(3) Warna
Warna merupakan itensitas dan nilai dari suatu permukaan bentuk.
Dalam perancangan warna berfungsi sebagai:
o Menambah kualitas dan dapat memberikan nilai tambah pada sebuah
rancangan
o Sebagai media komunikasi yang memiliki arti untuk memberikan
kesan dan menyalurkan informasi kepada pengamat
o Untuk menutupi kelemahan atau kekurangan suatu permukaan bentuk
atau benda yang dianggap kurang menarik
Memberikan ekspesi pada pikiran jiwa \ manusia yang melihatnya.
Warna memberikan efek untuk menghidupkan suatu interior atau eksterior,
warna juga mensyaratkan karakter penghuni bangunan tersebut karakter, juga
dapat menciptakan suasana yang kita harapkan. Di bawah ini beberapa
karakter warna ditunjukkan dalam sifat;
- Kuning = bebas, ceria
- Kuning-hijau = tenang, menyenangkan
- Hijau = tenang, ramah cendekia
5. Skala
Skala adalah suatu sistem pengukuran yang menyenangkan, dapat
dalam satuan cm, inchi, atau apasaja dari unit-unit yang akan diukur.
Gambar skala adalah dimensi yang diapaki untuk gambar sebagai
perbandingan, misalnya 1m struktur digambar 1cm dalam gambar. Jadi
ukuran dalam gambar, menyatakan ukuran sebenarnya dari bangunan.
Skala adalah kualitas yang membuat sebuah bangunan terlihat benar, tepat
dan nyata.
Dalam arsitektur yang dimaksud skala adalah hubungan yang
harmonis antara bangunan beserta komponen-komponennya, dengan
manusia. Segala sesuatu yang kita lihat selalu dibandingkan dengan ukuran
manusia. Elemen-elemen dan prinsip skala dapat menghasilkan skala-skala
yang baik yaitu :
- Skala akrab/intim menggunakan prinsip yang dapat menimbulkan
kesan lebih kecil dari besaran sesungguhnya. Skala akrab dapat
dicapai melalui: Pemakaian ornamen yang lebih kecil dari ukuran
standart/biasanya, pembagian yang lebih besar (pembuatan garis
bidang), penerapan skema bahan dan warna yang sederhana,
bentuk datar/rata), pertimbangan pencahayaan yang redup.
- Skala normal/manusiawi/alamiah dapat diperoleh dengan
pemecahan masalah fungsional secara wajar. Besarnya ukuran
dimana manusia bekerja adalah menurut fungsinya dan standar-
standar yang ada.
6. Sequence/Urut-urutan
Menurut Ishar, urut-urutan adalah suatu peralihan/perubahan
pengalaman dalam pengamatan terhadap komposisi. Urut-urutan atau
peralihan/perpindahan ini mengalir dengan baik, tanpa kejutan yang tak
diduga, tanpa perubahan yang mendadak. Tujuan penerapan prinsip urut-
urutan dalam arsitektur adalah untuk membimbing pengunjung ketempat
yang dituju dan sebagai persiapan menuju klimaks. Urut-urutan
pengalaman meliputi persiapan (approach), pengalaman utama
(progression) dan akhiran (ending). Dalam persiapan kita membuat
pembingkaian, pandangan sepintas, atau peralihan agar apa yang kita lihat
tidak mengejutkan atau peringatan. Dalam pengalaman utama pengunjung
merasakan apa yang dilihat/dialami setelah masuk. Pada pengakhiran
pengunjung berhenti dan istirahat maka diperlukan pedoman orientasi atau
klimaks.
Kekuatan klimaks dapat diperoleh dengan cara :
- Membuat bentuk yang sama mirip dengan pengarahan tetapi lebih
besar.
- Memberi cahaya yang kontras dengan pengarahanya misal dengan
memberi lampu-lampu yang menembus dinding/atap dengan
memberi tirai kaca berwarna dan sebagainya.
- Perubahan tinggi mendadak, tetapi tidak ada kesamaan bentuk.