Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

“LAPORAN TENTANG DEFINISI, FUNGSI, ESTETIKA DAN


PSIKOLOGI ARSITEKTUR”

DISUSUN OLEH :

MU’JIZAH

1921042011

S1/A

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
A. Pengertian Gambar Arsitektur

Gambar Arsitektur atau gambar arsitek adalah gambar teknik dai sebuah bangunan (proyek
bangunan) yang termasuk dalam definisi arsitektur. Gambar arsitektur digunakan oleh arsitek dan
lain-lain untuk beberapa tujuan yaitu, mengembangkan ide desain ke dalam proposal yang koheren,
mengkomunikasikan ide-ide dan konsep, meyakinkan klien tentang manfaat desain, memungkinkan
kontraktor bangunan untuk membangun sebagai catatan pekerjaan selesai, dan untuk membut catatn
dari sebuah bangunan yang sudah ada.

B. Arsitektur Menurut Fungsi, estetika, dan Psikologi


a. Fungsi
“Secara umum artinya kegunaan, fungsi dalam dunia arsitektur, bentuk bangunan
harus mengikuti aktivitas yang akan berlangsung. contoh: apabila akan membangun
sekolah atau rumah sakit, maka kita harus memperhatikan aktivitas yang akan
berlangsung dalam bangunan tersebut sehingga nantinya bentuk bangunan akan
menyesuaikan fungsi dari bangunan tersebut.” (Teddy Priyatna, S.T)
1. Fungsionalisme Bentuk 
Peran fungsi dalam bentuk arsitektur memiliki makna paling awal. Paling banyak
dikenal dan paling lazim. “Form Follow Function”
- Segala rancangan arsitektur terjadi karena fungsi
- Pembedaan bagian bangunan menurut tujuannya
- Rancangan bangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia
- Bentuk berasal dari keinginan pemakai
2. Fungsionalisme Konstruksi
Struktur, konstruksi dan bahan bangunan sampai batas tertentu memiliki
kedudukan yang lebih tinggi “Form Follow Structure Function”.
- Bentuk berasal dari syarat sistem struktur, konstruksi dan bahan bangunan
- Menurut penggunaan struktur, konstruksi yang jujur, jelas dan wajar tanpa
disembunyikan
- Rancangan struktur untuk tujuan estetik melalui elemen strukturnya sendiri
3. Fungsionalisme Ekspresi
Memperlihatkan GUNA dan STRUKTUR secara bersamasama dalam arsitektur .
- Bentuk merupakan wujud dari kegunaan / fungsi di dalamnya
- Bentuk secara simbolik melukiskan fungsi
- Rancangan bangunan memperlihatkan struktur & konstruksi serta peralatan
bangunan secara menonjol
4. Fungsionalisme Geometris
Mencoba mengabaikan guna dan memusatkan perhatian pada cara dimana
geometri bangunan berfungsi secara visual. “Function Follow Form”
- Penciptaan bentuk bukan untuk menyesuaikan dengan guna, tetapi akibat
penyesuaian bentuk geometris itu sendiri
- Kesederhanaan bentuk dengan geometri dan bebas dari ornamen
- Nilai estetis didapat dari pengolahan elemen geometri
5. Fungsionalisme Organis
Karya arsitektur tidak hanya fungsional tetapi juga organis (bentuk sebagai suatu
proses kehidupan yang alamiah) “Bentuk dan Fungsi Identik”
- Karya arsitektur berwawasan lingkungan
- Bentuk tercipta dari fenomena alam dan penggalian gagasan dari mahluk
hidup
- Fungsi bangunan adalah aktifitas yang menciptakan bentuk, sehingga bentuk
adalah fungsi dari keseluruhan
6. Fungsionalisme Ekonomis
Pendekatan ekonomi dalam proses penciptaan karya arsitektur
- Bentuk terjadi akibat pemakaian peralatan dan bahan secara ekonomis
- Penggunaan metode dan cara yang paling efektif dan efisien
7. Fungsionalisme Kultural
Penciptaan karya arsitektur dengan menempatkan manusia secara sentral “Form
Follow Culture”
- Bentuk berasal dari pola perilaku, kondisi sosial budaya pemakai
- Bentuk dijiwai oleh kehidupan manusia, watak, kecenderungan dan nafsu
serta cita-cita.
b. Estetika
Dalam karya arsitektur, nilai-nilai estetika memiliki permasalahan yang lebih
kompleks, hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang terkait dalam
mempengaruhi keberhasilan sebuah karya, seperti: faktor ekonomi, sosial, budaya,
teknologi, ergonomi, antropometri termasuk faktor psikologi, keselarasan serta
pelestarian lingkungan. Rasa estetika yang terdapat dalam karya arsitektur, didasarkan
pada elemen dan prinsip- prinsip perancangan yang dapat dijelaskan secara rasional.
Persepsi visual dari elemenelemen yang mendasari, semuanya bermuara pada prinsip-
prinsip estetika dan merupakan kebutuhan emosional yang sangat vital, tetapi
merupakan penentu keberhasilan sebuah karya.
Beberapa unsur nilai estetika yang terkait dengan penerapannya dalam arsitektur
dapat disusun sebagai berikut :
1. Unsur-unsur simetri dan asimetri, focal point (fokus utama), pola (susunan),
kontras, perspektif (3 dimensi), gerak, irama, kesatuan dan proporsi.
2. Unsur-unsur harmoni (selaras/serasi), kontras, warna, tekstur, ornamen, ekspresi,
bentuk, struktur bangunan secara utuh, bahan-bahan alam, aliran air, fungsi
utilitas pada bangunan, interaksi sinar matahari dengan bayangan, unsur-unsur
tepi bangunan, serta unsur-unsur transendental.

Penerapan elemen estetika pada karya arsitektur sangat penting karena para pengguna
pada dasarnya menuntut kepuasan fungsional dan emosional. Dan masalah-masalah
yang bersangkutan dengan keberhasilan karya arsitektur ditentukan oleh persepsi
visual yaitu faktor estetika, di samping faktor-faktor lain seperti: faktor struktur,
fungsi, kondisi fisik, konstruksi, bahan, sosial, budaya, ekonomi, perilaku dan
ergonomi.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya arsitektur tidak hanya terbatas pada
bentuk luarnya, tetapi juga pada implikasi lain yang lebih universal. Karya arsitektur
sebagai seni visual, diharapkan dapat dihayati melalui visualisasi bentuk, di samping
dapat menangkap kesan dan pesan yang diekspresikan oleh seorang arsitek. Elemen
estetika dalam karya arsitektur merupakan kesatuan wujud yang tidak dapat
dipisahkan dan selalu mengikuti perkembangan jaman terkait dengan proses
transformasi sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat.

c. Psikologi
Psikologi  individu terbentuk oleh kondisi lingkungan dan sosial dimana  individu
tersebut berada. Arsitek sebagai perancang pun dituntut untuk peka terhadap masalah
psikologi karena secara tidak langsung rancangan arsitek baik dalam lingkup tata
desain arsitektur ruangan sesuai psikologi dalam hingga tata kota sangatlah
mempunyai peran penting dalam pembentukan psikologi  individu. Oleh karnanya
secara tidak langsung dunia arsitektur mempunyai relasi yang sangat erat dengan
dunia psikologi.
1. Tata ruang berhubungan dengan karakter
Apa yang dirancang oleh arsitek akan menjadi faktor penting dalam psikologi.
Dalam kenyataannya, ibaratkan seekor kucing yang setiap harinya dikurung di
dalam kandang akan memiliki sifat yang sangatlah berbeda dengan kucing yang
dilepas oleh pemiliknya. Sangatlah jelas bahwa tata kandang dalam hal ini tata
desain arsitektur ruangan sesuai psikologi sangatlah berimplikasi terhadap
pembentukan karakter  individu. Oleh karenan itu, arsitek diharapakan pandai
dalam merancang. Arsitek sebagai penyedia jasa desain ruangan haruslah
memperhatikan aspek psikologis dari individu dan lingkungan dari individu.
2. Membuat rasa peka
Pengetahuan akan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi dapat
melengkapi informasi bagi  individu arsitek agar lebih peka terhadap kebutuhan
desain arsitektur ruangan sesuai psikologi para pemakai desain arsitektur ruangan.
3. Membantu menentukan jenis desain Arsitektur ruangan sesuai Psikologi
Tujuan mengetahui desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi ini yaitu
untuk membantuk nantinya para arsitek dalam menentukan pemograman desain
arsitektur ruangan sesuai psikologi, organisasi desain arsitektur ruangan sesuai
psikologi, ukuran desain arsitektur ruangan sesuai psikologi dan jenis desain
arsitektur ruangan sesuai psikologi.
4. Menentukan Desain Ruangan Sesuai Kepribadian
Kepribadian berpengaruh pada desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi,
individu dengan kepribadian eksternal  merasa bahwa segala sesuatu lebih
ditentukan oleh hal di luar dirinya dan memerlukan desain arsitektur ruangan
sesuai psikologi pribadi lebih dibandingkan dengan  individu bertipe internal
merasa bahwa segala sesuatu ditentukan oleh hal di dalam dirinya. Orang dengan
kepribadian  tertutup  tidak mudah berteman dan pemalu maka memerlukan
desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi lebih besar. Sedangkan individu
terbukayang mudah berteman  memerlukan desain arsitektur ruangan sesuai
psikologi pribadi lebih kecil.
5. Menyesuaikan Desain Ruangan dengan Budaya
Latar belakang suku bangsa dan kebudayaan  individu juga
mempengaruhi besarnya desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi
individu. Seperti  individu bali memiliki desain arsitektur ruangan sesuai
psikologi pribadi yang lebih besar karena budaya setempat.
6. Desain Ruangan Berhubungan dengan Rasa Aman
Rasa Aman mungkin terasa ketika tidak keberatan berdekatan dengan  individu
dan sebaliknya. Kadang ketakutan tersebut berasal dari pengaruh yang salah pada
pihak  pihak tertentu, misalnya kita sering kali menjauh ketika berpapasan dengan
individu cacat, atau  individu yang terbelakang mental atau bahkan  individu
gemuk. mungkin rasa tidak nyaman tersebut muncul karena faktor ketidakbiasaan
dan adas esuatu yang berbeda.
7. Desain Ruangan Berhubungan dengan Trauma Masa Lalu
Trauma / Pengalaman yang tidak mengenakkan dapat mempengaruhi desain
arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi individu. gangguan Psikologi atau
kekerasan yang mempunyai masalah kejiwaan punya aturan sendiri tentang ini.
Sebuah penelitian pada pengidap skizoprenia memperlihatkan bahwa kadang
kadang mereka membuat jarak yang besar dengan  individu lain, tetapi di saat
lain justru menjadi sangat dekat.
8. Desain Ruangan Berhubungan dengan Kondisi Fisik Secara Psikologi
Beberapa penelitian memperlihatkan adanya hubungan antara kondisi kecatatan
dengan ruangan yang diterapkan. Beberapa anak autis memilih jarak lebih dekat
ke individu tuanya, sedangkan anak anak dengan tipe autis tidak aktif, anak
hiperaktif dan terbelakang mental memilih untuk menjaga jarak dengan  individu
dewasa.
9. Arsitek Dapat Menentukan Desain Sesuai Lingkungan
Pengaruh lingkungan fisik Desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi juga
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan fisik. Di desain arsitektur ruangan sesuai
psikologi dengan cahaya redup  individu akan nyaman jika posisinya lebih
berdekatan, demikian halnya bila desain arsitektur ruangan sesuai psikologi
sempit atau kecil. orang juga cenderung memilih duduk di bagian sudut daripada
di tengah desain arsitektur ruangan sesuai psikologi.
10. Desain Ruangan Merupakan Bagian Dari Kemauan Pribadi
Desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi dimiliki oleh setiap  individu.
Dengan kata lain, desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi ini
merupakan bagian dari kemanusiaan  individu. Berbagai rumusan menjelaskan
kurangnya desain arsitektur ruangan sesuai psikologi pribadi
11. Desain Ruangan Memberikan Kenyamanan Secara Psikologi
Desain arsitektur ruangan sesuai psikologi Pribadi Tertentu Desain arsitektur
ruangan sesuai psikologi pribadi tertentu merupakan jarak objektif yang terukur
antara individu yang berinteraksi dan desain arsitektur ruangan sesuai psikologi
pribadi sebagai suatu pengalaman.

C. Teori Vitruvius
Pemahaman Venustas Dalam Desain
Pada dasarnya desain dapat dipahami  dengan memahami  dengan memahami :
1. Unsur desain bagian terkecil dari pembentukan desain.
 Titik
- Diwujudkan secara visual oleh bentuk lingkaran  (2D) atau bola (3D)
 Garis
- Diwujudkan secara visual oleh bentuk persegi  ujudasecaasuaoebetupeseg
panjang yang panjangnya sangat lebih panjang  dari lebarnya
- ‚Pada tampak bangunan biasanya berwujud : 
kolom, balok, tepian plat yang diekspose, kusen  pintu dan jendela.
 Bidang
- ‚Diwujudkan secara visual oleh bentuk-bentuk permukaan  ‚
- Bentuk dasar bidang : segitiga sama sisi, bujur sangkar dan  lingkaran.
- Pada Bangunan yang dapat dianggap sebagai bidang 
adalah permukaan dinding jendela pintu
adalah permukaan dinding, jendela, pintu
 Ruang
- ‚Diwujudkan secara visual oleh bentuk yang berongga maupun pejal
- Bentuk dasar ruang : limas, kubus dan bola
- Pada Bangunan terwujud oleh bentuk dasar bangunan dan  ruang‐
ruang tambahan seperti canopi, teras, balkon.
 Warna‚
- Warna dasar : Primer, sekunder dan tersier Vl‚
- Value ‚
- Intensitas
 Tekstur= karakter permukaan
- Tekstur Riil : karakter permukaan yang  sesungguhnya
- Tekstur Visual: karakter permukaan yang terlihat seperti aslinya
2. Azas desain dasar dalam menata unsur desain
 Perulangan Pengulangan utuh suatu unsur desain, baik bentuk, 
dimensi, arah, posisi, warna dan tekstur.
 Kemiripan
Pengulangan sebagian besar keadaan unsur desain  eguagasebagabesaeadaausudesa
tertentu.
 Irama
Kemiripan berpola yang kemudian dapat diulang atau tidak diulang. Dapat bersifat kli
maks atau anti klimaks atau monoton.
3. Prinsip desain hakikat penataan dalam desain terdapat :
 Keseimbangan ‚
Rasa yang diakibatkan oleh sumbu  keseimbangan
 Aksentualitas/penekanan
unsur desain menonjol atau yang lain daripada unsur desain terpakai yang lain, 
serta dapat dikenali secara langsung dan  cepat dalam usaha menangkap makna 
tampilan obyek desain
 Proporsi
Ketepatan perbandingan  bentuk , dimensi,  arah dan posisi antara unsurunsur desain 
arah dan posisi antara unsur‐unsur desain  terpakai.
 Skala
Makna perbandingan antara obyek desain  dengan pengamat  yang mengakibatkan 
suasana menjadi dekat (intim), manusiawi  (formal) atau menakutkan (monumental)
4. Kriteria keberhasilan desain desain dianggap berhasil bila memiliki:
 Unity atau kesatuan
Rasa kesatuan yang ditimbulkan oleh  penataan unsur desain yang menggunakan 
penataan unsur desain yang menggunakan 
ketepatan azas desain dalam menyelesaikan  prinsip desain agar konsep desain dapat 
prinsip desain agar konsep desain dapat  diaktualisasikan
 Complexity Atau Keragaman
Ketepatan penggunaan jumlah unsur desain  baik bentuk dimensi arah dan posisi 
baik bentuk, dimensi, arah dan posisi  terhadap usaha mengaktualisasikan 
konsep desainkonsep desain 
 Intensity Atau Intensitas Tingkat penyelesaian desain atas makna 
dari konsep desain yang ingin  diaktualisasikan.

Pemahaman Firmitas Dalam Desain

Firmitas yang dimaksud Vitruvius mencakup penyaluran beban yang baik dari bangunan ke
tanah dan juga pemilihan material yang tepat. Vitruvius menjelaskan setiap material yang ia pakai
dalam bangunannya, seperti batu bata, pasir, kapur, pozzolana, batu dan kayu. Setiap material
dijelaskan mulai dari karakteristik dari tiap jenis-jenisnya hingga cara mendapatkanya/membuatnya.
Kemudian, ia menjelaskan metode membangunnya (konstruksi).

Pemahaman Utilitas Dalam Desain

Sedangkan, pada utilitas yang ditekankan adalah pengaturan ruang yang baik, didasarkan pada
fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan (pencahayaan, penghawaan, dan lain
sebagainya). Pengaturan seperti ini juga berlaku untuk penataan kota. Misalnya : dimana kita harus
menempatkan kuil, benteng, dan lain-lainya di ruang kota.
Referensi

https://suciarch17.blogspot.com/2019/10/pengertian-fungsi-dalam-arsitektur.html

Di akses pada 06/09/2021 pukul 20:55

https://www.arsitekhijau.com/estetika-dalam-bangunan/

Di akses pada 06/09/2021 pukul 21:11

https://dosenpsikologi.com/hubungan-psikologi-dengan-arsitektur

Di akses pada 06/09/2021 pukul 21:39

https://geometryarchitecture.wordpress.com/2010/03/31/firmitas-utilitas-dan-venustas/

Di akses pada 06/09/2021 pukul 22:13

Anda mungkin juga menyukai