gambar 17. Kaitan antara fungsi dengan proporsi & konstruksi bentuk
(Sumber: Sutedjo, Suwondo B., 1985)

Demikian pula sebaliknya kaitan antara ruang & bentuk terhadap fungsi,
perwujudan ruang & bentuk harus dapat merepresentasikan karakter fungsi
kegiatan yang berlangsung pada wadah, misalnya: fungsi ibadah diwujudkan
dalam karakter ruang dan bentuk yang sakral/profan, fungsi rekreasi diwujudkan
dalam karakter ruang dan bentuk yang dinamis dan non-formal.

Gambar 18. Bentuk dan tampilan bangunan terkait fungsi

Untuk dapat melihat utuh struktur visual dari ruang dan bentuk, tiap
elemen dapat diorganisasikan dalam bentuk positif (sebagai obyek) dan bentuk
negatif (sebagai latar). Dimana antara elemen obyek dan latar tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kesatuan yang terbentuk dari dua hal yang berbeda
tersebut (positif dan negatif) seperti halnya keterkaitan antara ruang dan bentuk.
Bentuk melingkupi ruang, sedangkan ruang merupakan kekosongan di dalamnya.

Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif
(Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 32


Gambar 20. Kaitan antara ruang dan bentuk (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)

Gambar 21. Space & Form (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 33


E. Rangkuman
Fungsi dalam arsitektur secara umum adalah pemenuhan terhadap
aktivitas manusia, sedangkan ruang dan bentuk bangunan yang fungsional
adalah pemenuhan terhadap kebutuhan pengguna secara tepat tanpa ada unsur
yang tidak berguna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi adalah
kriteria utama dalam setiap perancangan ruang & bentuk, dan fungsi adalah cara
untuk memenuhi kebutuhan.

F. Tugas

RANCANGAN TUGAS I
PERENCANAAN
(Perkuliahan Minggu ke-1)

1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja Studio)


2. TUJUAN TUGAS :
Menyusun komposisi 2D & 3D
3. URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan : ruang & bentuk (2D & 3D)
b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
 Sketsa komposisi 2D & 3D, dengan materi (bentuk geometri) yang
ditentukan & jumlah bebas.
 Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) di
studio.
 Tiap individu bebas menggunakan materi/bahan yang ada untuk
eksplorasi komposisi.
c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :
 Tugas dikerjakan individu, teknik presentasi grafis freehand: pensil 2B,
pensil warna, pena, dll. Menggunakan kertas A3.
 Eksplorasi komposisi dengan materi/bahan yang dimiliki
 Eksplorasi komposisi dengan menerapkan materi yang diberikan
d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :
Sketsa alternatif komposisi (jumlah bebas)

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 34


4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 2%):
 Kreativitas penyusunan komposisi/alternatif komposisi (0,5%)
 Penerapan prinsip komposisi (1%)
 Teknik presentasi grafis (0,5%)

Tabel 3. Tugas Menyusun Komposisi 2D & 3D


Komposisi 2 Dimensi
Materi
Alternatif Alternatif Alternatif
Karakter
I II III

Dinamis
Alt. I
Komposisi 3 Dimensi

Alt. II

Formal
Alt. III

Ritmis

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 35

Anda mungkin juga menyukai