Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN ARCITEKTUR 2

OLEH:

TRI WIRANTO PEASU


NIM:202102012

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEK


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BINA TARUNA
TAHUN 2022-2023
BAB I
LATAR BELAKANG

Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam perencanaan dan perancangan


lingkungan binaan, mulai dari lingkup makro hingga lingkup mikro. Dalam arti
yang lebih sempit, arsitektur dapat diartikan sebagai ilmu dan seni dalam
perencanaan dan perancangan bangunan. Francis D. K. Ching (2008)
mengatakan bahwa arsitektur membentuk suatu tautan yang mempersatukan
ruang, bentuk, teknik, dan fungsi. Fungsi utama arsitektur adalah untuk
memfasilitasi segala bentuk aktivitas manusia (pengguna), baik itu di dalam
maupun di luar ruangan. Oleh karena itu, dalam proses perencanaan dan
perancangannya, sebuah lingkungan binaan (ruangan, bangunan, ataupun
kawasan) harus memiliki system sirkulasi yang baik dan memadahi, agar
aktivitas penggunanya dapat berlangsung dengan baik, lancar, dan nyaman.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Aritektur Ekspresionis
Sebagai salah satu aliran dalam arsitektur, kehadiran arsitektur
ekspresionis telah membawa bentuk-bentuk baru yang dramatis dalam seni
arsitektur. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan dinding melengkung dan kubah
yang berpasangan. Sebagai bagian dari arsitektur modern, kehadiran arsitektur
ekspresionisme telah memberikan ide-ide baru di mana ide-ide tersebut turut
mempengaruhi beberapa ranggam bangunan yang ada pada tahun 1950-an dan
1960-an. Meskipun demikian, arsitektur ekspresionisme yang mengagungkan
ciri-ciri ruang dalam rancangannya juga dipengaruhi oleh unsur kesenian yang
menggunakan berbagai macam aliran.
Arsitektur ekspresionis mula-mula dikenal dengan ciri-cirinya yang
menggunakan batu bata. Sehingga terdapat pemahaman tentang Brick
Ekspresionism yang dikembangkan pada tahun 1920. Menurut Bauhaus, Brick
Ekspresionism mengacu pada penghapusansemua elemen dekoratif dan
mengembangkan bentuk khas atau elemen pelengkap berbentuk kasar. Menurut
Van den Ven, Cornelis (1991) dalam bukunya Ruang Dalam Arsitektur.
Nilai – nilai dalam arsitektur ekspresionisme yaitu :
a. Menghargai kebebasan bentuk dan garis
b. Menghasilkan bentuk bangunan yang tidak monoton
c. Mengekspresikan bahasa bentuk dan warna
d. Merupakan ungkapan hati seseorang.
e. Menjelajahi jiwa dan melukiskan emosi kepaa orang lain.

Menurut Soedarso (1990) dalam bukunya Sejarah Perkembangan Seni


Rupa Modern. Kata ekspresi adalah suatu ungkapan gaya dari seseorang. Gaya
dalam hal ini sama artinya dengan kualitas artistik dan teknik.
Dalam hal itu muncul pelaku perwujudan mengekspresikan emosi atau
perasaannya melalui bentuk Ekspresi sendiri memiliki arti yang melukiskan
perasaan dan penginderaan yang timbul dari pengalaman – pengalaman pribadi
yang terjadi yang diterima oleh panca indera.Sedangkan Ekspresionis adalah
kecenderungan seorang seniman untuk mendistrosikan kenyataan dengan efek-
efek emosional ekspresionis bisa ditemukan di dalam karya arsitektur, lukisan
serta sastra. Istilah emosi disini biasanya lebih kepada jenis emosi seperti emosi
kesedihan dan kebahagiaan.

Pengikut dari aliran ekspresionisme ini memiliki dalil bahwa “ Art isan
expression human feeling” yaitu seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan
manusia. Aliran ini terutama berkaitan dengan apa yang dialami oleh seseorang
seniman ketika menciptakan suatu karya seni .

Menurut Erich Mendelsohn dalam penelitiannya bahwa ekspresionis


menguraikan kelompok seni dinamik yang dipimpin oleh 3 macam arsitek yaitu :

a. Para kaum simbolis kristalin yang menempatkan pengalaman simbolik, ideal


diatas pengalaman spatial yang nyata.
b. Para analis ruang, yaitu mereka yang menyadari arsitektur sebagai manifestasi
intelektual dari ruang abstrak.
c. Mereka yang mencari bentuk, yang berangkat dari persyaratan –persyaratan
material yang menghargai kebebasan berimajinasi dan kebebasan mencipta
merupakan seni dalam arsitektur. Kebebasan yang dimaksud ini adalah seni
yang tidak hanya dibatasi oleh modul yang akan menjadikan bentuk bangunan
terlihat kaku dan monoton. Bentuk ekspresinya biasa terdapat pada emosi
kemarahan dan depresi serta emosi bahagia.
Dengan mengacu pada pendekatan tersebut, maka ciri arsitektur
ekspresionis yaitu :

a. Menggunakan makna dari symbol dan ide ruang yang diterapkandalam


bangunan.
b. Menggunakan bentuk yang terdiri dari material yang kontruktif berupa kaca,
baja dan dinding beton.
c. Menggunakan kesamaan antara nilai arsitektur ekspresionis dengan objek
banguanan.

Contoh Bangunan Dengan Tema Ekspresionis

1. Museum Guggenheim

Museum gugenheim yang terletak di New York, Amerika Serikat


menerapkan konsep arsitektur organic dimana ruang dan bentuk terpadu.
Potongan dan pandangan dari luar secara bersamaan menyatu secara
meyakinkan dalam bentuk tiga dimensional dan ruang, diwujudkan dalam
kontrusi beton spiral. Pada puncak spiral terdapat kubah kaca yang menerangi
semua ruangan secara alami. Ciri arsitektur organic yaitu diilhami dari alam ,
membiarkan desain apa adanya , membentang pada suatu organisme,
mengikuti arus dan menyesuaikan diri, mencukupi kebutuhan sosial fisik dan
rohani, tumbuh keluar dan unik, menandai jiwa muda dan kesenangan,
mengikuti irama.
Berdasarkan ciri arsitektur organic bangunan ini memiliki kesamaan ciri
nilai arsitektur ekspresionis yaitu perancangan bangunan menjelajahi jiwa
seseorang yang dapat memberi kesenangan pada orang tersebut, selain itu
bangunan ini juga merupakan bangunan yang mengekspresikan bentuk yang
tidak monoton. Berdasarkan kesamaan dari nilai ekspresionis inilahbangunan
ini dapat di katagorikan bangunan yang mengandung prinsip arsitektur
ekpresionis.

2. Taufik Hidayat Arena

Taufik Hidayat Arena (THA) berada di jalan PKP No.8, kelapa dua
wetan, Cibubur, Jakarta, DKI Jakarta. Taufik Hidayat Arena (THA)
merupakan gedung yang dikhususkan untuk Timur atlet masa depan
Indonesia di bidang olahraga Badminton.
Gedung Taufik Hidayat Arena (THA) di desain oleh tim Urbane Design
Indonesia yang di arsiteki oleh Ridwan kamil. Ide awal yang akan diterapkan
pada gedung ini ialah menggunakan konsep Infinity, mendeskripsikan wujud
dedikasi dari Taufik Hidayat terhadap olahraga bulutangkis melalui pola
lengkungnya yang tanpa batas.
Dimana bentuknya sekilas apabila terlihat dari jauh menyerupai angka
delapan. Bangunannya memiliki bentuk masa tunggal dengan bentuk
linear.Terdiri atas dua lantai bangunan yang dibagi menjadi tiga zona yakni
area privat, area publik dan badminton hall sebagai tempat utama dari
bangunan. Mengacu dari ciri arsitektur tentang makna dari symbol infinity
maka gedung Taufik Hidaya Arena (THA) ini termasuk bangunan yang
menggunakan prinsip dari arsitektur ekspresionis.

3. Galeri Seni Manado

Galeri Seni adalah suatu ruang atau bangunan tempat kontak fungsi seni
antara seniman dan masyarakat yang dipergunakan bagi wadah kegiatan kerja
visualisasi ungkapan daya cipta manusia. Dalam melakukan pendekatan tema
perancangan banyak cara yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan
sudut pandang Arsitektur Ekspresionisme. Pendekatan rancangan dengan
sudut pandang ekspresionisme merupakan gaya bahasa dalam berarsitektur
untuk membandingkan kesamaan suatu sifat objek dengan sifat objek lain,
karena arsitektur juga merupakan suatu bahasa. Bahasa ini digunakan oleh
perancang untuk menyampaikan maksud perancangannya kepada pengguna
maupun orang lain. Pendekatan tema ekspresionisme dalam arsitektur
merupakan sebuah proses pemikiran yang arsitektural. Objek arsitektur yang
dirancang dengan menggunakan metode ini adalah galeri seni. Pada objek
galeri seni di kota Manado ini akan diaplikasikan tema “arsitektur
ekspresionisme”.
Penerapan tema “arsitektur ekspresionisme” pada perancangan Galeri
Seni/Art Gallery ini diharapkan agar penyampaian ekspresi perancang dapat
berkreasi dan bermain-main dengan imajinasinya untuk diwujudkan dalam
bentuk karya arsitektur

4. The Heydar Alivey Cultural Center Azerbaijan

Misi utama dari bangunan ini adalah mempromosikan ideologi yang


ditanamkan Heydar Aliyev sekaligus mendukung perkembangan studi
sejarah dan kebudayaan di negara kaya minyak tersebut.Ciri ekspresionis
dari bangunan ini terlihat dari desain yang lebih memprioritaskan wujud
disbanding kanstruktur. Lekukan bangunan yang tidak biasa mampu
menciptakan efek likuid, yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut seolah
bersifat organik. Estetika hiper-modern yang diciptakan oleh sang arsitek
berhasil melambungkan Heydar Aliyev Center sebagai monumen baru bagi
sebuah negara yang sedang giat menatap masa depan dan meninggalkan
masa lalunya yang kontroversial.

5. Einsten Tower, Postdam, German

Ciri arsitektur ekspresionis dari bangunan ini ditandai dengan bentuk luaran
bangunan yang asimetris dan bergaya organic yang merupakan bentuk
ekspresi dan apresiasi perancang terhadap teori Einstein. Bangunan ini
menonjolkan efek platis dari beton untuk menciptakan bentuk sclupture yang
berbentuk mahkluk yang berotot dalam posisi yang siap menerkam. Atap
kubah dipuncak diasosiakan sebagai kepala dan bukaan jendela ditarik
kedalam diasosiasikan sebagai mata. Bangunan ini juga menggunakan sudut-
sudut yang dibulatkan. Menara Einstein juga merupakan bangunan modern
yang fungsional dimana bangunan ini da pat digunakan untuk penelitian dan
pengoperasian Teori Einstein.
2. Pengertian arcitektur neo vernacular
Arsitektur Neo-Vernacular merupakan konsep arsitektur yang
berkembang pada era Post Modern, mulai muncul pada tahun 1960-an. Kata
“Vernakular” berasal dari Bahasa latin yang memiliki arti bahasa
setempat/pribumi, dan kata “Neo” sendiri berasal dari bahasa yunani yang
memiliki arti baru. Menurut Arsimedia (2019) Arsitektur Neo-Vernakular dapat
diartikan sebagai bahasa setempat yang di ucapkan dengan cara baru. Arsitektur
Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang memiliki prinsip mempertimbangkan
peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat, kaidah-kaidah normative,
kosmologis serta keselarasan antara bangunan, lingkungan, dan alam.

Kriteria-kriteria dari arsitektur neo vernacular :


1. Memiliki bentuk-bentuk dengan unsur budaya dan lingkungan, termasuk
iklim setempat, yang digambarkan melalui ornamen, tata letak denah,
struktur dan detail
2. Menerapkan elemen fisik maupun elemen nonfisik seperti kepercayaan,
budaya, pola pikir, tata letak dalam bentuk yang lebih modern
3. Produk dari Arsitektur neo vernacular ini akan menghasilkan karya yang baru
dan tidak menerapkan prinsip-prinsip bangunan vernakular secara murni

Dari pernyataan Charles Jencks dalam bukunya “language of Post-


Modern Architecture” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernacular
sebagai berikut :

 Selalu menggunakan atap bumbungan


 Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah
sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan
penyambut dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan
yang menyimbolkan permusuhan.
 Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal)
 Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang
merupakan budaya dari arsitektur barat.
 Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan
proporsi yang lebih vertikal.
 Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan
ruang terbuka di luar bangunan.
 Warna-warna yang kuat dan kontras.

Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernacular tidak


ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lebih pada
keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan
jelas dan tepat oleh Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan
pemakaian kembali.

Contoh Karya Arsitektur Neo Vernakular

Pada Contoh Karya Arsitektur Neo-Vernakular, banyak ditemukan


bentuk-bentuk yang sangat modern namun dalam penerapannya masih
menggunakan konsep lama daerah setempat yang dikemas dalam bentuk yang
modern. Arsitektur neo-vernakular ini menunjukkan suatu bentuk yang modern
tapi masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang digunakan
adalah bahan modern seperti kaca dan logam.

Dalam arsitektur neo-vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari


vernakular aslinya yang  dikembangkan dalam bentuk modern. Berikut adalah
contoh karya bergaya Arsitektur Neo Vernakular yang menginspirasi.
1. Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Indonesia)

Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Indonesia)

Berada di daerah  sub urban Kota Jakarta dengan kapasitas 9 juta orang.
Dirancang oleh Paul Andreu dari Prancis. Sebagian besar berkonstruksi tiang dan
balok (dari pipa-pipa baja) yang diekspose. Unit unit  dalam  terminal 
dihubungkan dengan selasar terbuka yang sangat tropikal.Hal ini membuat
pengunjungnya merasakan udara alami dan sinar matahari. Unit ruang tunggu
menggunakan arsitektur Joglo dalam dimensi yang lebih besar.

Namun bentuk maupun sistem konstruksinya tidak berbeda dari sopo


guru dan usuk, dudur, takir, dan lain-lain dari elemen konstruksi Jawa.
Penggunaan material modern namun memiliki tampilan seperti kayu yang
diterapkan pada kolom- kolom di ruang tunggu memberikan kesan yang modern
namun natural.

2. Kuala Lumpur International Airport (Malaysia)


Kuala Lumpur International Airport (Malaysia)

Airport yang terletak di Kuala Lumpur, Malaysia ini dirancang oleh Dr.
Kisho Kurokawa. Airport berkapasitas 25 juta orang dalam rencana
pengembangannya akan dibuat jalur penghubung antara Kuala Lumpur dengan
pusat kota.

Di lahan seluas 10.000 ha ini  Dr.  Kisho  Kurokawa merancang airport


ini dengan gaya pencampuran identitas nasional Malaysia dengan fasilitas high-
tech sehingga dapat mencerminkan Malaysia yang modern.

3. Asakusa Tourist Information Center


Asakusa Tourist Information Center adalah bangunan yang didesain oleh
Arsitek Kengo Kuma. Bangunan ini merupkan hasil dari sayembara desain
Tourist Hotpsot pada tahun 2008 oleh pemerintah Distrik Taito. Sayembara
ini diikuti oleh kurang lebih 300 peserta. Bangunan ini sendiri terletak di
seberang Kuil Kinruzan Sensoji yang merupakan objek wisata utama di
daerah Asakusa, Tokyo.

4. Mapungubwe Interpretation Centre (Afrika)

Mapungubwe Interpretation Centre merupakan karya Peter Rich. Terletak


di Afrika Selatan bagian utara yang berbatasan dengan Botswana dan
Zimbabwe, serta termasuk dalam kawasan Unesco World Heritage Site.
Lokasi bangunan ini selain merupakan daerah yang kaya dengan cultural
heritage, juga memiliki kekayaan flora dan fauna serta merupakan daerah
bekas tambang emas pertama di Afrika.
5. Museum Geopark Batur, Bali

Museum Geopark yang terletak di Bali ini memiliki bentuk Neo


Vernakular dengan mengambil konsep bangunan tradisional Bali yaitu Meru.
Di dalam museum ini, pengunjung dapat mengetahui sejarah dan informasi
geopark Gunung Batur. Batur Geopark Museum merupakan inovasi yang
terintegrasi antara konservasi tinggalan geologi dengan konsep pembangunan
berkelanjutan yang berada di bawah regulasi pemerintah. Inisiasi ini
diperkenalkan oleh UNESCO dan telah dikembangkan menjadi bagian yang
terintegrasi dari suatu konsep arsitektur mengenai konservasi, edukasi, dan
pengembangan sosial ekonomi masyarakat. 
BAB III

SIMPULAN

Tujuan dari pada ekspresionis dalam arsitektur adalah untuk menghargai


kebebasan berimajinasi dan kebebasan mencipta yang merupakan seni dalam
arsitektur. ekspresionisme dapat diidentifikasi dalam berbagai karakteristik yang
tidak sama antara satu dengan lainnya, sehingga perlu diadakan pengelompokan
seperti : arsitektur ekspresionisme bentuk material; arsitektur ekspresionisme
anthropomorphic sympathy; dan arsitektur ekspresionisme ide ruang.

Teori Arsitektur neo–vernacular didapatkan bahwasanya arsitektur neo –


vernacular adalah aliran arsitektur post modern yang memiliki sepuluh ciri untuk
dikatakan sebagai arsitektur post modern. menurut charls jenks arsitektur neo –
vernacular adalah arsitektur yang menggunakan batu bata, keramik dan material
tradisional lainnya dan juga bentuk vernacular adalah sebuah reaksi untuk
melawan arsitektur international modern pada 1960-an dan 1970-an. Arsitektur
neo – vernacular mempunyai 5 ciri yang perlu diterapkan untuk mengatakan
bahwasanya bangunan tersebut menggukanan konsep arsitektur neo –vernacular.
DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, C. 2010. Pusat Seni Rupa (Skripsi). Jakarta: Universitas Gunadarma


Badan Pusat Statistik Kota Manado

Sudarso, Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern, Studio Delapan Puluh Enterpise,
Jakarta, 1990

Salain, Putu Rumawan. (1984) Sejarah dan Perkembangan


Arsitektur Barat, Universitas Udayana, Denpasar.
Diakses di : https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/746/jbptunikompp-gdl-lukmanhaki-
37286-10-10.babi-i.pdf tanggal 12 Januari 2023
Diakses di : file:///C:/Users/Acer/Downloads/06.-ekspresionisme-2.pdf tanggal 12
Januari 2023

Diakses di : https://student-activity.binus.ac.id/himars/2016/09/05/365/ Tanggal 12


januari 2023

Diakses di : https://www.arsitur.com/2017/11/contoh-karya-arsitektur-neo-
vernakular.html Tanggal 23 Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai