Anda di halaman 1dari 6

Re-development Taman Budaya Sumatera Utara

PERMATA YUNI A. R.
BAB III

ELABORASI TEMA

3.1. Pengertian Tema

Tema yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan seputar proses


desain bangunan ini adalah Arsitektur Ekspresionis. Tema ini merupakan sebuah tema
dalam arsitektur yang dapat menyampaikan pesan dan kesan dari hasil bangunan kepada
orang yang melihatnya. Bentuk bangunan dapat dicapai melalui beberapa pendekatan yang
disesuaikan dengan fungsi bangunan. Fungsi bangunan dari Re-development Taman
Budaya Sumatera Utara memiliki fungsi di bidang seni. Sementara seni itu sendiri
merupakan ekspresi dari jiwa peseni itu. Karena itu, bentuk dan estetika bangunan
berperan sangat penting dalam memberikan kesan dan daya tarik, disamping tetap
memperhatikan fungsi ruang dan sistem struktur yang ada dalam bangunan tersebut.

Ekspresionis merupakan lukisan ungkapan perasaan yang paling dalam, emosi,


sedih, marah, gembira, dan sebagianya. Ekspresionis merupakan cabang dari Analogi
Linguistik yang menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk
menyampaikan informasi kepada para pengamat. Analogi ini juga merupakan suatu cara
untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan tersebut dapat dicapai dengan
membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat yang kemudian
dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan keinginan.

Ekspresionis memandang sesuatu kepada dunia yang mengungkapkan emosi dan


pertanyaan-pertanyaan secara psikologis daripada memandang dunia sebagai refleksi dari
warna. Ekspresionis dapat terlihat pada bangunan-bangunan yang dapat memberi ulasan-
ulasan tentang keadaan, tentang lokasi, tentang masalah bagaimana menjaga agar yang
berada di luar dan yang berada di dalam dapat berjalam secara seimbang, yang seluruhnya
tidak lepas dari ungkapan emosi jiwa yang paling dalam.

Pengambilan tema Ekspresionis Dalam Arsitektur pada Re-development Taman


Budaya Sumatera Utara adalah untuk menampilkan bentuk bangunan yang dapat
mengkomunikasikan perasaan dan emosi pada seni yang tercipta pada fungsi bangunan
sehingga bentuk bangunan dapat memiliki daya tarik yang kuat.

67
Re-development Taman Budaya Sumatera Utara
PERMATA YUNI A. R.
Ekspresionis dalam Arsitektur

Ekspresionisme berasal dari kata ekspresi. Beberapa pengertian ekspresi :

 maksud reaksi dari interpretasi terhadap suatu objek (Ekspresionisme, Tonggak Seni
Lukis Modern, Amran Ekoprawo).

 hasil perpaduan/kombinasi dari unsur, garis, bidang tekstur dan wana dari bentuk-
bentuk arsitektur yang menghasilkan suatu pengungkapan maksud dan tujuan
bangunan secara menyeluruh.

 Pernyataan/pengungkapan perasaan (Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu-Zain).

Beberapa pengertian Ekspresionisme :

1. Aliran yang dominan di Eropa Utara sekitar tahun 1905-1925. Dalam


arsitektur, mrupakan kelanjutan dari Art Nouveau yang berlanjut setelah perang dunia
kedua sebagai Brutalisme. Bangunan tidak harus fungsional tetapi menciptakan
sensasi dari bentuk-bentuk abstrak (Penguin Dictionary of Architecture and
Landscape Architecture, John Fleming).

2. Aliran dalam seni pada awal abad 20 yang enekankan pada ekspresi yang
subjektif dari pembuatnya ( American Heritage, Dictionary of English Language).

3. Aliran yang menyatakan perasaannya melalui gubahannya, rasa benci,


rasa cinta ( Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu Zain).

Ekspresionisme dalam desain arsitektur adalah :

 Aliran yang lebih menekankan sisi spiritual dan emosi daripada aspek fungsional
bangunan. Bangunan dipandang sebagai wadah pengungkapan pikiran arsitek.

 Menempatkan emosi sebagai pertimbangan yang dominan dalam merancang suatu


arsitektur.

Ciri-ciri ekspresionisme berdasarkan buku “Ruang dalam Arsitektur” oleh Cornelius van
De Yen adalah sebagai berikut :

 Irasional, merupakan pembelokan dari fisafata objetif dan konsep-konsep statis


mengenai ruanganyang lebih mengarah ke subjektifitas.

 Emosional, dimana emosi ebih diutamakan daripada nalar.

68
Re-development Taman Budaya Sumatera Utara
PERMATA YUNI A. R.
 Antopometrik, merupakan proyeksi simbol-simbol organisme ke dalam masa
asitektural. Bangunan dianggap sebagai makhluk yang hidup yang menghasikan
bentuk-bentuk organik dengan garis melengkung dan kurva-kurva.

 Kristalin, merupakan perwujudan artistik kristal yang angular. Wujud-wujud angular


tersebut merupakan pembagian secara sadar atas geometri sederhana dari kubus,
prisma, dan sebgainya.

 Utopian, diakibatkan oleh tendensi yang pada saat itu merupakan keputusasaa akibat
perang. Banyak bangunan yang tidak dapat diwujudkan sehingga para arsitek
membangun dalam alam khayalnya.

 Monumental, menempatkan bagian utama dari komposisi arsaitektural yang terdiri dari
sebuah masa yang sentral, dominan, dan menjulang.

Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi menolak ide klasik
yang menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali kedalam alam pikiran,
spirit dan imajinasi. Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling dalam, emosi, sedih,
marah dan sebagainya. Ekspresi merupakan cabang dari Analogi Linguistik yang pada
dasarnya adalah satu cara untuk menjelaskan bagaimana ungkapan-ungkapan dapat
dicapai dengan membatasi komponen-komponen pada elemen-elemen yang bermanfaat,
yang kemudian dapat diperhalus atau diperindah sesuai dengan kepantasan tuntutan.

Arsitek-arsitek yang menganut aliran ekspresionis diantaranya adalah Bruno Taut, Eric
Mendelsohn, Walter Gropius, Mies Van der Rohe, Hans Poelzig dan lain-lain. Contoh
bangunan ekspresionis adalah Erich Mendelsohn’s Einstein Tower, The Amsterdam
School dan lain-lain.

3.2. Interprestasi Tema

Seni sangat berkaitan dengan mengekspresikan perasaan manusia, yaitu di dalam


seni kita dapat menuangkan perasaan, ide, gagasan dalam suatu bentuk elemen atau
gerakan dan lain-lain. Para ekspresionis sadar sepenuhnya terhadap dunia nyata, tetapi
menolak ide klasik yang menganggap seni sebagai imitasi dari alam, mereka menggali
kedalam alam pikiran, spirit dan imajinasi. Ekspresionis, melukiskan perasaan yang paling
dalam, emosi, sedih, marah dan sebagiannya.

Taman Budaya Sumatera Utara merupakan salah satu fasilitas dari pemerintah kota
Medan yang memfasilitasi masyarakat kota Medan untuk melatih dan mengembangkan

69
Re-development Taman Budaya Sumatera Utara
PERMATA YUNI A. R.
bakatnya di bidang seni, baik seni tari, seni musik, seni teater, seni rupa, maupun seni
sastra. Salah satu cara untuk menarik minat masyarakat terhadap bidang seni, baik sebagai
pelaku seni maupun penikmat seni adalah dengan menciptakan sebuah icon yang dapat
mengekspresikan nilai seni dan desain tersendiri kedalam bangunan.

Taman Budaya Sumatera Utara akan menerapkan bangunan yang mengangkat fungsi dan
kenyamanan ruang sebagai salah satu komponen utama, selain nilai estetika di dalamnya.

Konsep dasar yang ingin diterapkan pada perancangan Re-development Taman


Budaya Sumatera Utara ini adalah bagaimana menerapkan ekspresi aktifitas seni yang
dinamis, ceria, dan memiliki alur kedalam bentuk dan karakter bangunan yang
dirancang. Sehingga bentuk yang tercipta memiliki karakter yang ceria dan penuh
semangat yang dapat dirasakan oleh masyarakat ketika melihatnya. Perancangan Re-
development Taman Budaya Sumatera Utara ditekankan pada keunikan dan ciri khas yang
terdapat pada facade bangunan, karena faktor estetika menjadikan bangunan ini sebuah
icon dari sekolah tinggi seni dan desain yang ada di kota Medan. Kemudian diwujudkan
dalam penggunaan ruang- ruang yang ada serta mengolah sirkulasi yang efektif dan efisien
sehingga secara umum bangunan Taman Budaya Sumatera Utara.

3.3. Studi Banding Tema Sejenis

1. EINSTEIN TOWER BY ERIC MENDELSON

Bangunan ini dirangcang oleh Eric


Medelson, sebagai Arsiteknya. Sang Arsitek
mengekspresikan bangunan rancangannya
dari raut muka manusia.

Gambar 3.1. Eksterior Einstein Tower

70
Re-development Taman Budaya Sumatera Utara
PERMATA YUNI A. R.
2. ERO SAARINEN, TWA BUILDING, NEW YORK

Sang arsitek mengekspresikan bangunan ini yaitu


burung yang siap terbang, mengekspresikan pergerakan
dan perpindahan, yang berhubungan dengan fungsinya
sebagai airport.

Gambar 3.2. . Eksterior Eero Saarinen

Sumber : Internet

3. GUGGENHEIM MUSEUM BILBAO , BILBAO, SPAIN BY FRANK O.GEHRY

Eksteriornya mengekspresikan awan yang berombak dan


bentukan yang organik.

Gambar 3.3.. Eksterior Guggenheim Museum Bilbao

Sumber : Internet

71
Re-development Taman Budaya Sumatera Utara
PERMATA YUNI A. R.
4. FALLING WATER, OHIOPYLE, PENNSYLVANIA BY FRANK
LLOYD WRIGHT
Bangunan ini terletak di sekitar anak sungai dan lahan memiliki kontur-kontur. Rumah
tinggal ini berusaha untuk mengekspresikan kondisi lingkungan sekitarnya dengan
memainkan lempengan balok bermaterialkan batu alam sehingga menimbulkan kesan
dinamis dan fleksibel.

Batu susun yang melapisi


dinding dalam dan luar Eksterior Falling Water
Ekspresi Fallling water

Gambar 3.4. Eksterior Falling Water

Sumber : Internet

72

Anda mungkin juga menyukai