Anda di halaman 1dari 10

NPM : 17051010052

IVAN
PRATAMA
Resume Sign, Symbol, and Identity.

Perbedaan Arsitektur dan Bangunan.


Bangunan : ruang (tertutup) dengan skala yang efisien untuk manusia bergerak.
Arsitektur : bangunan yang didesain untuk mempunyai penampilan estetik.
Arsitektur bisa dikatakan sebagai sebuah bangunan, tetapi bangunan belum tentu bisa dikatakan sebagai arsitektur.
Ada beberapa karakteristik atau ciri bangunan yang bisa dikatakan sebagai suatu karya arsitektur, di antaranya adalah
aspek estetika, dalam perkembangan arsitektur estetika mulai berkembang dari masa ke masa :

PRAMODERN : Dengan mengolah elemen fisik.


Dengan mengolah eksterior.

MODERN : Dengan mengolah ruang dalam & struktur.

POSTMODERN : New Emerging Landsacpe = rangkaian iklan komersial (billboard).


Ugly and Ordinary Architecture = small building, big signage, fast vehicle.
Tanda mendominasi ruang,tatanan spasial dibentuk oleh tanda.

Perjalanan Menuju Sign, Symbol, and Identity.


MEANING IN WESTERN ARCHITECTURE.
Beberapa bangsa memliki ciri, tanda, simbol, dan identitasnya tersendiri dalam bidang arsitektur, di
butuhkan waktu yang lama dalam mencapai dan membuat identitas itu, oleh karena itu beberapa bangsa
mempunyai identitas tersendiri, dalam artian mereka memliki arti tersendiri dalam membuat suatu karya
arsitektur, anatara lain :

MESIR: After Life, YUNANI: Daily Life MANNERIS: Hidup sebagai seni

ROMAWI: Sakral dan Profane ENLIGHTENMENT: New image, free image

AWAL KRISTEN: Sakral FUNGSIONALISME: free plan, international style

ROMANESK: Kekuasaan Ilahi dan Manusia

Pencarian Sebuah Identitas (identitiy).


Butuh proses panjang untuk mencapai dan menemukan sebuah identitas dalam dunia Arsitektur, Adapun
cara untuk menemukan atau memahami identitas, antara lain dengan memahami manusia dan lingkungan.
Dari faktor lingkungan kita dapat mengetahui dan memahami iklim, budaya, kebiasaan, hingga penggunaan
material. Hal itu mempengaruhi bentuk yang dibangun serta Living pattern, Energy-passive building,
Urbanisasi hingga perubahan.

IVAN PRATAMA ADI PUTRA / 17051010052


Tanda (sign).
Simbol merupakan tanda yang hadir karena mempunyai hubungan yang sudah disepakati bersama
atau sudah memiliki perjanjian (arbitrary relation) antara penanda dan petanda.

Dalam Meaning and Behavior in the Built Environment, Charles membagi sign menjadi 3, yaitu :

Iconic sign : Sign yang mengingatkan kita pada obyeknya melalui beberapa macam persamaan yang
kompleks.Contoh : stan yang menjual hot dog mempunyai bentuk seperti hot dog.

Indexial sign : Sign yang menunjukkan pada obyak tertentu dalam hal fisik, maknanya dapat dibaca
tanpa symbol pengetahuan budaya. Terdapat hubungan yang eksis antara signifier (symbol) denngan
signified(konsep).Contoh : jendela berarti mempunyai fungsi untuk melihat view.

Symbol : Sign yang dipelajari sebagai makna sesuatu dalam konteks budaya tertentu.

Simbol (symbol).
Dalam Sign, Symbol and Architecture, Charles Sanders Peirce menjelaskan :
Simbol adalah suatu tanda atau gambar yang mengingatkan kita kepada penyerupaan benda yang
kompleks yang diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dalam konteks budaya yang lebih spesifik
atau lebih khusus.

Penggunaan simbolisme terbagi dua, yaitu:

1.Simbolisme secara langsung.


Penggunaan metaphora secara langsung/jelas dipengaruhi oleh sebuah sifat dasar pada objek itu sendiri,
sehingga makna yang timbul dari objek tersebut menyerupai artinya. Misalnya tempat penjualan alat musik,
dengan bentuk bangunan seperti piano.

2. Simbolisme tidak langsung/tersamar.


Suatu bentuk akan memberikan suatu makna yang tersamar pada jenis bangunan tertentu yang merupakan
suatu simbol yang timbul untuk memenuhi fungsi bangunan tersebut.

Penggolongan jenis simbol guna mengidentifikasi dalam konsep perancangan:

1.Simbol yang tersamar yang menyatakan peran dari bentuk


2.Simbol sebagai unsur pengenal
3.Simbol metafora

Metafora adalah suatu bentuk yang apabila diamati akan mempunyai makna yang berbeda-beda bagi orang awam
yang mengamatinya.

Metafora dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

1. Metafora yang tidak dapat diraba (intangible metaphor)


Berangkat dari suatu konsep, ide, hakikat manusia dan nilai-nilai seperti individualisme, naturalisme,
komunikasi, tradisi dan kebudayaan.
2. Metafora yang nyata (tangible metaphor)
Berangkat dari nilai-nilai visual serta spesifikasi/karakter tertentu dari sebuah benda.

3. Metafora kombinasi (combine metaphor)


Merupakan gabungan dari tangible metaphor dan intangible metaphor.

IVAN PRATAMA ADI PUTRA / 17051010052


MUSEUM

STUDI PRESEDEN ARSITEKTUR TEMATIK


MUSEUM
TSUNAMI ACEH
Sign, Symbol, Identitiy

TSUNAM
IVAN PRATAMA ADI PUTRA / 17051010052
Museum Tsunami Aceh
Informasi Umum.
Museum Tsunami Aceh atau juga dikenal dengan nama Rumoh Aceh Escape Hill
dibangun di atas area seluas 10.000 m2, berlokasi di Ibukota Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam, Jalan Sultan Iskandarmuda persisnya di bekas kantor Dinas Peternakan
Aceh, sebelah pemakaman kuburan Belanda (Kerkhoff ).
Museum Tsunami Aceh ini merupakan karya dari juara pertama dalam sayembara
pembuatan museum pengenang tragedi tsunami 26 Desember 2004. Museum ini
tidak hanya sebuah bangunan monumen, tapi juga menjadi museum yang
monumental. Sebuah bangunan yang mampu mengekspresikan kejadian tsunami .
Museum Tsunami Aceh ini menampilkan simulasi elektronik dari gempa bumi Samudra
Hindia, foto-foto korban serta kisah nyata dari korban yang selamat.

Bangunan ini dibangun pada tahun 2007 dibawah pengawasan


Ridwan Kamil, dosen Arsitektur ITB (saat itu belum menjawab
sebagai Walikota Bandung). Pada 27 Februari 2009, bangunan ini
diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dibuka
untuk umum pada 8 Mei 2009.

Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D.


Sebagai Arsitek dari Museum Tsunami Aceh.

IVAN PRATAMA ADI PUTRA / 17051010052


Museum Tsunami Aceh
Dalam desain museum ini, Arsitek mencoba merespon beberapa aspek penting dalam perancangan seperti:
Memori terhadap peristiwa bencana tsunami.
Fungsionalitas sebuah bangunan museum/memorial.
Identitas kultural masyarakat Aceh.
Estetika baru yang bersifat modern dan responsif terhadap konteks urban.

+ + +

Bencana tsunami. Bangunan Museum. Identitas Aceh. Estetika Modern dan Responsif

Denah Konsep.
Denah Museum Tsunami Tsunami Aceh menganalogika menganalogikan sebuah epicenter sebuah epicenter atau pusat
pusaran air dari gelombang laut tsunami.

IVAN PRATAMA ADI PUTRA / 17051010052


FASAD
Museum Tsunami Aceh
Konsep Fasad.
Bentuk fasad bangunan Museum bangunan Museum Tsunami Tsunami Aceh ini menganalogikan bentuk kapal di atas rumah,
kapal tersebut merupakan salah satu fenomena yang terdampar didekat pantai di daerah lampulo baru Kota Banda Aceh pada
saat terjadi bencana tsunami pada 26 Desember 2004 dan saat ini kapal tersebut telah dijadikan sebagai museum wisata situs
tsunami Aceh.
Pada bangunan bangunan Museum Tsunami Aceh dipertinggi dipertinggi
dengan kolom-kolom kolom-kolom dibawahnya.Selain dari bentuk
museum yang seperti seperti kapal, terdapat terdapat bagian bentuk yang
menonjol, yangmenonjol, yaitu pada bagian yang terlihat seperti sumur
silender.

Bentuk tersebutmembentuk suatu ruang yang didalamnya terdapat makna,


pada b suatu ruang yang didalamnya terdapat makna, pada bagian atas
sumur tersebut terdapat gian atas sumurtersebut terdapat sebuah lubang
yang menyorotkan cahaya ke atas langit dengan tulisan arab “Allah”.
Ekspresi dari bentuk tersebut sangat mengandung nilai-nilaireligi yang meru-
pakan cerminan konsep hubungan manusia dan Allah.

IVAN PRATAMA ADI PUTRA / 17051010052


Museum Tsunami Aceh

Konsep Atap.
Desain atap Museum Tsunami Tsunami menganalogikan menganalogikan sebagai sebagai
bukit penyelamatan sebagai antisipasi terhadap bahaya jika suatu saat terjadi Tsunami,
yang juga merupakan taman terbuka publik yang dapat diakses dan dipergunakan
setiap saat sebagai respon terhadap konteks urban

Konsep Panggung.
pilihan terhadap bangunan panggung terinspirasi dari rumah panggung
tradisional Aceh yang terbukti tahan terhadap bencana alam.

IVAN PRATAMA ADI PUTRA / 17051010052


Museum Tsunami Aceh
Konsep Dinding.
Dinding pada Museum Tsunami Aceh mengunakan konsep
hubungan antarumat manusia. Hal tersebut diterapkan pada kulit bangunan eksterior.
Ukiran kulitbangunan tersebut mengadopsi dari tari saman yang menurut sang
arsiteknyamelambangkan kekompakan dan kerja sama antar manusia Aceh.

IVAN PRATAMA ADI PUTRA / 17051010052


Museum Tsunami Aceh
Konsep Ruang Dalam.
Ruang Space of Fear (Lorong Tsunami).
Lorong tsunami merupakan akses awal untuk memasuki memasuki Museum Tsunami Aceh. Tsunami Aceh.
Memiliki Memiliki panjang panjang 30 m dan tinggi mencapai mencapai 23 m melambangkan melambangkan
tingginyagelombang tingginyagelombang tsunami tsunami yang terjadi terjadi pada tahun 2004. Air mengalir
di kedua sisidinding museum, suara gemuruh air, cahaya yang remang dan gelap, lorong yangsempit dan lembab,
mendeskripsikan ketakutan masyarakat Aceh pada saattsunami terjadi,

Ruang Memorial Hall.

merupakan ruang kenangan yang memiliki 26 monitor sebagai lambang dari kejadian
tsunami yang melanda Aceh ada 26 Desember 2004. Setiap monitor menampilkan gambar
dan foto para korban dan lokasibencana yang melanda Aceh pada saat tsunami sebanyak
40 gambar yang ditampilkan dalam bentuk slide.

Ruang Space of Fear (Lorong Tsunami). Ruang Memorial Hall.

IVAN PRATAMA ADI PUTRA / 17051010052


Museum Tsunami Aceh
Ruang Sumur Doa.
Ruangan berbentuk silinder dengan cahaya remang dan ketinggian 30 meter ini memiliki meterini memiliki kurang lebih
kurang lebih 2.000 nama-nama 2.000 nama-nama koban tsunami koban tsunami yang tertera yang tertera disetiap
dindingnya. Ruangan ini difilosofikan sebagai kuburan massal tsunami dan pengunjung danpengunjung yang memasuki
memasuki ruangan ruangan ini dianjurkan dianjurkan untuk mendoakan mendoakan para korban menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.

Ruang A Ruang Atrium of hope of hope

Ruangan Ruangan ini adalah area berupa ruang yang besar, sebagai sebagai simbol dari harapan
dan optimisme menuju masa depan yang lebih baik. Pengunjung akan menggunakan ramp yang
terlihat seperti jembatan (Jembatan perdamaian) untukmelintasi kolam dan atrium dan merasakan
suasana hati yang lega.

Kesimpulan

Bangunan memiliki filosofi bentuk dari bentuk khas atau dari unsur-unsur lokal, selain itu bangunan ini mampu bercerita kepada
setiap pengunjung. Setiap bentuk (baik atap, fasad, dll) yang ada pada bangunan memiliki arti. Penggunaan Simbolis dan Identitas
dari budaya Aceh sangat terasa pada bangunan ini sehingga bangunan ini mampu menjadi landmark kota tersebut. Kuatnya
penggunaan tanda, identitas, dan simbol yang jelas pada suatu bangunan menjadikan bangunan itu menjadi suatu karya
arsitektur yang menarik.

IVAN PRATAMA ADI PUTRA / 17051010052

Anda mungkin juga menyukai